“DERMATITIS STASIS”
Nama : Ny. P
Usia : 63 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Penjual ayam
Alamat : Wates
Kunjungan ke klinik : 12 Juni 2019
Anamnesa
Status Generalis
o Keadaan Umum : Baik
o Kesadaran : Compos mentis, E4V5M6
o Kepala : Normocephali, sianosis (-)
o Leher : KGB tidak teraba, nyeri tekan (-)
o Thorax : Nafas vesikular, S1 S2 reguler
o Abdomen : Supel, BU (+), massa (-)
o Ekstremitas : Akral hangat, CRT < 2 detik
Pemeriksaan Fisik (continued)
Status Lokalis
Didapatkan lesi patch eritem, berbatas tegas,
jumlah tunggal pada daerah tungkai kaki kiri,
bentuk tidak beraturan, permukaan tidak rata,
penyebaran unilateral, didapatkan juga ulkus
dangkal pada sentral, diameter ulkus 0,4 cm, nyeri
(+), varises (+)
PEMERIKSAAN
PENUNJANG
Diagnosa Banding Pemeriksaan penunjang tidak
oDermatitis Stasis dilakukan.
oLiken Simpleks Kronis
oPsoriasis Vulgaris
DIAGNOSA
Dermatitis Stasis
TATALAKSANA
R/ Asam Fusidat cream 2% 5gr tube I
S 2 d d applic part dol u.e m.et.v (setelah
mandi)
Teori 1
Meningkatnya tekanan hidrostatik dalam sistem vena,
terjadinya kebocoran fibrinogen masuk kedalam dermis.
Selanjutnya fibrinogen diluar pembuluh darah akan
berpolimerasi membentuk selubung fibrin perikapiler dan
interstisium, sehingga menghalangi difusi oksigen dan
makanan yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup kulit,
akibatnya akan terjadi kematian sel.
Etiopatogenesis (continued)
Teori 2
Dermatitis stasis terjadi sebagai akibat langsung dari
insufisiensi vena. Terganggunya fungsi sistem katup satu
arah di pleksus vena pada kaki mengakibatkan terjadinya
aliran balik darah dari sistem vena (refluks) sampai ke
sistem vena superfisial, dengan disertai hipertensi vena.
Ini hilangnya fungsi katup dapat hasil dari penurunan
berhubungan dengan usia pada kompetensi katup.
Manifestasi Klinis
Kondisi Perbedaan
Psoriasis Vulgaris Psoriasis adalah penyakit kulit radang kronis umum
yang paling sering ditandai dengan plak eritematosa
yang berbatas tegas dengan skala perak dan terkait
dengan berbagai komorbiditas. Plak eritematosa
tebal, berbatas tegas, bulat atau oval, dengan skala
putih keperakan tebal; lesi pada permukaan
ekstensor, siku, lutut, kulit kepala, batang pusat,
umbilikus, genitalia, punggung bagian bawah, atau
celah gluteal; tanda Auspitz positif (pengangkatan
skala menghasilkan titik-titik perdarahan);
Fenomena Koebner; kunci untuk diagnosis adalah
skala dan distribusi lesi yang khas.
Diagnosis Banding (continued)
Kondisi Perbedaan
Liken Simplex Cronicus Liken simpleks kronik (LSK) merupakan
peradangan kulit kronis, gatal, dan
sirkumskrip yang ditandai dengan penebalan
kulit dan kulit tampak lebih menonjol
(likenifikasi) akibat garukan atau gosokan
yang berulang-ulang.
Liken simpleks kronik disebut juga sebagai
neurodermatitis sirkumskripta atau liken
vidal. Pemeriksaan fisik menunjukkan plak
yang eritematous, berbatas tegas, terjadi
likenifikasi dan hiperpigmentasi.
Terapi
Sistemik
a) Anti histamin, atau dapat dikombinasikan
dengan anti serotonin, anti bradikinin, dan
sebagainya. Hidroksizin hidroklorida 10-50
mg setiap 6 jam bilamana perlu.
b) Kortikosteroid, prednisone 20-30mg/hari
selama 5-7 hari
c) Antibiotik diperlukan apabila terdapat infeksi
sekunder.
Terapi (continued)…
Topikal
Terdapat beberapa prinsip umum terapi topikal:
a)Dermatitis akut/ basah (madidans) harus diobati secara
basah (kompres terbuka), bila subakut diberikan losio (bedak
kocok), krim (terutama pada daerah berambut), dan apabila
kronik/kering diberikan salep.
i. Kompres, pertama-tama menggunakan kompres dingin
dengan air keran dingin atau larutan burrow untuk lesi-
lesi eksudtif dan basah. Kenakan selama 20 menit tiga
kali sehari. Hindari panas disekitar lesi.
Terapi (continued)…