Anda di halaman 1dari 36

METODE PEMISAHAN

ANALITIK

Prodi S-1 Farmasi


UNG
• Tehniks pra - Perlalakuan
sampel yang sering digunakan
1. Analisis Langsung
Bentuk sediaan cair, dapat
dilakukan pengukuran langsung
atau di encerkan atau di
pekatkan lebih dahulu sebelum
dilakukan pengukuran.
Untuk kromatografi pengenceran
dilakukan dengan menggunakan
fase gerak..
2. Ekstraksi Padat – Cair
Bentuk sediaan padat. Misalnya
tablet.
Prosedur ini merupakan prosedur
yang sederhana karena
melibatkan pemilihan pelarut
atau gabungan pelarut yang
secara ideal akan melarutkan
secara sempurna senyawa yang
akan di analisis.
Kebanyakan metode ini dengan
menggerus terlebih dahulu hingga
diperoleh bentuk serbuk yang
halus lalu di lanjutkan dengan
ekstraksi pelarut, penyaringan
atau sentrifugas.
Ekstraksi Cair – Cair
(liquid-liquid extraction)
Pendahuluan & Defenisi
• Ekstraksi adalah proses pemisahan satu
atau lebih komponen dari suatu
campuran homogen menggunakan pelarut
cair (solven) sebagai separating agent
(pemisahan berdasarkan prinsip beda
kelarutan)
• LLE merupakan peristiwa pemisahan
komponen sebagai zat terlarut (solute)
berdasarkan perbedaan kelarutan ( sifat
fisika)
Pengantar
• Ekstraksi cair-cair adalah
pemisahan komponen dari suatu
campuran cair dengan
mengontakkan pada cairan lain
• Sering disebut juga Ekstraksi
cair atau ekstraksi pelarut
(solvent extraction)
• Pemisahan berdasar perbedaan
kelarutan
• Ekstraksi cair-cair (liquid extraction,
solvent extraction): solute
dipisahkan dari cairan pembawa
(diluen) menggunakan solven cair.
• Campuran diluen dan solven ini
adalah heterogen ( immiscible, tidak
saling campur), jika dipisahkan
terdapat 2 fase, yaitu fase diluen
(rafinat) dan fase solven (ekstrak).
• Fase rafinat = fase residu, berisi
diluen dan sisa solut.
• Fase ekstrak = fase yang berisi solut
dan solven.
Teknik Ekstraksi
• Ekstraksi cair digunakan sebagai unt
praperlakuan sampel (clean-up) unt
memisahkan analit2 dr komponen2 matrix
yg mkn mengganggu pd saat deteksi analit
• Dlm bnt yg plg sederhana suatu alikoat
larutan air di gojog dg pelarut organik yg
tdk campur dg air
• Ekstraksi cair ditentukn olh distribusi
Nerst (hukum partisi) “pd kosentrasi &
tekanan yg konstan, anali akan
terdistribusi dlm proporsi yg sll sama
diantara 2 pelarut yg saling tidak campur
Alat-alat utama dan Tahapan
1. Pencampuran atau mengkontakkan
antara campuran dengan solven
2. Pemisahan 2 fasa yang terbentuk
3. Pengambilan kembali (removal and
recovery) solven dari tiap fasa yang
terbentuk
Solven

Ekstrak E
Pencampuran Pemisahan
(Mixer) (Separator)
Rafinat R

Campuran
Masalah-masalah dlm ekxtraksi
pelarut

• Terbentuknya emulsi
• Analit terikat kuat pd partikulat
• Analit terserap oleh partikulat
yg mkn ada
• Analit terikat pd senyawa yg
mempunyai berat molekul tinggi
• Adanya kelarutan analit scr
bersama2 dlm ke2 fase
Sifat solvent

• Solut mempunyai kelarutan yang


besar dalam solven, tetapi solven
sedikit atau tidak melarutkan diluen
• Tidak mudah menguap pada saat
ekstraksi,
• Mudah dipisahkan dari solut,
sehingga dapat dipergunakan
kembali,
• Tersedia dan tidak mahal.
Tugas :

• Carilah 5 contoh peristiwa


ekstraksi cair-cair dan leaching
di industri farmasi & kimia.
• Carilah 5 contoh pelarut yg
digunakan dlm ekstraksi cair-
cair dan uraikan
karakteristiknya
(^_^)
Kromatograf Lapis Tipis
(KLT)
Kromatografi pertama kali dilakukan
tahun 1903 oleh Tswett dalam
memmisahkan klorofil dari daun.
Kromatografi merupakan tehnik
pemisahan yang didasarkan atas
partisi dari sampel di antara fase
gerak dan fase diam
Berdasarkan fase gerak yang
digunakan kromatografi dibagi 2 :
1. Kromatografi gas
2. Kromatografi cair
Kromatografi Cair
1.Kromatografi Lapis Tipis
2.Kromatografi Ciar Kinerja Tinggi
(HPLC)
Kromatografi tersebut menggunakan
Fase diam atau absorben berupa
silikagel, alumina, tanah diatomeae,
serbuk selulosa, dan pelarut sebagai
eluen digunakan berdasarkan kekuatan
elusinya baik pelarut tunggal maupun
campuran, di mana kekuatanelusinya
berdasarkan tingkat kepolarannya.
Pengunaan kromatografi :
1. Pengecekan yang cepat terhadap
komposisi campuran
2. Untuk mengetahui kesempurnaan
suatu reaksi
3. Untuk identifikasi obat, ekstrak
tanaman, preparat biokimia,
4. Untuk mendeteksi kontaminan
atau pemalsuan
Hal-2 yang perlu diperhatikan dalam
Pemilihan pelarut :
1. Pelarut harus murni, bila perlu
disuling kembali
2. Campuran pelarut hanya boleh
digunakan maksimum sampai 2 atau
3 kali
3. Komposisi campuran dapat berubah
karena penyerapan atau penguapan
4. Komponen-2 campuran pelarut
mungkin bereaksi satu sama lain
5. Eter atau kloroform biasanya sudah
mengandung etanol 0,5-1% sebagai
stabilisator
Pemisahan campuran pada
kromatigrafi terjadi karena molekul
sampel tertahan oleh fase diam atau
dibawa oleh fase gerak, tergantung
dari afinitas senyawa tersebut
terhadap kedua fase.
Reaksi ikatan yang terjadi antara
sampel dengan fase diam atau fase
gerak adalah ikatan hidrogen atau
ikatan dipol-dipol (ikatan van der
wall) sehingga tidak terjadi
perubahan struktur kimia yang
berarti pada senyawa dalam
sampel.
Ilustrasi
Kromatografi
Prosedur KLT
1. PERSIAPAN : - chamber/wadah
- plat KLT
- sampel
2. PENOTOLAN SAMPEL
3. PENGEMBANGAN KLT / ELUSI
4. VISUALISASI BERCAK
5. INTERPRETASI HASIL
1. PERSIAPAN

• chamber
1. PERSIAPAN

• chamber

Tuangkan pelarut/eluen ke dalam


chamber setinggi < 1 cm
1. PERSIAPAN

• chamber

Agar chamber jenuh dengan eluen,


masukkan potongan kertas saring di
sisi dalam chamber. Tutup, diamkan
hingga eluen naik hingga kertas saring
terbasahi semua.
1. PERSIAPAN

• plat KLT

Potong plat KLT dengan ukuran


tertentu (biasanya 2 x 10 cm)
1. PERSIAPAN

• plat KLT

Ukur 1 cm, tandai dengan pensil (jaga


jangan sampai merusak/menggores
plat), buat garis melintang setinggi 1
cm dari bawah. Ini adalah tempat
sampel ditotolkan.
2. PENOTOLAN SAMPEL

Totolkan sampel dengan mikropipet


(atau batang kapiler yang diruncingkan)
sebanyak 1 atau 2 µL.
MIKROPIPET

Mikropipet, sering
disebut juga spotter,
dapat dibuat dari
batang gelas kapiler.

Panaskan/bakar
dengan api, tarik
perlahan hingga
terpisah menjadi 2
bagian.
3. PENGEMBANGAN KLT

eluen
merambat
pada plat
3. PENGEMBANGAN KLT
3. PENGEMBANGAN KLT

A. Tempatkan plat ke dalam chamber TLC plate

B. Elusi plat dengan eluen,


hingga eluen mencapai garis atas

C. Ambil plat jika eluen sudah


mencapai garis batas atas.

eluen
}
TLC Developing Chamber
(just a glass jar with solvent in it!)
3. PENGEMBANGAN KLT

Pada saat diambil dari chamber, berilah tanda


garis dengan pensil akhir eluen.
4. VISUALISASI BERCAK

• Langsung / mata telanjang

• Lampu UV

• Uap iodin

• Reagen penyemprot
Untuk kromatografi lapis tipis dalam uji
kualitatifnya berdasarkan visualisasi fisika
kimia kromatogram pada lempeng, dengan
cara :
1. Melihat noda kromatogram yang mengabsorbsi
radiasi UV atau berfluoresensi dengan radiasi
UV 254 atau 366 nm
2. Penyemprotan dengan zat kimia berupa H2SO4
dengan uap Iodium
3. Penyemprotan dengan air (efek transparan)
Dari noda yang terbentuk pada visualisasi fisika
kimia kemudian ditentukan nilai Rfnya (faktor
retardasi)
jarak tempuh noda
Rf =---------------------------
jarak tempuh eluen

Anda mungkin juga menyukai