Anda di halaman 1dari 14

PERAN LABORATORIUM DAN

PERPUSTAKAAN DALAM
MENDUKUNG IMPLEMENTASI
KURIKULUM 2013

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan


Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Direktorat Pembinaan SMP
2015
PENDAHULUAN

 Pemberlakuan kurikulum 2013 oleh kementerian


pendidikan dan kebudayaan sejak tahun pelajaran
2013/2014, di mana salah satu poin pentingnya adalah
bahwa ruang kelas bukanlah satu-satunya tempat
pembelajaran. Dalam konteks ini, perpustakaan dan
laboratorium sekolah memegang peran penting dalam
proses pembelajaran dan pemerolehan ilmu pengetahuan
bagi peserta didik.

 Untuk itulah, selain kesiapan dan kompetensi guru dalam


pembelajaran sesuai tuntutan kurikulum, sekolah juga perlu
menyiapkan konsep dan mewujudkan suatu laboratorium
dan perpustakaan yang ideal dalam rangka menunjang
implementasi kurikulum 2013.
PENDAHULUAN

 Perpustakaan dan laboratorium adalah jantungnya


sekolah, demikian jargon yang kerap kita dengar.
Sebagai jantung sekolah, perpustakaan dan
laboratorium berperan memompa darah segar bagi
proses pembelajaran yang kondusif dan berorientasi
ilmu pengetahuan dan teknologi.

 Jika jantung sehat dan berfungsi dengan normal dan


baik maka organ lain diharapkan berfungsi baik pula.
Kita dapat menjawab dengan mudah pertanyaan; apa
yang kita harapkan jika jantung sudah tidak berfungsi
dengan baik? Kematian. Kematian yang berkonotasi
tidak berfungsinya peran-peran pendidikan dan
pembelajaran dalam suatu lembaga bernama sekolah.
PROFIL PERPUSTAKAAN SEKOLAH IDEAL DALAM
MENUNJANG PENDEKATAN SAINTIFIK
 International Federation Librarian Association (IFLA) dalam School
Library Guidelines menyebutkan bahwa misi perpustakaan sekolah
adalah menyediakan informasi dan gagasan yang menjadi dasar
untuk membentuk masyarakat yang berbasis informasi dan ilmu
pengetahuan dan merupakan sarana bagi peserta didik agar terampil
sepanjang hayat dan mampu mengembangkan daya pikir agar
mereka dapat hidup sebagai warga negara yang bertanggung jawab
(Sugijanto, 2009:3).

 Undang-Undang No.43 tahun 2007 tentang Perpustakaan Bab I pasal


3 menyebutkan bahwa perpustakaan berfungsi sebagai wahana
pendidikan, penelitian, pelestarian, informasi, dan rekreasi untuk
meningkatkan kecerdasan dan keberdayaan bangsa. Jadi, bukan
sekedar berfungsi sebagai wahana pendidikan, penelitian dan
informasi. Lebih jauh, perpustakaan berfungsi rekreatif yaitu sebagai
arena rekreasi yang menyenangkan, nyaman, kondusif dan tersedia
akses segala informasi dan ilmu melalui koleksi pustakanya.
PROFIL LABORATORIUM SEKOLAH IDEAL DALAM
MENUNJANG KERIKULUM 2013
 Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun
2007 Tanggal 28 Juni 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
Sekolah/Madrasah Pendidikan Umum, diantaranya mempersyaratkan
sebuah SMP/MTs sekurang kurangnya harus memiliki ruang
laboratorium IPA. Hal ini sejalan dengan Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dan PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan PP
Nomor 19 Tahun 2005, yang mensyaratkan setiap sekolah memiliki
ruang pengelola laboratorium IPA.

 Laboratorium yang dipersyaratkan dalam standar sarana dan


prasarana SMP/MTs secara eksplisit disebutkan Laboratorium IPA.
Laboratorium IPA merupakan salah satu fasilitas sekolah dimana guru
dan siswa melakukan kegiatan pembelajaran IPA melalui praktikum
dimana kegiatan ini sangat penting untuk mengembangkan
pendekatan saintifik sesuai dengan Kurikulum 2013. Laboratorium
IPA juga memiliki peranan penting dalam pengembangan ilmu
pengetahuan alam yang berkembang sangat pesat saat ini sebagai
modal untuk mengembangkan kompetensi peserta didik dalam
menghadapi tantangan kehidupan di masa depan.
PROFIL LABORATORIUM SEKOLAH IDEAL DALAM
MENUNJANG KERIKULUM 2013
 Laboratorium IPA memiliki peran yang sangat strategis dalam menunjang
keberhasilan pelaksanaan proses belajar mengajar (PBM) IPA dengan
melalui pelaksanaan kegiatan praktikum untuk mewujudkan tujuan
pendidikan yakni pribadi yang utuh yang memahami dan trampil. Jika
ditinjau dari segi fungsi utamanya, maka laboratorium IPA memiliki
fungsi antara lain:

1. Untuk mendukung pencapaian tujuan PBM di sekolah sehingga kualitas


hasilnya semakin meningkat.

2. Memberikan penguatan dalam rangka memperkaya dan memperdalam


pemahaman siswa mengenai konsep-konsep dasar IPA.

 Dengan demikian, keberadaan laboratorium IPA menjadi kebutuhan


pokok dan sangat penting untuk menunjang keberhasilan pembelajaran
IPA di SMP/MTs. Hal ini juga sesuai dengan cara pembelajaran IPA di
SMP seperti diamanatkan dalam kurikulum 2013, yang mewajibkan siswa
melakukan proses ilmiah yang meliputi kegiatan mengamati, menanya,
menghubungkan, melakukan percobaan, menganalisis data, dan
menyimpulkan (5M).
POKOK POKOK KURIKULUM 2013
 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana
dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara
yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

 Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang


pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan
untuk kegiatan pembelajaran. Kurikulum 2013 yang diberlakukan
mulai tahun ajaran 2013/2014 memenuhi kedua dimensi tersebut
(Lampiran Permendikbud Nomor 68 Tahun).

 Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori "pendidikan berdasarkan


standar" (standard-based education) dan teori kurikulum berbasis
kompetensi (competency-based curriculum). Kurikulum berbasis
kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-
luasnya bagi peserta didik dalam mengembangkan kemampuan untuk
bersikap, berpengetahuan, berketrampilan, dan bertindak.
KONSEKUENSI POKOK POKOK
KURIKULUM 2013

Atas dasar pokok-pokok Kurikulum 2013, pembelajaran dalam


Kurikulum 2013 adalah pembelajaran yang memfasilitasi peserta
didik agar memiliki kompetensi (sikap, pengetahuan dan
keterampilan) yang memadai untuk eksis pada abad 21 dengan
bercirikan sebagai berikut:

1. Pembelajaran diarahkan untuk mendorong siswa mencari tahu


dari berbagai sumber belajar, dengan melakukan observasi,
bukan diberi tahu

2. Pembelajaran diarahkan untuk mampu merumuskan masalah


(menanya), bukan hanya menyelesaikan masalah (menjawab)

3. Pembelajaran diarahkan untuk melatih berfikir analitis


(pengambilan keputusan) bukan berfikir mekanistis (rutin)

4. Pembelajaran menekankan pentingnya kerjasama dan kolaborasi


dalam menyelesaikan masalah (Kemendikbud, 2013:203).
REFORMASI PENDIDIKAN
MENGACU PADA 8 STANDAR

KURIKULUM 2013

STANDAR (PROSES)
PENILAIAN STANDAR
STANDAR ISI KOMPETENSI
STANDAR PROSES LULUSAN
(PEMBELAJARAN)
PESERTA DIDIK

LULUSAN
STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN
Peningkatan Kualifikasi & Sertifikasi, Pembayaran Tunjangan Sertifikasi, Uji
Kompetensi dan Pengukuran Kinerja

STANDAR SARANA-PRASARANA
Rehab Gedung Sekolah, RKB, Penyediaan Lab dan Perpustakaan,
Penyediaan Buku

STANDAR PEMBIAYAAN
BOS, Bantuan Siswa Miskin, BOPTN/Bidik Misi (di PT)

STANDAR PENGELOLAAN 9
Manajemen Berbasis Sekolah
PENYEMPURNAAN POLA PIKIR

1 Berpusat pada Guru Berpusat pada Siswa


2 Satu Arah Interaktif
3 Isolasi Lingkungan Jejaring
4 Pasif Aktif-Menyelidiki
5 Maya/Abstrak Konteks Dunia Nyata
6 Pribadi Pembelajaran Berbasis Tim
Luas (semua materi Menuju Perilaku Khas Memberdayakan
7
diajarkan) Kaidah Keterikatan
Stimulasi Rasa Tunggal Stimulasi ke Segala Penjuru
8
(beberapa panca indera) (semua Panca indera)
Alat Tunggal (papan tulis) Alat Multimedia (berbagai
9
peralatan teknologi pendidikan)
10 Hubungan Satu Arah Kooperatif
PENYEMPURNAAN POLA PIKIR

11 Produksi Masa (siswa Kebutuhan Pelanggan (siswa


memperoleh dokumen yg mendapat dokumen sesuai dgn
sama) ketertarikan sesuai potensinya)
12 Usaha Sadar Tunggal Jamak (keberagaman inisiatif
(mengikuti cara yang individu siswa)
seragam)
13 Satu Ilmu Pengetahuan Pengetahuan Disiplin Jamak
Bergeser (mempelajari satu Menuju (pendekatan multidisiplin)
sisi pandang ilmu)
14 Kontrol Terpusat Otonomi dan Kepercayaan (siswa
(kontrol oleh guru) diberi tanggungjawab)
15 Pemikiran Faktual Kritis (membutuhkan pemikiran
kreatif)
16 Penyampaian Pengetahuan Pertukaran Pengetahuan (antara
(pemindahan ilmu dari guru dan siswa, siswa dan siswa
guru ke siswa) lainnya)
PERAN PERPUSTAKAAN DAN LABORATORIUM
SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013

• Pembelajaran dalam Kurikulum 2013 diarahkan untuk mendorong siswa


mencaritahu dari berbagai sumber belajar dengan melakukan observasi, bukan
diberitahu, maka eksistensi laboratorium dan perpustakaan sekolah memiliki
peran yang penting, sebagai berikut:

1. Laboratorium dan Perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar



Kurikulum 2013 menegaskan bahwa kelas bukan satu-satunya tempat belajar, dan
guru bukan satu-satunya sumber belajar. Lingkungan, alat laboratorium, buku,
ensiklopedi, kamus, atlas, kliping, majalah, koran dan lain-lain, bahkan e-book dan
website di internet dapat dijadikan sumber belajar. Itu semua terdapat dan tersedia
di laboratorium dan perpustakaan.

2. Laboratorium dan Perpustakaan sekolah sebagai wahana mengkonstruksi ilmu


pengetahuan

• Salah satu landasan teori belajar dalam penyusunan Kurikulum 2013 adalah
konstruktivisme. Siswa dibimbing untuk mengkonstruksi pengetahuan baik secara
mandiri/individu maupun melalui diskusi kelompok, dengan bantuan buku
panduan, data hasil pengamatan, pengayaan maupun buku lain yang relevan yang
ada di laboratorium dan perpustakaan.
PERAN PERPUSTAKAAN DAN LABORATORIUM
SEKOLAH DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM
2013

3. Laboratorium dan perpustakaan sekolah sebagai wahana mengembangkan


kemampuan berfikir kritis analitis

Salah satu ciri pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah bahwa pembelajaran
diarahkan untuk melatih siswa berpikir kanalitis, tidak hanya mekanistis. Berfikir
analitis akan mudah terbentuk jika siswa terbiasa dan gemar membaca buku dan
menelaah pengetahuan atau informasi yang diperolehnya
.
4. Laboratorium dan perpustakaan sekolah sebagai laboratorium pembelajaran
berpendekatan ilmiah (scientific approach)

Karakteristik utama pembelajaran dalam Kurikulum 2013 adalah menggunakan pendekatan


ilmiah (scientific approach) yaitu cara atau mekanisme pembelajaran untuk memfasilitasi
siswa agar mendapatkan pengetahuan atau keterampilan dengan prosedur yang didasarkan
pada suatu metode ilmiah. Pendekatan ilmiah ini memerlukan langkah-langkah pokok:
observing (mengamati), questioning (menanya), associating (menalar), experimenting
(mencoba) dan networking (membentuk jejaring) (Kemdikbud, 2013:203).

Kelima tahapan tersebut dapat dipraktikan langsung di perpustakaan dengan memanfaatkan


fasilitas dan koleksi yang ada. Ruang baca atau ruang audio-visual dapat disulap menjadi
laboratorium pembelajaran menggunakan scientific approach yang rekreatif dan efektif.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai