Anda di halaman 1dari 42

LAPORAN KASUS

DOKTER INTERNSIP

OSTEOARTRITIS GENU

Disusun Oleh Pembimbing

dr. Putriana Sitompul dr. Andreas Widjaja Sp.PD


dr. Widya Potabuga

RSUD KOTA KOTAMOBAGU


KOTA KOTAMOBAGU
2019
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoartritis
osteo -> tulang,
arthro -> sendi
itis -> inflamasi

Osteoartritis penyakit sendi degeneratif


yang ditandai dengan kerusakan rawan
sendi dan tulang subkondral secara
bertingkat dan menyebabkan nyeri pada
sendI
Berdasarkan WHO, di Indonesia
• Di Inggris dan Wales -> sekitar • mencapai 5% pada usia <40
1,3 - 1,75 juta orang tahun,
mengalami simtom OA • 30% pada usia 40-60 tahun,
• Di Amerika -> 1 dari 7 • 65% pada usia >61 tahun.
penduduk menderita OA Untuk osteoarthritis lutut
prevalensinya cukup tinggi ->
15,5% pria dan 12,7% wanita
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
OSTEOARTRITIS
DEFINISI EPIDEMIOLOGI
• Kelompok umur 60-64
Kelainan sendi kronis, terjadi tahun sebanyak 22%.
proses pelemahan dan • Pada pria dengan kelompok
disintegrasi dari tulang rawan umur yang sama, dijumpai
sendi yang disertai dengan 23% menderita OA pada
pertumbuhan tulang dan lutut kanan, 16,3% sisanya
tulang rawan baru pada sendi didapati menderita OA pada
sehingga fungsi sendi lutut kiri.
berkurang bahkan sampai • Wanita yang terdistribusi
hilang. merata, dengan insiden OA
pada lutut kanan sebanyak
24,2% dan lutut kiri
sebanyak 24,7%
FAKTOR RISIKO
PATOGENESIS DAN PATOLOGIS
KLASIFIKASI

Berdasarkan
Etiologi

Berdasarkan
lokasi sendi yang
terkena
Cont…  Nodus Heberden dan  Sendi apofiseal
Bouchard (nodal)  Sendi intervertebral
OA Tangan  Atritis erosive interfalang  Spondilosis (osteofit)
 Karpal-metakarpal I OA Vertebra  Ligamentum (hyperostosis,
penyakit Forestier, diffuse
idiopathic skeletal hyperostosis
(DISH)
 Body enlargement  Glenohumeral
 Genu valgus  Akromioklavikular
OA Lutut  Genu varus OA di tempat lainnya  Tibiotalar
 Sakroiliaka
 Temporomandibular
 Haluks valgus
 Haluks rigidus
OA Kaki  Jari kontraktur OA Generalisata/Sistemik Meliputi 3 atau lebih daerah yang
 Talonavikulare tersebut diatas

 Eksentrik (superior)
OA Koksa  Konsentrik (aksial,
(Panggul) medial)
 Difus (koksa senilis)
DIAGNOSIS
KRITERIA DIAGNOSIS the American
College of Rheumatology (ARA)
Klinis dan Laboratorium Klinis dan radiologi Klinis
Nyeri lutut + minimal 5 dari 9 Nyeri lutut + minimal 1 dari 3 Nyeri lutut + minimal 3 dari 6
berikut : berikut: berikut :
 umur > 50 tahun  umur> 50 tahun  umur> 50 tahun
 stiffness < 30 menit  stiffness < 30 menit  stiffness < 30 menit
 krepitasi  krepitasi + osteofit  krepitasi
 nyeri pada tulang  nyeri pada tulang
 pelebaran tulang  pelebaran tulang
 tidak hangat pada perabaan  tidak hangat pada perabaan
 LED < 40mm/jam
 Rheumatoid factor <1:40
 Cairan sinovial : jernih,
viscous, leukosit <2000/mm3
Pemeriksaan Radiologis

Grade 1 Grade 2 Grade 3 Grade 4


PENATALAKSANAAN
Tujuan penatalaksanaan pasien dengan osteoarthritis
adalah:
• Mengurangi/ mengendalikan nyeri
• Mengoptimalkan fungsi gerak sendi
• Mengurangi keterbatasan aktivitas fisik sehari-
hari (ketergantungan kepada orang lain) dan
meningkatkan kualitas hidup
• Menghambat progresivitas penyakit
• Mencegah terjadinya komplikasi
Pilar terapi pada pasien OA

TAHAP PERTAMA (NON


FARMAKOLOGIS)

TAHAP PERTAMA
(FARMAKOLOGIS)

TAHAP KETIGA
(PEMBEDAHAN)
FIRST LEVEL MANAGEMENT
SECOND LEVEL MANAGEMENT
THIRD LEVEL MANAGEMENT
BAB III
ILUSTRASI KASUS
I. Identitas Pasien
Nama Pasien : Ny. NK
Umur : 66 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Dumoga I
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Status Perkawinan : Menikah
Agama : Kristen
No. Rekam Medik : 05 19 92
Tanggal Masuk RS : 21 Maret 2019
Tanggal Pemeriksaan : 22 Maret 2019
I. Anamnesis
Riwayat keluhan pasien diperoleh secara autoanamnesis.
1. Keluhan Utama
Nyeri kedua lutut dan sulit berjalan.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang diantar keluarganya ke IGD RSUD Kota Kotamobagu pada
tanggal 21 Maret 2019 pukul 08.00 WITA dengan keluhan kedua lutut terasa nyeri
sejak 2 minggu yang lalu, dirasakan semakin bertambah berat yang menyebabkan
pasien sulit untuk berjalan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. Nyeri dirasakan
seperti ditusuk-tusuk, tidak menjalar, hanya pada lutut. Nyeri tersebut juga tidak
menghilang dengan kompres dan minyak urut. Nyeri dirasakan terutama bila pasien
berganti posisi dari duduk ke berdiri dan dari berdiri ke duduk tetapi sedikit berkurang
dengan istirahat. Tidak ada pembengkakan pada lutut, kemerahan (-), hangat pada
perabaan (-). Pasien juga merasakan kaku pada pagi hari di kedua lututnya setelah
pasien bangun tidur dan menetap sekitar 5 menit. Saat kaku ini muncul, pasien tidak
bisa menggerakkan kakinya sama sekali, pasien hanya bisa diam di tempat tidur. Pasien
masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa menggunakan alat bantu dan tanpa
bantuan orang lain, namun pasien merasa kesulitan bila harus berjalan jauh dan dalam
hal toileting. Riwayat trauma (-). Pasien juga mengeluh demam sudah 3 hari sebelum
masuk rumah sakit, demam naik turun, demam turun dengan pemberian obat penurun
demam, mimisan (-), batuk (-), sulit menelan (-), mual (+), riwayat makan minum,
buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal.
• Riwayat Penyakit Dahulu PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Riwayat hipertensi sejak ± 10 tahun • Kesadaran : Composmentis
yang lalu, terkontrol dengan • GCS : E4V5M6 = 15
amlodipine. Riwayat diabetes • Tanda Vital
mellitus disangkal. Riwayat kolesterol – Tekanan darah : 130/80 mmHg
terkontrol dengan simvastatin, – Nadi : 86 x/menit, reguler,
riwayat asam urat disangkal, riwayat kuat, isi cukup
– Respirasi : 18 x/menit
penyakit jantung disangkal.
– Suhu : 37,6º C
• Riwayat Penyakit Keluarga – Saturasi O2 : 99%
Hanya pasien yang mengalami • Status Gizi
keluhan seperti ini. BB = 75 kg
TB = 155 cm
• Riwayat Kebiasaan
BMI = 75/(1,55) 2=31,25kg/m2
Riwayat Minum Alkohol : disangkal Kesan : obesitas
Riwayat Merokok : disangkal
CONT…
1. Pemeriksaan fisik
a. Kepala
Bentuk normocephal, rambut warna hitam, sebagian beruban, mudah rontok (-),
tidak mudah dicabut (+), luka (-)
1) Wajah
Simetris, eritema (-), ruam muka (-), luka (-).
2) Mata
Konjungtiva palpebra anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), oedem palpebra (-/-),
sianosis (-), pupil isokor (3mm/3mm), reflek cahaya direct/indirect (+/+),
perdarahan subkonjungtiva (-/-)
b. Leher
Leher simetris, retraksi suprasternal (-), deviasi trachea (-), JVP R0, pembesaran
kelenjar limfe (-), pembesaran kelenjar tiroid (-).
c. Thorax
Bentuk normochest, simetris, retraksi intercostalis (-), sela iga melebar (-).
CONT…
Jantung
1) Inspeksi : Iktus kordis tidak tampak
2) Palpasi : Iktus kordis tidak kuat angkat
3) Perkusi :
Batas jantung
Kiri atas : SIC II linea parasternalis sinistra
Kiri bawah : SIC V 2 cm medial linea midclavicularis
sinistra
Kanan atas : SIC II linea parasternalis dextra
Kanan bawah : SIC IV linea parasternalis dextra
Pinggang jantung : SIC II-III parasternalis sinistra
 Konfigurasi jantung kesan tidak melebar
4) Auskultas : Bunyi jantung I-II murni, intensitas, reguler, bising (-), gallop (-).

Paru - Paru
1) Inspeksi
Normochest, sela iga tidak melebar, gerakan pernafasan simetris kanan kiri,
retraksi intercostae (-).
2) Palpasi
Ketinggalan gerak (-)
3) Perkusi :
Sonor
4) Auskultasi :
Suara napas : vesikuler
Suara napas tambahan : wheezing (-/-), ronkhi (-/-).
CONT…
a. Abdomen
1) Inspeksi
Dinding perut sejajar dinding dada, distended (-), umbilikus tampak dan tidak
ada inflamasi, kaput medusa (-), venektasi (-), sikatrik bekas operasi (-).
2) Auskultasi
Peristaltik (+) normal.
3) Perkusi
Timpani (+), ascites (-), shifting dullnes (-)
4) Palpasi
Supel, nyeri tekan epigastrium (-), lien dan hepar tidak teraba membesar, ginjal
tidak teraba, nyeri ketok costovertebrae (-), defans muskular (-)
b. Ekstremitas
1) Ekstremitas superior
Dekstra
Pergerakan motorik dalam batas normal, tanda-tanda inflamasi (-), oedem (-),
eritem (-), CRT < 3 detik, clubbing finger (-), kuku nekrosis (-), akral hangat
(+), deformitas (-).
Sinistra
Pergerakan motorik dalam batas normal, tanda-tanda inflamasi (-), oedem (-),
eritem (-), CRT < 3 detik, clubbing finger (-), kuku nekrosis (-), akral hangat
(+), deformitas (-).
CONT…
2) Ekstremitas inferior Sinistra
Dekstra • Pergerakan motorik sendi
• Pergerakan motorik sendi lutut terbatas (+), tanda-
lutut terbatas (+), tanda- tanda inflamasi sendi lutut
tanda inflamasi sendi lutut (-), oedem sendi lutut (-),
(-), oedem sendi lutut (-), deformitas sendi lutut (-),
deformitas sendi lutut (-), krepitasi sendi lutut (+),
krepitasi sendi lutut (+), nyeri gerak dan tekan (+),
nyeri gerak dan tekan (+), hiperemi (-), akral hangat
hiperemi (-), akral hangat (+), refleks fisiologis dalam
(+), refleks fisiologis dalam batas normal, refleks
batas normal, refleks patologis (-).
patologis (-).
CONT…
Tes provokasi
Pemeriksaan Dekstra Sinistra

Anterior drawer test - -

Posterior drawer test - -

McMurray’s test - -
CONT…
DIAGNOSIS KERJA DIAGNOSA BANDING
• Osteoartritis Genu • Gout Artritis
Dextra et Sinistra • Rheumatoid Artritis
• Observasi febris H-4 e.c
viral infection dd
bacterial infection
CONT…
PENATALAKSANAAN
• Sol RL 20 tpm
• Inj. Ondansetron 4mg/8 jam
• Inj. Pantoprazole 40mg/12 jam
• Paracetamol 3 x 500 mg
• KIE
FOLLOW UP
CONT…
CONT…
CONT…
CONT…
CONT…
CONT…
CONT…
CONT…
BAB 4
PEMBAHASAN
BAB 5
KESIMPULAN
Pada kasus ini Ny. NK usia 66 tahun dari anamnesis
mengalami nyeri di kedua lutut yang telah dialami ± 2
minggu dan memberat dalam 2 hari SMRS, terdapat kaku
pada pagi hari yang menetap sekitar 5 menit. Pada
pemeriksaan fisik lokalisata genu pergerakan motorik sendi
lutut terbatas (+), tanda-tanda inflamasi sendi lutut (-),
oedem sendi lutut (-), deformitas sendi lutut (-), krepitasi
sendi lutut (+), nyeri gerak dan tekan (+) dan pada penilaian
status gizi pasien mengalami obesitas. Dari pemeriksaan
penunjang yang telah dilakukan dari hasil darah rutin dalam
batas normal, tetapi pasien tidak dilakukan pemeriksaan
radiologi. Berdasarkan kriteria klinis diagnosis ACR pasien
memenuhi 3 dari 6 kriteria tersebut sehingga pasien
didiagnosa osteoarthritis genu.
DAFTAR PUSTAKA
• Sunarti S, Ridwan M, Firdaus M M. Komorbiditas Pasien Geriatri Dengan Osteoartritis Genu Di Rumah Sakit Dr.
Saiful Anwar Malang. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; 2011.
• Rosjad C. Kelainan Degeneratif Tulang dan Sendi. Dalam : Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Ujung Pandang :
Bintang Lamumpatue, 2003;1197-235.
• Kapoor, M. et al. Role of Pro-inflammatory Cytokines in Pathophysiology of Osteoarthritis. Nat. Rev. Rheumatol. 7,
2011;33–42.
• B Mandelbaum, W David. Etiology and Pathophysiology of Osteoarthritis. ORTHO Supersite Februari 1 2005.
• DB Kenneth. Harrison Principle of Internal Medicine 16th edition. Chapter 312 : Osteoartritis. Mc Graw Hills 2005.
2036-2045.
• Klippel John H., Dieppe Paul A., Brooks Peter, et al. Osteoarthritis. In : Rheumatology. United Kingdom : Mosby –
Year Book Europe Limited, 1994 : 2.1 – 10.6.
• Felson D.T, Zhang Y., Hannan M.T., et al. The Incidence and Natural History of Knee Osteoarthritis in the Elderly : The
Framingham Osteoarthritis Study. Arthritis Rheumatology; 1995; 38 : 1500 – 1505.
• Braunwald E, Fauci AS, et al. Degenerative joint disease. In: Harrison‟smanual of medicine 15 thed.
Boston: McGraw-Hill: 2002;748-49.
• Vogelgesang S. Osteoartritis. In: West SG, editor. Rheumatology secrets,2nd edition. Philadelphia: Hanley & Belfus
Inc, 2002;365-74.
• Sengkey LS, dkk. Kumpulan Kuliah Rehabilitasi Medik FK UNSRAT Manado: 2010.
• Sellam J, Beaumont GH, and Berenbaum F. Osteoarthritis : pathogenesis, clinical aspects and diagnosis. In EULAR
Compendium in Rheumatic disease, 2009: 444-63.
• Asviarty, Nuhani SA, Tulaar A, dkk. Osteoartritis. Dalam: Standar Operasional Prosedur. DEPKES. Jakarta, 2000; 15-
18.
• Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. Rekomendasi IRA untuk Diagnosis dan penatalaksanaan
osteoarthritis, 2014: 12.

Anda mungkin juga menyukai