Anda di halaman 1dari 44

Biodata

NAMA : MUMUNG PRAMUJI, S.Pi


TTL : PURWOKERTO
STATUS : KAWIN
ALAMAT : JL. FLORES BARU III NO. 125 RT.03 / RW.11,
KEL. PANGGUNG, TEGAL TIMUR, KOTA TEGAL
PENDIDIKAN TERAKHIR : STRATA (S1) PERIKANAN
PENGALAMAN KERJA :
1. PT. TOFIQO (1975 – 1980)
2. BPPP TEGAL (1982 – 2011)
3. SMK PELAYARAN BARUNA SLAWI (2011 – 2015)
4. SMK PELAYARAN BAHARI TEGAL (1999 – SEKARANG)
HP: 0817 – 9595742
Perencanaan
Pelayaran
Ship Plan
Oleh: Mumung Pramuji, S.Pi
Tujuan
Pembelajaran  Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat membuat rencana
Umum pelayaran dengan aman dan efektif untuk keselamatan pelayaran.

(TPU)
Success Shipping
(sukses dalam berlayar)

Alat Navigasi Berlayar


(Aid to Navigation) (Coastwise sailing)

Peta Laut Rambu-Rambu


(Nautical Chart) (Sign)
 Ilmu – ilmu kepelautan merupakan pengetahuan yang spesifik
dengan bermacam – macam karakteristik.
 Cabang ilmu kepelautan yang mempelajari tentang peta laut dan
cara menggunakan peta laut dan buku terbitan navigasi adalah
Ilmu Menjangka Peta.
 Pengetahuan sebagai seorang ahli dalam melayarkan kapal
dimulai ketika harus membuat sebuah rencana pelayaran yang
Pendahuluan dituangkan langsung diatas peta, jika rencana tersebut
dilaksanakan maka kapal dapat berlayar dengan aman dari
tempat tolak ke tempat tiba.
 Pengetahuan tersebut meliputi pemahaman tentang :
 1. Keselamatan
 2. Keamanan dan,
 3. Efisiensi Pelayaran
 Navigasi atau pandu arah adalah penentuan kedudukan (position)
Pengertian dan arah perjalanan baik di medan sebenarnya atau di peta, dan
oleh sebab itulah pengetahuan tentang pedoman arah (compass)
Navigasi dan peta serta teknik penggunaannya haruslah dimiliki dan
dipahami.
 Navigator atau nakhoda kapal harus mengetahui beberapa
cabang pengetahuan selain ilmu pelayaran, diantaranya :
 1. Ilmu Cuaca
Cabang Ilmu  2. Olah Gerak
Pelayaran  3. Stabilitas
 4. Sarana sebagai pembantu navigasi seperti : bui, lampu suar,
peta-peta laut, metode penentuan posisi dll.
 Ilmu – ilmu tersebut dirangkum menjadi Ilmu Menjangka Peta
 Pengertian peta secara umum ialah suatu denah jaringan sebagai
hasil memindahkan bentuk dari permukaan bumi ke atas suatu
bidang datar.
PETA
(Definisi)  Didalam pelayaran peta tidak hanya dipakai sebagai pengenal
daerah saja akan tetapi juga untuk pengukuran jarak, penarikan
haluan, penarikan baringan untuk posisi dan merupakan salah satu
alat untuk mendapatkan jarak yang pendek antara pelabuhan ke
pelabuhan (dari tempak tolak menuju tempat tujuan).
PETA
(Konversi)
 Peta Laut adalah peta atau jenis proyeksi peta yang dipergunakan
atau diperlukan dalam pelayaran. Dari kegunaanya peta laut dapat
dibagi menjadi antara lain :
 1. PETA PELAYARAN
PETA LAUT
 2. PETA LINGKARAN BESAR
(Nautical Chart)
 3. PETA CUACA
 4. PETA JARINGAN
 5. PETA ARUS
 6. PETA ISOGON
PETA
PELAYARAN
peta yang digunakan
untuk berlayar
PETA
LINGKARAN
BESAR
peta yang digunakan
dalam pelayaran
dengan memakai
haluan lingkaran
besar (orthodrome)
PETA CUACA
peta yang digunakan
untuk mengikuti gerak
perubahan cuaca atau
menganalisa cuaca
PETA
JARINGAN
(Lattice Chart)

peta yang digunakan


untuk berlayar dengan
mempergunakan alat
navigasi elektronik
PETA ARUS
peta yang
menggambarkan
gerakan arus di lautan
PETA ISOGON
peta yang
menggambarkan
isogon di bumi
 1. PROYEKSI SILINDER
 Digunakan untuk menggambar peta laut, peta cuaca, peta arus,
peta jaringan.
PROYEKSI  2. PROYEKSI GNOMONIK
PETA LAUT  Digunakan pada peta lingkaran besar
(Nautical Chart)  3. PROYEKSI LAMBERT CONFORMAL
 Digunakan untuk peta lingkaran besar
 4. PROYEKSI LINTANG MENENGAH
 Merupakan modifikasi proyeksi silinder untuk peta pelayaran
 Harus dilengkapi dengan semua keterangan-keterangan
sebagai berikut :
PETA  1. garis pantau dan jenis pantai.
PELAYARAN  2. tinggi gunung yang terlihat dari laut.
 3. tanda-tanda di daratan yang terlihat dari laut seperti mercu
jenis proyeksi yg suar, rambu, menara, masjid dan gereja.
lazim digunakan  4. jenis dasar laut dan kedalaman laut.
ialah proyeksi  5. bahaya-bahaya navigasi.
 6. arus-arus setempat.
merkator
 7. gangguan-ganguan setempat contohnya magnetik bumi.
 8. batas-batas perairan seperti pelabuhan, batas-batas daerah
terlarang.
 Perbandingan dari satu satuan panjang di peta terhadap penjang
yang sebenarnya di permukaan bumi.
 1. Skala Umum, misalnya 1 : 100.000 yang artinya 1 satuan
panjang di peta = 100.000 satuan tersebut pada keadaan yang
Skala Peta sebenarnya.
 2. Skala Angka, yaitu perbandingan yang sebenarnya misalnya 1
cm = 1 km, artinya 1 cm di peta = 1 km pada keadaan yang
sebenarnya.
 3. Skala Grafik, yaitu skala yang berbentuk garis yang mempunyai
pembagian dalam mil, yard, km, m dan sebagainya.
 1. Peta Ikhtisar, menggambarkan daerah-daerah yang luas pada
ukuran perbandingan yang kecil. Digunakan untuk menunjukkan
variasi, angin-angin, arus-arus dll. Skala 1 : 100.000 atau lebih
kecil.
 2. Peta Haluan, atau peta perantau dipergunakan untuk pelayaran
pada jarak jauh dari pantai dan juga untuk menarik garis-garis
Pembagian Peta haluan. Skala 1 : 600.000 hingga 1 : 1.000.000
Menurut Skala  3. Peta Pantai, digunakan untuk pelayaran antara pulau dan
sepanjang pantai. Skala 1 : 100.000 hingga 1 : 600.000
 4. Peta Penjelas, digunakan untuk navigasi di selat-selat atau di
air pelayaran yang sulit. Skala 1 : 50.000 atau lebih besar.
 5. Peta Rencana, digunakan untuk menyinggahi bandar-bandar,
pelabuhan-pelabuhan atau tempat berlabuh. Skala 1 : 50.000 atau
lebih besar.
 1. Nomor Peta, dicetak pada sudut kanan bawah dan sudut kiri atas
dari peta diluar garis peta.
 2. Nama Peta, dicetak di tempat yang paling baik dan nyata, tidak
menutupi keterangan-keterangan penting maupun daerah lalu lintas
dari peta. Dibawah nama peta terdapat beberapa keterangan sbb:
a. Skala
Keterangan b. Tahun survey
Yang Umum c. Harga peta
d. Penerbit
Terdapat Di e. Patokan dalam air (sounding)
Peta Laut f. Patokan tinggi obyek di darat (height)
g. Muka surutan (chart datum)
h. Jenis proyeksi
i. Keterangan penting (caution / warning)
j. Pasang surut
 3. Tahun penerbitan, dicetak diluar garis batas peta, dibagian
bawah di tengah-tengah. Contoh : Published at the admiralty 15 th
Jan 1897.
 4. Tahun Edisi baru, dicetak disebalah kanan dari tahun
penerbitan. Contoh : New edition 6 th Juni 1921.
 5. Koreksi besar, dicetak disebelah kanan dari tahun edisi baru
Keterangan atau jika disebelah kanan tahun penerbitan sudah dicetak tahun
edisi baru, maka sering kali koreksi besar ini dicetak di bawahnya.
Yang Umum Contoh : Large correction 23 rd August 1946.
Terdapat Di  6. Koreksi kecil, dicetak diluar garis peta disudut kiri bawah.
Koreksi ini memuat keterangan tentang tahun, bulan dan dasar
Peta Laut pembetulan peta. Contoh : Small correction 1947 – 3.18 – 4.22
1948 – 2.17. Koreksi ini berdasarkan :
a. Berita Pelaut
b. Navigation warning
c. Informasi resmi
 7. Tanggal pencetakan, dicetak disudut kanan atas menurut hari
atau minggu pada tahun yang bersangkutan. Contoh : 45.64
artinya hari ke-45 tahun 1964 berarti tanggal 14 Februari 1964.
Keterangan  8. Ukuran peta, diberikan dalam satuan inch atau mm dan
Yang Umum ditunjukkan di sudut kanan bawah disebelah kiri nomor peta.
Contoh : (25.06 x 18.05).
Terdapat Di
 9. Bahan yang dipakai pencetak peta, dicetak dibawah ukuran
Peta Laut peta. Contoh : Zc 1949 artinya bahan pencetak terbuat dari zinc.
 10. Patokan untuk mencetak peta, dicetak pada keempat sudut
peta dengan tanda siku-siku kecil berwarna lembayung.
 11. Keterangan pasang dan arus pasang, keterangan pasang
biasanya berbentuk tabel atau tanda seperti belah ketupat dengan
abjad atau angka sebagai pengenal misalnya A atau 29 ataupun
dengan anak panah.
 12. Dalam laut, dinyatakan dalam depa (fathom) dan kaki (feet) atau
dalam meter dan decimeter. Dibawah 11 depa selalu ditulis dalam
depa dan kaki. Contoh : 82 artinya 8 depa 2 kaki.
Keterangan  13. Muka surutan, adalah suatu permukaan khayalan darimana dalam
laut diukur. Muka surutan yang dipakai oleh badan hidrografi di dunia
Yang Umum :
Terdapat Di a. Indonesia : duduk terendah rata-rata dalam jangka waku ½
tahun.
Peta Laut b. Inggris : air terendah purnama rata-rata (mean LW spring) ialah
rata-rata dari permukaan air pada waktu air rendah purnama.
c. Amerika : di Atlantik, rata-rata dari semua air rendah pada
suatu tempat. Di Pacifik, rata-rata dari letak-letak permukaan
air yang terendah pada waktu air surut.
d. Belanda : rata-rata dari permukaan-permukaan air rendah pada
waktu air rendah purnama.
 14. Tinggi-tinggi, dinyatakan dalam kaki (feet) atau meter
Keterangan terhadap air tinggi purnama rata-rata (MHWS = Mean High Water
Spring). Contoh : (342) artinya tinggi pulau tersebut = 342 m.
Yang Umum
 15. Tanda dan singkatan, pada peta laut Inggris terdapat dalam
Terdapat Di peta no. 5011. Pada peta Amerika dan Indonesia ditunjukkan
Peta Laut dalam peta no.1. Keterangan-keterangan yang sudah dibatalkan
tidak oleh dihapus, melainkan dicoret dengan tinta ungu.
Tanda
&
Rambu-Rambu
(simbol & sign)
Tanda
&
Rambu-Rambu
(simbol & sign)
Tanda
&
Rambu-Rambu
(simbol & sign)
Alat – alat
Menjangka Peta

1 set penggaris
segi tiga & mistar
jajar
Alat – alat
Menjangka Peta

busur derajat
Alat – alat
Menjangka Peta

Jangka pensil
&
Jangka semat
Alat – alat
Menjangka Peta

pensil
&
penghapus
Alat – alat
Menjangka Peta

calculator
 Mengukur jarak dan haluan pada peta Mercator dipakai satuan mil
laut. Perhitungan 1 (satu) mil laut adalah :

= 1 x keliling bumi
Mengukur Jarak 1
dan Haluan = 𝑥 ± 40.000 𝑘𝑚
3600
Kapal
= 1852 𝑚
(materi praktikum)  Haluan pada peta Mercator dapat ditentukan dengan mengambil
patokan pada arah garis-garis meridian sebagai Utara Sejati (True
North) atau dengan memakai mawar pedoman.
 Garis baringan atau garis haluan yang dilukiskan diatas peta
haruslah dalam arah sejati. Jika membaring suatu benda dengan
Garis Baringan pedoman maka yang didapatkan adalah baringan pedoman.
 Untuk memperoleh baringan sejati harus dikoreksi dengan variasi
(di peta) dan variasi (dalam daftar deviasi).
(materi praktikum)
 1. Jika terdapat 2 (dua) benda bumiawi atau lebih, maka akan
digunakan model BARINGAN SILANG (FIXED POSITION).
Menentukan  Contoh :
Posisi Kapal  Baringan suar R = 87°, baringan pulau S = 355°
 Posisi kapal (K) adalah perpotongan antara kedua garis
- BARINGAN SILANG- tersebut. Sebagai kontrol dapat juga dibaringkan dengan
(materi praktikum) pulau (P). Jika baringannya baik, ketiga garis baringan
tersebut akan berpotongan pada satu titik atau merupakan
segitiga kecil.
Menentukan
Posisi Kapal
- BARINGAN SILANG-
(materi praktikum)
 2. Jika terdapat hanya 1 (satu) benda bumiawi saja, maka akan
digunakan model BARINGAN GESERAN (RUNNING FIX).
 Contoh :
 Pk. 10.00 wib baringan suar S = 35° (Bs I)
Menentukan  Pk. 10.45 wib baringan suar S = 320° (Bs II)
Posisi Kapal  Kecepatan kapal = 12 knots. Haluan kapal 85 °
 Posisi kapal (K) pada pk. 10.45 adalah pada titik K yangg
- BARINGAN GESERAN- merupakan perpotongan antara garis Bs II degan garis Bs I
(materi praktikum) yang digeserkan sepanjang garis haluan dan sejauh :
45
 𝑥 12 = 9 𝑚𝑖𝑙
60
Menentukan
Posisi Kapal
- BARINGAN GESERAN-
(materi praktikum)
1. Pakailah peta dengan skala yang terbesar.
Merencanakan
2. Tariklah haluan-haluan yang akan diikuti pada peta yang akan
Jalannya digunakan.
Pelayaran 3. Tentukan patokan-patokan yang dipakai untuk merubah haluan
(Plannng the Passage) kapal, misalkan : Tanjung, Suar, Bukit dll. Perubahan haluan
sedapat mungkin dengan penuntun atau baringan tegak lurus
untuk mencegah kekeliruan dalam salah baringan, salah
(materi praktikum) gambar atau menggeser posisi sebagai tenggangan waktu.
4. Garis haluan harus sedemikian rupa sehingga bebas dari bahaya-
bahaya navigasi. Kemungkinan hujan atau kabut menutupi bahaya-
bahaya ini harus dipertimbangkan agar kapal tetap aman. Berikut
beberapa pegangan agar kapal dapat berlayar dengan aman :
a. Apabila pantainya terjal, lewatilah pada jarak ± 2 mil
Merencanakan b. Apabila pantainya landai, maka bergantung dari tempat kapal
masing-masing (± 3 mil dari tempat kandas)
Jalannya c. Apabila ada bahaya-bahaya navigasi ditempat pantai,
Pelayaran sedikitnya kapal harus berada 1 mil dari bahaya tersebutdalam
keadaan dimana kedudukan kapal dapat ditentukan setiap
(Plannng the Passage) saat, kalau tidak maka jaraknya harus diperbesar.
d. Pelampung-pelampung harus dilewati pada jarak sedikitnya
0,5 mil.
(materi praktikum)
e. Apabila ada bahaya-bahaya yang tak tampak, maka lewatilah
pada jarak 5-10 mil, bergantung dari pada kemungkinan kapal
didorong arus. Pada malam hari jaraknya agar diperbesar.
f. Sudut haluan sebaiknya mendekati 5º, misalnya 160º, 355º,
010º dll.
Merencanakan
Jalannya 5. Hitunglah pasang surut untuk tempat-tempat yang tertentu.

Pelayaran 6. Perkirakanlah kemungkinan adanya kapal-kapal lain pada


perairan yang sama terutama perairan-perairan ang sempit
(Plannng the Passage)
7. Hitunglah lamanya perjalanan.
(materi praktikum)
1. SKALA PETA (LINTANG & BUJUR)
2. MENENTUKAN TEMPAT (TITIK) DI PETA
materi 3. MEMBUAT GARIS HALUAN
praktikum 4. MENGHITUNG JARAK DI PETA
5. MEMINDAHKAN PETA LAMA KE PETA BARU
MENJANGKA PETA
6. MENETUKAN POSISI KAPAL DENGAN BARINGAN
Thank you
mumungpramuji55@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai