Anda di halaman 1dari 41

LAPORAN KASUS PORTOFOLIO

MALARIA VIVAX

DR. SITI ULFA FURIANI


PEMBIMBING :
DR. SURYANI MALIK, SP.A, M.SC
DR. NI KOMANG DIAH SAPUTRI,SP.A , M. BIOMED
PENDAMPING :
DR. RINI FATHIYATU ROCHMIN

DIBAWAKAN DALAM RANGKA LAPORAN KASUS


PROGRAM INTERNSHIP DOK TER INDONESIA
RSU DOMPU
2019
LAPORAN KASUS

2.1 IDENTITAS
 Nama : An. PP
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Umur : 9 Tahun
 Alamat : Calabai
 Agama : Islam
 Masuk RS : 25 Maret 2019
 No. RM : 021409
LAPORAN KASUS

2. 2 SUB JEK TIF


 ANAMNESIS
Keluhan utama
Demam
 Anamnesis
Demam dialami sejak 7 hari yang lalu, naik turun meskipun
telah diberikan pengobatan malaria selama 4 hari, demam terutama
pada malam hari dengan suhu ter tinggi 39C. Pasien juga mengeluh
menggigil dan berlangsung selama 10-15 menit, kemudian mereda
tanpa pengobatan dan diikuti demam tinggi setelahnya. Pasien juga
mengaku lebih berkeringat dibanding biasanya. Pasien mengeluh nyeri
uluhati diser tai rasa mual, tetapi tidak muntah. Nafsu makan menurun.
Kejang tidak ada, sakit kepala ada, pusing tidak ada. Batuk tidak ada,
sesak tidak ada. Pasien menyangkal adanya perdarahan gusi, mimisan,
dan bercak-bercak merah pada tangan. BAK lancar warna kuning pekat,
nyeri atau panas saat BAK tidak ada, darah tidak ada. BAB dalam batas
normal. Tidak ada riwayat berpergian keluar kota sebelum demam.
Tidak ada riwayat transfusi darah sebelumnya. Pemeriksaan DDR 4 hari
yang lalu positif.
LAPORAN KASUS

 Riwayat penyakit sebelumnya


Riwayat opname di RSU Dompu 5 hari yang lalu dengan
diagnose Malaria Vivax.
 Riwayat kontak dan pengobatan
Riwayat pengobatan Malaria saat dirawat di RSU Dompu
dengan ACT selama 3 hari dan pemberian Primakuin hingga
hari ke 4 dan dilanjutkan di rumah hingga hari ke 5.
 Riwayat keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang menderita keluhan
yang sama.
 Riwayat alergi
Tidak ada riwayat alergi obat-obatan dan makanan.
LAPORAN KASUS

2.3. OBJEKTIF
 Keadaan umum : Sakit sedang / Gizi Cukup /
Composmentis
 Berat Badan : 22 kg
 Tinggi Badan : 105 cm
 IMT : 22/(1 ,05) 2 = 19,95 kg/m 2 (Normal)
 Tekanan Darah : 100/60 mmHg
 Nadi : 84 kali/menit,Irama : Reguler
 Pernapasan : 20 kali/menit, Tipe : Abdominal-
Thorakal
 Suhu : 39 0 C (Aksila)
LAPORAN KASUS

Kepala : Normochepali, Rambut : hitam, lurus, sukar dicabut


Mata : Gerakan : segala arah
Kelopak mata : edema tidak ada
Konjungtiva : anemis (-)
Sklera : ikterus (+)
Kornea : jernih
Pupil : bulat, isokor d = 2,5/2,5 mm
Telinga : Tophi : -
Nyeri tekan di proc. Mastoideus : -
Pendengaran : normal
Hidung : Perdarahan (-), Sekret (–)
Mulut : Bibir : pucat (-), kering(-), sianosis (-)
Gigi geligi : karies (-)
Gusi : perdarahan (-)
Lidah : kotor/tremor (-/-)
Tonsil : T 1 - T 1, hiperemis ( -)
Farings : hiperemis (-)
LAPORAN KASUS

Leher :
 Kelenjar getah bening : tidak ada pembesaran
 Kelenjar gondok : tidak ada pembesaran
 Pembuluh darah : tidak ada kelainan
 Kaku kuduk : (-)
 Tumor : (-)
Dada :
 Inspeksi : Bentuk : normochest, simetris ki-ka
 Pembuluh darah : tidak ada kelainan
 Buah dada : dalam batas normal
 Sela iga : dalam batas normal
 Lain-lain : tidak ada
LAPORAN KASUS

Paru :
 Palpasi : Fremitus raba : dalam batas normal, simetris ki-ka
 Nyeri tekan : (-)
 Perkusi : Paru kiri : sonor
Paru kanan : sonor
Batas paru – hepar : ICS V-VI
Batas paru belakang kanan : ICS IX belakang kanan
Batas paru belakang kiri : ICS X belakang kiri
 Auskultasi : Bunyi pernapasan : bronkovesikuler
 Bunyi tambahan : Rh (-/-) Wh (-/-)
LAPORAN KASUS

Jantung :
 Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : ictus cordis tidak teraba
 Perkusi : pekak
Batas atas jantung : ICS II sinistra
Batas kanan jantung : ICS III-IV linea parasternalis dextra
Batas kiri jantung : ICS V linea midclavicularis sinistra
 Auskultasi : BJ I / II : murni reguler
Bunyi tambahan : (-)
LAPORAN KASUS

Perut :
 Inspeksi : cembung, ikut gerak napas, tidak terdapat
pembesaran abdomen.
 Palpasi :
Hepar : tidak teraba
Lien : tidak teraba
Ginjal : tidak teraba
Lain-lain : tidak teraba
 Perkusi : timpani,
 Auskultasi : peristaltic (+) normal
LAPORAN KASUS

Punggung :
 Palpasi : tidak ada kelainan
 Nyeri ketok : tidak ada
 Auskultasi : normal
 Gerakan : normal

 Alat Kelamin : tidak dilakukan pemeriksaan


 Anus dan Rectum : tidak dilakukan pemeriksaan
 Ekstremitas : Edema -/-
-/-
 LABORATORIUM

KESAN : DALAM BATAS NORMAL


LAPORAN KASUS

 2.4.DIAGNOSIS
 Malaria Vivax
 2.5.DIAGNOSA BANDING
 DBD
 Demam Typhoid
LAPORAN KASUS

2.6.PLANNING
Nonmedikamentosa :
 Tirah baring.
 Menjaga agar asupan nutrisi dan cairan tetap adekuat.
 Menghindari makanan yang keras dan merangsang saluran
cerna
Medikamentosa :
 IVFD RL 20 tpm makro
 Cefotaxime 880mg/8j/IV
 PCT flash 25 cc/8j/IV
 Ondancentrone 4 mg/IV (k/p)
1
 Primakuin 1X tablet ( hari ke 6 ) selama 14 hari
2
RESUME

Seorang anak laki-laki masuk UGD RSU Dompu dengan


keluhan demam dialami sejak 7 hari , naik turun, demam
terutama pada malam hari disertai menggigil. Menggigil
berlangsung kira-kira selama 10-15 menit. Pasien juga
mengaku lebih gampang banyak berkeringat dibanding
biasanya. Pasien juga mengeluh nyeri uluhati disertai rasa mual
dan sakit kepala, Nafsu makan menurun. Pemeriksaan DDR 4
hari yang lalu positif.
Pada pemeriksaan fisis, didapatkan tanda vital tekanan
darah 100/60 mmHg, Nadi 84x/mnt, Pernapasan 20x/mnt,
Suhu 39˚C aksillar.
Pada pemeriksaan laboratorium tanggal 25 Maret 2019,
darah lengkap dalam batas normal.
S (subjective) O (objective) A
TANGGAL P (planning)
(Assesment)
25/3/19 Demam menggigil R/IVFD RL 20 tpm
Mual makro
Nafsu makan menurun Cefotaxime
70mg/8j/IV
O: Status Present PCT flash 25
KU: SS/GC/CM cc/8j/IV
TD : 100/60 mmHg Ondancentrone 2
N : 84 x/menit mg/IV (k/p)
1
P : 22x/menit Primakuin 1X
2
S: 38,4 oC tablet
Status Generalis ( hari ke 6 ) selama
Anemis -/- Ikterus -/- 14 hari
Lidah kotor (-)
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
BP: Bronkovesikuler, BT: Rh -/-,
Wh -/-
BJ: I/II murni reguler BT: (-)
Peristaltik (+) kesan normal
Nyeri tekan (-)
Hepar: tidak teraba.
Lien: tidak teraba
Extremitas : petekie -/-
A:
Malaria Vivax
S (subjective) O (objective) A
TANGGAL P (planning)
(Assesment)
26/3/19 Demam menggigil tadi malam R/IVFD RL 20 tpm
Nafsu makan menurun makro
O: Status Present Cefotaxime
KU: SS/GC/CM 70mg/8j/IV
TD : 100/60 mmHg PCT flash 25
N : 84 x/menit cc/8j/IV
P : 22x/menit Ondancentrone 2
S: 38,4 oC mg/IV (k/p)
Status Generalis Terapi diganti
Anemis -/- Ikterus -/- dengan lini ke II
1
Lidah kotor (-) Kina 3 x 1 tablet
2
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-) (hari pertama)
BP: Bronkovesikuler, BT: Rh -/-, selama 7 hari
Wh -/- 1
BJ: I/II murni reguler BT: (-) Primakuin 1X
2
Peristaltik (+) kesan normal tablet
Nyeri tekan (-) ( hari ke 7 ) selama
Hepar: tidak teraba. 14 hari
Lien: tidak teraba
Extremitas : petekie -/-
A:
Malaria Vivax
S (subjective) O (objective) A
TANGGAL P (planning)
(Assesment)
27/3/19 Demam (-) R/IVFD RL 20 tpm
Mual (+) makro
Cefotaxime
O: Status Present 70mg/8j/IV
KU: SS/GC/CM PCT flash 25
TD : 100/60 mmHg cc/8j/IV
N : 84 x/menit Ondancentrone 2
P : 22x/menit mg/IV (k/p)
S: 38,4 oC Terapi diganti
Status Generalis dengan lini ke II
1
Anemis -/- Ikterus -/- Kina 3 x 1 tablet
2
Lidah kotor (-) (hari kedua) selama
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-) 7 hari
BP: Bronkovesikuler, BT: Rh -/-, 1
Wh -/- Primakuin 1X
2
BJ: I/II murni reguler BT: (-) tablet
Peristaltik (+) kesan normal ( hari ke 8 ) selama
Nyeri tekan (-) 14 hari
Hepar: tidak teraba.
Lien: tidak teraba
Extremitas : petekie -/-
A:
Malaria Vivax
S (subjective) O (objective) A
TANGGAL P (planning)
(Assesment)
29/3/19 Demam (-) R/ BPL
Mual (-) Cefixime syrup 2 x
Nafsu makan membaik CI
1
O: Status Present PCT tab 3 x tab
2
KU: SS/GC/CM 1
TD : 100/60 mmHg Kina 3 x 1 tablet
2
N : 84 x/menit (hari ke III) selama
P : 22x/menit 7 hari
1
S: 38,4 oC Primakuin 1X
2
Status Generalis tablet
Anemis -/- Ikterus -/- ( hari ke 9 ) selama
Lidah kotor (-) 14 hari
Tonsil : T1-T1, hiperemis (-)
BP: Bronkovesikuler, BT: Rh -/-,
Wh -/-
BJ: I/II murni reguler BT: (-)
Peristaltik (+) kesan normal
Nyeri tekan (-)
Hepar: tidak teraba.
Lien: tidak teraba
Extremitas : petekie -/-
A:
Malaria Vivax
DISKUSI
DEFINISI

Malaria adalah penyakit infeksi parasit yang disebabkan


oleh plasmodium yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan
ditemukannya bentuk aseksual didalam darah. Infeksi malaria
memberikan gejala berupa demam, menggigil, anemia, dan
splenomegali
EPIDEMIOLOGI

Infeksi malaria tersebar pada lebih dari 100 negara di


benua Afrika, Asia, Amerika Selatan, Amerika Tengah,
Hispaniola, India, Timur Tengah dan daerah Oceania dan
Kepulauan Caribia

Di Indonesia kawasan timur mulai dari Kalimantan,


Sulawesi Tengah sampai ke Utara, Maluku, Irian Jaya
dan dari Lombok sampai Nusa Tenggara Timur serta
Timor Timur merupakan daerah endemis malaria
dengan Plasmodium Falciparum dan Plasmodium Vivax
ETIOLOGI

Plasmodium Plasmodium
vivax. malariae.

Plasmodium Plasmodium
ovale. falciparum.
• Plasmodium falciparum:
- menyebabkan penyakit malaria tertiana maligna (malaria
tropica)
- sering menjadi bentuk penyakit yang berat/ malaria serebralis
 Plasmodium vivax
- menyebabkan malaria tertiana benigna
- disebut juga malaria vivax
 Plasmodium malariae
- penyebab malaria kuartana ( tidak lazim disebut malaria
malariae)
- ditandai dengan serangan panas berulang tiap 72 jam
 Plasmodium ovale
- menyebabkan malaria tertiana benigna ( malaria ovale)
- paling jarang dijumpai
PATOMEKANISME
MANIFESTASI KLINIS

Trias malaria
Stadium dingin (cold stage)

Stadium demam (hot stage)

Stadium berkeringat
(sweating stage)
GEJALA MALARIA BERAT

Gangguan kesadaran

Kejang-kejang

Panas sangat tinggi

Mata atau tubuh kuning

Tanda-tanda dehidrasi

Perdarahan hidung, gusi atau saluran pencernaan

Nafas cepat atau sesak nafas


Muntah terus menerus

Warna air seni seperti teh

Jumlah air seni kurang

anemia
DIAGNOSIS

Anamnesis

Pemeriksaan fisis

Pemeriksaan lab
KOMPLIKASI

Gagal ginjal
Malaria serebral
akut

Kelainan hati
Hipoglikemia
(Malaria Biliosa)

Blackwater fever Edema paru

Manifestasi
Hiponatremia
gastrointestinal
PENATALAKSANAAN

Pengobatan Malaria Tanpa Komplikasi.

P.falciparum
Malaria Malaria + P.vivax
Falsiparum Falsiparum Malaria mix =
Artesunat +
Lini Pertama Lini kedua
Amodiakuin +
Primakuin

Kina +
Artesunat +
Doksisiklin
Amodiakuin +
atau Tetrasiklin
Primakuin
+ Primakuin
Malaria Malaria
vivaks Lini Pertama ovale Lini Pertama
= ACT + = ACT +
Primakuin Primakuin

Lini kedua :
Kina +
Primakuin
Malaria
malariae klorokuin 1 kali
per-hari selama
3 hari, dengan
dosis total 25
mg basa/kgbb
 Pengobatan Malaria Dengan Komplikasi.

Penatalaksanaan kasus malaria berat pada prinsipnya meliputi:


Tindakan umum
Pengobatan simptomatik
Pemberian obat anti malaria
Penanganan komplikasi

Pilihan utama : derivat artemisinin parenteral


Artesunat Intravena atau intramuskular
Artemeter Intramuskular
PENGOBATAN MALARIA PADA IBU HAMIL
PROGNOSIS

Pada infeksi malaria hanya terjadi mortalitas bila


mengalami malaria berat. Pada malaria berat, mortalitas
tergantung pada kecepatan penderita tiba di RS, kecepatan
diagnosa dan penanganan yang tepat. Walaupun demikian
mortalitas penderita malaria di dunia masih cukup tinggi
bervariasi 15%-60% tergantung fasilitas pemberi pelayanan.
Makin banyak komplikasi makin tinggi mortalitasnya
PENCEGAHAN

Kemoprofilaksis
Doksisiklin
diberikan setiap hari
Klorokuin dengan
dengan dosis 2
dosis 5 mg/kgbb
mg/kgbb selama
setiap minggu
tidak Iebih dari 4-6
minggu
DAFTAR PUSTAKA

 R a m d j a M , M e ka n i s m e Re s i s te n s i P l a s m o d i u m Fa l s i p a r u m Te r h a d a p K l o ro kui n .
M E D I K A . N o . X I , Ta h u n ke X X I I I . J a ka r t a , 1 9 97
 K a r to n o M . N ya m uk A n o p h e l e s : Ve k to r Pe nya k i t M a l a r i a . M E D I K A . N o . X X , t a h u n
X X I X . J a ka r t a , 2 0 0 3
 S u d oyo , W A r u . B u ku A j a r I l m u Pe nya k i t D a l a m . P u s a t Pe n e r b i t a n D e p a r te m e n I l m u
Pe nya k i t D a l a m Fa ku l t a s Ke d o k te r a n U n i v e r s i t a s I n d o n e s i a . J a ka r t a , 2 0 0 6
 H a r i j a n to , N P a u l . M a l a r i a . D a l a m : B u ku A j a r I l m u Pe nya k i t D a l a m . J i l i d I I I . E d i s i I V.
J a ka r t a : 2 0 07.
 B r u c e L J , C h w a t t . M a l a r i a a n d p r e g n a n c y. E n g l a n d : B r i t i s h M e d i c a l J o u r n a l ; 9 8 3 .
Vo l um e 2 8 6
 S u p a r m a n E . , S u r yawa n A . M a l a r i a p a d a Ke h a m i l a n . 2 0 0 4 Av a i l a b l e f r o m :
h t t p : / / w w w.m a j o ur.m a r a n a t h a . e d u/ i n d ex . p h p / p d f .
 S u l a em a n J , P r i b a d i A . D e m a m D a l a m Ke h a m i l a n d a n Pe r s a l i n a n : M a l a r i a D a l a m
Ke h a m i l a n . D a l a m : I l m u K a n d u n g a n . E d i s i I V. J a ka r t a : P T. B i n a P u s t a ka S a r wo n o
P r aw i ro d i h a r d jo ; 2 01 2
 Pe r e z E V, J o r g e . M a l a r i a . 2 01 2 Av a i l a b le f r o m :
 h t t p : / / e m e d ic i n e .m e d s c a p e .c o m / a r t i cl e / 2 21 1 3 4 - ov e r v i ew
 K n i r s c h D G H . T h e M a l a r i a . I n : P a r a s i t i c D i s e a s e . 5 th E d . U S A : A p p l e Tr e e s
P r o d uct i o n s L . L . C . N Y ; 2 0 07
 G u n aw a n S . E p i d e m io l o g i M a l a r i a . D a l a m : H a r i j a n to P N ( e d i to r ) . M a l a r i a ,
E p i d em i o lo g i , P a to g e n e s i s , M a n i f e s t a s i K l i n i s d a n Pe n a n g a n a n . J a ka r t a : E G C , 2 0 0 0
INDIKASI PEMBERIAN PENGOBATAN
MALARIA LINI KE 2?
PENGGUNAAN ANTIBIOTIK PADA KASUS
(CEFOTAXIME)?
KOMPETENSI DOKTER UMUM PADA
PENGOBATAN MALARIA SEJAUH APA?
PROFILAKSIS MALARIA DIDAERAH
ENDEMIK JANGKA PANJANG?
DOSIS PRIMAKUIN+ACT?

Anda mungkin juga menyukai