Anda di halaman 1dari 17

SEMINAR PROPOSAL

SKRIPSI
DIVERSIFIKASI YANG
TERJADI PADA MASJID
AGUNG JAWA TENGAH
Muhammad Aqil Kasim
K8414031
BAB 1
Pendahuluan
A. Latar Belakang

Jumlah umat muslim Indonesia merupakan yang terbesar di Indonesia bahkan dunia. Di
Indonesia dari sekitar 250 juta penduduk terdapat sekitar 80% jumlah penduduk muslim Indonesia.
Jumlah itu sebanding dengan jumlah rumah ibadah atau masjid yang saat ini terdapat di Indonesia,
namun sayangnya tidak dibarengi dengan jumlah jamaah yang hadir baik untuk beribadah maupun
mengkaji ilmu-ilmu keagamaan. Dan pada akhirnya DKM (Dewan Kemakmuran Masjid) atau para
takmir-takmir masjid mencoba untuk menghadirkan jamaah dalam rangka memakmurkan masjid. Ada
beberapa masjid yang mencoba menambah beberapa hal yang akhhirnya menajdikan alasan kuat
untuk jamaah hadir ke masjid salah satunya adalah menambah, menginovasi bangunan masjid.
Salah satunya adalah masjid yang terdapat di Jawa Tengah yaitu Masjid Agung Jawa Tengah.
Masjid ini memberikan nuansa lain dalam hal bangunan fisiknya. Dimana masjid ini mempunyai desain
fisik yang sangat indah dan juga mempunyai fasilitas-fasilitas yang belum tentu dimiliki oleh masjid paa
umumnya.Dan pada akhirnya karena keindahan tersebut jamaah pun ramai datang ke masjid terebut
dengan berbagai alasan tak hanya datang untuk beribadah atau menuntut ilmu agama saja, namun
layaknya datang ketempat wisata yaitu berfoto ditempat yang saat ini sudah menjadi salah satu ikon
dari Provinsi Jateng ini. Dan saat ini masjid ini juga berkeja sama dengan Dinas Pariwisata Kota
Semarang.
B. Rumusan Masalah

■ Bagaimana proses Diversifikasi yang dilakukan pengelola untuk menarik para


jamaah atau wisatawan datang ke MAJT?
■ Bagaimana upaya membangun brand equity yang dilakukan Masjid Agung Jawa
Tengah sehingga membentuk citra yang kuat di masyarakat sebagai masjid yang
unik?
c. Tujuan Penelitian

■ Berdasarkan latar belakang dan juga rumusan masalah yang ada, maka penelitian
ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahu bagaimana upaya Masjid Agung Jawa
Tengah bagaimana pengelola membangun brand equaty dan diversifikasi sehingga
mampu mebangun citra di masyaraka dan mampu menarik masyarakat untuk
berekunjung. kemudian bagaimana akhirnya masyarakat atau wisatawan yang
datang memadang fungsi Masjid Agung Jawa Tengah saat ini.
D. Manfaat Penelitian

■ Manfaat Teoritis
– Selain sebagai pengalaman peneliti, harapannya penelitian ini akan
bermanfaat bagi pengembangan pengetahuan yang akan datang.
– Untuk menambah wawasan pemikiran tentang pertambahan fungsi Masjid
Agung Jawa Tengah bagi wisatawan
■ Manfaat Praktis
– Bagi Masjid
Hasil penelitian ini di harapkan mampu menjadi tambahan saran bagi masjid untuk
memperkuat fungsi masjid yang sesungguhnya dan mampu memberikan tambahan usulan
untuk menjalakan fungsi masjid yang lebih baik.
– Bagi peneliti
Penelitian ini dapat digunakan sebagai tambahawan wawasan terkait fusngsi masjid dan
juga pengetahuan tentang fungsi masjid yang sudah mulai bertambah
– Bagi masyarakat
Dari penelitian ini harapannya pengunjung secara khusus dan masyarakat secara umum
mampu menjadikan masjid sebagai tempat yang sacral dan juga mampu memahami funsgi
masjid yang sesungguhnya.
BAB II
KAJIAN PUSTAKAN DAN KERANGKA BERFIKIR
A. KAJIAN PUSTAKA
Judul Pengarang

Komodifikasi Masjid : Upaya Membangun Brand Equity Nurul Khotimah


(Studi Kasus Pada Masjid Cheng Hoo Surabaya)” NIM. F17214208

“Revitalisasi Peranan Masjid di Era Modern (Studi Kasus Nurul Jannah


di Kota Medan)” NIM : 91214043378

“Commodification of Islamic Religious Tourism: from Jahanzeeb Qurashi


Spiritual to Touristic Experience” University of Central Lancashire

“Mengembalikan Fungsi Masjid Sebagai Pusat Peradaban


Puji Astari
Masyarakat”

“Perubahan Fungsi Masjid Islamic Center Dato Tiro Rida Mardia


Sebagai Destinasi Wisata di Kota Bulukumba” NIM: 30400113070
B. KERANGKA BERFIKIR

Masyarakat Diversifikasi
Masjid Agung Jawa Konsumsi Masjid Agung Jawa
Tengah
Baudrillard Tengah
TEORI

■ Baudrillard dalam hal ini menggunkan ide Galbraith, dan terdapat sejumlah analisis
kritis Galbraith, untuk mengembangkan perspektifnya sendiri tentang masyarakat
berkecukupan, yaitu masyarakat konsumsi. Baudrillard berpendapat bahwa tidak ada
masayarakat yang berkecukupan, saat ini kita hidup didalam suatu masyarakat
pertumbuhan, Baudrillard mengemukakan bahwa masyarakat pertumbuhan hakikatnya
adalah lawan dari masyarakat berkecukupan. Bagi Baudrillard konsumsi bukan sekedar
nafsu untuk membeli atau menikmati begitu banyak komoditas, satu fungsi kenikmatan,
satu fungsi individual , pembebasan kebutuhan, pemuas diri, kekakyaan atau konsumsi
objek. Konsumsi berada dalam tatanan satu objek, satu system dan satu kode atau
tanda. Memanipulasi objek sebagai tanda, sebagai komunikasi, sebagai system
pertukaran (Baudrillard, 2004). Dalam masyarakat modern saat ini manusia tidak hanya
mengkonsumsi barang, Baudrillard memperluas konsumsi dari barang bukan hanya
pada jasa tetapi juga kepada semua hal lainnya. Menurutnya, segala hal bias menjadi
objek konsumen, maknanya konsumsi menjadi hal yang sudah mengikat dalam hidup
kita (Baudrillard, 2004).
BAB III
METODE PENELITIAN
■ Tempat dan waktu Penelitian
– Tempat Penelitian
■ Masjid Agung Jawa Tengah
– Waktu
■ Metode Penelitian
– Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode Penelitain Kualitatif.
Menurut Denzin dan Lincoln penelitian kualitatif adalah penelitian yang
menggunakan latar ilmiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang
terjadi dan dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada.
Dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah
wawancara, pengamatan, dan pemanfataan dokumen (Moleong, 2014).
■ Data dan Sumber Data
– Data Primer :
a) Takmir/pengelola Masjid Agung Jawa Tengah, b) Dinas Pariwisata Kota
Semarang, c) Petugas parkir MAJT, d) Guide Menara Asmaul Husna, e)
Pengunjung yang hadir (Random Sampling)
– Data Sekunder :
a) Internet atau media elektronik, b) koran atau surat kabar, c) atau dokumen
lainnya seperti gambar atau video yang mendukung data primer
■ Teknik Pengembilan Subjek Penelitian
– Spradley mengemukakan langkah-langkah menetapkan subjek penelitian atau
informan, ada lima langkah yaitu : a) enkulturasi penuh, maknanya mengetahui
budaya atau faham dengan baik,t entang informasi yang kita butuhkan b)
ketelibatan langsung atau bagian dari objek penelitian tersebut, c) punya cukup
waktu untuk menjadi informan d) memberikan informasi secara natural tanpa
settingan (Djaelani, 2013).
■ Teknik pengumpulan data
– Instrumen Penelitian Kualitatif
– Observasi Partisipatif
– Wawancara Mendalam
– Kajian Dokumen
■ Teknik Uji Validitas Data
– Triangulasi Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik uji validasi data
Triangulasi Sumber (data triangulation).
■ Teknik Analisa Data
– Dalam Teknik Analisa data penelitian ini peneliti menggunakan Teknik Analisa
model Miles dan Huberman.
Pengumpulan data reduksi data Penyajian data penyimpulan

Anda mungkin juga menyukai