Anda di halaman 1dari 19

ASSALAMUALAIKUM WR.

WB
NAMA KELOMPOK :
1. DEBBY NURBADRIAH
2. DWIKI ILHAM PRAYOGO
3. FRANSISKA MARSELA EDA
4. NEYLIA
5. MUHAMMAD ROHIM

PRODI DIII TEKNIK RONTGEN STIKES WIDYA HUSADA


SEMARANG
TAKE-UP PEMERIKSAAN TIROID
DALAM KEDOKTERAN NUKLIR
Anatomi Tiroid
 Tiroid berasal dari bahasa yunani yang berarti "perisai" , merupakan salah
satu kelenjar terbesar beratnya mencapai 2-3 gram pada anakanak dan 18-
60 gram pada dewasa.
 Berbentuk seperti kupu-kupu dan terdiri dari 2 lobus berkapsul,
dihubungkan oleh isthimus (jembatan antara dua lobus tiroid, terletak
disisi anterior leher di bawah kartilago tiroid) yang menyilang trakea
dibawah kartilago krikoid.
 Terletak tepat dibawah larynx sebelah kanan dan kiri depan trakea.
 Setiap lobusnya berdiameter vertical 2-3 cm dan tebalnya 1 cm.
 Volume kelenjar tyroid dapat diperkirakan dengan USG yaitu berkisar
antara 10-30 ml pada orang normal.
 Kelenjar tiroid pada laki-laki lebih besar daripada wanita.
 Kelenjar tiroid ditutupi oleh selubung fibrosa, yang dinamakan capsula
glandulae thyroidea, terdiri dari lapisan internal dan eksternal.
 Sel-sel tyroid memiliki 3 fungsi yaitu mengumpulkan dan memindahkan
iodium; membentuk triglobulin dan mengeluarkan ke dalam koloid;
dan mengeluarkan hormon tyroid dan tiroglobulin dan mensekresikan
ke dalam sirkulasi darah.
FUNGSI KELENJAR TIROID
 Mengontrol seberapa cepat tubuh menggunakan energi
 Membuat protein
 Mengontrol sensitifitas tubuh
 Mengontrol hormon
 Memproduksi hormon tiroid yaitu triiodothyronine (T3) dan tiroksin (T4)
yang berfungsi mengatur laju metabolisme dan mempengaruhi
pertumbuhan dan tingkat fungsi sistem lain di dalam tubuh.
 Memproduksi kalsitonin yang berperan dalam homeostatis kalsium.
INDIKASI KELENJAR TIROID
 Hipertiroidisme / tiroktosikosis Yaitu respon jaringan tubuh terhadap pengaruh
metabolic hormone tiroid yang berlebihan.
 Hipotiroidisme Diklasifikasikan sebagai primer dan sekunder. Primer apabila proses
patologis yang merusak kelenjar tiroid. Sekunder apabila akibat defisiensi sekresi TSH
hipofisis.
 Goiter non-toxic Etiologi goiter nontoxic antara lain adalah defisiensi yodium atau
gangguan kimia intratiroid, mengakibatkan peningkatan kadar TSH dan hiperplasia dan
hipertrofi folikel-folikel tiroid.
 Neoplasma tiroid Timbul sebagai pembesaran tiroid dengan ciri khusus. Kadang-
kadang mirip dengan goiter nodular jinak, namun di beberapa kasus bias berubah
menjadi karsinoma.
 Karsinoma tiroid Terdapat empat jenis kanker tiroid menurut sifat morfologik dan
biologik: papilaris, folikularis, medularis, anaplastik.
 Sindrom sakit eutiroid Perubahan fungsi tiroid yang menyerupai hipotiroidisme.
RADIOFARMAKA

Radiofarmaka merupakan senyawa radioaktif yang digunakan kedalam


tubuh dengan cara diminumkan, disuntikkan atau dihisap melalui saluran
pernafasan, baik untuk tujuan terapi maupun diagnostic serta mengalami
metabolisme ke dalam tubuh manusia.
Pada pencitraan kelenjar tiroid digunakan jenis radionuklida radioaktif
iodine ( 123i) dan technetium ( 99mtc). Kedua 123i dan 131i digunakan untuk
uji uptake yodium. Hanya 131I yang digunakan untuk terapi tiroid.
IODINE-131
 Memiliki waktu paruh 8,04 hari.
 Emisi sinar gamma utama 364 kev.
 Keuntungan utama yaitu harganya rendah dan siap
pakai.
 Kelemahan utamanya adalah waktu paruh yang
tinggi (8,04 hari) dan emisi beta tinggi,
menyebabkan dosis radiasi yang diterima tiroid
cukup tinggi.
IODINE-123

 Memiliki waktu paruh 13 jam.


 Energi foton yang dihasilkan 159 kev.
 Dosis yang diterima pasien jauh lebih rendah dari
pada iodine-131.
 Kelemahan : biayanya lebih mahal, karena
diproduksi oleh siklotron, dan sesekali terdapat
masalah pada ketersediaan dan pengiriman.
TECHNETIUM-99M

 Memiliki waktu paruh lebih singkat yaitu 6


jam.
 Energi utama 140 kev ideal untuk pencitraan
kamera gamma (efisiensi >90% dengan kristal
setebal ½ inch).
 Dosis serap yang diterima tiroid lebih rendah
sehingga memungkinkan pemberin dosis yang
lebih tinggi untuk pencitraan yang lebih cepat
dari kelenjar dan artefak gerak yang minimal
Peralatan dan Persiapan

Peralatan :
 Kamera gamma kolimator pinhole atau kolimator
LEHR untuk Tc99m pertechnetate dan energi medium
untuk I – 131.Pemilihan kolimator tergantung pada
energi radiasi gamma utama dari radionuklida yang
digunakan.
 Probe uptake thyroid (NaI)
Persiapan Pasien:
 Pada dasarnya dalam pemeriksaan thyroid uptake tidak ada persiapan khusus bagi
pasien hanya saja instruksi-instruksi yang menyangkut posisi dan prosedur
pemeriksaan harus diberitahukan dengan jelas diantaranya:
 Tidak boleh diberikan makanan atau obat atau media kontras yang mengandung
ion iodida.
 Bila yang digunakan radiofarmaka NaI – 131, pasien dipuasakan selama 6 jam.
 Obat-obat dihentikan selama beberapa waktu, seperti :
1. Obat yang mengandung iodium (sol.lugol betadine,kontras,kontras radiologi)
dihentikan minimal 4 minggu
2. Obat-obat antiroid (neomereazole, PTU) diberhentikan 3-5 hari
3. Obat-obatan mengandung vitamin dan mineral diberhentikan 1 minggu
4. Hormon tiroid T4 diberhentikan 4 minggu
5. Hormon tiroid T3 diberhentikan 3 minggu
Persiapan Pemeriksaan :

 Siapkan bahan radioaktif Tc99m didalam spuit dengan


aktivitas 2 – 5 mCi pemberian dilakukan dengan
penyuntikan intravena
 Pemeriksaan dilakukan 10 - 15 menit setelah pemberian
radiofarmaka.
 Pada kasus post thyroidektomi radiofarmaka yang dipakai
NaI-131 dengan aktivitas 300 µCi diberikan per oral.
 Pemeriksaan dilakukan 24 jam setelah pemberian
radiofarmaka.
PEMERIKSAAN UP-TAKE TIROID
a) Diberikan per oral 30 µci 131i up-take pertama 2 jam, kedua 24 jam, ketiga 48
jam setelah pemberian i131.
b) Gunakan probe scintilasi dengan kristal 1 x 1 inch, serta kolimator pinhole dan
window 20 % untuk scanning setelah uptake selesai.
c) Jarak probe ke anterior leher (sekitar 25-30 cm) ), setelah itu dilakukan uptake
pada bagian paha untuk penghitungan background/latar.
d) Scan dilakukan 800 counts/sm2 dengan posisi anterior, lateral dan oblik.Aktivitas
maksimum dicari di daerah leher.
PERHITUNGAN UP-TAKE TIROID
 I131 yang akan diberikan pada pasien dihitung countsnya per menit dengan phantom
berbentuk leher dan disebut sebagai counts awal; segera berikan radioaktif tersebut
untuk ditelan oleh penderita. Lakukan perhitungan aktivitas di leherpenderita 2 jam,
24 jam, dan 48 jam setelahpemberian. Semua perhitungan biasanya dilakukan dua
kali, dankemudiandirata-rata untuk dikalkulasikan persentase uptake menggunakan
rumus:

%uptake tiroid = penghitungan leher – penghitungan paha X 100 %


counts awal
PENILAIAN UP-TAKE TIROID

a. Pada keadaan yang normal berbentuk kupu-kupu (sayapnya dibentuk oleh lobus
kanan dan kiri, dengan isthmus ditengah-tengahnya).
b. Batas bawah normal tidak sampai ke sternum dan ukuran lobus kanan biasanya lebih
besar.
c. Luas scanning sekitar 20cm2 untuk dewasa, sedang untuk anak-anak lebih kecil.
d. Tiroid dapat membesar dengan aktivitas tetap merata (struma difusa)
e. Berbenjol-benjol karena nodul (struma nodosa)
f. Aktivitas nodul kurang dari sekitarnya disebut cold nodule, bila jauh lebih tinggi dari
sekitarnya disebut hot nodule, bila aktivitas sama dengan sekitarnya functioning
nodule.
g. Uptake normal pada 2 jam sekitar 0-14%,
Hasil scanning
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai