penemuan mayat mahasiswi, Aline, di toilet fakultas. Kejadian tersebut ditangani oleh Polres Sleman. Penyidik menyimpulkan bahwa tewasnya Aline diduga karena pembunuhan. Penyidik kemudian menetapkan Cathy dan pacarnya, James, sebagai tersangka serta melakukan penahanan terhadap keduanya. Hal tersebut didasarkan dari keterangan beberapa saksi yang menyatakan bahwa Aline selama ini sedang terlibat masalah serius dengan Cathy. ILUSTRASI KASUS (2)
Penyidik juga menggeledah rumah milik
teman Cathy yang bernama Laura dan menyita mobil milik Laura, karena mobil tersebut sering dipinjam dan dipakai Cathy. Dalam perkembangannya, penyidik melakukan penghentian penyidikan (SP3) terhadap James dan membebaskan James dari tahanan, sedangkan penyidikan dan penahanan terhadap Cathy jalan terus. Atas tindakan penyidik tersebut, Cathy, James dan Laura berniat melakukan “PRAPERADILAN”. ANALISIS KASUS (1)
Apabila Cathy, James dan Laura berniat
mengajukan praperadilan, maka ke manakah permohonan praperadilan tersebut disampaikan ? Apakah Cathy bisa mengajukan praperadilan terhadap “penetapan tersangka” yang dilakukan oleh penyidik ? Apakah Laura bisa mengajukan praperadilan terhadap “penggeledahan” dan “penyitaan” yang dilakukan oleh penyidik atas mobilnya ? ANALISIS KASUS (2) Apakah James dapat mengajukan ganti kerugian dan rehabilitasi terhadap keluarnya SP3 atas dirinya melalui praperadilan ? Apabila tindakan SP3 penyidik tersebut akan dipraperadilankan, maka siapa saja yang memiliki hak untuk itu ? Bagaimanakah proses pengajuan dan pemeriksaan permohonan praperadilan itu dilakukan ? ANALISIS KASUS (3)
Bagaimanakah bentuk dan isi putusan
praperadilan yang dijatuhkan oleh hakim ? Apakah permohonan praperadilan yang diajukan oleh Cathy, James dan Laura itu dimungkinkan ”gugur” ? Apabila putusan praperadilan menyatakan bahwa tindakan SP3 penyidik adalah ”sah”, maka apakah putusan praperadilan tersebut dapat dimintakan upaya hukum ? Berdasarkan ilustrasi dan analisis kasus di atas, apa sebenarnya yang menjadi latar belakang pemikiran (rasio) diakomodasinya praperadilan dalam KUHAP ? PENGERTIAN PRAPERADILAN Pasal 1 Angka 10 dan Pasal 77-83 KUHAP. Wewenang Pengadilan Negeri; Untuk Memeriksa dan Memutus : 1. sah-tidaknya penangkapan/penahanan; 2. sah-tidaknya penghentian penyidikan/ penghentian penuntutan; 3. permintaan ganti kerugian atau rehabilitasi karena perkara tidak diajukan ke pengadilan. RASIO PRAPERADILAN
Mengawasi dan menguji tindakan
upaya paksa (“pengawasan horisontal”) agar tidak bertentangan dengan UU yang berlaku. Menjamin akuntabilitas tindakan upaya paksa. Perlindungan HAM tersangka dalam penyidikan/penuntutan. PEMOHON PRAPERADILAN Sah-tidaknya upaya paksa : tersangka/ keluarga/kuasa hukum. Sah-tidaknya penghentian penyidikan : penuntut umum/pihak ketiga yang berkepentingan. Sah-tidaknya penghentian penuntutan : penyidik/pihak ketiga yang kerkepentingan. Ganti kerugian/rehabilitasi : tersangka/ pihak ketiga yang berkepentingan. PENGAJUAN PRAPERADILAN
Permohonan ditujukan kepada Ketua
Pengadilan Negeri. Permohonan diregister dalam perkara praperadilan. Ketua Pengadilan Negeri menunjuk Hakim dan Panitera. Pemeriksaan dilakukan dengan Hakim Tunggal. PEMERIKSAAN PRAPERADILAN
Penetapan hari sidang.
Penyampaian panggilan sidang. Pemeriksaan sidang praperadilan. Penjatuhan putusan. PUTUSAN PRAPERADILAN Bentuk : “PENETAPAN” Isi : Pertimbangan Hukum dan Amar Putusan Amar Putusan : sah-tidaknya tindakan upaya paksa; sah-tidaknya penghentian penyidikan/penuntutan; diterima/ditolaknya ganti kerugian/ rehabilitasi; perintah pembebasan dari tahanan; perintah melanjutkan penyidikan/penuntutan; besarnya ganti kerugian; pernyataan pemulihan nama baik tersangka; perintah segera mengembalikan sitaan. GUGURNYA PRAPERADILAN
Praperadilan “gugur” : “pemeriksaan
praperadilan dihentikan sebelum putusan dijatuhkan” atau “pemeriksaan praperadilan dihentikan tanpa ada putusan”. Praperadilan “gugur” : apabila perkaranya (pokok perkara) telah diperiksa Pengadilan Negeri, dan pada saat perkaranya diperiksa Pengadilan Negeri, pemeriksaan praperadilan belum selesai. UPAYA HUKUM PUTUSAN PRAPERADILAN
BANDING : “penetapan tentang tidak
sahnya penghentian penyidikan atau penghentian penuntutan”. KASASI : putusan praperadilan tidak bisa dimintakan upaya hukum kasasi : 1. Putusan MA No. 227/K/KR/1982. 2. Putusan MA No. 680 K/Pid/1983. 3. Pasal 45A UU No. 5 Tahun 2004.