0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
223 tayangan15 halaman
Dokumen tersebut membahas tiga jenis pengendalian yaitu split range, non-linier dan adaptif. Split range menggunakan dua valve untuk mengendalikan aliran rendah dan tinggi secara bergantian. Pengendalian non-linier digunakan untuk proses yang tidak linier dengan mengatur gain di area sensitif. Adaptif dapat mengubah parameter selain gain sesuai perubahan proses.
Dokumen tersebut membahas tiga jenis pengendalian yaitu split range, non-linier dan adaptif. Split range menggunakan dua valve untuk mengendalikan aliran rendah dan tinggi secara bergantian. Pengendalian non-linier digunakan untuk proses yang tidak linier dengan mengatur gain di area sensitif. Adaptif dapat mengubah parameter selain gain sesuai perubahan proses.
Dokumen tersebut membahas tiga jenis pengendalian yaitu split range, non-linier dan adaptif. Split range menggunakan dua valve untuk mengendalikan aliran rendah dan tinggi secara bergantian. Pengendalian non-linier digunakan untuk proses yang tidak linier dengan mengatur gain di area sensitif. Adaptif dapat mengubah parameter selain gain sesuai perubahan proses.
Pengendali Non-Linier Pengendali Adaptif Mengenal pengendalian split range Pengendalian Split Range memiliki dua buah control valve dalam satu proses variabel. Hal tersebut dikarenakan control valve harus mampu mengendalikan flow yang kecil sampai flow yang besar. Misalkan kebutuhan rangeability sistem sampai mencapai 500:1, maka mutlak diperlukan setidak-tidaknya dua buah control valve. Sehingga, ada dua buah control valve dalam sebuah loop, untuk low-flow dan high-flow. Kedua control valve tersebut bekerja secara bergantian(sequencing). Lanjutan………… Control valve untuk low-flow bekerja pada sinyal 3-9 psi (0-50%) dan untuk high-flow bekerja pada sinyal 9-15 psi(50-100%). Pemberian nama split range datang dari adanya pemisahan (split) sinyal kerja tersebut. Cara untuk mendapatkan control valve yang split range 1. Mengkalibrasi valve positioner untuk low-flow agar bekerja disinyal 3-9 psi, dan high-flow disiyal 9-15 psi. 2. Control valve harus dijaga agar tidak terbuka bersamaan supaya respon dititik antara valve low-flow dan valve high- flow menjadi stabil. Cara mengatasi kemungkinan respon tidak stabil 1. Menambahkan sebuah pressure switch yang mempunyai adjusttable dead band sebagai penentu perpindahan kerja control valve. 2. Membuat rangeability FV-1 berhimpit(overlap) dengan rangeability FV-2. Pengendali Non-linier dan Pengendali Adaftif Pengendali Non-Linier digunakan untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sistem pengendalian yang semakin rumit. Permasalahan ini disebabkan karena ketidaklinieran proses, perubahan load yang sangat besar, dan perubahan parameter-parameter proses atau proses dinamik. Contoh :proses dengan proses variabel PH(keasaman) Secara grafis hubungan antara bukaan valve (suatu reagen) vs pH adalah seperti kurva di samping. Di daerah pH=7 perubahan bukaan valve sedikit saja akan menyebabkan perubahan pH yang mencolok. Lanjutan…..
Pada proses-proses yang telah dijelaskan,
ketidaklinearan dapat dikompensasi dengan ke- tidaklinearan control valve,Untuk kasus ini CV macam apapun tidak akan pernah mampu meng- atasinya. Dengan pengendali linear,hasil respon sis- tem pengendalian mudah ditebak.Sangat lambat di luar daerah sensitif dan menjadi tidak stabil di daerah sensitif.Hasil sistem pengendalian tidak pernah memuaskan. Untuk mengatasi hal itu diperlukan sebuah pengendali non linear.
Gain di daerah dead band dibuat
sangat rendah dan di luar daerah itu, gain menjadi normal.
Oleh karena itu, ada 2 hal yang
dapat disetel di pengendali ma- cam ini yaitu dead band dan gain di daerah dead band tersebut. Fungsi lain pengendali non-linear Selain untuk proses varibel pH,pengendali non- linear juga efektif untuk dipakai kendalikan proses variabel flow yang sangat berfluktuasi.Fluktuasi Flow akan teredam di daerah dead band karena control valve tidak akan diubah kedudukannya.
Pengendali seolah-olah tidak bekerja di daerah
itu dan hanya bekerja di luar daerah dead band, di mana perubahan PV yang besar benar-benar terjadi. Pengendali Adaptive Di kontroler jenis ini tidak hanya gain yang dapat berubah, tetapi juga parameter-parameter control yang lain. Hal tersebut dikarenakan ada beberapa parameter proses yang berubah dengan adanya perubahan load atau perubahan daerah kerja. Satu-satunya cara adalah mengubah parameter sistem pengendalian. Cara yang digunakan adalah dengan memberikan instruksi internal didalam controler untuk mengubah parameternya. Konsep kerja yang seperti inilah yang disebut adaptive control(selt-tuning control).