Kasus 1
KASUS 1
Topik : Telinga
Sub topik: Penyakit Infeksi Telinga
Skenario:
Tn. Budi berusia 23 tahun, datang berobat ke poliklinik dengan keluhan keluar cairan
dari telinga kanan sejak 3 hari yang lalu. Keluhan disertai rasa nyeri, terutama saat membuka
mulut dan bila telinga ditekan. Terdapat juga gangguan pendengaran, dan terasa gatal.
Sebelumya Tn. Budi mengorek telinga kanan dengan lidi. Riwayat pengobatan
sebelumnya Tn. Budi membeli pereda rasa nyeri di warung, namun belum ada perubahan.
Tidak terdapat riwayat kencing manis dan riwayat keluar cairan sebelumnya.
3. Telinga Dalam
■ Definisi
OE sirkumskripta merupakan infeksi pada pilosebasea (folikel rambut) di kulit sepertiga
luar liang telinga yang awalnya berupa folikulitis namun berlanjut hingga membentuk
furunkel atau abses kecil. Radang umumnya melibatkan bagian kartilago lateral dari
Jiang telinga luar. terutama meatus.
■ Etiologi
Staphylococcus aureus
Staphylococcus albus
B. OTITIS EKSTERNA AKUT DIFUS
(swimmer's ear)
■ Definisi
OE difus merupakan infeksi pada kulit 2/3 dalam liang telinga. ditandai keadaan liang
telinga hiperemis dengan edema tidak berbatas tegas. OE jenis ini termasuk kasus
yang sangat sering ditemukan.
Etiologi Otitis Eksterna Akut Difus
Pseudomonas aeruginosa
Staphylococcus aureus
Staphylococcus albus
Eschericia coli
Proteus mirabilis
Otitis Media
■ Otitis media (OM) adalah radang pada sebagian/ seluruh mukosa telinga tengah,
tuba Eustachius, antrum mastoid, dan sel-sel mastoid.
Komplikasi Otitis Eksterna
Perikondritis tulang rawan dibawahnya.
■ Selulitis
■ Radang pada tulang rawan daun telinga yang
terjadi apabila suatu traumaatau radang Peradangan pada kulit dan jaringan subkutan yang
menyebabkan efusi serum atau pus di antara dihasilkan dari infeksi umum, biasanya dengan
lapisan perikondrium dan kartilago telinga bakteri Staphylococcus atau Streptococcus.
luar.
Terjadi akibat dari trauma kulit atau infeksi bakteri
■ Umumnya trauma berupa laserasi atau akibat sekunder dari luka terbuka, seperti luka tekanan,
kerusakan yang tidak disengajakan pada atau trauma kulit.
pembedahan telinga. Terkadang perikondritis
terjadi setelah suatu memar tanpa adanya paling sering terjadi pada ekstremitas, terutama
hematoma. kaki bagian bawah
■ Dalam Stage awal infeksi pinna dapat menjadi
merah dan kenyal.
■ Diikuti pembengkakan general dan
membentuk abses subperikondrial dengan
pus terkumpul daiantara perikondrium dan
Otitis Media Akut
Bakteri Virus
Streptococcus pneumoniae (hingga Respiratory syncytial virus (RSV)
40 %) Haemophilus influenza (25-30
%) ~ terutama pada anak di bawah 5 Mononucleosis
tahun Campak
Streptococcus haemolyticus Lain-lainnya
Staphylococcus aureus Chlamydia
Streptococcus anhemolyticus Mycoplasma
Moraxella cararrhalis (10-20 %)
Eschericia coli
Proteus vulgaris
Pseudomonas aeruginosa
6. Diagnosis anam pf pp oe sirkum
difuse
Diagnosis OE Sirkumskripta
1. Anamnesis
- Otalgia hebat :
Muncul saat penekanan perikondrium -> karena tidak terdapat jaringan ikat longgar bawah kulit liang telinga.
Muncul spontan saat membuka mulut -> gerakan sendi temporomandibuler.
- Gangguan pendengaran -> furunkel besar menimbulkan sumbatan liang telinga
- Otorea -> jika abses mengalami ruptur
2. Pemeriksaan Fisik
- Tampak furunkel pada liang telinga
- Terdapat sekret -> jika terjadi ruptur abses
3. Pemeriksaan Penunjang
- Otoskopi
Diagnosis OE Difus
1. Anamnesis :
- Otalgia
- Gatal di liang telinga
- Telinga terasa penuh
- Keluarnya sekret telinga berbau
- Gangguan pendengaran
2. Pemeriksaan Fisik
- Nyeri tekan tragus
- Nyeri yang muncul saat menarik daun telinga ke atas dan kebelakang
- Pembesaran dan nyeri tekan pada KGB
3. Pemeriksaan Penunjang
- Otoskopi :
■ Liang telinga sempit,eritema,edema
■ Sekret telinga berbau -> tidak mengandung lendir (musin)
Diagnosis OMA
1. Anamnesis
- Gatal di liang telinga
- Nyeri di liang telinga
- Sekret telinga banyak
- Pembangkakan liang telinga
2. Pemeriksaaan Fisik
- Nyeri tekan dan tarik
3. Pemeriksaan Penunjang
- Otoskop
■ Perforasi di sertai nanah
■ Kemerahan dan bulging pada membran timpani
7. Tatalaksana oe sirkum dan difuse
8. Tatalaksana oma, prognosis oe