Anda di halaman 1dari 10

Cacing ini merupakan parasit yang

kosmopolit yaitu tersebar di seluruh dunia,


lebih banyak ditemukan di daerah yang
beriklim panas dan lembab.
Askariasis adalah suatu infeksi di usus
halus yang disebabkan oleh parasit cacing
gelang"Ascaris Lumbricoides". Kecacingan
ini terjadi di seluruh dunia, terutama di
Negara berkembang termasuk Indonesia.
Apalagi di daerah pedesaan atau daerah
perkotaan yang sangat padat dan kumuh
mudah sekali untuk terkena infeksi cacing.
KLASIFIKASI
 Nama Latin : Ascaris lumbricoides
 Phylum : Nematoda
 Ordo : Ascaridida
 Family : Ascarididae
 Klas : Secernentea
 Species : Ascaris lumbricoides
 Genus : Ascaris
STRUKTUR

CACING DEWASA
 Bentuk silindris
 Kepala & ekor lancip
 Kutikula bergaris-garis melintang
 Mulut mempunyai 3 buah bibir, 1 dorsal-2 papil peraba, 2 ventrolateral 1 papil
peraba
 Cacing jantan panjangnya 15-31 cm, diameter 2-4 mm,ekor melingkar, memiliki 2
spikula
 Pada cacing betina panjangnya 22-35cm, diameter 3-6mm,ekor lurus, pada 1/3
bagian anterior memiliki cincin kopulasi, uterus 2/3 posterior
TELUR

 cacing betina mengandung ±27 juta telur dan mampu bertelur


±200.000 butir tiap harinya.
 Berdasarkan jumlah lapisannya, terdapat 2 jenis telur:
o Telur corticated : memiliki 3 lapisan, dari luar ke dalam
:albumin,hyaline, vitteline
o Telur decorticated : memiliki 2 lapisan, karena lapisan albumin
terlepas
 Telur fertile : ukuran ±60×45 mikron,oval,dinding tebal, corticated atau
decorticated ,berisi embrio
 Telur infertile : ukuran ±90×40 mikron, bentuk bulat lonjong atau tidak
teratur, corticated atau decorticated, dalamnya bergranula.
 Telur fertile berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu 3 minggu
 Telur berkembang baik pada tanah liat, kelembaban tinggi, dan suhu
antara 250-300
LARVA

 Larva bentuk infektif menetas di usus halus

 Larva memasuki siklus paru sebelum menetap di usus halus


SIFAT

umumnya hidup sebagai parasit pada tubuh manusia.


bersifat kosmopolit (terdapat di segala tempat), terutama daerah
tropis.
PENETRSI DALAM TUBUH
Pada tinja penderita askariasis yang membuang air tidak pada
tempatnya dapat mengandung telur askariasis yang telah dibuahi. Telur
ini akan matang dalam waktu 21 hari. Bila terdapat orang lain yang
memegang tanah yang telah tercemar telur Ascaris dan tidak mencuci
tangannya, kemudian tanpa sengaja makan dan menelan telur Ascaris.
Telur akan masuk ke saluran pencernaan dan telur akan menjadi larva
pada usus. Larva akan menembus usus dan masuk ke pembuluh darah.
Ia akan beredar mengikuti sistem peredaran, yakni hati, jantung dan
kemudian di paru-paru. Pada paru-paru, cacing akan merusak
alveolus, masuk ke bronkiolus, bronkus, trakea,kemudian di laring. Ia
akan tertelan kembali masuk ke saluran cerna. Setibanya di usus, larva
akan menjadi cacing dewasa. Cacing akan menetap di usus dan
kemudian berkopulasi dan bertelur. Telur ini pada akhirnya akan
keluar kembali bersama tinja. Siklus pun akan terulang kembali bila
penderita baru ini membuang tinjanya tidak pada tempatnya
gejala
Ascaris lumbricoides menimbulkan gejala penyakit yang disebabkan oleh:
a. Larva:
Perpindahan larva melalui paru-paru bisa menyebabkan kerusakan pada
paru-paru dalam menyebabkan “Loeffler Syndrome” dengan gejala:
demam, batuk, infiltrasi paru-paru, edema, asma, leukositosis, dan
eosinofilia.
b. Cacing dewasa:
Penderita dengan infeksi ringan biasanya menjalani gejala gangguan
usus ringan seperti:
mual, nafsu makan berkurang, diare dan konstipasi. Pada infeksi berat
pada anak-anak dapat terjadi malabsorpsi sehingga memperberat
keadaan malnutrisi. Dalam sehari seekor cacing dapat menghisap
sekitar 0,14 gram karbohidrat dalam usus halus penderita.
DIAGNOSIS
Infeksi oleh cacing dewasa biasanya didiagnosis berdasarkan
adanya telur di dalam contoh tinja. Kadang di dalam tinja atau
muntahan penderita ditemukan cacing dewasa dan di dalam
dahak ditemukan larva. Jumlah eosinofil di dalam darah bisa
meningkat. Tanda-tanda adanya perpindahan parasit bisa
terlihat pada foto rontgen dada.

Anda mungkin juga menyukai