• Kesimpulan
Apoteker di apotek X melanggar undang-undang
perlindungan konsumen, sumpah dan kode etik profesi
apoteker.
• Solusi
- Apoteker harus menjalankan tugasnya sbg “decision
maker” dalam hal ini harus bisa memberikan alternatif
sediaan yg efisien dan efektif.
- Apoteker menjalankan tugasnya tidak hanya azas
mencari keuntungan pribadi tetapi memahami dan
mengimplementasikan lafal sumpah dalam amanahnya.
Bentuk Pelanggaran kode etik dan
disiplin apoteker di rumah sakit
1. Apoteker membuat suatu obat yang isinya campuran dari
beberapa obat (oplosan)
2. Produk memiliki kualitas kurang bagus tetapi tetap
dimasukkan ke dalam formularium karena menjadi
sponsor/PBF memberikan subsidi besar. Atau sebaliknya
kualitas baik tetapi tidak dicantumkan kedalam formularium,
karena tidak memberikan untung misalnya bonus atau
penawaran menarik lainnya.
3. Apoteker dalam memberikan pelayanan swamedikasi (OTC &
OWA) melengkapi dirinya dengan statoskop, tensi meter, alat
tes gula darah dll. Kita harus mengetahui tugas, tanggung
jawab dan kewenangan profesi sehingga alat yang kita gunakan
tersebut digunakan bukan untuk diagnosa, namun untuk
mendukung swamedikasi pasien dan monitoring obat/hasil
terapi serta hanya memberikan “warning” kepada pasien.
Kasus:
Karena suatu kondisi (stok kosong) obat X, yang diminta
dalam resep tidak dapat dilayani. Setelah di cek ternyata IFRS
mempunyai obat Y yang kandungannya sama dari pabrik lain.
Harga obat pengganti memang lebih mahal, tetapi dengan
pertimbangan agar pasien segera dapat dilayani, tidak ada pasien
yang membeli obat di luar RS dan efisiensi perputaran stok di
IFRS, Apoteker segera memberikan obat Y tersebut. Setelah
menerima obatnya, pasien yang bersangkutan minta dibuatkan
kopi resep, namun Apoteker keberatan karena resep sudah
ditebus semua. Namun karena pasien terus mendesak akhirnya
Apoteker membuatkan kopi resep dan menuliskan obat
Y, sesuai obat yang diterima pasien pada kopi resep tersebut.
Apoteker mengganti merek obat dengan harga yang lebih mahal
tanpa konfirmasi kepada pasien tidak boleh. Harusnya
sampaikan kepada pasien alasan dan rekomendasi bahwa beda
tapi sama isinya.
Sebaiknya Apoteker melakukan konfirmasi kepada dokter
penulis resep dan menghimbau untuk mematuhi formularium
rumah sakit.
Apoteker seharusnya bersedia membuat kopi resep (kopi resep
adalah hak pasien).
Apoteker tidak mengikuti kaidah penulisan kopi resep (pcc).
Harusnya:
R/ Obat xxx
S 3 dd 1 det
Da Obat Y
Bentuk Pelanggaran kode etik dan disiplin
apoteker di INDUSTRI/ teman sejawat
1. Klaim, saling mengklaim suatu produk →
melanggar etika.
2. Kebohongan publik →menginfokan tentang
khasiat suatu obat yang tidak benar.
3. Memproduksi produk obat dengan kualitas
rendah.
4. Menjual produk reject.
Kasus:
Pemerintah telah menetapkan harga jual obat
adalah 1- 3 kali harga obat generiknya. Seorang
apoteker yang menjabat sebagai Manajer Produksi di
suatu industri farmasi mendapati bahwa harga bahan
baku glibenclamid naik sehingga setelah diproduksi
menjadi tablet glibenklamid juga harga tinggi. Bila
mengikuti harga yang ditetapkan pemerintah, pabrik
mengalami kerugian. Diketahui bahwa pabrik farmasi
yang memproduksi tablet glibenclamid hanya oleh
beberapa pabrik farmasi.
Dari kasus, tindakan yang sebaiknya dilakukan apoteker
yaitu :