Anda di halaman 1dari 28

TUTORIAL KLINIK

“DERMATITIS STASIS”

Pembimbing : dr. Dwi Retno Adi Winarni, Sp.KK (K)


Disusun Oleh :
Yessica Viona Rahadi(42180244)
Julian Nathanael (42180245)
Egie Kurniawan Putra (42180248)

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RUMAH SAKIT BETHESDA YOGYAKARTA

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS KRISTEN DUTA WACANA


PERIODE 10 JUNI 2019 – 6 JULI 2019
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang

Dermatitis stasis merupakan penyakit kulit yang dialami pada


sebagian orang dengan sirkulasi darah yang buruk. Orang yang telah
berusia diatas 50 tahun atau lansia rentan mengalami dermatitis stasis.
Penyakit ini tidak menular, tetapi dapat menimbulkan luka terbuka
seperti ulkus yang dapat menjadi tempat masuknya kuman patogen
sumber infeksi apabila tidak tepat melakukan pengobatan.
Bila tidak tertangani secara tepat dapat mengakibatkan penurunan
kualitas hidup seseorang seumur hidup.
Rumusan Masalah

1. Apa definisi dari dermatitis stasis?


2. Bagaimana epidemiologi dermatitis stasis?
3. Bagaimana etiopatogenesis dermatitis stasis?
4. Bagaimana cara menegakkan diagnosa dari dermatitis stasis?
5. Apa pengobatan yang sesuai untuk kasus ini?
BAB II
STATUS PASIEN
Identitas Pasien

 Nama : Ny. P
 Usia : 63 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : Penjual ayam
 Alamat : Wates
 Kunjungan ke klinik : 12 Juni 2019
Anamnesa

Keluhan Utama  Bercak merah keunguan pada tungkai


kaki kiri.
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengeluhkan munculnya bercak merah keunguan
pada tungkai kaki kiri. Sejak 10 tahun kemudian sempat
membaik karena sudah berobat ke dokter.
Namun, 10 hari yang lalu kambuh disertai adanya nyeri.
Awalnya hanya timbul bercak merah sedikit, namun lama
kelamaan mulai menyebar lalu timbul plenting yang pecah
menjadi ulkus dangkal di tengah-tengah lesi.
Anamnesa (continued)…

Riwayat penyakit Dahulu


oKulit : (+) Dermatitis Stasis
oDM : (+)
oHiperkolesterolemia : (+)
Riwayat Operasi : Disangkal
Riwayat Alergi : Penicilin
Anamnesa (continued)…

Riwayat Penyakit Keluarga : Tidak ada


anggota keluarga pasien yang memiliki keluhan
yang sama, DM (+)
Riwayat Pengobatan : Asam Fusidat
(Fusycom), Metformin.
Pemeriksaan Fisik

Status Generalis
o Keadaan Umum : Baik
o Kesadaran : Compos mentis, E4V5M6
o Kepala : Normocephali, sianosis (-)
o Leher : KGB tidak teraba, nyeri tekan (-)
o Thorax : Nafas vesikular, S1 S2 reguler
o Abdomen : Supel, BU (+), massa (-)
o Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik
Pemeriksaan Fisik (continued)
Status Lokalis
Didapatkan lesi patch eritem, berbatas tegas,
jumlah tunggal pada daerah tungkai kaki kiri,
bentuk tidak beraturan, permukaan tidak rata,
penyebaran unilateral, didapatkan juga ulkus
dangkal pada sentral, diameter ulkus 0,4 cm, nyeri
(+), varises (+)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Diagnosa Banding Pemeriksaan penunjang tidak
oDermatitis Stasis dilakukan.
oLiken Simpleks Kronis
oPsoriasis Vulgaris
DIAGNOSA
Dermatitis Stasis

TATALAKSANA
R/ Asam Fusidat cream 2% 5gr tube I
S 2 d d applic part dol u.e m.et.v (setelah
mandi)

R/ Asam Mefenamat tab 500mg no. XXX


S 3 d d tab I p.c
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Definisi

 Dermatitis statis adalah salah satu penyakit peradangan


kulit pada ekstremitas. Hal ini merupakan manifestasi
dari Chronic Venous Disease (CVD) yang berakibat
insufisiensi dan hipertensi vena.
 Penyakit ini sering menyerang pada tungkai bagian
bawah karena tempat ini sering terjadi kelainan
insufisiensi vena (Rudikoff D, 2014).
Epidemiologi

 Penelitian (Hidajat, 2017)  dari 13 kasus kelainan


vaskular pada kulit pasien geriatri di penelitian ini,
dermatitis stasis (46,1%) merupakan diagnosis yang
paling banyak ditemukan.
 Studi penelitian cross sectional yang telah dilakukan pada
populasi di India telah ditemukan hubungan yang
signifikan antara berbagai faktor resiko dan penyakit vena
kronis.
 Dari catatan usia lanjut bersama dengan pekerjaan yang
melibatkan berdiri atau duduk lama ternyata sangat umum
pada pasien yang terkena dampak di komunitas ini.
Etiopatogenesis

Teori 1
Meningkatnya tekanan hidrostatik dalam sistem vena,
terjadinya kebocoran fibrinogen masuk kedalam dermis.
Selanjutnya fibrinogen diluar pembuluh darah akan
berpolimerasi membentuk selubung fibrin perikapiler dan
interstisium, sehingga menghalangi difusi oksigen dan
makanan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup kulit,
akibatnya akan terjadi kematian sel.
Etiopatogenesis (continued)

 Teori 2
 Dermatitis stasis terjadi sebagai akibat langsung dari
insufisiensi vena. Terganggunya fungsi sistem katup satu
arah di pleksus vena pada kaki mengakibatkan terjadinya
aliran balik darah dari sistem vena (refluks) sampai ke
sistem vena superfisial, dengan disertai hipertensi vena.
Ini hilangnya fungsi katup dapat hasil dari penurunan
berhubungan dengan usia pada kompetensi katup.
Manifestasi Klinis

 Kelainan pada sisi medial yg dapat meluas ke


seputar pergelangan kaki
 Dimulai dengan penebalan kulit dan skuamasi
yang diikuti oleh likenifikasi
 Pada bagian proksimal lesi biasanya dijumpai
dilatasi dan varises vena-vena superfisialis.
Manifestasi Klinis (continued)…

 Keluhan subjektif : Gatal, nyeri, kram,


kesemutan, pembengkakan
 Efloresensi akibat garukan berupa skuama,
hiperpigmentasi, dan erosi.
 Hiperpigmentasi terjadi sebagai akibat dari
deposisi hemosiderin, produk pemecahan
hemoglobin dari ekstravasasi sel darah merah
Penegakan Diagnosis

o Diagnosis dermatitis stasis dapat ditegakkan dari hasil


anamnesis dan pemeriksaan fisik.
o Secara histopatologi ditemukan perubahan pada bagian
epidermis berupa hiperkeratosis dan akantosis, namun
perubahan hal tersebut tidak spesifik.
o Pada bagian dermis, dapat ditemukan vasodilatasi
ujung pembuluh darah dan sebukan hemosiderin, serta
sel polinukleus. Selain itu dapat ditemukan ekstravasasi
sel darah merah yang bermanifestasi sebagai perubahan
warna kulit (Sundaresan et al, 2017).
Diagnosis
o Perlu diperhatikan adalah usia penderita, aktivitas
penderita, dan penyakit penyerta seperti penyakit
diabetes dan penyakit jantung-pembuluh darah.
o Pemeriksaan fisik dengan gambaran khas pada tungkai
bawah menjadikan diagnosis dermatitis stasis dapat
ditegakkan.
o Dapat dilakukan pemeriksaan radiologi/Doppler
untuk melihat adanya perubahan (dilatasi) vena
yang dalam, trombosis atau gangguan katup.
o Px Histologis : ditemukan adanya tanda-tanda
inflamasi, agregasi hemosiderin di dermis atau
penebalan arteriol/venula
Diagnosis Banding

Kondisi Perbedaan
Psoriasis Vulgaris Psoriasis adalah penyakit kulit radang kronis umum
yang paling sering ditandai dengan plak eritematosa
  yang berbatas tegas dengan skala perak dan terkait
dengan berbagai komorbiditas. Plak eritematosa
tebal, berbatas tegas, bulat atau oval, dengan skala
putih keperakan tebal; lesi pada permukaan
ekstensor, siku, lutut, kulit kepala, batang pusat,
umbilikus, genitalia, punggung bagian bawah, atau
celah gluteal; tanda Auspitz positif (pengangkatan
skala menghasilkan titik-titik perdarahan);
Fenomena Koebner; kunci untuk diagnosis adalah
skala dan distribusi lesi yang khas.
Diagnosis Banding (continued)

Kondisi Perbedaan
Liken Simplex Cronicus Liken simpleks kronik (LSK) merupakan
peradangan kulit kronis, gatal, dan
sirkumskrip yang ditandai dengan penebalan
kulit dan kulit tampak lebih menonjol
(likenifikasi) akibat garukan atau gosokan
  yang berulang-ulang.
Liken simpleks kronik disebut juga sebagai
neurodermatitis sirkumskripta atau liken
vidal. Pemeriksaan fisik menunjukkan plak
yang eritematous, berbatas tegas, terjadi
likenifikasi dan hiperpigmentasi.
Terapi
 Sistemik
a) Anti histamin, atau dapat dikombinasikan
dengan anti serotonin, anti bradikinin, dan
sebagainya. Hidroksizin hidroklorida 10-50
mg setiap 6 jam bilamana perlu.
b) Kortikosteroid, prednisone 20-30mg/hari
selama 5-7 hari
c) Antibiotik diperlukan apabila terdapat infeksi
sekunder.
Terapi (continued)…

Topikal
Terdapat beberapa prinsip umum terapi topikal:
a)Dermatitis akut/ basah (madidans) harus diobati secara
basah (kompres terbuka), bila subakut diberikan losio (bedak
kocok), krim (terutama pada daerah berambut), dan apabila
kronik/kering diberikan salep.
i. Kompres, pertama-tama menggunakan kompres dingin
dengan air keran dingin atau larutan burrow untuk lesi-
lesi eksudtif dan basah. Kenakan selama 20 menit tiga
kali sehari. Hindari panas disekitar lesi.
Terapi (continued)…

i. Losio topikal yang mengandung mentol, fenol, atau


premoksin sangat berguna untuk meringankan rasa gatal
sementara, dan tidak mensensitisasi, tidak seperti
benzokain dan difenhidramin. Obat-obatan bebas yang
dapat digunakan antara lain lasio atau obat semprot sarna
dan lasio Prax Cetapil dengan mentol 0,25% dan fenol
0,25%.
ii. Kortikosteroid topikal, berguna bila daerah yang terkena
tidak terlampau luas atau bila kortikosteroid oral
merupakan kontraindikasi. Pada serangan akut dapat
mengunakan steroid sedang sampai kuat (potensi sedang:
mometasone 1% 2 kali sehari)
Prognosis

 Dermatitis stasis sering merupakan


penyakit dengan kondisi jangka panjang
(kronis). Kita dapat meminimalkan gejala
dengan mengendalikan kondisi dan
pembengkakan.

Anda mungkin juga menyukai