Anda di halaman 1dari 29

PRESENTASI KASUS

ABORTUS IMINENS

Disusun Oleh :
Dyah Sri Anawati
1102014081

Konsulen Pengampu :
DR. dr. Semuel, Sp.OG, MH

KEPANITERAAN KLINIK ILMU OBSTETRIK DAN GINEKOLOGI


FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS YARSI - RS POLRI
2019
PRESENTASI KASUS
Keluhan utama

Keluar darah dari jalan lahir sejak 1 hari sebelum masuk


rumah sakit

Keluhan tambahan

Nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien perempuan berusia 20 tahun datang dengan keluhan


keluar darah dari jalan lahir berwarna merah segar sejak 1 hari sebelum masuk
rumah sakit. Pasien mengaku satu minggu sebelum masuk rumah sakit pasien
mengeluh keluar darah berwarna cokelat, tidak bergumpal-gumpal, dan
disertai nyeri perut bagian bawah, nyeri bersifat hilang timbul. Pasien sempat
berobat ke bidan dan mendapat obat penguat kandungan. Pasien mengaku
setelah obat habis, pasien mengalami keluar darah banyak berwarna merah
segar dari jalan lahir. Dalam satu hari pasien mengganti pembalut sebanyak
dua hingga tiga kali. Pasien mengaku hamil anak pertama dengan HPHT
tanggal 25 Desember 2018. Keluhan saat ini pasien mengaku keluar darah
berwarna merah segar dari jalan lahir setiap usai buang air kecil dan nyeri
perut bagian bawah. Keputihan, mual, muntah, dan demam disangkal. Pasien
juga mengeluh flu saat ini. Buang air kecil dalam batas normal, buang air besar
terakhir 3 hari yang lalu.
Riwayat Penyakit Dahulu :
Riwayat hipertensi (-)
Riwayat hipertensi dalam kehamilan (-)
Riwayat diabetes melitus (-)
Riwayat asma (-)
Riwayat alergi obat dan makanan (-)
Riwayat pemakaian KB (-)
Riwayat keguguran (-)
Riwayat trauma (-)

Riwayat Penyakit Keluarga :


Pasien menyangkal adanya riwayat penyakit hipertensi, diabetes melitus, asma
maupun jantung pada keluarga pasien.

Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, dengan usia pernikahan kurang dari sebulan.
Riwayat Fertilitas
Riwayat fertilitas dinilai baik

Penyakit dan Operasi yang pernah dialami


Riwayat operasi sebelumnya disangkal.

Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak pernah memakai kontrasepsi sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
(Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 25 April 2019 jam 19.30 WIB)

Keadaan umum : Tampak sakit sedang

Kesadaran (GCS) : Komposmentis (E4M6V5)

Tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
SpO2 : 98 %
Suhu : 36,4 oC
BB: 40 kg
TB : 155 cm

Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, pupil bulat, isokor
Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Cor : BJ I-II regular, Gallop (-), Murmur (-)
Abdomen :
• Inspeksi: Perut datar, hiperemis (-), sikatrik (-)
• Auskultasi : BU (+) normal
• Palpasi : Leopold 1 ->TFU: 1 jari dibawah pusat
• Ballotement (+)
• DJJ: 142 x/menit

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-), sianosis (-)

Inspeksi : V/U perdarahan (+)

Inspekulo : porsio tertutup, erosi (+), tampak darah kecokelatan


mengalir dari OUE

Pemeriksaan dalam: Tidak dilakukan


PEMERIKSAAN PENUNJANG

Laboratorium, tanggal 23 April 2019


Pemeriksaan USG
RESUME
• G1P0A0 hamil 17 minggu, janin tunggal hidup.
• Keluhan keluar darah dari jalan lahir sejak 1 hari sebelum masuk rumah
sakit. Pasien mengaku satu minggu sebelumnya pasien keluar darah
berwarna cokelat dari jalan lahir dan sempat berobat ke bidan serta diberi
obat penguat kandungan.
• Keluhan lain adalah nyeri perut bagian bawah.
• Keputihan, mual, muntah, dan demam disangkal.
• TFU: satu jari dibawah pusat, ballotement (+), DJJ: 142 x/menit.
• Pada inspeksi didapatkan V/U perdarahan (+).
• Pada
• inspekulo didapatkan porsio tertutup, erosi (+), dan tampak darah mengalir
berwarna cokelat dari OUE.
• Riwayat hipertensi, diabetes melitus, alergi, dan trauma disangkal.

Diagnosis Klinis : G1P0A0 H-17 minggu, janin tunggal hidup, dengan abortus
iminens
Daftar Masalah

1. Abortus iminens

Uraian Masalah
Ny. B, usia 20 tahun, G1P0A0 H-17 minggu, janin tunggal hidup, dengan
abortus iminens. Pada kehamilan saat ini, terdapat keluhan keluar darah dari
jalan lahir. Sebelumnya pasien mengaku sudah mengkonsumsi obat penguat
kandungan dari bidan, namun setelah obat habis, perdarahan tidak berhenti
dan semakin banyak. Pasien mengganti pembalut dua hingga tiga kali dalam
sehari. Risiko yang dapat terjadi adalah abortus inkomplit, anemia hingga
berisiko terjadi syok hipovolemik. Prognosis tergantung pada metode terapi
dan edukasi kepada pasien.
Rencana Diagnostik
• Test pack
• Ultrasonografi

Rencana Tatalaksana

Tatalaksana Nonfarmakologi
Bed rest total hingga perdarahan benar-benar berhenti

Tatalaksana Farmakologi
• Duphaston 2x5 mg (2 hari)
• Asam tranexamat 3x500 mg
• Ceftriaxone 2x1 gram
• Asam folat 1x400 mg
• Kalk 3x1 P.O
• Hemobion 1x1 P.O
Rencana Edukasi
1. Informasikan kondisi ibu dan janin saat ini
2. Informasikan tanda – tanda bahaya saat kehamilan
3. Informasikan risiko/komplikasi yang dapat terjadi mengenai kehamilan saat
ini

DIAGNOSA BANDING
-

PENATALAKSANAAN
• IVFD bricasma 2 ampul dalam RL 500 cc 20 tpm
• Duphaston 2x5 mg (2 hari)
• Asam tranexamat 3x500 mg
• Ceftriaxone 2x1 gram
• Asam folat 1x400 mg
• Kalk 3x1 P.O
• Hemobion 1x1 P.O

PROGNOSIS
• Quo ad Vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Definisi

Abortus adalah pengeluaran sisa konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (viable). Batasannya adalah usia gestasi kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram.

Epidemiologi

Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam. Sebagian besar studi menyatakan
kejadian abortus spontan terjadi 15-20% dari semua kehamilan. Apabila dikaji
lebih jauh maka angka kejadiannya bisa lebih dari 50%. Hal ini dikarenakan
tingginya angka chemical pregnancy loss yang tidak diketahui pada 2-4 minggu
setelah terjadi konsepsi. Sebagian besar kegagalan kehamilan ini dikarenakan
kegagalan gamet misalnya sperma dan disfungsi oosit
• tingginya umur ibu
• rendahnya tingkat pendidikan
• kurang berat badan dan obesitas
• banyaknya paritas dan graviditas
• jauhnya jarak kehamilan
• adanya riwayat abortus
FAKTOR RISIKO • usia menarche yang terlalu dini
• buruknya pola konsumsi
• pekerjaan ibu
• tidak dilakukannya pemeriksaan
kehamilan sejak trimester awal
• stress
• paparan asap rokok
• Faktor genetik
• Kelainan kongenital uterus
• Autoimun
ETIOLOGI • Defek fase luteal
• Infeksi
• Hematologik
• Lingkungan

1. Abortus spontan
KLASIFIKASI
1. Abortus provokatus
Abortus Spontan

Abortus imminens (threatened abortion)

Abortus insipiens (inevitable abortion)

Abortus inkomplitus

Abortus komplitus

Missed abortion

Abortus habitualis

Abortus infeksiosus, abortus septik


Abortus Provokatus

1. Abortus terapeutik

2. Abortus kriminalis
Patogenesis

Proses abortus iminens biasanya berlangsung secara spontan maupun sebagai


komplikasi dari abortus provokatus kriminalis ataupun medisinalis. Proses
terjadinya berawal dari pendarahan pada desidua basalis yang menyebabkan
nekrosis jaringan diatasnya. Pada abortus iminens nekrosis yang terjadi tidak
cukup dalam untuk menimbulkan pelepasan hasil konsepsi dari dinding uterus.
Namun jika tidak segera ditangani, nekrosis dapat meluas dan menimbulkan
inkompetensi desidua dalam menjaga hasil konseptus sehingga dapat berlanjut
kepada abortus inkomplit atau komplit. Pada kehamilan antara 8 minggu sampai
14 minggu villi koriales menembus desidua lebih dalam sehingga umumnya
plasenta tidak dilepaskan sempurna yang dapat menyebabkan banyak
perdarahan. Pada kehamilan lebih dari 14 minggu umumnya yang mula-mula
dikeluarkan setelah ketuban pecah adalah janin, disusul kemudian oleh plasenta
yang telah lengkap terbentuk. Perdarahan tidak banyak jika plasenta segera
terlepas dengan lengkap.
Diagnosis dan Diagnosis Banding

Diagnosis abortus iminens biasanya diawali dengan keluhan perdarahan


pervaginam pada usia gestasi kurang dari 20 minggu. Penderita mengeluh
mulas sedikit atau tidak ada keluhan sama sekali kecuali perdarahan
pervaginam. Ostium uteri masih tertutup, besarnya uterus sesuai dengan umur
kehamilan dan tes kehamilan urin masih positif.

PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Ultrasonografi (USG) Transvaginal dan Transabdominal
2. Observasi Denyut Jantung Janin

BIOKIMIA SERUM IBU


1. Kadar human chorionic gonadotropin (HCG) kuantitatif serial
2. Pemeriksaan Kadar Progesteron
Pencegahan

• Vitamin, diduga mengonsumsi vitamin sebelum atau selama awal kehamilan


dapat mengurangi risiko keguguran
• Antenatal care (ANC), disebut juga prenatal care, merupakan intervensi lengkap
pada wanita hamil yang bertujuan untuk mencegah atau mengidentifikasi dan
mengobati kondisi yang mengancam kesehatan fetus/bayi baru lahir dan/atau
ibu, dan membantu wanita dalam menghadapi kehamilan dan kelahiran.
Penatalaksanaan

Tirah Baring

Abstinensia

Progestogen

Antibiotik

Relaksan otot uterus


PROGNOSIS

Abortus imminens merupakan salah satu faktor risiko keguguran,


kelahiran prematur, berat bayi lahir rendah, perdarahan antepartum,
ketuban pecah dini, dan kematian perinatal. Namun, tidak ditemukan
peningkatan risiko bayi lahir cacat. Macam dan lamanya perdarahan
menentukan prognosis kehamilan. Prognosis abortus imminens baik,
namun prognosisnya menjadi kurang baik apabila perdarahan
berlangsung lama dan terdapat nyeri perut yang disertai pendataran
serta pembukaan serviks.
PEMBAHASAN

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK Abortus Imminens

USG

• Sangat penting selama kehamilan untuk monitoring vital sign dan adanya
keluhan.
• KIE merupakan hal yang sangat penting didalam kasus ini dimana yang harus
dititikberatkan adalah tentang diagnosis penyakitnya, tindakan apa yang
dilakukan, komplikasi apa yang dapat terjadi, rencana monitoring kehamilan,
evaluasi terhadap tindakan, mencari penyebab abortus (untuk persiapan
kehamilan beikutnya), disamping itu juga terhadap faktor sosial dimana
harapan masih bisa hamil lagi, prognosis abortus yang berulang atau tidak.
KESIMPULAN
Abortus imminens sering terjadi dan merupakan beban emosional yang serius,
meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, bayi dengan berat badan
lahir rendah, kematian perinatal, perdarahan antepartum, dan ketuban pecah
dini, namun tidak ditemukan peningkatan risiko bayi lahir cacat. Pemeriksaan
USG transvaginal atau abdominal penting dilakukan untuk meningkatkan
ketepatan diagnosis dan penatalaksanaan, menentukan apakah janin viabel
atau non viabel, kehamilan intrauteri, ekstrauteri, mola, atau missed abortion
serta menggambarkan prognosis ibu hamil yang mengalami gejala abortus
imminens. Gambaran aktivitas jantung janin umumnya dikaitkan dengan 85-
97% tingkat keberhasilan kehamilan, sedangkan kantung kehamilan besar yang
kosong atau perbedaan antara perhitungan HPHT dan USG lebih dari
seminggu menunjukkan prognosis buruk, semakin tua usia ibu pada saat hamil
dan tingginya riwayat keguguran sebelumnya memperburuk prognosis.
Pemeriksaan kadar serum β-hCG cukup efektif untuk menentukan prognosis
penyakit. Belum ada cukup bukti yang menjelaskan tentang upaya pencegahan
abortus imminens baik melalui pemberian asupan vitamin dan ANC rutin.
Pada umumnya, prognosis abortus iminens baik, karena kondisi janin masih
dalam kondisi baik. Komplikasi yang dapat terjadi adalah abortus inkomplit
hingga abortus komplit. Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah tirah baring,
pemberian anti perdarahan, vitamin, pemberian analgetik pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA

1. Prawirohardjo S. 2014. Ilmu Kebidanan. PT Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo: Jakarta.
2. Rangkuti LF, Lutan D, & Sanusi SR. 2018. Parity and Maternal Illness and
the Incidence of Imminent Abortion. KEMAS 14 (1): 56-61.
3. Hamidah. 2013. Faktor Dominan yang Berhubungan dengan Kejadian
Abortus Imminens. Jurnal Ilmu dan Teknologi Ilmu Kesehatan 1 (2): 29-33.
4. Purwaningrum ED & Fibriana AI. 2017. Faktor Risiko Kejadian Abortus
Spontan. HIGEIA 1 (3): 84-94.
5. Purwaka B & Indanwati R. 2013. Perbandingan Konsentrasi Progesterone-
Induced Blocking Factor (PIBF) Urin pada Wanita Hamil Usia Kehamilan <
12 Minggu Normal dan Abortus Iminen di Instalasi Rawat Darurat dan
Instalasi Rawat Jalan RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Majalah obstetri dan
ginekologi: Surabaya.
6. Dharma A. 2016. Laporan Kasus Abortus Iminens Juni 2015 Faktor Resiko,
Patogenesis dan Penatalaksanaan. ISM 3 (1): 44-50.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai