Anda di halaman 1dari 11

Kebijakan Transfusi Darah

Kelompok I :
•Veronica rosa halim
•Nor jamilah
•Mimie
•Dewi sakunta
•Hairunnisa
•Riska gustinawati
•Triseto gunawan
Apa yang dimaksud dengan
Transfusi darah ? Menurut pp tahun 1980 tentang transfusi darah,
Transfusi Darah adalah tindakan medis
memberikan darah kepada penderita, yang
darahnya telah tersedia dalam botol atau kantong
plastik.

Usaha Transfusi Darah adalah segala tindakan


yang dilakukan dengan tujuan untuk
memungkinkan penggunaan darah bagi keperluan
pengobatan dan pemulihan kesehatan yang
mencakup masalah-masalah pengadaan,
pengolahan, dan penyampaian darah kepada
orang sakit.
Peraturan pemerintah tentang transfusi darah
dibuat dengan menimbang bahwa :

usaha transfusi darah adalah merupakan bagian dari tugas Pemerintah di bidang
pelayanan kesehatan rakyat dan merupakan suatu bentuk pertolongan yang
sangat berharga kepada umat manusia;

berdasarkan ilmu pengetahuan kedokteran, satu-satunya sumber darah yang


paling aman untuk keperluan transfusi darah adalah darah manusia;

pada waktu ini banyak diselenggarakan usaha transfusi darah dengan pola yang
bermacam-macam, yang dapat membahayakan kesehatan baik terhadap para
penyumbang maupun pemakai darah;
Kebijakan tentang transfusi darah
diatur dalam :
• PP no. 18 Tahun 180 tentang transfusi darah
• PP no. 7 tahun 2011 tentang pelayanan darah
Berdasarkan pasal 9 pp no. 7 tahun 2011 tentang
pelayanan darah
• Pengambilan darah hanya dilakukan di UDD atau
tempat tertentu yang memenuhi persyaratan dan
dilakukan oleh tenaga kesehatan yang berwenang.
• Setiap pengambilan darah harus didahului dengan
pemeriksaan kesehatan pendonor dan mendapat
persetujuan dari pendonor.
• Pendonor harus diberitahu terlebih dahulu tentang
resiko dan hasil dari pemeriksaannya.
• Jika hasil pemeriksaan darahnya terinfeksi berdasarkan
uji saring, maka dianjurkan kepada pendonor agar tidak
mendonorkan darahnya dan melakukan uji konfirmasi.
Berdasarkan pasal 11 pp no 7 tahun
2011
• Tenaga kesehatan wajib melakukan uji saring
darah untuk mencegah penularan penyakit.

• Uji saring darah sebagaimana dimaksud pada


ayat (1) paling sedikit meliputi pencegahan
penularan penyakit HIV-AIDS, Hepatitis B,
Hepatitis C, dan Sifilis.
Berdasarkan pasal 12 pp no 7 tahun
2011
Tenaga kesehatan wajib melakukan pengolahan darah untuk memenuhi
kebutuhan komponen darah tertentu dalam pelayanan transfusi darah.
Berdasarkan pasal 14
• Darah hanya didistribusikan untuk
kepentingan pelayanan kesehatan.
• Distribusi darah dilakukan dengan
menggunakan sistem tertutup dan metode
rantai dingin.
• Distribusi darah harus dilakukan oleh tenaga
kesehatan atau petugas UTD atau petugas
BDRS dengan memperhatikan keamanan dan
mutu darah.
Yang dimaksud dengan ”sistem tertutup” adalah suatu mekanisme
pendistribusian darah yang mengikuti standar operasional prosedur
pelayanan di rumah sakit tanpa melibatkan pihak lain seperti keluarga
pasien. Yang dimaksud dengan “metode rantai dingin” adalah suatu
sistem pemeliharaan suhu darah dan komponen darah dari mulai
pengambilan sampai dengan pemberian darah kepada pasien. Yang
terpenting adalah petugas yang bertanggung jawab mengatur,
melaksanakan proses penyimpanan dan pemindahan darah dan plasma
serta menjaga peralatan untuk menyimpan dan memindahkan darah dan
plasma secara aman.
Berdasarkan pasal 16
• Tindakan medis pemberian darah dan/atau
komponennya kepada pasien harus dilakukan
uji silang serasi sebelum diberikan kepada
pasien.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai