ABORTUS IMINENS
Disusun Oleh :
Dyah Sri Anawati
1102014081
Konsulen Pengampu :
DR. dr. Semuel, Sp.OG, MH
Keluhan tambahan
Nyeri perut
Riwayat Penyakit Sekarang
Riwayat Perkawinan
Menikah 1 kali, dengan usia pernikahan kurang dari sebulan.
Riwayat Fertilitas
Riwayat fertilitas dinilai baik
Riwayat Kontrasepsi
Pasien tidak pernah memakai kontrasepsi sebelumnya.
PEMERIKSAAN FISIK
(Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 25 April 2019 jam 19.30 WIB)
Tanda vital :
Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Pernafasan : 20 x/menit
SpO2 : 98 %
Suhu : 36,4 oC
BB: 40 kg
TB : 155 cm
Kepala : Normocephal
Mata : Konjungtiva anemis +/+, sklera ikterik -/-, pupil bulat, isokor
Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kuduk (-)
Pulmo : Vesikuler +/+, Rhonki -/-, Wheezing -/-
Cor : BJ I-II regular, Gallop (-), Murmur (-)
Abdomen :
• Inspeksi: Perut datar, hiperemis (-), sikatrik (-)
• Auskultasi : BU (+) normal
• Palpasi : Leopold 1 ->TFU: 1 jari dibawah pusat
• Ballotement (+)
• DJJ: 142 x/menit
Diagnosis Klinis : G1P0A0 H-17 minggu, janin tunggal hidup, dengan abortus
iminens
Daftar Masalah
1. Abortus iminens
Uraian Masalah
Ny. B, usia 20 tahun, G1P0A0 H-17 minggu, janin tunggal hidup, dengan
abortus iminens. Pada kehamilan saat ini, terdapat keluhan keluar darah dari
jalan lahir. Sebelumnya pasien mengaku sudah mengkonsumsi obat penguat
kandungan dari bidan, namun setelah obat habis, perdarahan tidak berhenti
dan semakin banyak. Pasien mengganti pembalut dua hingga tiga kali dalam
sehari. Risiko yang dapat terjadi adalah abortus inkomplit, anemia hingga
berisiko terjadi syok hipovolemik. Prognosis tergantung pada metode terapi
dan edukasi kepada pasien.
Rencana Diagnostik
• Test pack
• Ultrasonografi
Rencana Tatalaksana
Tatalaksana Nonfarmakologi
Bed rest total hingga perdarahan benar-benar berhenti
Tatalaksana Farmakologi
• Duphaston 2x5 mg (2 hari)
• Asam tranexamat 3x500 mg
• Ceftriaxone 2x1 gram
• Asam folat 1x400 mg
• Kalk 3x1 P.O
• Hemobion 1x1 P.O
Rencana Edukasi
1. Informasikan kondisi ibu dan janin saat ini
2. Informasikan tanda – tanda bahaya saat kehamilan
3. Informasikan risiko/komplikasi yang dapat terjadi mengenai kehamilan saat
ini
DIAGNOSA BANDING
-
PENATALAKSANAAN
• IVFD bricasma 2 ampul dalam RL 500 cc 20 tpm
• Duphaston 2x5 mg (2 hari)
• Asam tranexamat 3x500 mg
• Ceftriaxone 2x1 gram
• Asam folat 1x400 mg
• Kalk 3x1 P.O
• Hemobion 1x1 P.O
PROGNOSIS
• Quo ad Vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Definisi
Abortus adalah pengeluaran sisa konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar
kandungan (viable). Batasannya adalah usia gestasi kurang dari 20 minggu
atau berat janin kurang dari 500 gram.
Epidemiologi
Rata-rata terjadi 114 kasus abortus per jam. Sebagian besar studi menyatakan
kejadian abortus spontan terjadi 15-20% dari semua kehamilan. Apabila dikaji
lebih jauh maka angka kejadiannya bisa lebih dari 50%. Hal ini dikarenakan
tingginya angka chemical pregnancy loss yang tidak diketahui pada 2-4 minggu
setelah terjadi konsepsi. Sebagian besar kegagalan kehamilan ini dikarenakan
kegagalan gamet misalnya sperma dan disfungsi oosit
• tingginya umur ibu
• rendahnya tingkat pendidikan
• kurang berat badan dan obesitas
• banyaknya paritas dan graviditas
• jauhnya jarak kehamilan
• adanya riwayat abortus
FAKTOR RISIKO • usia menarche yang terlalu dini
• buruknya pola konsumsi
• pekerjaan ibu
• tidak dilakukannya pemeriksaan
kehamilan sejak trimester awal
• stress
• paparan asap rokok
• Faktor genetik
• Kelainan kongenital uterus
• Autoimun
ETIOLOGI • Defek fase luteal
• Infeksi
• Hematologik
• Lingkungan
1. Abortus spontan
KLASIFIKASI
1. Abortus provokatus
Abortus Spontan
Abortus inkomplitus
Abortus komplitus
Missed abortion
Abortus habitualis
1. Abortus terapeutik
2. Abortus kriminalis
Patogenesis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Ultrasonografi (USG) Transvaginal dan Transabdominal
2. Observasi Denyut Jantung Janin
Tirah Baring
Abstinensia
Progestogen
Antibiotik
ANAMNESIS
USG
• Sangat penting selama kehamilan untuk monitoring vital sign dan adanya
keluhan.
• KIE merupakan hal yang sangat penting didalam kasus ini dimana yang harus
dititikberatkan adalah tentang diagnosis penyakitnya, tindakan apa yang
dilakukan, komplikasi apa yang dapat terjadi, rencana monitoring kehamilan,
evaluasi terhadap tindakan, mencari penyebab abortus (untuk persiapan
kehamilan beikutnya), disamping itu juga terhadap faktor sosial dimana
harapan masih bisa hamil lagi, prognosis abortus yang berulang atau tidak.
KESIMPULAN
Abortus imminens sering terjadi dan merupakan beban emosional yang serius,
meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, bayi dengan berat badan
lahir rendah, kematian perinatal, perdarahan antepartum, dan ketuban pecah
dini, namun tidak ditemukan peningkatan risiko bayi lahir cacat. Pemeriksaan
USG transvaginal atau abdominal penting dilakukan untuk meningkatkan
ketepatan diagnosis dan penatalaksanaan, menentukan apakah janin viabel
atau non viabel, kehamilan intrauteri, ekstrauteri, mola, atau missed abortion
serta menggambarkan prognosis ibu hamil yang mengalami gejala abortus
imminens. Gambaran aktivitas jantung janin umumnya dikaitkan dengan 85-
97% tingkat keberhasilan kehamilan, sedangkan kantung kehamilan besar yang
kosong atau perbedaan antara perhitungan HPHT dan USG lebih dari
seminggu menunjukkan prognosis buruk, semakin tua usia ibu pada saat hamil
dan tingginya riwayat keguguran sebelumnya memperburuk prognosis.
Pemeriksaan kadar serum β-hCG cukup efektif untuk menentukan prognosis
penyakit. Belum ada cukup bukti yang menjelaskan tentang upaya pencegahan
abortus imminens baik melalui pemberian asupan vitamin dan ANC rutin.
Pada umumnya, prognosis abortus iminens baik, karena kondisi janin masih
dalam kondisi baik. Komplikasi yang dapat terjadi adalah abortus inkomplit
hingga abortus komplit. Tatalaksana yang dapat dilakukan adalah tirah baring,
pemberian anti perdarahan, vitamin, pemberian analgetik pada pasien.
DAFTAR PUSTAKA