KOTA KOTAMOBAGU 2019 BAB 4 PEMBAHASAN TEORI PEMBAHASAN • Osteoartritis adalah suatu kelainan sendi kronis • Pada kasus Wanita usia 66 tahun, dengan dimana terjadi proses pelemahan dan disintegrasi keluhan keluhan kedua lutut terasa nyeri sejak 2 dari tulang rawan sendi yang disertai dengan minggu yang lalu, dirasakan semakin bertambah pertumbuhan tulang dan tulang rawan baru pada berat yang menyebabkan pasien sulit untuk sendi sehingga fungsi sendi berkurang bahkan berjalan sejak 2 hari sebelum masuk rumah sakit. sampai hilang. Kelainan ini merupakan suatu Nyeri dirasakan seperti ditusuk-tusuk, tidak proses degeneratif pada sendi yang dapat menjalar, hanya pada lutut. Nyeri tersebut juga mengenai satu atau lebih sendi. Setiap sendi tidak menghilang dengan kompres dan minyak memiliki resiko untuk terserang OA. Daerah urut. Nyeri dirasakan terutama bila pasien yang paling sering terserang OA adalah lutut, berganti posisi dari duduk ke berdiri dan dari panggul, vertebra dan pergelangan kaki.1,2 berdiri ke duduk tetapi sedikit berkurang dengan Kriteria Diagnosis ACR Berdasarkan istirahat. Tidak ada pembengkakan pada lutut, Kriteria Klinis1 kemerahan (-), hangat pada perabaan (-). Nyeri lutut + minimal 3 dari 6 berikut : Pasien juga merasakan kaku pada pagi hari di kedua lututnya setelah pasien bangun tidur • Umur> 50 tahun dan menetap sekitar 5 menit. • Stiffness < 30 menit • Krepitasi • Nyeri pada tulang • Pembesaran tulang sendi lutut • Tidak hangat pada perabaan TEORI PEMBAHASAN Saat kaku ini muncul, pasien tidak bisa menggerakkan kakinya sama sekali, pasien hanya bisa diam di tempat tidur. Riwayat trauma (-). Pasien juga mengeluh demam sudah 3 hari sebelum masuk rumah sakit, demam naik turun, demam turun dengan pemberian obat penurun demam, mimisan (-), batuk (-), sulit menelan (-), mual (+), riwayat makan minum, buang air besar dan buang air kecil dalam batas normal. Dari hasil pemeriksaan status lokalisata genu dextra dan sinistra pergerakan motorik sendi lutut terbatas (+), tanda-tanda inflamasi sendi lutut (-), oedem sendi lutut (-), deformitas sendi lutut (-), krepitasi sendi lutut (+), nyeri gerak dan tekan (+), hiperemi (-), akral hangat (+), refleks fisiologis dalam batas normal, refleks patologis (-). TEORI PEMBAHASAN • Secara garis besar, terdapat dua pembagian • Pada kasus ini, berdasarkan anamnesis faktor risiko OA yaitu faktor predisposisi riwayat sosialnya, penderita adalah dan faktor biomekanis. Faktor predisposisi seorang wanita berusia 66 tahun, yang merupakan faktor yang memudahkan meskipun tidak melakukan pekerjaan yang seseorang untuk terserang OA. Sedangkan berat, tetapi dirinya tetap menjalankan faktor biomekanik lebih cenderung kepada pekerjaan rumah tangga sebelum sakit faktor mekanis/ gerak tubuh yang yang notabene banyak menggunakan sendi memberikan beban atau tekanan pada lutut. Selain itu, pasien memiliki riwayat sendi lutut sebagai alat gerak tubuh, hipertensi dan DM. Dari hasil penilaian sehingga meningkatkan risiko terjadinya status gizi penderita ini juga mengalami OA. Faktor predisposisi meliputi usia obesitas. Kondisi-kondisi pada penderita diatas 50 tahun, jenis kelamin, ras/etnis, ini merupakan faktor risiko terjadinya OA. genetik, merokok, penyakit lain (DM, hipertensi, hiperurusemia dengan catatan pasien tidak mengalami obesitas), obesitas dan osteoporosis.3,4,5 TEORI PEMBAHASAN • Tujuan penatalaksanaan pasien • Tatalaksana yang diberikan pada pasien ini dengan osteoarthritis adalah: adalah • Mengurangi/ mengendalikan • Edukasi nyeri Pemberian edukasi (KIE) pada pasien ini sangat penting karena dengan edukasi • Mengoptimalkan fungsi gerak diharapkan pengetahuan mengenai sendi penyakit OA menjadi meningkat dan • Mengurangi keterbatasan aktivitas pengobatan menjadi lebih mudah serta fisik sehari-hari (ketergantungan dapat diajak bersama-sama untuk kepada orang lain) dan mencegah kerusakan organ sendi lebih lanjut. Agar rasa nyeri dapat berkurang, meningkatkan kualitas hidup maka pasien sedianya mengurangi • Menghambat progresivitas aktivitas/pekerjaannya. penyakit • Terapi fisik • Mencegah terjadinya komplikasi Terapi fisik bertujuan untuk melatih pasien agar persendiannya tetap dapat dipakai dan melatih pasien untuk melindungi sendi yang sakit. Pada pasien ini dianjurkan untuk fisioterapi. TEORI PEMBAHASAN Tahap Pertama • Diet Non farmakologis: Diet bertujuan untuk menurunkan berat badan pada pasien OA yang • Edukasi pasien gemuk. Hal ini sebaiknya menjadi • Modifikasi gaya hidup program utama pengobatan OA. • Menurunkan berat badan Penurunan berat badan seringkali • Program latihan aerobik dapat mengurangi keluhan dan peradangan. Selain itu obesitas juga • Terapi fisik meliputi latihan dapat meningkatkan risiko perbaikan lingkup gerak sendi, progresifitas dari OA. Pada pasien ini penguatan otot-otot dan alat disarankan untuk mengurangi berat bantu gerak sendi. badan dengan mengatur diet rendah • Terapi okupasi meliputi proteksi kalori sampai mungkin mendekati sendi dan konservasi energi, berat badan ideal. Dimana prinsipnya menggunakan splint dan alat adalah mengurangi kalori yang masuk bantu gerak sendi untuk dibawah energi yang dibutuhkan. aktivitas fisik sehari-hari. TEORI PEMBAHASAN Tahap Kedua Terapi Farmakologis Farmakologis: Pada pasien OA biasanya bersifat • Pendekatan terapi awal simptomatis. Untuk membantu mengurangi keluhan nyeri pada • Untuk OA dengan gejala pasien OA, Pada pasien ini nyeri ringan hingga sedang, diberikan paracetamol 3 x 500 dapat diberikan salah satu mg. Pasien juga diberikan obat obat berikut ini, bila tidak golongan PPI yaitu inj. dapat kontraindikasi Pantoprazole 40 mg/12 jam pemberian obat tersebut: sebagai gastro protective agent, • Asetaminophen Rosagen Sachet® (Hydrolized (kurang dari 4 gram collagen) 8 gr 2 x 1 sachet dan perhari) eperisone HCL 2 x 50 mg untuk • Obat anti inflamasi non mengurangi nyeri pada otot. steroid (OAINS) TEORI PEMBAHASAN – Untuk OA dengan gejala nyeri ringan hingga sedang, yang memiliki risiko pada sistem pencernaan, dapat diberikan salah satu dari obat berikut: • Asetaminophen (kurang dari 4 gram perhari) • Obat anti inflamasi non steroid topikal • Obat anti inflamasi non steroid non selektif dengan pemberian obat pelindung gaster • Cyclooxygenase-2 inhibitor TEORI PEMBAHASAN – Untuk nyeri sedang hingga berat, dan disertai pembengkakan sendi, aspirasi dan tindakan injeksi glukokortikoid intraartikular (misalnya triamsinolone hexatonide 40 mg) untuk penanganan nyeri jangka pendek (satu sampai tiga minggu) dapat diberikan, selain pemberian OAINS per oral. TEORI PEMBAHASAN • Pendekatan terapi alternatif Bila dengan terapi awal tidak memberikan respon yang adekuat: – Untuk penderita dengan keluhan nyeri sedang hingga berat dan memiliki kontraindikasi pemberian COX-2 inhibitor spesifik dan OAINS, dapat diberikan Tramadol 200-300 mg dalam dosis terbagi. – Terapi intraartikular seperti pemberian hyaluronan atau kortikosteroid jangka pendek (satu hingga tiga minggu) pada OA lutut. – Kombinasi Metaanalisis membuktikan: manfaat kombinasi paracetamol-kodein meningkatkan efektifias analgesik hingga 50% dibandingkan paracetamol saja. DAFTAR PUSTAKA • Sunarti S, Ridwan M, Firdaus M M. Komorbiditas Pasien Geriatri Dengan Osteoartritis Genu Di Rumah Sakit Dr. Saiful Anwar Malang. Malang : Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya; 2011. • Rosjad C. Kelainan Degeneratif Tulang dan Sendi. Dalam : Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Ujung Pandang : Bintang Lamumpatue, 2003;1197-235. • Kapoor, M. et al. Role of Pro-inflammatory Cytokines in Pathophysiology of Osteoarthritis. Nat. Rev. Rheumatol. 7, 2011;33–42. • B Mandelbaum, W David. Etiology and Pathophysiology of Osteoarthritis. ORTHO Supersite Februari 1 2005. • DB Kenneth. Harrison Principle of Internal Medicine 16th edition. Chapter 312 : Osteoartritis. Mc Graw Hills 2005. 2036-2045. • Klippel John H., Dieppe Paul A., Brooks Peter, et al. Osteoarthritis. In : Rheumatology. United Kingdom : Mosby – Year Book Europe Limited, 1994 : 2.1 – 10.6. • Felson D.T, Zhang Y., Hannan M.T., et al. The Incidence and Natural History of Knee Osteoarthritis in the Elderly : The Framingham Osteoarthritis Study. Arthritis Rheumatology; 1995; 38 : 1500 – 1505. • Braunwald E, Fauci AS, et al. Degenerative joint disease. In: Harrison‟smanual of medicine 15 thed. Boston: McGraw-Hill: 2002;748-49. • Vogelgesang S. Osteoartritis. In: West SG, editor. Rheumatology secrets,2nd edition. Philadelphia: Hanley & Belfus Inc, 2002;365-74. • Sengkey LS, dkk. Kumpulan Kuliah Rehabilitasi Medik FK UNSRAT Manado: 2010. • Sellam J, Beaumont GH, and Berenbaum F. Osteoarthritis : pathogenesis, clinical aspects and diagnosis. In EULAR Compendium in Rheumatic disease, 2009: 444-63. • Asviarty, Nuhani SA, Tulaar A, dkk. Osteoartritis. Dalam: Standar Operasional Prosedur. DEPKES. Jakarta, 2000; 15- 18. • Perhimpunan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. Rekomendasi IRA untuk Diagnosis dan penatalaksanaan osteoarthritis, 2014: 12.