Anda di halaman 1dari 46

Laporan Kasus

DEMAM TIFOID

Oleh: Nidia Elfadillah Azhari

Pembimbing: dr. H. Wilson, Sp.A, M. Biomed


TEORI
PENDAHULUAN

 Demam Tifoid  Infeksi sistemik didapat dari


makanan/minuman yang telah tercemar tinja dan urin
akibat Salmonella Typhi

 Demam enterik dan endemis di Negara berkembang

(Indonesia)

 WHO (2003) : Di dunia 17 juta kasus demam tifoid dengan

insidens kematian 600.000 kasus pertahun


 The Centers for Disease Control and Prevention : Di dunia 21 juta

kasus pertahun, dengan viarian insiden antara 100-1000 kasus per


100.000 populasi per tahun.

 Indonesia : Insidennya 906.000 kasus pertahun dengan angka

kematian > 20.000 dan 91% kasus (3-19 Tahun).

 Demam Tifoid  Mendapat perhatian serius  Permasalahannya

semakin kompleks dengan meningkatnya kasus carrier atau relaps


dan MDRST  Menyulitkan upaya pengobatan dan pencegahan.
ETIOLOGI

 Genus Salmonella

 Bakteri gram (-) fakultatif anaerob,


Bentuk batang, Tidak berspora,
Motil, Berkapsul, Mempunyai  4 komponen antigen 
flagella menimbulkan 3 macam antibodi

 Dapat hidup beberapa minggu disebut aglutinin

dialam bebas (Air, es, sampah, 1. Antigen O (Somatik)


debu) 2. Antigen H (Flagella)
 Mati : Suhu 54,4⁰C (1 jam), suhu 3. Antigen Vi (Envelope)
60⁰C (15 menit) 4. Protein membran luar
DEFINISI

 Infeksi sistemik akut  Salmonella Typhi

 Ingesti makanan dan air yang terkontaminasi

 Ditandai dengan demam satu minggu atau lebih

disertai gangguan saluran pencernaan dan dengan


atau tanpa gangguan kesadaran
PATOGENESIS
MANIFESTASI KLINIS

- Umumnya tidak khas


- Sangat bervariasi
- Sistemik : Nyeri kepala, Malaise, Anoreksia, Nausea

- Inkubasi 5 - 40 hari (Rata-rata 10-14 hari)


- Selama masa inkubasi  Keadaan Asimtomatis
- Setelah masa inkubasi  Mulai tampak gejala klinis

- Minggu 1 : Step-ladder temperature chart  Titik tertinggi


akhir minggu 1 (38,8⁰C - 40⁰C)
- Minggu 2 : Demam kontinua (mencapai 40⁰C)
- Minggu 3 : Akhir suhu tubuh berangsur turun
- Minggu 4 : Kembali normal

- Rose spot : Timbul hari 7-10 (2-3)


1. Anamnesis 2. Pem. Fisik

DIAGNOSIS

3. Pem. Penunjang
- Darah tepi
- Kultur
- Serologi (Widal, Tubex)
- Dot Eia
Darah Tepi

 Anemia normositik normokromik

 Leukosit: Normal, Leukopenia, Leukositosis

 SGOT SGPT sering meningkat  Dapat kembali normal

setelah sembuh
Kultur atau Biakan

 Gold standard  Demam tifoid

 Biakan : Darah, Sumsum tulang, Urin, Feses, Cairan


duodenum (Biakan empedu), Rose spots

 Hasil (+) : Demam tifoid

 Hasil (-) : Tidak menyingkirkan demam tifoid  disebabkan :

- Telah mendapat terapi antibiotik

- Volume darah kurang

- Riwayat vaksin
Serologi  Widal

 Mendeteksi antibodi (Aglutinin) terhadap ST  Reaksi

aglutinasi :
- Aglutinin O (Berasal dari tubuh kuman)
- Aglutinin H (Berasal dari flagela kuman)
- Aglutinin Vi (Berasal dari simpai kuman)

 Demam tifoid (+) : Aglutinasi

1. Negatif palsu

2. Positif palsu
Serologi  Tubex

 Sangat akurat mendiagnosis infeksi akut (IgM)

 Interpretasi :

Skore Hasil Keterangan


<2 Negatif Tidak menunjukkan infeksi demam tifoid
3 Borderline Tidak dapat disimpulkan, ulangi pemeriksaan 3-5
hari kemudian
4-5 Positif Menunjukkan infeksi demam tifoid
>6 Positif Indikasi kuat infeksi demam tifoid
PENATALAKSANAAN

Sebagian besar pasien dirawat di rumah :


- Tirah baring
- Isolasi memadai
- Kebutuhan cairan dan kalori yang cukup
- Antipiretik
- Antibiotik

Kasus berat harus dirawat di RS :


- Observasi
- Pemenuhan nutrisi
- Cairan dan elektrolit
- Antipiretik
- Antibiotik
- Transfusi darah
Antibiotik

Antibiotik Dosis Pemberian Lama pemberian

Kloramfenikol 50-100 PO, IV 10-14 hari, 5-7


mg/kgBB/hari Dibagi dalam 4 hari setelah
dosis demam turun
Amoksisilin 100 mg/kgBB/hari PO, IV 10 hari
Kotrimoxazole 6 mg/kgBB/hari PO 10 hari
Ceftriaxone 80 mg/kgBB/hari IV, IM 5 hari
Cefixime 10 mg/kgBB/hari PO 10 hari
Dibagi dalam 2
dosis
Kortiosteroid

- Indikasi kasus berat dengan gangguan kesadaran


- Dexametason 1-3 mg/kgBB/hari IV dibagi dalam 2
dosis  sampai kesadaran membaik
Prognosis

 Tergantung ketepatan terapi, Keadaan kesehatan


sebelumnya, dan Ada tidaknya komplikasi

 Negara maju : Antibiotik adekuat  Mortalitas <1%

 Berkembang : Mortalitasnya >10%  Keterlambatan

diagnosis, Perawatan, Pengobatan


STATUS PASIEN
IDENTITAS
Identitas Pasien
 No. RM : 12 26 91
 Tgl masuk : 23 Juli 2018
 Nama : An. Muhammad Azka Aldric
 Umur : 4 Tahun
 Jenis kelamin : Laki-laki
 Anak Ke :1
 Agama : Islam
 Alamat : Menpura, Benteng hilir, Siak
KELUHAN UTAMA

 Demam sejak 2 minggu Sebelum masuk


rumah sakit
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
• Demam sejak 2 minggu yang lalu, demam naik turun, tinggi terutama sore
dan malam hari, tidak menggigil, tidak ada gusi berdarah maupun mimisan,
serta tidak disertai kejang.
• Demam disertai dengan pusing, nyeri tenggorokan, lidah kotor, batuk
berdahak, dan nyeri perut. Nyeri perut terutama dirasakan diseluruh perut.
Pasien juga sering meracau pada saat tidur, nafsu makan pasien menurun
tetapi pasien masih mau minum susu.
• Keluhan mual, muntah, dan pilek tidak ada. Buang air kecil dan buang air
besar tidak ada keluhan.
• Pasien sudah diberi obat penurun panas tetapi demam tetap naik turun.
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU

 Tidak pernah mengalami keluhan yang

serupa sebelumnya
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

 Keluarga pasien tidak ada yang mengeluhkan


keluhan yang serupa
RIWAYAT KEHAMILAN

 Riwayat ANC rutin di bidan


 Riwayat penyakit selama kehamilan disangkal
 Riwayat konsumsi obat saat hamil tidak ada

Ditolong oleh Dokter SPOG Panjang badan 50 cm

Cara lahir SC a/i PTM Lingkar kepala 32 cm


Berat lahir 3000 Gram Lingkar dada 32 cm
Langsung Ya Lama hamil 40 - 41 Minggu
menangis saat lahir
RIWAYAT MAKANAN DAN MINUMAN

 Bayi
 ASI eksklusif sampai usia 6 bulan di lanjutkan dengan ASI
dan MPASI sampai usia 2 tahun
 Anak
 Makan biasa, sehari 3 kali dan tidak terlalu suka makan
Sayur
RIWAYAT IMUNISASI

o Menurut ibu pasien, pasien mendapat imunisasi


dasar lengkap di RS dan posyandu
RIWAYAT TUMBUH KEMBANG
Riwayat Tumbuh Umur Riwayat Tumbuh Umur
Kembang Kembang
Tertawa 3,5 Bulan Lari 1,3 Tahun

Miring 5 Bulan Gigi pertama tumbuh Tidak


Ingat
Tengkurap Tidak Bicara 1,9 Tahun
Ingat
Duduk Tidak Membaca Belum
Ingat Bisa
Merangkak 8 Bulan Sekolah 4 tahun

Berdiri 11 Bulan
RIWAYAT LINGKUNGAN

• Rumah tempat tinggal : Tidak padat penduduk


• Sumber air minum : Air isi ulang
• Buang air besar : WC di dalam rumah
• Perkarangan : Bersih dan rapi
• Sampah : Dibuang ke TPS

Kesan : Cukup Baik


PEMERIKSAAN UMUM
 Keadaan umum : Tampak sakit sedang
 Kesadaran : Composmentis
 Tekanan darah : 110/70 mmHg
 Nadi : 112 x/menit, Reguler
 Nafas : 23 x/menit
 Suhu tubuh : 37,1 OC
 Data Antropoemetri
√ Berat Badan : 21 kg
√ Tinggi Badan : 110 cm
√ BB/U : 131 %
√ TB/U : 107 %
√ BB/TB : 110,5%
 Status gizi : Gizi lebih
PEMERIKSAAN FISIK

 Kulit : Sianosis (-), Ikterik (-)


 KGB : Tidak ada pembesaran
 Kepala : Normocephal
 Rambut : Tidak mudah rontok (-), Warna hitam
 Mata : CA (-/-), SI (-/-), Cekung (-/-)
PEMERIKSAAN FISIK

 Telinga : Sekret (-), Lubang (+), Nyeri tekan (-)


 Hidung : Sektret (-), Deviasi septum (-), Darah (-), NCH (-)
 GiMul : Karies (-), Gusi berdarah (-), Bibir kering (+),
Lidah kotor (+)
 Tenggorok
- Tonsil : T1/T1
- Faring : Hiperemis (+)
 Leher :
- KGB : Tidak teraba perbesaran
- JVP : Tidak meningkat
PEMERIKSAAN FISIK
Toraks (pulmo)
 Inspeksi : Simetris, Retraksi dinding dada (-), Jejas (-)
 Palpasi : Vokal fremitus simetris ka=ki
 Perkusi : Sonor di seluruh lapangan paru
 Auskultasi : Vesikular (+/+), Rh (-/-), Wh (-/-)
Toraks (cor)
 Inspeksi : Ictus cordis tidak terlihat
 Palpasi : Ictus cordis teraba di SIC 5 midclavicularis
sinistra
 Perkusi : Batas jantung dalam batas normal
 Auskultasi : BJ 1 dan 2 reguler, Murmur (-), Gallop (-)
PEMERIKSAAN FISIK
Abdomen
 Inspeksi : Datar, Distensi (-)
 Palpasi : Nyeri tekan epigastrium (+), Hepar dan lien tidak teraba,
Turgor baik
 Perkusi : Timpani
 Auskultasi : BU (+) normal
Punggung
 Skoliosis (-), Lordosis (-), Gibbus (-), Kifosis (-)
Genitalia
 Tidak ada kelainan
Ekstremitas
 Superior : Akral hangat, Edema (-), CRT <2’’, Sianosis (-)
 Inferior : Akral hangat, Edema (-), CRT <2’’, Sianosis (-)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM

Darah rutin
Hemoglobin : 12,7 g/dl
Leukosit : 17.300/mm3
Eritrosit : 4.74 Juta/mm3
Hematokrit : 36,5 %
Trombosit : 555.000/mm3

Tubex-TF : Score 6
DIAGNOSIS KERJA
 Demam Tifoid

DIAGNOSIS BANDING
 Malaria
 Demam Dengue
PENATALAKSANAAN

 IVFD Kaen IB 65 cc/KgBB/24 jam (18 TPM


Makro)
 Injeksi Ceftriaxone 2 x 1 gr
 Paracetamol Sirup 250 mg 4 x 1 Cth
 Paracetamol Suppost 250 mg 1 x di IGD
 ML DSP 1500 kkal
FOLLOW UP
Tanggal Perjalanan Penyakit Terapi
23/07/2018  S : Demam tinggi (+), Nyeri perut (+), Pusing (+), Nyeri  IVFD Kaen 1B 65
IGD tenggorokan (+), Batuk (+), Mual dan Muntah (-), BAB dan cc/KgBB/24 Jam
BAK (+)  Inj. Ceftriaxon 2x1
 O : KU : Tampak sakit Sedang, Kesadaran : Composmentis. gr1
TD : 100/70, HR : 110, RR : 24, T: 40⁰C  PCT Syr 250 mg 4 x
 A : Hemodinamik Belum Stabil I cth

 Paracetamol suppost
250 mg 1x di IGD

Bangsal  S : Demam (+) naik turun, Nyeri perut (+), Pusing (+), Nyeri  IVFD Kaen 1B 65
tenggorokan (+), Batuk (+), Mual dan Muntah (-), BAB dan cc/KgBB/24 Jam
BAK (+)  Inj. Ceftriaxon 2x1
 O : KU : Tampak sakit Sedang, Kesadaran : Composmentis. gr1 (Telah diberikan
TD : 100/70, HR : 11, RR : 23, T : 37,1⁰C di IGD)
 A :Hemodinamik Mulai Stabil  PCT Syr 250 mg 4 x
I cth
FOLLOW UP
24/07/2018  S : Demam (+) naik turun, Nyeri perut (+), Pusing (+), Nyeri  IVFD Kaen 1B 65
tenggorokan (+), Batuk (+), Mual dan Muntah (-), BAB dan cc/KgBB/24 Jam
BAK (+)  Inj. Ceftriaxon 2x1
 O : KU : Tampak sakit sedang, Kesadaran : Composmentis gr2
TD : 110/70, HR : 112, RR : 24, T : 36⁰C  Paracetamol Inf. 250
 A: Hemodinamik Mulai Stabil mg K/P

25/07/18  S : Pusing (+), Batuk (+), Demam (-), Nyeri perut (-), Nyeri  IVFD Kaen 1B 65
Tenggorokan (-), Mual dan Muntah (-), BAB dan BAK (+) cc/KgBB/24 Jam
 O : KU : Tampak Sakit Ringan, Kesadaran : Composmentis  Inj. Ceftriaxon 2x1
TD : 100/80, HR : 110, RR : 24 T : 36,1⁰C gr3
 A : Hemodinamik Stabil  Paracetamol Syr 250
mg I Cth K/P

 Paracetamol Inf. 250


mg IV K/P
FOLLOW UP

26/07/18  S : Batuk (+), Demam (-), Nyeri perut (-), Nyeri  IVFD Kaen 1B 65
PAPS Tenggorokan (-), Pusing (-), Mual dan Muntah (-), BAB cc/KgBB/24 Jam
dan BAK (+)  Inj. Ceftriaxon 2x1
 O : KU : Tampak Sakit Sedang, Kesadaran : Composmentis gr4
TD : 110/70, HR : 110, RR : 24, T : 35,9⁰C  Paracetamol Syr 250
 A : Hemodinamik Stabil mg I Cth K/P

 Paracetamol Inf. 250


mg IV K/P
PEMBAHASAN
KASUS TEORI

Anamnesis (Gejala Klinis) : Gejala klinis :


 Demam sejak 2 minggu yang  Minggu ke-1 Step-ladder
lalu, demam naik turun, temperature chart
tinggi terutama sore dan  Minggu ke-2 demam tinggi
malam hari, tidak menggigil, kontinua (Mencapai 400C)
tidak ada gusi berdarah  Adanya gangguan
maupun mimisan, serta tidak gastrointestinal
disertai kejang.
 Dengan atau tanpa gangguan
kesadaran
KASUS TEORI

Pemeriksaan Fisik Pemeriksaan Fisik


 Ditemukan nyeri tekan  Nyeri tekan epigastrium,
epigastrium meteorismus
 Ditemukan lidah tifoid, Tidak  Sebagian besar anak
ditemukan Rose spot, mempunyai lidah tifoid,
hepatomegali, splenomegali hepatomegali, splenomegali.
 Rose spot muncul pada hari
ke-7 hingga 10
KASUS TEORI

Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan Penunjang


 Darah Tepi :  Gold standard : Kultur
- Anemia (-)  Darah tepi : Anemia
- Leukositosis normositik normokrom,
Leukosit ( Normal,
 Tubex-TF : Score 6
Leukopenia, Leukosistosis )
- Indikasi kuat infeksi demam
 Serologi : Widal dan Tubex
tifoid
- Tubex : Lebih akurat dalam
mendiagnosis infeksi akut
mendeteksi Antibodi-IgM
KASUS TEORI

Penatalaksanaan Penatalaksanaan
 Tirah baring  Tirah baring
 Diet : ML DSP 1500 kkal  Pemenuhan nutrisi, Cairan
 IVFD Kaen 1B 65 dan Elektrolit
cc/KgBB/24 jam ( 18 TPM  Antipiretik
Makro)  Antibiotik
 Ceftriaxone Injeksi 2 x 1 gr  Kortikosteroid
 Paracetamol Sirup 250 mg 4
x 1 Cth
 Paracetamol Suppost 250 mg

Anda mungkin juga menyukai