DEDE MAHDIYAH
DARAH
ALAT
- pipet
- semprit suci hama & kering
- jarum suntik no.20 (untuk anak-anak use no.23)
- lancet
- ikatan pembendung (tourniquet)
- kapas alkohol 70%
Wadah
- botol penampung yang tertutup, bersih n kering.
- wadah hrs diberi label yg berisi nama pasien, nomor pasien
n tanggal.
Volume
- untuk darah vena diperlukan ± 2,5 ml- 5 ml
Persiapan Pasien
- tidak diperlukan.
Cara Pengambilan
Darah tidak boleh diambil dari daerah yang terinfeksi (misal
bisul, luka, radang) atau kulit yg dingin dan pucat.
Bila kulit dingin atau pucat harus dipijat dan direndam dalam
air hangat.
1. darah kapiler
A. lokasi
- pd org dewasa biasanya pd ujung jari manis atau jari tengah
dibagian tepi
- pd bayi n anak kecil dpt dilakukn di bagian tumit / ibu jari
kaki dibagian pinggir.
Cara
- bersihkan ujung jari pasien dg kapas alkohol 70%. Biarkan
kering sendiri
- peganglah bagian yg akn ditusuk supaya tdk bergerak n
tekan sedikit. Tusuk dg lancet steril sedalam ± 3 mm (pd bayi
tidak boleh lebih 2,5 mm). Darah harus keluar dg sendirinya
tanpa harus diperas.
Tetesan darah pertama dihapus dg kapas kering dan tetesan
berikutnya dpt digunkn untuk pemeriksaan.
B. darah vena
Lokasi
- pembuluh darah pd lipat siku, pilih yg paling jelas n paling
besar.Yg paling baik yaitu pd salah satu cabang yg
membentuk hurufY, tepat diatas percabangan (No.1). Bila
perlu dapat pula diambil pd tempat no. 2,3 dan 4. (gambar).
Cara
- letakkan lengan pasien lurus di atas meja dg telapak tangan
menghadap keatas.
- kemudian lengan diikat cukup erat dg tourniquet untuk
membendung aliran darah, tetapi tdk boleh terlalu kencang
sebab dapat merusak pembuluh darah
- pasien disuruh mengepal n membuka tangannya beberapa
kali utk mengisi pembuluh darah.
- dalam keadaan tangan pasien masih mengepal, ujung
telunjuk kiri pemeriksa mencari lokasi pembuluh darah yg
akan ditusuk.
- bersihkan lokasi tersebut dg kapas alkohol dan biarkan
kering.
- peganglah semprit dg tangan kanan dan ujung telunjuk pd
pangkal jarum.
- tegangkan kulit dg jari telunjuk dan ibu jari kiri di atas
pembuluh darah tdk bergerak, kemudian tusukkan jarum dg
sisi miring menghadap ke atas dan membentuk sudut ± 25o .
- jarum dimasukkan sepanjang pembuluh darah ± 1-1 ½ cm.
- dg tangan kiri, pengisap semprit ditarik perlahan-lahan
sehingga darah masuk kedlm semprit.
- sementara itu kepalan tangan dibuka dan ikatan
pembendung diregangkan atau dilepas sampai didapat
sejumlah darah yg dikehendaki.
- letakkan kapas kering pd tempat tusukkan, jarum ditarik
kembali.
- pasien disuruh menekan bekas tempat tusukkan dg kapas
tersebut slm beberapa menit dg tangan masih dlm keadaan
lurus (tdk boleh ditekuk).
- lepaskan jarum dr sempritnya dan alirkanlah (jgn
disemprotkan) darah ke dalam wadah atau tabung yg tersedia.
Agar darah yang diperiksa tidak membeku, dapat digunakan
antikoagulan:
1. EDTA (ethylene diamine tetra acetate) sbg garam Na atau
K-nya dibuat dlm bentuk larutan 10% atau bentuk kering.
EDTA tdk berpengaruh terhadap besar dan bentuk leukosit
maupun eritrosit.
Pemakaian: 1 ½ mg EDTA/ml darah.
Cara membuat darah EDTA
A. sediakan botol/tabung yg telah berisi 3 mg EDTA
B. alirkan 2 ml darah kedalaamnya
C. tutuplah botol dan segera campur dengan gerakan
melingkar searah jarum jam di atas meja secara perlahan-
lahan selama 60 detik atau lebih.
Darah EDTA dapat disimpan dlm lemari es (suhu 4o C), slm
± 24 jam.
Untuk membuat sediaan apus dapat dipakai darah EDTA yg
disimpan paling lama 2 jam.
2. larutan Oxalat
Pemakaian: 0,2 ml oxalat/1 ml darah
URIN
Urin sewaktu
Urin yg dikeluarkan pd waktu yg tdk ditentukan (sewaktu-
waktu). Digunakan utk bermacam-macam pemeriksaan.
Urin pagi
Urin yg pertama-tama dikeluarkan pd pagi hari setelah
bangun tidur pagi hari. Digunakan untuk pemeriksaan berat
jenis, protein, dan sedimen.
Pengambilan urin
Wadah
Bermulut lebar dan dapat ditutup rapat misalnya pot/tempat
bekas obat
Harus bersih dan kering
Wadah harus diberi label yg bersisi nama pasien, nomor
pasien, tanggal.
Volume
Volume urin yg ditampung ± 20 ml, kecuali bila hendak
memeriksa berat jenis diperlukan urin ± 50 ml
Sebaiknya urin segera diperiksa
Jika tertunda, maka urin harus disimpan dlm lemari es (suhu
± 4o C) atau dlm termos berisi es batu.
Urin postpradial :
Adalah urin yang pertama kali dikeluarkan 1,5-3 jam sehabis
makan.
Tujuan :
Untuk pemeriksaan terhadap glukosuria.
Urin 24 jam:
Adalah urin yang dikumpulkan selama 24 jam dalam botol
besar yang bersih dan diberi bahan pengawet.
Tujuan :
Untuk menentukan kuantitas suatu zat dalam urin.
Petunjuk khusus :
Wanita
Labia dibuka selama prosedur
Meatus dibersihkan dengan gerakan dari depan kebelakang
dan kapas pembersih satu kali pakai dibuang
Pria
Preputium dibuka bila yang tidak dikhitan
Glans penis dibersihkan dengan kasa sekali pakai buang
Persiapan Alat dan Sampel Urin
Urin rutin/lengkap :
Urin bersih/urin sewaktu
Botol penampung 1 buah
Urinal/bedpan
Tisu
Urin 24 jam :
Botol penampung besar bervolume 2 liter atau lebih berisi
pengawet thymol yang dapat ditutup dengan baik.
Waskom besar 1 buah
Spuit 2,5 cc, 1 buah
Tabung darah beku, 1 buah
Urin untuk pemeriksaan bakteriologi :
Urin steril 10 cc.
Botol penampung steril.
Sarung tangan steril.
Kapas sublimat, kain kasa steril, alat ganti balutan.
Bedpan/urinal, 1 buah.
Bengkok sedang steril, 1 buah.
Spuit 10 cc dan jarum, 1 buah.
Tisu.
Mengambil Urine Dengan Cara
Midstream
Persiapan alat
Kapas sublimat steril
Sarung tangan steril
Botol steril yang sudah diberi etiket (botol)
Bengkok
Perlak
Handuk
Sabun mandi
Pispot/pasu surungan
Formulir pemeriksaan
Persiapan pasien
Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
Anjurkan pasien untuk banyak minum setengah jam sebelum
pengambilan urin midstream (jika pasien tidak ada batasan
minum)
Langkah-langkah
Perawat/ bidan mencuci tangan
Pasang sampiran, tutup gorden sekitar tempat tidur dan tutup pintu
ruangan
Ruangan cukup terang
Pasang perlak dibawah bokong pasien
Jika daerah genitalia sangat kotor bersihkan dengan sabun dan
keringkan
Pasien wanita diatas pasu surungan
Cuci tangan dan pasang sarung tangan
Bersihkan daerah Meatus Uretra seperti pemasangan kateter
Anjurkan pasien untuk berkemih
Ambil urine 30-60 cc ditengah-tengah aliran urine (pada pasien
wanita labia sambil tetap terbuka) langsung kedalam botol steril
Tutup botol urine
Pasien dibiarkan untuk melanjutkan berkemih
Bersihkan sisa-sisa urine yang berada diluar botol
Rapikan pasien dan beri posisi yang nyaman
Perawat/ bidan mencuci tangan
Tulis formulir sesuai dengan jenis pemeriksaannya dan botol
diberi label
Kirim segera kelaboratorium selambat-lambatnya 15 menit
setelah pengambilan
Tulis pada catatan perawat/bidan yaitu; tanggal, waktu
pengambilan dan karakteristik urine
Feses
Prinsip
Dg penambahan zat eosin atau lugol maka mikroorganisme
dan unsur-unsur lain dalam feses akan tampak lebih jelas.
Tujuan
Melihat adanya kelainan-kelainan dalam feses, baik secara
makroskopis maupun secara mikroskopis.
Persiapan
Pasien tidak dibenarkan makan obat pencahar.
Pengambilan spesimen
- wadah
Pot plastik yg bermulut lebar bertutup dan bersih. Diberi
label yg berisi nama pasien, nomor pasien, dan tanggal.
Alat
- lidi atau spatel kayu
- kapas lidi
Cara
- tinja segar
Sebaiknya tinja diambil pd pagi hari. Ambil tinja segarbagian
tengah sebesar ujung ibu jari, masukkan kedalam wadah dan
tutup rapat.
- rectal swab (cara lihat pd petunjuk pengiriman sediaan
penyakit menular dlm rangka pengamatan kejadian luar
biasa).
Cairan pervagina
a. Persiapan alat
1. Kapas lidi steril
2. Objek gelas
3. Bengkok
4. Sarung tangan
5. Spekulum
6. Kain kassa, kapas sublimat
7. Perlak
b. Prosedur
1. Memberitahu dan memberi penjelasan pada klien tentang
tindakan yang akan dilakukan.
2. Mendekatkan alat
3. Memasang sampiran
4. Membuka dan menganjurkan klien untuk menanggalkan
pakaian bagian bawah (jaga privacy pasien)
5. Memasang pengalas dibawah bokong pasien
6. Mengatur posisi pasien dengan kaki ditekuk (dorsal
recumbent)
7. Mencuci tangan
8. Memakai sarung tangan
9. Membuka labia mayora dengan ibu jari dan jari telunjuk
tangan yang tidak dominan
10. Mengambil sekret vagina dengan kapas lidi dengan tangan
yang dominan sesuai kebutuhan
11. Menghapus sekret vagina pada objek gelas yang
disediakan
12. Membuang kapas lidi pada bengkok
13. Memasukkan objek gelas ke dalam cawan petri atau ke
dalam tabung kimia dan ditutup
14. Memberi label dan mengisi formulir pengiriman
spesimen untuk dikirim ke laboratorium
15. Membereskan alat
16. Melepas sarung tangan
17. Mencuci tangan
18. Melakukan dokumentasi tindakan
Sputum
Persiapan alat
Sputum Biakan
Botol sputum steril, 3 buah (SPS)
Formulir bakteriologi untuk pemeriksaan BTA
Sputum Cytologi
Botol sputum steril
Cairan untuk fiksasi
Alkohol 70 %
Alkohol 96 % (sesuai permintaan dokter)
Formulir cytologi
Object Glass
Persiapan pasien
Pasien/keluarga diberi penjelasan tentang tindakan yang akan
dilakukan
Langkah-langkah
Perawat / bidan mencuci tangan
Pasien disuruh berkumur
Sputum diambil pada pagi hari sebelum pasien makan
Menyuruh pasien untuk batuk efektif dan mengeluarkan
dahak kedalam botol untuk sputum biakan
Setelah sputum dikeluarkan langsung difiksasi di object glass
dengan alkohol 70 % dan 96 %
Mengirim bahan kelaboratorium
Sikap
Sabar
Teliti
- Tidak menunjukkan rasa jijik
Laparoskopi
Laparoskopi adalah teknik bedah invasif minimal yang
menggunakan alat-alat berdiameter kecil untuk menggantikan
tangan dokter bedah melakukan prosedur bedah di dalam
rongga perut.
Kamera mini digunakan dengan terlebih dahulu dimasukkan
gas untuk membuat jarak pemisah antara rongga sehingga
dapat terlihat dengan jelas.
Dokter bedah melakukan pembedahan dengan melihat layar
monitor dan mengoperasikan alat-alat tersebut dengan kedua
tangannya.
Pada bidang ginekologi (kesehatan organ reproduksi
wanita), kondisi yang dapat ditangani dengan teknik
laparoskopi antara lain mioma uteri, tumor ovarium, nyeri
haid, endometriosis, adenomiosis, infertilitas, sterilisasi tuba,
pelengketan saluran tuba, pelengketan organ genitalia,
kehamilan di luar kandungan, pengangkatan rahim atau
ovarian drilling.
Persiapan
Tindakan laparoskopi dilakukan dalam pembiusan umum dengan
lama tindakan bervariatif antara 1 sampai dengan 3 jam. Rata-rata
umumnya lama operasi akan berlangsung 2 jam.
Pasien diharapkan melengkapi persiapan seperti pemeriksaan
darah rutin dan puasa selama minimal 6 jam.
Pada kondisi tertentu pasien akan diminta untuk persiapan usus 1-
2 hari sebelumnya.
Untuk tindakan laparosokopi kandungan umumnya pasien akan
berada pada posisi lithotomy (posisi pemeriksaan kandungan) dan
trendelenburg (posisi badan dan kepala turun ke bawah).
Selama tindakan rongga abdomen (perut) akan dikembungkan dengan
menggunakan gas CO2 untuk mendapatkan rongga yang aman untuk
operasi. Hal ini akan menimbulkan rasa kembung dan tidak nyaman
selama beberapa hari paska operasi. Gas yang masih tertahan kadang
juga menimbulkan rasa tidak nyaman dibahu.
Mual muntah sering dikaitkan dengan obat bius yang dapat ditangani
dengan mudah. Luka sayatan akan ada didaerah pusar untuk kamera
sebesar 1 cm dan sayatan lain sebesar 5mm disamping panggul dan
didaerah bawah perut. Umumnya Luka ini sembuh sangat cepat dan
tidak berbekas. Pada individu yang mempunyai bakat keloid, perlu
didiskusikan mengenai langkah preventif. Karena akan ada manipulasi
rahim, pasien akan mengalami pendarahan seperti menstruasi sekitar
beberapa hari.
• Kateterurin dan infusakan dilepas umumnya secepat mungkin
dalam 24 jam pertama.
• Mobilisasi pasien akan diusahakan secepat mungkin dalam 1 hari
pertama. Pasien umumnya akan diperiksa kesiapan untuk mulai
makan dan minum setelah operasi dengan mengevaluasi bunyi
usus.
• Pasien dapat dipulangkan dalam satu hari tetapi pada kondisi
yang umum pasien hanya membutuhkan perawatan 1 paling lama 2
hari.