Anda di halaman 1dari 15

KELOMPOK 2

Pengendalian Split Range


Pengendali Non-Linier
Pengendali Adaptif
Mengenal pengendalian split range
 Pengendalian Split Range memiliki dua buah
control valve dalam satu proses variabel.
 Hal tersebut dikarenakan control valve harus
mampu mengendalikan flow yang kecil sampai
flow yang besar. Misalkan kebutuhan
rangeability sistem sampai mencapai 500:1,
maka mutlak diperlukan setidak-tidaknya dua
buah control valve.
 Sehingga, ada dua buah control valve dalam
sebuah loop, untuk low-flow dan high-flow.
 Kedua control valve tersebut bekerja secara
bergantian(sequencing).
Lanjutan…………
 Control valve untuk
low-flow bekerja
pada sinyal 3-9 psi
(0-50%) dan untuk
high-flow bekerja
pada sinyal 9-15
psi(50-100%).
 Pemberian nama
split range datang
dari adanya
pemisahan (split)
sinyal kerja tersebut.
Cara untuk mendapatkan control
valve yang split range
1. Mengkalibrasi valve positioner untuk
low-flow agar bekerja disinyal 3-9 psi,
dan high-flow disiyal 9-15 psi.
2. Control valve harus dijaga agar tidak
terbuka bersamaan supaya respon dititik
antara valve low-flow dan valve high-
flow menjadi stabil.
Cara mengatasi kemungkinan respon
tidak stabil
1. Menambahkan
sebuah pressure
switch yang
mempunyai
adjusttable dead
band sebagai
penentu
perpindahan kerja
control valve.
2. Membuat
rangeability FV-1
berhimpit(overlap)
dengan rangeability
FV-2.
Pengendali Non-linier dan Pengendali
Adaftif
 Pengendali Non-Linier digunakan untuk
mengatasi permasalahan-permasalahan
sistem pengendalian yang semakin
rumit.
 Permasalahan ini disebabkan karena
ketidaklinieran proses, perubahan load
yang sangat besar, dan perubahan
parameter-parameter proses atau
proses dinamik.
Contoh :proses dengan proses variabel
PH(keasaman)
 Secara grafis
hubungan antara
bukaan valve (suatu
reagen) vs pH
adalah seperti kurva
di samping.
 Di daerah pH=7
perubahan bukaan
valve sedikit saja
akan menyebabkan
perubahan pH yang
mencolok.
Lanjutan…..

Pada proses-proses yang telah dijelaskan,


ketidaklinearan dapat dikompensasi dengan ke-
tidaklinearan control valve,Untuk kasus ini CV
macam apapun tidak akan pernah mampu meng-
atasinya.
Dengan pengendali linear,hasil respon sis-
tem pengendalian mudah ditebak.Sangat lambat
di luar daerah sensitif dan menjadi tidak stabil di
daerah sensitif.Hasil sistem pengendalian tidak
pernah memuaskan.
Untuk mengatasi hal itu
diperlukan sebuah pengendali
non linear.

Gain di daerah dead band dibuat


sangat rendah dan di luar daerah
itu, gain menjadi normal.

Oleh karena itu, ada 2 hal yang


dapat disetel di pengendali ma-
cam ini yaitu dead band dan gain
di daerah dead band tersebut.
Fungsi lain pengendali non-linear
Selain untuk proses varibel pH,pengendali non-
linear juga efektif untuk dipakai kendalikan proses
variabel flow yang sangat berfluktuasi.Fluktuasi
Flow akan teredam di daerah dead band karena
control valve tidak akan diubah kedudukannya.

Pengendali seolah-olah tidak bekerja di daerah


itu dan hanya bekerja di luar daerah dead band,
di mana perubahan PV yang besar benar-benar
terjadi.
Pengendali Adaptive
 Di kontroler jenis ini tidak hanya gain
yang dapat berubah, tetapi juga
parameter-parameter control yang lain.
 Hal tersebut dikarenakan ada beberapa
parameter proses yang berubah dengan
adanya perubahan load atau perubahan
daerah kerja.
 Satu-satunya cara adalah mengubah
parameter sistem pengendalian.
 Cara yang digunakan adalah dengan
memberikan instruksi internal didalam
controler untuk mengubah
parameternya.
 Konsep kerja yang seperti inilah yang
disebut adaptive control(selt-tuning
control).

Anda mungkin juga menyukai