Anda di halaman 1dari 91

KONSTRUKSI

SALURAN TRANSMISI LT– 2A


2018

JUSURA NUR ROVIK RIZKY AHMED


MULAHESA MA’RUF HAKEEM
11 17 20
Pengertian

Konstruksi saluran transmisi adalah


konstruksi yang digunakan untuk
mentransmisikan tenaga listrik
diusahakan dengan tanpa adanya drop
tegangan atau rugi-rugi energi dari
Pembangkit Listrik sampai Saluran
distribusi hingga ke konsumen pengguna
listrik.
Gambaran umum saluran transmisi

Keterangan gambar:
1 : Tiang awal 6 : Tiang akhir
2,4: Tiang Penumpu sebagai tiang penumpu menara 7 : Sistem Pembumian
3 : Tiang sudut kecil antara 0o - 15o sebagai tiang 8 : Topang Tarik
penopang 9 : Topang Tekan
5 : Tiang sudut besar antara 15o - 90o sebagai tiang 10 : Tiang Peregang
penopang d : Jarak Gawang antara 1
menara ke menara
berikutnya
Pembangunan
Saluran Udara
PEMBANGUNAN
SALURAN UDARA

SURVEY

PONDASI MENARA DAN TIANGBAJA

PENDIRIAN TIANG KAYU DAN TIANG


BETON

PEMASANGAN KAWAT
Survey
Faktor-faktor yang terpentingadalah:
 Keadaan cuaca (angin, hujan, salju, petir, dsb.)
 Keadaan tanah (kemungkinan longsoran, banjir,
rawa, dsb.)
 Kondisi pengangkutan (pengangkutan barang
dan bahan bagi pembangunan dan
pcrawatan).
 Letak terhadap bangunan-bangunan lain
(saluran telekomunikasi, simpangan jalanraya,
jalan kereta api, dsb.)
 Bangunan perumahan (dijauhkandari
perumahan manusia).
Kegiatan Survey
Survey garis pusat
Di sini garis pusat (c enterline) saluran ditetapkan; demikian pula
kcdudukan konstruksi penopangnya terhadap garis pusat tersebut.
Survey profil
Di sini perbedaan tinggi permukaan tanah dan lebar gawang
penampang tegak) ditetapkan sepanjang garis pusat tadi.
Survey tampak atas (plan survey)
Keadaan 50-l00 m di kirikanan garis pusat diperiksa.
Survey lokasi menara (tower site study)
Di sini jumlah tanah galian, cara pembuatan pondasi, dsb.
diselesaikan.
Survey khusus
Yang dilakukan adalah penyelidikan khusus dalam penyeberangan
sungai, pertemuan dengan saluran lain, perhitungan induksi
elektromagnetik terhadap saluran komunikasi,dsb.
Pondasi Menara dan Tiang Beja

Pekerjaan-pekerjaan pondasi yang terpenting


meliputi pemberian tanda- tanda, penggalian,
pemasangan tonggok (stub setting), pengecoran
beton, pengurukan, dsb.
Penggaliannya dilakukan dengan berbagai cara
tergantung dari kondisi tanahnya. Ada lima cara
penggalian:
Cara Penggalian
1. Penggalian biasa (plain excavation), yaitu
penggalian biasa, tanpa persyaratan tertentu,
kemiringan tebingnya tertentu, periksa Gbr. 67.
Cara Penggalian

2. Penggalian dengan penguatan kayu


(timbering excavation), yaitu dengan
menanamkan balok- balok kayu ke
dalam tanah agar tidak terjadi
kelongsoran waktu penggalian,
diterapkan bila tanahnya mudah
longsor dan mengeluarkan air.
Cara Penggalian
3.Penggalian dengan tong kayu (pail
excavation), dilakukan bila tanahnya
mudah longsor dan banyak sekali
mengeluarkan air. Sebuah tong kayu
tanpa dasar dipasang dan
penggeliannya dilakukan di dalam air,
Akhirnya dicor beton pada dasar tong ini
untuk menghentikan aliran air tersebut.
Cara Penggalian
4. Penggalian dengan tabung
silinder (case excavation),
dilakukan untuk penggalian
di sungai, bila cara dengan
ember tidak mungkin. Di sini
sebuah tabung silinder tanpa
dasar yang dibuat dari beton
bertulang ditempatkan dan
penggaliannya dilakukan di
dalam tabung itu. Tabung itu
sendiri dibenamkan ke dalam
sungai dengan beban
mekanis, Periksa Gbr. 68
Cara Penggalian
5. Penggalian sumber (well point
excavation), dilakukan pada tanah pasir
yang berair. Sejumlah pipa ditanam di
dalam tanah di sekitar tempat yang akan
digali. Kemudian air yang dikandung di
dalam tanah disedot dari pipa-pipa tadi
oleh sebuah pompa. Bila tanahnya sudah
kering maka penggaliannya dapat
dilakukan dengan cara (1).
Tahap berikutnya adalah pemasangan
tonggok (stub). Tonggok ini dipasang
pada balok beton yang ditempatkan
pada dasar pondasi (periksa Gbr. 67). Bila
tanahnya tidak kokoh atau bila
pondasinya berkisi (grillage), maka
ditambahkan pecahan batu sebagai
penguat. Bila kondisi tanah buruk, maka
dipasang pancang-pancang (piles)
untuk menguatkan pondasinya.
Pekerjaan beton terdiri dari pengecoran
ca mpuran semen, pasir,kerikil (atau
pecahan batu) dan air dalam
perbandingan tertentu dalam cetakan
plat baja atau kayu.
Pengurukan kembali penting artinya bagi
kekuatan pondasi. Karena itu dalam
pengurukan kembali tanahnya harus
dientakkan (rammed) sebaik-baiknya
dengan
tanah aslinya.
Pendirian Tiang dan
Menara Baja

Bila pondasinya selesai,


bagian atas konstruksi
didirikan. Ada dua cara
pendiriannya:
(a)Cara menyusun ke atas
(assemble).
(b)Cara menarik ke atas (pulling
up).
Dalam cara pertama menara disusun ke atas bagian
demi bagian. Setiap bagian digantung dengan
pengangkat (lifting rod) untuk kemudian disekerup,
bagian yang satu diatas yang lain.

Cara lain adalah dengan lebih dahulu menyekerup


bagian'bagiannya satu sama lain di tanah, untuk kemudian
seluruh menaranya didirikan dengan keran atau mesin
pengangkat lain (winch). Cara ini tepat guna pemakaian
dimana alat-alat pengangkat berat semacam itu mudah
diadakan serta mudah dibawa ke tempat-tempat pendirian
menara. Di daerah pegunungan yang sukar dicapai bagian-
bagian menara diangkut dengan helikopter lalu disusun di
tem,pat dimana menara akan didirikan.
Pendirian Tiang Kayu dan Tiang Beton

Untuk mendirikan tiang kayu atau tiang


beton penggaliannya dapat dilakukan
dengan cara-cara biasa. Bila kondisi tanah
cukup baik dan daerahnya dapat dicapai
dengan kendaraan, penggalian dapat
dilakukan dengan mesin bor (auger
machine). Tiang-tiang didirikan dengan
menegakkannya (building-up; periksa Gbr.
69) atau dengan cara menggantungkannya
(hanging-in; periksa Gbr. 70). Bila kendaraan
dapat masuk mobil katrol dapat dipakai.
Palang- palang (cross-arm, travers) dan
pasangan (fittings) dapat dipasang sebelum
tiang didirikan, terutana bila tidak terlalu
ruwet. Namun, biasanya karena berbagai
kesulitan, pasangan- pasangannya dipasang
sesudah tiang didirikan.
Pemasangan Kawat
Kawat mula-mula dipasang pada tiang kemudian ditarik sampai
suatu ketegangan tertentu, Pemasangannya biasanya dilakukan
untuk bagian saluran yang panjangnya k.1. 3 km.

Salah satu cara dalam penarikan kawat adalah menariknya


dengan mesin melalui penjepit kawat (snatch block) yang
terpasang pada setiap lengan menara; periksa Gbr.
71. Kawat-kawat itu ditarik oleh mesin dengan bantuan kawat
penolong (messenger wire).
Cara lain adalah dengan mereatangkan kawat di tanah, lalu
mengangkatnya ke atas tiang. Cara kedua ini dapat merusak
kawat ACSR, dan karenanya jarang dipakai.
Agar supaya tidak terjadi kerusakan kawat karena menggores
tanah digunakan penegang kawat (tensioner), periksa Gbr.72.
Bila kawat menyeberangi saluran-saluran lain (transmisi,
telpon) atau jalan (raya, kereta api) perlu diadakan
pengamanan seperlunya agar kawat penghantar maupun
kawat penolong tidak mengenai saluran-saluran tadi.

Pekerjaan penegangan dilakukan pada setiap bagian saluran


dimana gandengan isolator penegang terpasang pada
menara-menara sudut maupun menara-menara gang
(tension isulator string), sedang ujung lainnya ditarik oleh
sebuah mesin penarik (winch) sampai suatu andongan
tertentu. Ujung ini kemudian dihubungkan dengan
gandengan isolator penegang yang lain.
Sesudah kawatnya cukup tegang, ia dipindahkan pada
gandengan isolator gantung dari penjepit kawat pada
menara gantung. Sesudah itu peredam dan batang perisai
dipasang.
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
KONSTRUKSI SALURAN TRANSMISI

Secara umum, faktor yang mempengaruhi perancangan


mekanis dari saluran transmisi udara adalah :
 Karakteristik Rute.
 Izin Pendirian Rute.
 Beban Mekanis.
 Ruang Netral/Zona Netral.
 Jenis Struktur Pendukung.
 Kualitas Konstruksi.
 Konduktor.
 Tipe Isolator.
 Pemakaian Bersama.
1. KARAKTERISTIK RUTE

Rute pendirian saluran transmisi udara pada umumnya dirancang


melewati beberapa negara atau wilayah dengan izin pendirian
secara privat (izin pendirian rute bergantung pada setiap negara
yang dilewati oleh rute transmisi tersebut, tiap wilayah/negara
memiliki standar perizinan yang berbeda-beda) dalam tujuan
untuk mendapatkan rute sedekat mungkin dengan daerah yang
tepat untuk pendirian tiang dan menghindari bangunan, jalan,
jalan layang, dan saluran tengangan rendah. Karakteristik
wilayah/negara dimana saluran ini akan ditempatkan akan
mempengaruhi jenis konstruksi tiang, konduktor, dan isolator yang
akan dipakai.
2. IZIN PENDIRIAN RUTE

Sangat penting untuk memiliki semua izin yang dibutuhkan sebelum


perancangan rute ini mencapai tahap akhir. Izin yang dimaksud
merupakan izin pendirian saluran diatas wilayah yang dilewati oleh
saluran transmisi yang telah dirancang. Apabila wilayah yang dilewati oleh
saluran tersebut merupakan wilayah berpemiliki, ada dua cara yang dapat
dilakukan, yaitu :
• Mengajukan izin sewa wilayah agar wilayah tersebut dapat dilalui
saluran udara.
• Mengajukan izin pembelian wilayah.
Secara umum cara kedua lebih dipilih dibandingkan cara pertama.
Pembelian lahan/wilayah secara permanen akan memudahkan
perancangan dan pendirian konstruksi saluran udara karena lahan/wilayah
tersebut sudah terbebas dari pemilik sebelumnya.
Namun apabila wilayah tersebut merupakan wilayah milik daerah/negara
setempat, maka diperlukan perizinan khusus untuk menggunakan wilayah
tersebut sebagai sarana transmisi saluran udara yang mencakup beberapa hal,
yaitu:
• Izin untuk mendirikan seluruh pelatan pendukung.
• Izin untuk mengakses setiap peralatan pendukung.
• Izin untuk membersikah rute dari pepohon dan semak belukar dengan lebar 10
ft lebih besar dari ruang penempatan kondukor guna menyediakan ruang kerja
yang cukup untuk konstruksi.
• Izin untuk menghilangkan semua pepohon yang mungkin akan mengganggu
zona netral minimum yang dibutuhkan apabila konduktor tersebut jatuh.
• Izin untuk menghilangkan semua pepohon yang mungkin akan mengganggu
zona netral minimum yang dibutuhkan apabila konduktor tersebut berayun
karena terjangan angin.
• Izin untuk menghilangankan segala jenis penghalang, seperti bangunan,
lumbung padi, dan lain-lain yang dapat menimbulkan kebakaran.
3. BEBAN MEKANIS
1) Tekanan
Beban mekanis dalam hal ini adalah kondiksi eksternal yang
memproduksi tekanan mekanik pada konduktor saluran dan
peralatan pendukung, yaitu tiang atau menara. Beban mekanik juga
termasuk berat dari konduktor dan struktur itu sendiri. Struktur
merupakan subjek beban vertikal dan horizontal. Beban vertikal
berupa berat dari peralatan seperti isolator, konduktor, trafo,
crossarm, dan lain-lain.

2) Elastisitas
Elastisitas merupakan ciri dari material yang dapat mengembalikan
bentuknya kembali kedalam bentuk semula setelah mendapat
tekanan. Rasio dari tekanan normal untuk menegang disebut modulus
young (modulus elastisitas). Setiap material memiliki batas elastisitas,
apabila batas ini terlampaui, material terebut masih dapat bekerja
namun akan sedikit demi sedikit kehilangan karakteristik elastisitasnya
hingga pada akhirnya akan timbul suatu kegagalan.
3) Beban NESC
Tujuan dari analisis beban NESC ini adalah untuk mendapatkan nilai
perlindungan yang tepat dalam menghadapi beberapa keadaan cuaca,
seperti tekanan akibat kecepatan angin yang begitu kencang dapat terjadi
di wilayah-wilayah dataran rendah. Mungkin saja terdapat pembentukan
es yang begitu hebat tanpa disertai hembusan angin yang kencang, atau
mungkin kedua fenomena tersebut dapat terjadi. NESC mendefinisikan 3
beban tersebut kedalam kategori berat, sedang, dan ringan sert a
membagi wilayah/negara kedalam 3 area dimana 3 kategori ini
kemungkinan terjadi.
4) Tekanan Angin
Metode perhitungan tekanan angin pada permukaan silindris seperti
konduktor atau
tiang ditemukan oleh H. W. Buck, berikut adalah persamaan buck:
𝑝 = 0.00256 V2 lb/ft
dimana V merupakan kecepatan angin dalam satuan mil/jam.
4. RUANG NETRAL
Pada umumnya, zona netral yang perlu dipertimbangkan adalah : tanah,
jalanan, bangunan, pohon, konduktor dan struktur dari saluran lain, konduktor
lain dalam struktur yang sama, struktur itu sendiri, kabel jangkar dan beberapa
peralatan dalam struktur, dan daerah tepi dari area perizinan. NESC
memberikan ukuran zona netral minimum yang dibutuhkan. Setiap rating
tegangan memiliki ukuran zona netral yang berbeda-beda.

4.1. Zona Netral Horizontal


Lokasi penempatan tiang harus ditentukan untuk memberikan zona netral yang
cukup dari jalanan, pipa pemadam kebakaran, lampu lalu-lintas, jalan kereta,
dan lainlain.
Konduktor dalam satu saluran tidak boleh berjarak kurang dari 4 ft dari jalur
yang bertentangan. Jika konduktor yang terpasang lewat dekat dengan tiang
saluran udara yang lain, konduktor tersebut tidak boleh mengganggu ruang naik
tiang tersebut (ruang naik merupakan ruang yang digunakan pekerja/teknisi
dalam melakukan pemeliharaan dan perbaikan).
4.2. Zona Netral Vertikal
Tabel 6.2 diambil dari NESC edisi 1984, menunjukan zona netral vertikal. Sebagai
contoh, panjang regangan/bentangan kabel tidaklah lebih dari 175 ft pada
kawasan berbeban-berat, 250 ft pada kawasan berbeban-sedang, dan 350 ft pada
kawasan berbeban-ringan. Zona vertikal ini dipilih berdasarkan temperatur 60oF
dan tegangan tidak lebih dari 50 kV ke tanah. Untuk regangan/bentangan yang
lebih panjang dan nilai tegangan yang lebih tinggi, nilai zona netral yang
dibutuhkan berbeda, bergantung terhadap tensi (tension) kabel dan lengkungan
(sag) kabel.
4.3. Zona Netral pada Persimpangan Kabel
Zona netral pada persimpangan kabel harus dibuat pada struktur persimpangan
yang praktis. Apabila tidak praktis, maka zona netral antara 2 buah kawat,
konduktor, atau kabel yang bersimpangan satu sama lain dan dikaitkan dalam
struktur yang berbeda tidak boleh lebih dari harga yang ditentukan dengan
tujuan mencegah kemungkinan kecelakaan kontak pada keadaan temperatur,
beban es yang bervariasi. Zona netral tersebut dibuat dalam keadaan netral 60oF
dengan keadaan tak berangin dengan jarak bentang tidak lebih dari 175, 250, 350
ft untuk beban berat, sedang, dan ringan. Untuk regangan/bentangan yang lebih
panjang dan nilai tegangan yang lebih tinggi, nilai zona netral yang dibutuhkan
berbeda, bergantung terhadap tensi (tension)
kabel dan lengkungan (sag) kabel.
6.4. Jarak Horizontal Antar-Konduktor
NESC yang dibutuhkan untuk konduktor supply pada jaringan
yang sama pada tegangan sampai 8.7 kV, zona netral
horizontal minimum antara konduktor adalah 12 in., dan
untuk tegangan yang lebih tinggi adalah 12 in. ditambah 0,4
in. per kilovolt diatas 8.7 kV.
Zona minimum horizontal antar konduktor untuk konduktor
supply pada jaringan yang berbeda adalah 12 in.; untuk
tegangan antara 8.7 sampai 50 kV, zona netral adalah 12 in.
ditambah 0,4 in. per kilovolt diatas 8.7 kV; dan untuk
tegangan 50 kV sampai 814 kV, zona netral yang dibutuhkan
adalah 28,5 in. ditambah 0.4 in. diatas 50 kV.
5. JENIS STRUKTUR PENDUKUNG
6. PERHITUNGAN MEKANIS
6.1. Momen pembengkokan akibat angin pada konduktor
Momen pembengkokan setara dengan gaya yang diberikan dikali dengan
jarak dalam inchi (pada sudut yang tepat terhadap arah angin) dari titik pada
momen lengan dimana kekuatannya dipertimbangkan .Total momen
pembengkokan akibat angin pada konduktor (bending moment due to wind
on the conductors) adalah:
6.2. Momen pembengkokan akibat angin pada tiang
Momen pembengkokan akibat angin pada tiang yang pada umumnya
bernilai maksimum pada bagian bawah tiang yang tidak terjangkar adalah :
6.3. Tekanan akibat sudut pada jalur
Apabila terdapat sudut dalam jalur saluran, maka terdapat gaya tambahan
yang dikenakan terhadap struktur pendukung pada titik sudut tersebut
dikarenakan tensi pada konduktor. Menjelaskan gambaran horizontal diagram
gaya yang bekerja pada sudut tiang.Jika konduktor pada bentang yang
berdekatan memiliki tensi yang setara dengan T dan sudut datang jalur
tersebut dinyatakan dalam a, resultan gaya tarik sisi tiang dalam Tr , gaya
tersebut dapat dihitung melalui formula sebagai berikut:
6.4. Penentuan kekuatan terhadap sudut tiang

Dalam menentukan apakah tiang yang akan digunakan sebagai tiang


sudut pada jalur/saluran memiliki kekuatan yang memenuhi
persyaratan NESC, maka formula yang diguakan adalah:
6.5. Sudut maksimum yang diperbolehkan tanpa kawat jangkar
Hampir merupakan suatu hal yang mustahil untuk membuat saluran udara dengan
berbagai macam pertimbangan panjang, seperti pada jalur transmisi tanpa adanya
sudut yang bervariasi mulai dari beberapa derajat hingga 90 derajat atau lebih.
Jika tensi dari konduktor dalam bentang yang berdekatan bernilai sama, maka
sudut maksimum yang diperkenankan tanpa menggunakan kawat jangkar dalam
suatu jalur/saluran dapat ditemukan melalui formula berikut:
8.7. Penjangkaran
Ketika sebuah tiang tidaklah cukup kuat menahan tekanan yang dapat
menyebabkantiang tersebut bengkok (bending stress) dikarenakan
ketidak-seimbangan gaya yang bekerja, maka tiang tersebut perlu
dilakukan penjangkaran.
Kekuatan kawat jangkar harus cukup besar untuk menahat seluruh tekanan
horizontal dalam arah kerjanya sehingga tiang nantinya hanya akan menahan
bagian vertikal dari tensi kawat jangkar. Untuk struktur khusus seperti rangka-
A, rangka-H, dan lain-lain terkadang lebih digunakan dibandingkan
menggunakan kawat jangkar dalam beberapa aplikasi. Namun teknik secara
umum adalah dengan menggunakan kawat jangkar atau kawat besi atau
material dengan kekuatan tinggi laiannya untuk menahan tekanan
tersebut.
6. KUALITAS KONSTRUKSI

Kriteria yang digunakan dalam menentukan kebutuhan kekuatan saluran/jalur


disebut kelas/tingkatan konstruksi (grade of construction). Tingkatan ini secara
spesifik dibentuk berdasarka kebutuhan kekuatan untuk tujuan keamanaan.
NESC menamai kelas untuk jalur/saluran supply dan komunikasi dengan huruf B,
C, D, E, dan N. Kelas B merupakan kelas tertingi dan membutuhkan kekuatan
yang tinggi. Kelas D hanya diperuntukan kepada jalur komunkikasi dan lebih
tinggi tingkatannya dibandingkan kelas N.
Jenis kelas yang digunakan bergantung kepada jenis jaringan, tegangan, dan
pengiring jalur/saluran. Sebagai contoh saluran daya dengan besar tegangan
berapapun apabila melewati jalan kereta api membutuhkan konstruksi kelas B
namun dalam kondisi yang lain mungkin hanya membutuhkan konstruksi kelas
N. selain standar yang diterapkan NESC terdapat juga aturan-aturan lokal di
wilayah tertentu yang menentukan kelas konstruksi suatu jalur/saluran.
7. KONDUKTOR

Tembaga dan aluminium merupakan logam yang sering digunakan


sebagai material konduktor untuk jaringan distribusi. Kriteria
pemilihannya meliputi konduktivitas, kekuatan mekanis, harga, dan
berat. Berdasarkan kriteria pemilihan tersebut, tembaga merupakan
konduktor yang memiliki kualitas terbaik dan aluminium merupakan
yang kedua dalam hal konduktivitas dan keberadaannya. Aluminium
memiliki beberapa kelebihan yaitu beratnya yang merupakan 70
persen lebih kecil dari ukurannya, namun konduktivitasnya
hanyalah 61 persen dari kekuatan konduktivitas tembaga. Kekuatan
maksimumnya (breaking strength) sekitar 43 persen dari tembaga
jenis hard-drawn.
8. JENIS ISOLATOR
Isolator pada saluran udara diklasifikasikan menjadi (1) pin-type
insulators, (2) suspension insulators, and (3) strain insulators.
Isolator jenis pin (pin-type insulators) digunakan untuk tegangan
rendah dan sedang dalam jaringan distribusi. Untuk jenis
suspensi (suspension insulators) digunakan untuk seluruh
jalur/saluran tegangan. Strain insulators digunakan pada kawat
jangkar dan untuk saluran/jalur rendah terakhir/buntu.
Berat minimum isolator yang diperkenankan pada struktur
pendukung dapat diperoleh dengan memperhitungkan sudut
melintang dimana isolator tersebut kemungkinan akan berayun
tanpa mengurangi terlalu banyak luasan zona netral antara
konduktor dan struktur dan dengan membutuhkan rasio antara
berat beban angin vertikal dan horizontal yang harus diperhatikan
agar isolator tidak dapat berayun melebihi sudut yang telah
ditentukan.
9. PEMAKAIAN BERSAMA

Penggunaan tiang secara bersama memiliki beberapa keuntungan. Namun


ketika struktur pembantu dari saluran udara ini digunakan secara bersama
untuk keperluan yang lain seperti telepon atau saluran komunikasi. Ada
beberapa faktor tambahan yang harus diperhitungkan dalam merancang
jalur tersebut disamping mempertimbangkan jalur yang hanya berisikan
saluran daya saja. Contohnya, dibutuhkan kelas konstruksi yang lebih
tinggi dan pertimbangan akan jarak antara konduktor dengan
perlengkapan keperluan yang lain. Selain menghemat tempat, pemakaian
bersama ini juga dapat menghemat biaya yang dibutuhkan saat instalasi
nanti. Secara umum, konduktor ditempatkan pada suatu susunan dimana
untuk konduktor tegangan tinggi ditempatkan pada bagian yang lebih
tinggi dibandingkan konduktor bertegangan rendah, dan diantara kedua
level tersebut terdapat zona netral.
Jenis Penopang Konstruksi
Menara
Baja

Kelebihan:
 Biasanya digunakan pada saluran-saluran terpenting di atas
66 kV.
 Baik sekali terutama karena dapat diandalkan pada beban
beban yang gawat (penampang kawat besar, tarikan besar,
angin kencang, gawang lebar).
 Memungkinkan penggunaan menara-menara yang lebih
tinggi daripada normal untuk keperluan-keperluan tertentu.
 Daya tahannya biasanya 45 tahun.
Kekurangan:
 Biaya relatif mahal
 Butuh area yang luas
Jenis Penopang Konstruksi

Tiang Baja
Kelebihan:
• Di Jepang tiang baja digunakan untuk saluran transmisi
sampai 77 kV dengan gawang kurang dari 150 m
• Dipakai bila diinginkan masa-tahan yang lebih lama atau
bila situasi pengangkutan sulit.
• Di Eropa dan Amerika Serikat tiang baja bertali (guyed)
kadang- kadang dipakai pada saluran tegangan tinggi
bila tekanan angin tidak kencang, jalan (route) saluran
mudah dan lurus
• Perawatannya mudah.
Kekurangan:
• Tiang baja lebih rendah kekuatannya dibandingkan
dengan menara baja, sehingga digunakan bila beban
mekanis tidak besar.
Jenis Penopang Konstruksi
Tiang Beton
Bertulang
Kelebihan:
o Daya tahannya yang boleh dikatakan
permanen.
Kelemahan:
o Karena luar biasa beratnya, ia hanya dapat
dipakai pada saluran-saluran yang mudah
dicapai dengan kendaraan.
Jenis Konstruksi
Tiang Kayu

Kelebihan:
• Mudah untuk dibuat
• Murah
Kelemahan:
• Tidak sekokoh konstruksi baja dan beton
• Daya tahan singkat
Macam Beban Konstruksi
Perencanaan konstruksi didasarkan atas beban tertentu. Di Jepang ketentuan
tentang hal ini diatur dalam standar-standar. Untuk menara baja dikenal klasifikasi
berikut :
Menara singgung (Jenis A)
Dipasang menurut garis lurus, dengan bagian yang bersudut mendatar kecil
(biasanya 3 untuk gawang standar).
Menara sudut (Jenis Bdan C)
Dipasang dengan sudut mendatar tertentu; Jenis B sudutnya 200 dan jenis C
sudutnya 30o.
Menara ujung (Jenis D)
Dipasang pada ujung (dead end) semua kawat penghantar dan kawat
tanah, sehingga perlu memiliki ketahanan yang besar.
Menara penegang (tension towers)
Digunakan sebagai penguat (reinforcement) di beberapa tempat pada
saluran, yaitu bila pada menara singgung terjadi tarikan yang tidak seimbang
karena perbedaan lebar gawang yang bersampingan.
Menara khusus
Digunakan pada penyeberangan sungai atau lembah atau bila dipandang
perlu.
Bagian –Bagian Saluran
Transmisi
1. Tiang Transmisi dan Menara

Suatu menara dan tower listrik harus kuat terhadap beban


yang bekerja padanya, antara lain yaitu :

Gaya berat tower dan kawat penghantar (gaya tekan).


Gaya tarik akibat rentangan kawat.
Gaya angin akibat terpaan angin pada kawat maupun
badan tower.
A =travers kawat tanah
B, C, D =travers kawat phasa
E =rangka tiang
F, G, H =penguat rangka tiang
I=pondasi
Bagian –Bagian Saluran
Transmisi
2. Isolator
Bagian utama dari suatu isolator terdiri dari bahan
dielektrik, jepitan logam dan tonggak logam.dilihat
dari konstruksinya isolator terdiri dari isolator
pendukung dan isolator gantung. Isolator
pendukung terdiri dari 3 jenis yaitu isolator pin,
isolator post, dan isolator pin-post.
Parameter Isolator
Isolator itu sendiri memiliki parameter tersendiri yang digunakan untuk
mengkategorikan isolator, yaitu :
 Jarak minimum antara sirip (ds)
 Perbandingan antara jarak spasi sirip (ss) dengan rentangan
sirip (rs)
 Perbandingan antara jarak rambat dengan jarak bebas
 Perbedaan antara dua jarak rentangan sirip berurutan
 Kemiringan sirip
Bagian –Bagian Saluran
Transmisi
3. Kawat PenghantarUntuk Saluran Transmisi Udara
Kawat penghantar berfungsi untuk mengalirkan arus
listrik dari suatu tempat ke tempat yang lain. Jenis
kawat penghantar yang biasa digunakan pada
saluran transmisi adalah tembaga dengan
konduktivitas 100 % (CU 100 %), atau aluminium
dengan konduktivitas 61 %(AL 61%).
Klasifikasi Kawat Menurut Konstruksinya

1. Kawat padat (solid wire) adalah kawat tunggal


yang padat (tidak berongga) dan
berpenampang buat , jenis ini hanya dipakai
untuk penampang-penampang yang kecil,
karena penghantar-penghantar yang
berpenampang besar sukar ditangani serta
kurang flexible.
Apabila diperlukan penampang yang besar,
maka dipergunakan 7 sampai 61 kawat padat
yang dililit menjadi satu, biasanya secara berlapis
dan konsentris. Tiap-tiap kawat padat merupakan
kawat komponen dari kawat berlilit tadi.
2. Kawat rongga (hollow Conductor) adalah kawat berongga
yang dibuat untuk mendapatkan garis tengah luar yang besar.
Ada dua jenis kawat rongga :
(a) yang rongganya dibuat oleh kawat lilit yang ditunjang oleh
sebuah batang, dan
(b) yang rongganya dibuat oleh kawat-kawat komponen yang
membentuk segmen-segmen sebuahsilinder.

3. Kawat berkas terdiri dari dua kawat atau lebih pada satu
fasa, yang masing-masing terpisah dengan jarak tertentu. Kawat
berkas mempunyai kelebihan disbandingkan dengan kawat
padat karena mengurangi gejala korona, mempunyai kapasitas
yang lebih besar dan reaktansi yang lebih kecil.
Klasifikasi Kawat Menurut
Bahannya
1. Kawat logam campuran (alloy) adalah
penghantar dari tembaga atau aluminium
yang diberi campuran dalam jumlah tertentu
dari logam jenis ain guna menaikkan kekutan
mekanisnya. Yang sering digunakan adalah
“copper alloy”, tetapi “aluminium alloy” juga
lazim dipakai
Apabila kawat-kawat komponen itu sama garis tengahnya
maka persamaan-persamaan berikut berlaku :

N =Jumlah kawat komponen


n =Jumlah lapisan kawat komponen
N =3n ( 1 +n ) +1
D =Garis tengah luar dari kawat berlilit
D =d ( 1 +2n ) d =Garis tengah kawat komponen
A =an A =luas penampang kawat berlilit
W =wN ( 1 +k1 ) W =berat kawat berlilit
R =( 1 +k2 ) r/N w = Berat kawat komponen per satuan panjang
k1 =perbandingan berat terhadap lapisan
R =Tahanan kawat berlilit
r =tahanan kawat komponen per satuan panjang
k2 =Perbandingan tahanan terhadap lapisan
2. Kawat logam campuran (alloy) adalah penghantar dari
tembaga atau aluminium yang diberi campuran dalamjumlah
tertentu dari logam jenis lain guna menaikkan kekuatan
mekanisnya. Yang sering digunakan adalah “copper alloy”,
“aluminium alloy” juga seringdipakai.

3. Kawat logam paduan (composite) adalah penghantar yang


terbuat dari dua jenis logam atau lebih yang dipadukan dengan
cara kompressi, peleburan atau pengelasan. Dengan cara
demikian maka dikenal kawat baja berlapis tembaga atau
aluminium.
Daftar kawat yang
dipergunakan untuk saluran
transmisi
Kawat Tanah
 Kawat Tanah (Earth wire/ ground wire/ kawat petir )
adalah suatu pengaman dari sistem tenaga listrik
khususnya pada sistem transmisi yaitu dengan
melindungi kawat penghantar atau kawat fasa
terhadap sambaran petir.
 Pemasangan kawat tanah pada saluran transmisi
ditujukan untuk melindungi kawat penghantar dari
tegangan lebih luar (External over voltage), kawat
tanah tersebut menangkap kilat dan
menghantarkan arus kilat melalui kaki-kaki tower
langsung ke tanah.
Jumlah dan posisi Kawat
Tanah
Jumlah Kawat Tanah setidaknya ada satu buah diatas
kawat fasa, namun umumnya di setiap tower dipasang dua
buah. Pemasangan yang hanya satu buah untuk dua
penghantar akan membuat sudut perlindungan menjadi
besar sehingga kawat fasa mudah tersambar petir. Jarak
antara ground wire dengan kawat fasa di tower
adalahsebesar jarak antar kawat fasa, namun pada
daerah tengah gawangan dapat mencapai 120% dari
jarak tersebut.
Overhead grounding wire
 Salah satu cara yang paling mudah untuk melindungi saluran
tenaga listrik adalah dengan menggunakan kawat tanah
(overhead groundwire) pada saluran. Prinsip dari pemakaian
kawat tanah ini adalah bahwa kawat tanah akan menjadi
sasaran sambaran petir sehingga melindungi kawat phasa
dengan daerah/zona tertentu.

 Overhead groundwire yang digunakan untuk melindungi saluran


tenaga listrik, diletakkan pada ujung teratas saluran dan
terbentang sejajar dengan kawat phasa. Groundwire ini dapat
ditanahkan secara langsung atau secara tidak langsung
dengan menggunakan sela yang pendek.
Daerah Proteksi
Satu Groundwire
 Misalkan groundwire diletakkan setinggi h meter dari tanah.

 Titik b ditentukansebesar 2/3 h.

 Zona proteksi groundwire terletak di dalam daerah yang diarsir. Di


dalam zona tersebut, diharapkan tidak terjadi sambaran petir langsung
sehingga di daerah tersebut pula kawat phasa dibentangkan.

 Apabila hx merupakan tinggi kawat phasa yang harus dilindungi, maka


lebar bx dapat ditentukan dalam 2 kondisi, yaitu :

• Untuk hx >2/3 h , bx =0,6 h (1 –hx/h)

• Untuk hx <2/3 h , bx =1,2 h (1 –hx/0,8h)

 Jika sebuah groundwire dirasa belum cukup untuk memproteksi kawat


phasa sepenuhnya. Untuk meningkatkan performa dalam
perlindungan terhadap sambaran petir langsung, dapat digunakan
lebih dari satu groundwire.
Proteksi Dua Groundwire
Bila digunakan 2 buah groundwire dengan tinggi h dari tanah dan
terpisah sejauh s, perhitungan untuk menetapkan zona proteksi petir
dilakukan seperti halnya menggunakan 1 buah groundwire

• Apabila ho menyatakan tinggi titik dari


tanah di tengah-tengah
2 groundwire yang terlindungi dari
sambaran petir, maka ho dapat
ditentukan :ho =h -s/4

• Sedangkan daerah antara


2 groundwire dibatasi oleh busur lingkaran
dengan jari-jari 5/4 s dengan titik pusat
terletak pada sumbu di tengah-tengah 2
groundwire.
• Zona perlindungan groundwire dapat dinyatakan dengan
parameter sudut perlindungan, yaitu sudut antara garis
vertikal groundwire dengan garis hubung
antara groundwire dan kawat phasa. Jika sudut perlindungan
tersebut dinyatakan dalam a dan tinggi groundwire adalah h,
maka probabilitas sambaran petir pada groundwire (p) dapat
ditentukan sebagai berikut:

log p =
-4
• Dari persamaan tersebut, terlihat bahwa makin
tinggi groundwire dan sudut perlindungan yang besar,
akan mengakibatkan probabilitas tersebut meningkat.
Untuk itu diperlukan pemilihan tinggi groundwire dan
sudut perlindungan yang tepat untuk mendapatkan
performa perlindungan yang baik dari sambaran petir.
?

Untuk daerah yang tingginya lebih dari 200m dari


permukaan laut, dianjurkan untuk menambah h diatas
dengan 10%.
JUMPER KAWAT TANAH

Ujung bagian atas kawat ini dihubungkan langsung dengan kawat


tanah menggunakan klem jembatan atau dihubungkan dengan
batang penangkap petir yang dipasang di atas tiang. Sedangkan
ujung bagian bawahnya dihubungkan dengan pentanahan tiang.
Dengan pemasangan kawat penghubung diharapkan tidak terjadi
arus balik yang nilainya lebih besar daripada arus sambaran petir yang
sesungguhnya, sehingga gangguan pada transmisi dapat berkurang.
Pentanahan Transmisi
Yang dimaksud pentanahan menara transmisi ialah
penambahan suatu alat pentanah / elektroda
pentanah, untuk menurunkan tahanan kaki menara.

Pentanahan menara transmisi ini dilakukan apabila


tahanan kaki menara masih dianggap terlalu tinggi,
atau melebihi batas yang diperbolehkan.

Pada saluran transmisi di Indonesia tahanan kaki


menara yang diperbolehkan maksimum adalah 10
ohm.
Untuk menentukan berapakah batas maksimum tahanan
kaki menara yang diperbolehkan agar tidak terjadi
flashover, LV Dewley memberikan suatu hubungan sbb :

V
Rf = ohm
I s 1 k 

Rf –tahanan kaki menara


V –batas tegangan flashover dari gandengan isolator yang
digunakan (impulee flashoverlevel)
I- arus kilat maksimum pada menara
k – faktor kopling antara kawat tanah dan kawat fasa
(konduktor)
Is berkisar antara 160 – 220 KA, tetapi dalam
perencanaannya biasanya digunakan besaran antara 60 -
100 KA.
ANDONGAN
ANDONGAN (SAG) MERUPAKAN JARAK LENTURAN DARI SUATU BENTANGAN
KAWAT PENGHANTAR ANTARA DUA TIANG PENYANGGA JARINGAN ATAU
LEBIH, YANG DIPERHITUNGKAN BERDASARKAN GARIS LURUS (HORIZONTAL)
KEDUA TIANG TERSEBUT. BESARNYA LENTURAN KAWAT PENGHANTAR
TERSEBUT TERGANTUNG PADA BERAT DAN PANJANG KAWAT PENGHANTAR
ATAU PANJANG GAWANG (SPAN). BERAT KAWAT AKAN MENIMBULKAN
TEGANGAN TERIK PADA KAWAT PENGHANTAR, YANG AKAN
MEMPENGARUHI BESARNYA ANDONGAN TERSEBUT.
Penghantar Ditunjang
oleh Tiang yang sama
Tingginya

T = tegangan menndatar dari penghantar (kg)


W =berat penghantar per satuan panjang (kg/m)
l = Panjang penghantar sebenarnya dari titik
terendah sampai titik dengan koordinat (x,y)
(m)
d = andongan (sag) pada titik (x,y) (m)
Jarak vertikal antara kawat tanah dan
kawat fasa diperoleh dengan
memisahkan lengkung kawat itu
memenuhi persamaan berikut :
Keterangan
y =tinggi kawat tanah diatas tanah, (m)
y’ =tinggi kawat fasa diatas tanah, (m)
d o =andongan maksimum kawat tanah,(m)
do’= andongan maksimum kawat fasa, (m)
b =jarak vertikal antara kawat fasa dan kawat
tanah, (m)
bm =jarak vertikal antara kawat tanag dan kawat
fasa ditengah-tengah gawang, (m)
b q =jarak vertikal antara kawat tanah dan kawat
fasa diseperempat gawang, (m)
RUANG-RUANG YANG HARUS
DIPERHATIKAN DI SEKITAR
SALURAN TRANSMISI

UNTUK MENGANTISIPASI BAHAYA LISTRIKPADA SUTT/SUTET MAKA


DITETAPKAN JARAK AMAN YANG DIMAKSUD DENGAN :
RUANG BEBASDAN RUANG AMAN DISEKITAR SUTET/SUTT
RUANGBEBASSUTT/SUTET
Ruang bebas adalah ruang di sekeliling penghantar yang dibentuk oleh jarakbebas minimum
sepanjang jalur SUTT/SUTET. Jalur itu harus dibebaskan dari benda-benda dan kegiatan lainnya.
Artinya, dalam ruang bebas tidak boleh ada satupun benda-benda seperti bangunan atau pohon
lain di dalam ruang tersebut.
GAMBAR ILUSTRASI RUANG DI
SEKITAR SALURAN TRANSMISI
RUANGAMAN

Ruang aman adalah ruang yang berada di luar ruang


bebas yang tanahnya masih bisa dimanfaatkan
RUANG BEBAS YANG DIMAKSUD ADALAH AREA DENGAN JARAK ATAU
RADIUS TERTENTU YANG DIUKUR DARI TAPAK TIANG SUTET YANG HARUS
TERBEBAS DARI BANGUNAN APAPUN.

• SUTT55 KV JENIS TIANG BAJA MEMILIKI RUANG BEBAS 4METER


• SUTT66 KV JENIS TIANG BETON MEMILIKI RUANG BEBAS 4 METER
• SUTT66 KV JENIS MENARA MEMILIKI RUANG BEBAS 7METER
• SUTT150 KV JENIS TIANG BAJA MEMILIKI RUANG BEBAS 7METER
• SUTT150 KV JENIS TIANG BAJA MEMILIKI RUANG BEBAS 6METER
• SUTT150 KV JENIS TIANG BETON MEMILIKI RUANG BEBAS 5 METER
• SUTT150 KV JENIS MENARA MEMILIKI RUANG BEBAS 10METER
• SUTET500 KV JENIS SIRKITTUNGGAL MEMILIKI RUANG BEBAS 22 METER
• SUTET500 KV JENIS SIRKITGANDA MEMILIKI RUANG BEBAS 17METER
JARAK MINIMUM KONDUKTOR
DARI PERMUKAAN TANAH
SELAIN MENGATUR JARAK AMAN DARI TIANG ATAU MENARA SUTET, ATURAN INI
JUGA MENGATUR TINGGI BANGUNAN YANG MASIH DIANGGAP AMAN DARI
KONDUKTOR ATAU KABEL TRANSMISI LISTRIKBERTEGANGAN TINGGI.
•SUTT 66 KV MEMILIKI JARAK BEBAS 12,5 METER DARI PERMUKAAN TANAH
DENGAN TINGGI MAKSIMAL BANGUNAN 8METER
•SUTT 150 KV MEMILIKI JARAK BEBAS 13,5 METER DARI PERMUKAAN TANAH
DENGAN TINGGI MAKSIMAL BANGUNAN 8METER
•SUTET 500 KV MEMILIKI JARAK BEBAS 13 METER DARI PERMUKAAN TANAH
DENGAN TINGGI MAKSIMAL BANGUNAN 9METER
"JADI HARUS ADA RUANG BEBAS DARI AYUNAN KABEL ITUKETIKA TERTIUPANGIN
DAN JARAK AMAN DARI RISIKO KABEL PUTUS ATAU SEBAGAINYA.
Pertanyaan???
KESIMPULAN
1. Dalam merencanakan rute suatu jalur/saluran diperlukan beberapa
faktor yang harus dipertimbangkan, hal yang paling utama adalah
keadaan geografis wilayah dimana jalur transimisi/distribusi tegangan
tinggi tersebut akan dilewatkan. Selain itu, tidaklah cukup jika
mengandalkan kalkulasi teoritis dan kemampuan yang handal, namun
pengalaman dalam perencanaan juga sangat diperlukan dalam tujuan
pengambilan keputusan yang tepat, baik dalam bagian jalur, konstruksi
menara atau tiang, jenis konduktor yang digunakan, sampai peralatan
pendukung yang diperlukan.
2. Semua pertimbangan tersebut demi mencapai suatu perancangan yang
optimum, dimana hasil desain yang dirancang tidak hanya memiliki
kehandalan sebaik mungkin namun juga ekonomis.

Anda mungkin juga menyukai