Anda di halaman 1dari 24

BAYI TABUNG MENURUT

AGAMA ISLAM

1. SURYA AISYAH
2. ZURHANAH
• Pengertian
• Bayi tabung adalah proses pembuahan sel telur dan sperma
diluar tubuh wanita. Sering disebut “in vitro fertilization”. In
vitro berasal dari bahasa latin yang berarti gelas /tabung
gelas, dan fertilization berasal dari bahasa inggris yang
berarti pembuahan.
Bayi tabung adalah bayi hasil konsepsi (pertemuan sel telur
dan sperma) yang dilakukan dalam sebuah tabung yang
sudah dipersiapkan sedemikian rupa di laboratorium.
Pelayanan terhadap bayi tabung dalam dunia kedokteran
dikenal dengan istilah fertilisasi – in – vitro yang memiliki
pengertian sebagai berikut :
• fertilisasi – in – vitro adalah pembuahan sel telur oleh sel
sperma di dalam tabung Petri yang dilakukan oleh petugas
medis.
• Inseminasi buatan pada manusia sebagai suatu teknologi
reproduksi berupa teknik menempatkan sperma di dalam
vagina wanita, pertama kali berhasil dipraktekkan pada
tahun 1970.
• Awal berkembangnya inseminasi buatan bermula dari
ditemukannya teknik pengawetan sperma. Sperma bisa
bertahan hidup lama bila dibungkus dalam gliserol yang
dibenamkan dalam cairan nitrogen pada temperatur – 321
derajat Fahrenheit.
STATUS BAYI TABUNG :

• Inseminasi buatan dengan sperma suami.


• Inseminasi buatan dengan sperma donor.
• Inseminasi buatan dengan model titipan.
HAL-HAL YANG PERLU DIPERTIMBANGKAN :
• Memiliki keyakinan yang kuat agar proses pembuatan bayi
tabung bisa berhasil.
• Menjaga kesehatan tubuh secara optimal sebelum penyuntikan
sperma dilakukan. Hal ini bertujuan untuk mengontrol hormon
tubuh agar sesuai yang diharapkan dan berlangsung selama
kurang lebih tiga minggu.
• Persiapan menghadapi proses pengeluaran sel telur dari
rahim serta proses seleksi untuk mendapatkan sel telur yang
terbaik.
• Persiapan menjalani proses injeksi sel telur ke dalam rahim
setelah sel telur tersebut dibuahi secara In Vitro Fertilization
(IVF).
• Setelah proses injeksi selesai dilakukan, pihak isteri harus
kembali bersiap mendapatkan suntikan hormon untuk
penguatan sel telur selama 17 hari. Baru setelah itu bisa
dideteksi apakah kehamilan bisa terjadi ataukah sebaliknya.
PROSES PEMBUATAN BAYI TABUNG
• Tahap pertama, tahap Persiapan Petik Ovum (Per-Uvu) yang
meliputi fase down regulation dan terapi stimulasi. Fase down
regulation merupakan suatu proses untuk menciptakan suatu
keadaan seperti menopouse agar indung telur siap menerima
terapi stimulasi. Tahapan ini berlangsung antara dua minggu
hingga satu bulan.
• Tahap kedua, tahap operasi petik ovum/Ovum Pick-Up (OPU).
Tahap ini bisa dilakukan ketika sudah terdapat tiga folikel atau
lebih yang berdiameter 18 mm pada pagi hari dan
pertumbuhan folikelnya seragam. Selain itu kadar E2
(estradiol) juga harus mencapai 200pg/ml/folikel matang.
• Tahap ketiga, tahap post OPU. Tahap ini meliputi dua fase,
yaitu transfer embrio dan terapi obat penunjang kehamilan.
Fase transfer embrio merupakan proses memasukkan dua
atau maksimum tiga embrio yang sudah terseleksi ke dalam
rahim. Setelah proses ini selesai lalu dilanjutkan dengan
terapi obat penunjang kehamilan. Tujuan dari terapi
tersebut untuk mempersiapkan rahim agar bisa menerima
implantasi embrio sehingga embrio bisa berkembang
normal.
Perkembangan Sel Telur Menorobos Kesuburan
Sel telur hampir siap Sel sperma berada di
untuk dilepaskan dari sekitar sel telur siap
ovarium wanita. untuk membuahi
• Dasar hukum pelaksanaan bayi tabung di Indonesia adalah
Undang-Undang Kesehatan No. 23 Tahun 1992.
• Pasal 16 ayat 1 Kehamilan diluar cara alami dapat
dilaksanakan sebagai upaya terakhir untuk membantu suami
istri mendapatkan keturunan.
• Upaya kehamilan diluar cara alami sebagaimana dimaksud
dalam ayat 1 hanya dapat dilakukan oleh pasangan suami istri
yang sah dengan ketentuan :
• Hasil pembuahan sperma dan ovum dari suami istri yang
bersangkutan, ditanamkan dalam rahim istri darimana ovum
berasal.
• Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian
dan kewenangan untuk itu.
• Pada sarana kesehatan tertentu. Pelaksanaan upaya
kehamilan diluar cara alami harus dilakukan sesuai norma
hukum, norma kesusilaan, dan norma kesopanan. Sarana
kesehatan tertentu adalah sarana kesehatan yang memiliki
tenaga dan peralatan yang telah memenuhi persyaratan
untuk penyelenggaraan upaya kehamilan diluar cara alami
dan ditunjuk oleh pemerintah.
BAYI TABUNG MENURUT HUKUM ISLAM

• Fatwa Majelis Ulama Indonesia tentang bayi tabung/inseminasi


buatan. Dewan Pimpinan Majelis Ulama Indonesia memutuskan :
• Bayi tabung dengan sperma dan ovum dari pasangan suami isteri
yang sah hukumnya mubah (boleh), sebab hak ini termasuk ikhtiar
berdasarkan kaidah-kaidah agama.
• Bayi tabung dari pasangan suami-isteri dengan titipan rahim isteri
yang lain (misalnya dari isteri kedua dititipkan pada isteri pertama)
hukumnya haram berdasarkan kaidah Sadd az-zari’ah, sebab hal ini
akan menimbulkan masalah yang rumit dalam kaitannya dengan
masalah warisan (khususnya antara anak yang dilahirkan dengan
ibu yang mempunyai ovum dan ibu yang mengandung kemudian
melahirkannya, dan sebaliknya).
• Bayi tabung dari sperma yang dibekukan dari suami yang
telah meninggal dunia hukumnya haram berdasarkan kaidah
Sadd a z-zari’ah, sebab hal ini akan menimbulkan masalah
yang pelik, baik dalam kaitannya dengan penentuan nasab
maupun dalam kaitannya dengan hal kewarisan.
• Bayi tabung yang sperma dan ovumnya diambil dari selain
pasangan suami isteri yang sah hukumnya haram, karena itu
statusnya sama dengan hubungan kelamin antar lawan jenis
di luar pernikahan yang sah (zina).
DALIL-DALIL LANDASAN HUKUM YANG
MENGHARAMKAN INSIMINASI

• Al-Qur’an Surat Al-Isra ayat 70 :“


• Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam,
Kami angkat mereka di daratan dan di lautan, Kami beri
mereka rezeki dari yang baik-baik dan Kami lebihkan mereka
dengan kelebihan yang sempurna atas kebanyakan makhluk
yang telah Kami ciptakan
• ”.Dan Surat Al-Tin ayat 4 :“
• Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk
yang sebaik-baiknya”
• Hadits Nabi :“
• Tidak halal bagi seseorang yang beriman pada Allah dan
hari akhir menyiramkan airnya (sperma) pada tanaman
orang lain (vagina istri orang lain).
DAMPAK BAYI TABUNG
• Pada program bayi tabung proses pembuahan terjadi secara
tidak alami. Artinya, proses pembuahan dilakukan secara
buatan. Metode pembuahan buatan ini tidak menutup
kemungkinan menimbulkan risiko, antara lain kelainan pada
ginjal, jantung, maupun organ tubuh lainnya.
• Pendarahan saat tahap pengambilan sel telur (Ovum Pick-Up).
• Dampak negatif bayi tabung lainnya antara lain: kehamilan di
luar kandungan (kehamilan ektopik), kemungkinan terjadinya
sebesar 5%
• ibu terserang infeksi, rhumatoid arthritis (lupus), serta alergi;
mengalami risiko keguguran sebesar 20%;
• Terjadinya Ovarian Hyperstimulation Syndrome (OHSS).
OHSS merupakan komplikasi dari perkembangan sel telur
sehingga dihasilkan banyak folikel. Akibatnya, terjadilah
akumulasi cairan di perut. Cairan ini bisa sampai ke dalam
rongga dada. Karena keberadaan cairan tersebut bisa
mengganggu fungsi tubuh maka harus dikeluarkan. Hanya
saja resiko terjadinya OHSS relatif kecil, hanya sekitar 1%
saja.
KESIMPULAN
• Proses Inseminasi Buatan / Bayi Tabung memiliki dampak
positif dan negatif bagi manusia.
• Perkembangan Bayi Tabung dapat memberikan solusi
dalam membantu pasangan – pasangan yang memiliki
kesulitan untuk memiliki keturunan.
• inseminasi buatan dengan sel sperma dan ovum dari suami
istri sendiri dan tidak di transfer embrionya ke dalam rahim
wanita lain (ibu titipan) diperbolehkan dalam islam , jika
keadaan kondisi suami istri yang bersangkutan benar-benar
memerlukannya ( ada hajat, jadi bukan untuk kelinci
percobaan main-main ). Dan status anak hasil inseminasi
macam ini sah menurut islam .
• inseminasi buatan dengan sperma dan / atau ovum donor
diharamkan (dilarang keras) islam. Hukumnya sama
dengan zina dan anak yang lahir dari hasil inseminasi
macam ini / bayi tabung ini statusnya sama dengan anak
lahir diluar perkawinan yang sah .
SARAN
• Perlu memperhatikan masalah pandangan hukum dan agama
dalam proses bayi tabung atau inseminasi buatan .
• Pemerintah hendaknya melarang berdirinya Bank Nuthfah /
Sperma dan Bank Ovum untuk pembuatan bayi tabung,
karena selain bertentangan dengan Pancasila dan UUD 1945,
juga bertentangan dengan norma agama dan moral, serta
merendahkan harkat manusia sejajar dengan hewan yang
diinseminasi tanpa perlu adanya perkawinan.
• Pemerintah hendaknya hanya mengizinkan dan melayani
permintaan bayi tabung dengan sel sperma dan ovum suami
istri yang bersangkutan tanpa ditransfer ke dalam rahim wanita
lain (ibu titipan), dan pemerintah hendaknya juga melarang
keras dengan sanksi-sanksi hukumannya kepada dokter dan
siapa yang melakukan inseminasi buatan pada manusia
dengan sperma dan/atau ovum donor.

Anda mungkin juga menyukai