Anda di halaman 1dari 16

PENDIDIKAN KARAKTER

MELALUI CERITA
OLEH : DRA. MULUS WAHYA DYATMIKA, M.Pd
GURU SDN 209 ANTAPANI
 Dalam membentuk karakter anak, perlu
adanya media yang disukai oleh anak agar
pendidikan karakter yang disampaikan lebih
efektif dan sesuai dengan tahap
perkembangan anak
 Salah satu media yang disukai oleh anak
adalah melalui cerita baik melalui media
cetak, audio visual atau dengan audio saja.
 Disini saya akan mencoba menyampaikan
pesan moral melalui sebuah cerita

Silakan disimak
PENYU MENJADI PAHLAWAN
 Di antara seisi hutan yang sedang
mengadakan latihan berperang, hanya
Penyulah yang merasa ketakutan luar
biasa. Jangankan untuk menarik picu
senjata, untuk membawa senjata itu
saja Penyu merasa takut. Ia khawatir
kalau-kalau senjata itu meledak di
tangannya dan tentu saja akan
melukainya. Maka terkenallah Penyu
sebagai binatang penakut.
 Lihatlah sang Kambing dan sang Macan. Mereka
begitu bersemangat memanggul senjata,
merayap-rayap bertiarap atau bergerak dengan
cepat dan lincah seraya menarik-narik picu
senjatanya ke arah tertentu. Mereka berlatih
dengan semangat tinggi, tanpa lelah dan letih
dalam usaha mereka melawan musuh yang suatu
saat datang menyerang.
 Ada pun sang Penyu hanya dapat diam
meringis, menutupi kedua telingganya ketika
terdengar letusan tembakan. Peluhnya keluar
deras. Padahal ia sama sekali tidak bergerak
seperti lainnya. Tentu saja prilakunya ini sangat
membuat marah komandannya. Setiap hari ia
dibentak dan tak lupa pula diejek sebagai
binatang yang paling penakut di dunia.

"Kalau engkau menjadi makhluk penakut,"
begitu kata sang Singa yang menjadi
komandannya, "apa yang kita harapkan
darimu untuk mempertahankan kemerdekaan
ini dari musuh yang setiap saat datang
menyerang?"
 Penyu malah menggigil ketakutan. "Sa...
saya sedang sakit, Pak Komandan,"
ujarnya beralasan.
 "Tidak ada alasan sakit dalam
berperang mempertahankan
kemerdekaan," ujar komandan itu lagi,
"negara tidak menghendaki makhluk-
makhluk cengeng macam kau, Penyu!"
 Kali ini kata-katanya tegas. Penyu
semakin meringis, apalagi ketika ia
mendengar harus berperang! Teman-
teman lainnya sering menggodanya.
Suatu saat ketika
Penyu sedang
melamun sendiri
di barak
latihannya, sang
Kambing, sang
Kera dan sang
Macan siap-siap
hendak
menggodanya.
 Diam-diam
diletakkanlah
sebuah petasan
dekat pantat
Penyu. Kemudian
sumbu petasan itu
dibakar,
sementara
mereka bertiga
berlari menjauh.
Tak lama
kemudian
terdengar letusan
keras seperti
tembakan...
dhuarrrr!

Sang Penyu meloncat kaget tatkala
mendengar ledakan yang disangkanya
suara tembakan itu. la berteriak-
teriak histeris,menelungkupkan
tubuhnya, lalu menutup telinganya
rapat-rapat. Sementara mereka bertiga
dari kejauhan tertawa terpingkal-pingkal
melihat binatang penakut itu.
Suatu saat musuh datang menyerang.
Seluruh rakyat siap bertempur dengan
dipimpin oleh sang Komandan. Tentu saja
Penyu ketakutan. Seakan-akan peluru yang
berdesingan itu segera melukai tubuhnya.
 Kali ini perang berlangsung tidak seimbang.
Lawan terlampau banyak dan bersenjatakan
lengkap. Dalam beberapa gebrakan saja teman-
temannya banyak yang gugur di medan tempur.
Betapa sedih dan terpukulnya hati Penyu ketika
teman-temannya banyak bergelimpangan tak
berdaya kena peluru lawan. Timbullah
keberaniannya untuk menyerang sendiri,
melintas sendiri menuju lawan. Ia meminta
beberapa granat dan berbutir-butir peluru kepada
komandannya. Tentu saja sang Komandan heran
dibuatnya. Begitu pula teman-teman yang sering
mengejek dan menggodanya. Penyu tahu untuk
melemparkan granat harus dari jarak dekat.
Padahal lawan terlalu jauh, sehingga satu-
satunya jalan adalah mendekati lawan.
 Betapa yang lainnya
tidak merasa
percaya akan apa
yang mereka lihat,
terutama
komandannya
sendiri. Dengan
gagah berani Penyu
merayap mendekat
menuju sarang
lawan. "Maju terus,
majulah!" teriak
teman-temannya
menyemangati
 Penyu terus semakin mendekat, di tangannya
melekat sebuah granat. Penyu sudah semakin
mendekat! Tentu saja lawan tidak tinggal diam.
Mereka beramai-ramai memberondong Penyu
dengan beratus-ratus peluru. Namun tak satu
peluru pun yang berhasil melukai tubuhnya.
Mengapa?
 Ternyata peluru-peluru lawan tidak berhasil
menembus tempurung Penyu yang liat bagai
baja. Peluru itu hanya memantul kembali ketika
mengena tempurung Penyu yang berperan
sebagai tameng atau perisai itu. Sementara
Penyu terus bergerak semakin mendekat lawan.
Betapa tercengangnya para penyerang itu
manakala melihat ada makhluk yang tidak dapat
ditembus peluru.
 Sang Penyu telah semakin dekat.
Kemudian ia bertiarap seraya
melemparkan beberapa granat ke arah
lawan, dhuaar... Bunyinya terdengar
nyaring menggelegar. Dalam beberapa
lemparan saja musuh dapat dipukul
mundur. Korban dari pihak lawan banyak
berjatuhan, sehingga akhirnya lawan
menyerah kalah.
Maka pekik kemenangan
terdengar membahana. Sang
Penyu akhirnya dinobatkan
sebagai pahlawan.
PESAN MORAL

 “ Jangan meremehkan
kekurangan orang lain, karena
dalam setiap kekurangan pasti
ada kelebihan yang bisa
bermanfaat buat orang lain”.

Anda mungkin juga menyukai