Anda di halaman 1dari 61

1

PROGRAM LINIER
“MASALAH TRANSPORTASI”
Model Transportasi
 Model transportasi merupakan model khusus dari
suatu permasalah linier programming, yang dapat
digunakan untuk memecahkan masalah
pengiriman komoditas dari suatu sumber (mis.
Pabrik) ke tujuan (mis. Gudang)

 Tujuandari model transportasi ini adalah


meminimalkan total biaya minimum dengan
memenuhi batas pasokan dan kebutuhan.
Model Transportasi
Sumber Tujuan

Cij : Xij
a1 A 1 b1

Pasokan a2 B 2 b2 Kebutuhan

a3 C 3 b3
Contoh Permasalahan
 Sebuah perusahaan retail memiliki gudang di beberapa
kota yaitu Jakarta, Medan, dan Semarang, dan selanjutnya
dari ketiga gudang tersebut perusahaan berusaha untuk
memenuhi kebutuhan pelanggannya di kota-kota Surabaya,
Balikpapan, dan Makassar.

 Sementara itu, dari gudang-gudang tersebut perusahaan


mampu memasok masing-masing secara berurutan adalah
dari Jakarta 120 unit, Medan 80 unit, dan Semarang 80 unit,
sedangkan permintaan dari kota Surabaya sebanyak 150
unit, Balikpapan sebanyak 70 unit dan Makassar sebanyak
60 unit.
Biaya angkut dari gudang ke pelanggan

Biaya per unit ke


Dari
Surabaya Balikpapan Makassar

Jakarta 8 5 6

Medan 15 10 12

Semarang 3 9 10
Dari contoh permasalahan diatas maka dapat dibuat tabel
transportasi seperti berikut:

Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120

15 10 12
Medan 80

3 9 10
Semarang 80

Demmand 150 70 60 280


Solusi Awal dan Optimasi

 Dalam model transportasi alokasi yang dilakukan untuk


mengisi sel-sel kosong (yang dikenal dengan solusi awal)
dapat dilakukan dengan beberapa metode, yaitu:
1. North West Corner (NWC)
2. Least Cost
3. Vogel Aproximation Method (VAM)

 Sementara itu, untuk mencari solusi optimal dapat


dilakukan dengan menggunakan metode:
1. Stepping Stone
2. Modified Distribution (MODI)
MODEL TRANSPORTASI

SOLUSI AWAL
1. North West Corner (NWC)
Langkah-langkahnya adalah seperti berikut :
 Mulai pada pojok barat laut (pojok kiri atas) dan alokasikan sebanyak
mungkin pada X11 tanpa menyimpang dari kendala penawaran atau
permintaan (artinya X11 ditetapkan sama dengan yang terkecil di antara
S1 dan D1)
 Ini akan menghabiskan penawaran pada sumber 1 dan atau permintaan
pada tujuan 1. Akibatnya, tak ada lagi barang yang dapat dialokasikan,
selanjutnya alokasikan sebanyak mungkin ke sel di dekatnya pada baris
atau kolom. Jika kolom maupun baris telah dihabiskan pindah ke sel
berikutnya yang terdekat.
 Lanjutkan dengan cara yang sama sampai semua penawaran telah
dihabiskan dan keperluan permintaan terpenuhi.
North West Corner
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80

3 9 10
Semarang 80

Demmand 150 70 60 280


North West Corner
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80
30
3 9 10
Semarang 80

Demmand 150 70 60 280


North West Corner
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80
30 50
3 9 10
Semarang 80

Demmand 150 70 60 280


North West Corner
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80
30 50
3 9 10
Semarang 80
20

Demmand 150 70 60 280


North West Corner
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80
30 50
3 9 10
Semarang 80
20 60

Demmand 150 70 60 280

TC = (120x8)+(30x15)+(50x10)+(20x9)+(60x10) = 2690
Metode ini berusaha mencapai tujuan minimasi biaya dengan
alokasi sistematik pada kotak-kotak sesuai dengan besarnya
biaya transport per unit.

Prosedur metode ini adalah sbb:


 Pilih variabel Xij (kotak) dengan biaya transpor (Cij) terkecil
dan alokasikan sebanyak mungkin. Untuk Cij terkecil, Xij =
minimum [S1,D1]. Ini akan menghabiskan baris i atau kolom j.
 Dari kotak-kotak sisanya yang layak (yaitu yang tidak terisi
atau tidak dihilangkan), pilih nilai Cij terkecil berikutnya dan
alokasikan sebanyak mungkin.
 Lanjutkan proses ini sampai semua penawaran dan
permintaan terpenuhi
Least Cost
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120

15 10 12
Medan 80

1
3 9 10
Semarang 80

Demmand 150 70 60 280


Least Cost
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 2 5 6
Jakarta 120

15 10 12
Medan 80

3 9 10
Semarang 80
80

Demmand 150 70 60 280


Least Cost
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 3 6
Jakarta 120
70
15 10 12
Medan 80

3 9 10
Semarang 80
80

Demmand 150 70 60 280


Least Cost
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
4
15 10 12
Medan 80

3 9 10
Semarang 80
80

Demmand 150 70 60 280


Least Cost
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
5
15 10 12
Medan 80
10
3 9 10
Semarang 80
80

Demmand 150 70 60 280


Least Cost
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 10 12
Medan 80
70 10
3 9 10
Semarang 80
80

Demmand 150 70 60 280


TC = (70x5)+(50x6)+(70x15)+(10x12)+(80x3) = 2060
3. Vogel Aproximation Method
(VAM)
Proses VAM dapat diringkas seperti berikut :
 Hitung opportunity cost untuk setiap baris atau kolom. Opportunity cost
setiap baris i dihitung dengan mengurangkan nilai Cij terkecil pada baris
itu dengan nilai Cij satu tingkat lebih besar pada baris yang sama.
Opportunity cost kolom diperoleh dengan cara yang serupa. Biaya-biaya ini
adalah penalti karena tidak memilih kotak dengan biaya minimum.

 Pilih baris atau kolom yang memiliki opportunity cost terbesar (jika ada
angka kembar pilih salah satu). Alokasikan sebanyak mungkin ke kotak
dengan nilai Cij minimum pada baris atau kolom yang dipilih.

 Sesuaikan penawaran dan permintaan untuk menunjukkan alokasi yang


sudah dilakukan. Hilangkan semua baris atau kolom di mana penawaran
atau permintaan telah dihabiskan (maksimum)

 Jika semua penawaran dan permintaan belum terpenuhi, kembali ke


langkah 1 dan hitung opportunity cost yang baru.
Vogel
Sumber Aproximation MethodSupply
Tujuan
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1

15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80 9–3=6

Demmand 150 70 60 280

8–3=5 9–5=4 10 – 6 = 4
Vogel
Sumber Aproximation MethodSupply
Tujuan
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1

15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80 9–3=6

Demmand 150 70 60 280

8–3=5 9–5=4 10 – 6 = 4
Vogel
Sumber Aproximation MethodSupply
Tujuan
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1

15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80 9–3=6
80

Demmand 150 70 60 280

8–3=5 9–5=4 10 – 6 = 4
Vogel
Sumber Aproximation MethodSupply
Tujuan
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1

15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80 9–3=6
80 X

Demmand 150 70 60 280

8–3=5 9–5=4 10 – 6 = 4
Vogel
Sumber Aproximation MethodSupply
Tujuan
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1

15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80 9–3=6
80 X X PENUH

Demmand 150 70 60 280

8–3=5 9–5=4 10 – 6 = 4
Vogel
Sumber Aproximation MethodSupply
Tujuan
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1

15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80
80

Demmand 150 70 60 280

15 – 8 = 7 10 – 5 = 5 12 – 6 = 6
Vogel
Sumber Aproximation MethodSupply
Tujuan
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1
70
15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80
80

Demmand 150 70 60 280

15 – 8 = 7 10 – 5 = 5 12 – 6 = 6
Vogel
Sumber Aproximation MethodSupply
Tujuan
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120 6–5=1
70
15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80
80

Demmand 150 70 60 280

10 – 5 = 5 12 – 6 = 6
Vogel
Sumber Aproximation MethodSupply
Tujuan
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2

3 9 10
Semarang 80
80

Demmand 150 70 60 280


Vogel
Sumber Aproximation MethodSupply
Tujuan
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 10 12
Medan 80 12 – 10 = 2
70
3 9 10
Semarang 80
80

Demmand 150 70 60 280


Vogel
Sumber Aproximation MethodSupplyTujuan
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 10 12
Medan 80
70 10
3 9 10
Semarang 80
80

Demmand 150 70 60 280

TC = (70x8)+(50x6)+(70x10)+(10x12)+(80x3) = 1920
Latihan Soal

Tentukan tabel solusi awal dengan metode NWC,


LC, dan VAM!
SOLUSI OPTIMAL
Setelah solusi dasar awal diperoleh dari
masalah transportasi, langkah berikutnya
adalah menekan kebawah biaya transpor
dengan memasukkan variabel non basis
(yaitu alokasi barang ke kotak kosong) ke
dalam solusi. Proses evaluasi variabel non
basis yang memungkinkan terjadinya
perbaikan solusi dan kemudian
mengalokasikannya kembali dinamakan
metode Stepping Stone.
Stepping Stone
Tujuan 5 – 10 + 15 – 8 = 2
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 (+) 5 6
Jakarta 120
120
(+) 15 (-) 10 12
Medan 80
30 50
3 9 10
Semarang 80
20 60

Demmand 150 70 60 280


6 – 10 + 9 – 10 + 15 – 8 = 2
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 5 (+) 6
Jakarta 120
120
(+) 15 (-) 10 12
Medan 80
30 50
3 (+) 9 (-) 10
Semarang 80
20 60

Demmand 150 70 60 280


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

812 – 10 + 9 – 105= 1 6
Jakarta 120
120
15 (-) 10 (+) 12
Medan 80
30 50
3 (+) 9 (-) 10
Semarang 80
20 60

Demmand 150 70 60 280


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 3 – 15 + 10 – 9 = – 11 120
120
(-) 15 (+) 10 12
Medan 80
30 50
(+) 3 (-) 9 10
Semarang 80
20 60

Demmand 150 70 60 280


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
(-) 15 (+) 10 12
Medan 80
10 70
(+) 3 (-) 9 10
Semarang 80
20 60

Demmand 150 70 60 280

Iterasi Pertama
Tujuan 5 – 10 + 15 – 8 = 2
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 (+) 5 6
Jakarta 120
120
(+) 15 (-) 10 12
Medan 80
10 70
3 9 10
Semarang 80
20 60

Demmand 150 70 60 280


6 – 10 + 3 – 8 = – 9
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 5 (+) 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80
10 70
(+) 3 9 (-) 10
Semarang 80
20 60

Demmand 150 70 60 280


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar
12 – 10 + 3 – 15 = – 10
8 5 6
Jakarta 120
120
(-) 15 10 (+) 12
Medan 80
10 70
(+) 3 9 (-) 10
Semarang 80
20 60

Demmand 150 70 60 280


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
9 – 3 + 15
120– 10 = 11
(+) 15 (-) 10 12
Medan 80
10 70
(-) 3 (+) 9 10
Semarang 80
20 60

Demmand 150 70 60 280


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
(-) 15 10 (+) 12
Medan 80
70 10
(+) 3 9 (-) 10
Semarang 80
30 50

Demmand 150 70 60 280

Iterasi Kedua
Stepping
5 – 10 + 12 – 10Stone
Sumber +3–8= –8 Tujuan
Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 (+) 5 6
Jakarta 120
120
15 (-) 10 (+) 12
Medan 80
70 10
(+) 3 9 (-) 10
Semarang 80
30 50

Demmand 150 70 60 280


6 – 10 + 3 – 8 = – 9
Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 5 (+) 6
Jakarta 120
120
15 10 12
Medan 80
70 10
(+) 3 9 (-) 10
Semarang 80
30 50

Demmand 150 70 60 280


Tujuan
Sumber 15 – 12 + 10 – 3 = 10 Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
120
(+) 15 10 (-) 12
Medan 80
70 10
(-) 3 9 (+) 10
Semarang 80
30 50

Demmand 150 70 60 280


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 9 – 10 + 12 – 10 = 1 120
120
15 (-) 10 (+) 12
Medan 80
70 10
3 (+) 9 (-) 10
Semarang 80
30 50

Demmand 150 70 60 280


Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

(-) 8 5 (+) 6
Jakarta 120
70 50
15 10 12
Medan 80
70 10
(+) 3 9 (-) 10
Semarang 80
80

Demmand 150 70 60 280

Iterasi Ketiga
Optimum

Tujuan
Sumber Supply
Surabaya Balikpapan Makassar

8 5 6
Jakarta 120
70 50
15 10 12
Medan 80
70 10
3 9 10
Semarang 80
80

Demmand 150 70 60 280

C12 = 5 – 6 + 12 – 10 = 1 C32 = 9 – 3 + 8 – 6 + 12 – 10 = 10
C21 = 15 – 8 + 6 – 12 = 1 C33 = 10 – 3 + 8 – 6 = 9
Modified Distribution
Dalam metode ini suatu nilai Ui, dirancang
untuk setiap baris ke-i dan suatu nilai Vj untuk
kolom ke-j pada tabel transportasi. Untuk setiap
basis (yaitu kotak isi), Xij mengikuti hubungan
seperti berikut :
Ui + Vj = Cij,
dimana Cij adalah biaya transpor per unit
Modified Distribution
1. Tentukan nilai-nilai Ui untuk setiap baris dan nilai Vj
untuk setiap kolom dengan menggunakan hubungan
Cij = Ui + Vj untuk semua variabel basis dan tetapkan
nilai nol (0) untk U1.
2. Hitung perubahan biaya Cij untuk setiap variabel non
basis dengan menggunakan rumus Cij = cij – Ui – Vj.
3. Jika terdapat Cij negatif solusi belum optimal. Pilih
variabel dengan nilai Cij negatif terbesar sebagai
entering variable.
4. Alokasikan barang ke entering variable Xij sesuai
dengan proses stepping stone. Kembali ke langkah 1.
U1 = 0
X11 : U1 + V1 = C11 = 8 0 + V1 = 8, V1 = 8
X21 : U2 + V1 = C21 = 15 U2 + 8 = 15, U2 = 7
X22 : U2 + V2 = C22 = 10 7 + V2 = 10, V2 = 3
X32 : U3 + V2 = C32 = 9 U3 + 3 = 9, U3 = 6
X33 : U3 + V3 = C33 = 10 6 + V3 = 10, V3 = 4

Cij = cij – Ui – Vj, menghasilkan nilai Cij yang identik dengan


stepping stone

C12 = c12 – U1 – V2 = 5 – 0 – 3 = 2
C13 = c13 – U1 – V3 = 6 – 0 – 4 = 2
C23 = c23 – U2 – V3 = 12 – 7 – 4 = 1
C31 = c31 – U3 – V1 = 3 – 6 – 8 = (– 11)
Modified Distribution
Tujuan
Sumber
Surabaya Balikpapan Makassar
Supply Ui
8 5 6
Jakarta 120 U1 = 0
c12 – U1 – V2 = 5 – 0 – 3 = 2
C12 =120
C13 = c13 –15U1 – V3 = 610– 0 – 4 = 212
Medan 80 U2 = 7
C23 =30c23 – U2 –50V3 = 12 – 7 – 4 = 1
C31 = c31 – 3U3 – V1 = 39– 6 – 8 = (–10 11)
Semarang 80 U3 = 6
20 60

Demmand 150 70 60 280

Vj V1 = 8 V2 = 3 V3 = 4
Tujuan
Sumber
Surabaya Balikpapan Makassar
Supply Ui
8 5 6
Jakarta C12 = c12 – U1 – V2 = 5 – 0 – 3 = 2 120 U1 = 0
120
C13 = c13 – U1 – V3 = 6 – 0 – 15 = (-9)
15 10 12
Medan C23 = c23 – U2 – V3 = 12 – 7 – 15 = (-10) 80 U2 = 7
10 – U3 – V2
C32 = c32 70 = 9 – (-5) – 3 = 11
3 9 10
Semarang 80 U3 = (-5)
20 60

Demmand 150 70 60 280

Vj V1 = 8 V2 = 3 V3 = 15
Tujuan
Sumber
Surabaya Balikpapan Makassar
Supply Ui
8 5 6
Jakarta C12 = c12 – U1 – V2 = 5 – 0 – 13 = (-7) 120 U1 = 0
120
C13 = c13 – U1 – V3 = 6 – 0 – 15 = (-9)
15 10 12
Medan C21 = c21 – U2 – V1 = 15 – (-3) – 15 = 3 80 U2 = (-3)
70 10
C32 = c32 – U3 – V2 = 9 – (-5) – 13 = 1
3 9 10
Semarang 80 U3 = (-5)
30 50

Demmand 150 70 60 280

Vj V1 = 8 V2 = 13 V3 = 15
Tujuan
Sumber
Surabaya Balikpapan Makassar
Supply Ui
8 5 6
Jakarta C12 = c12 – U1 – V2 = 5 – 0 – 4 = 1 120 U1 = 0
70 50
C21 = c21 – U2 – V1 = 15 – 6 – 8 = 1
15 10 12
Medan C32 = c32 – U3 – V2 = 9 – (-5) – 6 = 8 80 U2 = 6
C33 = c33 – U3 –70V3 = 10 – 10
(-5) – 6 = 9
3 9 10
Semarang 80 U3 = (-5)
80

Demmand 150 70 60 280

Vj V1 = 8 V2 = 4 V3 = 6

Optimum
Selesai

Anda mungkin juga menyukai