2
Kebijakan Programkelangsungan hidup anak
1. Meningkatkan
2. Meningkatkan kualitas hidup anak
3. Meningkatkan perlindungan kesehatan anak
Kebijakan Penganggaran
a. Penyusunan NSPK (pusat)
b. Peningkatan kapasitas petugas kesehatan
c. Penguatan kapasitas fasyankes (pengadaan sarana prasana)
d. Pemberdayaan masyarakat
e. Advokasi, sosialisasi, fasilitasi, konsultasi, koordinasi dan bimtek
f. Surveilans/ sistim informasi
ISU STRATEGIS
PENINGKATAN AKSES DAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN IBU, BAYI, ANAK BALITA &
PRASEKOLAH, ANAK USIA SEKOLAH, REMAJA, USIA PRODUKTIF DAN LANJUT USIA
PENINGKATAN STATUS GIZI MASYARAKAT DAN PENCEGAHAN MASALAH GIZI
ARAH KEBIJAKAN
MENINGKATKAN AKSES DAN KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN BAYI, ANAK
BALITA & PRASEKOLAH, ANAK USIA SEKOLAH DAN REMAJA
SASARAN
MENINGKATNYA PELAYANAN MENINGKATNYA YAN KES MENINGKATNYA YAN KES BAGI
MENINGKATNYA KUALITAS
KES ANAK BALITA DAN PRA BAGI ANAK USIA SEKOLAH ANAK YANG MEMBUTUHKAN
PELAYANAN KES BAYI
SEKOLAH DAN REMAJA PERLINDUNGAN KHUSUS
Penyusunan NSPK Yan Kes Penyusunan NSPK Yan Kes Penyusunan NSPK Yan Kes Penyusunan NSPK Yankes
bayi anak balita dan prasekolah Anak Usia Sekolah & Remaja Anak dg Perlind Khusus
Peningkatan kapasitas petugas Peningkatan kapasitas petu
Peningkatan kapasitas Peningkatan kapasitas kesehatan kesehatan remaja dalam gas kes Yankes Anak dg
nakes dalam yankes bayi petugas kes dalam Yan Kes Yan Kes Anak Usia Sekolah dan
anak balita dan prasekolah Perlind Khusus
dan skrining bayi baru lahir Remaja
Penguatan kapasitas
Penguatan kapasitas Penguatan kapasitas Penguatan fasyankes fasyan kes dalam Yankes
fasyankes dalam fasyankes dalam Yan Kes anak termasuk obat dan alat utk Anak dg perlind khusus
pelayanan kes bayi balita dan prasekolah yankes AUSREM
Media KIE terhadap anak
Media KIE pada Mredia KIE ttg Kes Anak Balita Media KIE yankes Anak Usia
dg perlind khusus
Kesehatan Bayi dan Prasekolah Sekolah dan Remaja
Advokasi, Sosialisasi,
Advokasi, Sosialisasi, Adv, Sos, konsultasi, Advokasi, Sosialisasi,
fasili-tasi, konsultasi ,
fasilitasi, konsultasi dan fasilitasi, dan bimtek Yan Kes fasilitasi, konsultasi dan
bimtek Yan Kes anak dg
bimtek Kesehatan Bayi A Ba.lita &Prasekolah bimtek Yan Kes AUSREM
perlind khusus
Penguatan SIM & Penguatan SIM & Survailance Kes Penguatan SIM Kes Anak Penguatan SIM Kes anak dg
Survailance Kes Bayi DITJEN GIZIKIA
A. Balita dan 2014
prasekolah Usia Sekolah dan Remaja perlind khusus
Pelaksanaan Kebijakan Program
TARGET TAHUN
INDIKATOR KINERJA KEGIATAN
NO
(IKK)
Basel 2015 2016 2017 2018 2019
ine
1. Puskesmas yang melaksanakan penjaringan 30 40 50 55 60
kesehatan untuk peserta didik kelas VII dan X
(RPJMN, Renstra)
2 Puskesmas yang melaksanakan penjaringan 54% 50 55 60 65 70
kesehatan untuk peserta didik kelas I (Renstra) (2014
TARGET TAHUN
NO INDIKATOR OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
1 Puskesmas yang 78 % 81 % 84 % 87 % 90 %
melaksanakan pelayanan
Neonatal Esensial sesuai
standar
2 Puskesmas yang
melaksanakan
Stimulasi Deteksi dan 70 % 75 % 80 % 85 % 90 %
Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK)
3 Kabupaten/Kota yang memiliki
minimal 4 Puskesmas
melakukan pelayanan
30 % 40 % 55 % 70 % 85 %
tatalaksana kasus kekerasan
terhadap anak (KtA)
INDIKATOR OUTPUT
DIREKTORAT BINA KESEHATAN ANAK TAHUN 2015-2019
TARGET TAHUN
NO INDIKATOR OUTPUT
2015 2016 2017 2018 2019
1 Puskesmas yang 78 % 81 % 84 % 87 % 90 %
melaksanakan pelayanan
Neonatal Esensial sesuai
standar
2 Puskesmas yang
melaksanakan
Stimulasi Deteksi dan 70 % 75 % 80 % 85 % 90 %
Intervensi Dini Tumbuh
Kembang (SDIDTK)
3 Kabupaten/Kota yang memiliki
minimal 4 Puskesmas
melakukan pelayanan
30 % 40 % 55 % 70 % 85 %
tatalaksana kasus kekerasan
terhadap anak (KtA)
Angka Kematian Neonatus, Bayi dan Balita (SDKI 1991 -2012)
MDGs
2015
Penurunan
Kematian
neonatal
stagnan
1.Kunjungan Neonatal :
- KN 1
- KN lengkap
2. Neonatus dengan komplikasi yang
ditangani
3. Kunjungan Bayi
4. Pelayanan anak balita
SDKI 2007
AKI 228 per 100.000 kelahiran hidup,
AKB 34 per 1.000 kelahiran hidup,
AKN 19 per 1.000 kelahiran hidup,
AKABA 44 per 1.000 kelahiran hidup
• Kespro remaja
Pelayanan • Konseling:
bagi anak SD Gizi HIV/AIDS,
NAPZA dll
Pelayanan • Fe
bagi balita
•Penjaringan
Pelayanan •Bln Imunisasi Anak
Persalinan,
bagi bayi Sekolah
nifas & •Upaya Kes Sklh
Pemeriksaan neonatal •PMT
Kehamilan • Pemantauan
pertumbuhan &
Pelayanan perkembangan
PUS & WUS • ASI eksklusif • PMT
• Imunisasi dasar
lengkap
Rapor
• P4K • Inisiasi Menyusu Dini Kesehatan
• Pemberian makan
• Buku KIA • Vit K 1 inj
• Penimbangan Buku ku
• ANC terpadu • Imunisasi Hep B
• Vit A
• Kelas Ibu Hamil • Rumah Tunggu KIA
• Konseling • MTBS
• Fe & asam folat • Kemitraan Bidan Dukun
• Pelayanan KB
• PMT ibu hamil • KB pasca persalinan
• PKRT
• TT ibu hamil • PONED-PONEK
KELUARGA MASYARAKAT dan PELAYANAN
LINTAS SEKTOR KESEHATAN
Petugas: Petugas:
•Vaksinasi lengkap • Vit A setahun 2 kali
•Vit A 1 x umur 6 bln • MTBS
•MTBS • SDIDTK
•SDIDTK • AMP
•AMP • Penanganan dan rujukan
•Penanganan dan rujukan kasus kasus
•Pembinaan posyandu • Pembinaan posyandu
Definisi Operasional
Cakupan pelayanan kesehatan bayi baru lahir (umur 6
jam - 48 jam) yang memperoleh pelayanan sesuai
standar meliputi:
- pemeriksaan menggunakan pendekatan MTBM
- perawatan tali pusat,
- konseling, ASI dan tanda bahaya,
- pemberian imunisasi HB 0 dan vitamin K1, jika belum
diberikan saat lahir.
Cara Perhitungan Cakupan KN1
Jumlah bayi baru lahir yang telah mendapatkan 1 kali
pelayanan Kunjungan Neonatal pada umur 6 - 48 jam
sesuai standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu
__________________________________________________ x 100%
seluruh sasaran bayi di satu wilayah kerja pada kurun
waktu yang sama
Sumber Data
1) SIMPUS (Kohort bayi, LB3, PWS-KIA)
2) SIRS termasuk pelayanan yang dilakukan oleh swasta.
Perhitungan cakupan
Register kohort bayi.
Cakupan Pelayanan Neonatus
Lengkap
• Adalah cakupan neonatus yang mendapatkan
pelayanan sesuai standar paling sedikit tiga kali
dengan distribusi waktu 1 kali pada 6 – 48 jam, 1
kali pada hari ke 3 – hari ke 7 dan 1 kali pada hari
ke 8 – hari ke 28 setelah lahir disuatu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu.
• Menggambarkan efektifitas dan kualitas pelayanan
kesehatan neonatal
• Rumus :
Jumlah neonatus yg telah memperoleh pelayanan
Kunjungan Neonatal minimal 3 kali yaitu 1 kali pada
masa 6-48 jam, 1 kali pada 3-7 hari, 1 kali pada 8-28
hari setelah lahir sesuai standar
X 100 %
Seluruh sasaran bayi di satu wilayah kerja dalam satu tahun
yang sama
Cakupan Neonatus dengan
Komplikasi yang ditangani
• Adalah cakupan neonatus dengan komplikasi yang
ditangani oleh tenaga kesehatan yang terlatih sesuai
standar di suatu wilayah kerja pada kurun waktu
tertentu.
• Indikator ini menunjukkan kemampuan Sarana
pelayanan kesehatan dalam menangani kasus
kegawat daruratan Neonatal, yang kemudian ditindak
lanjuti sesuai dengan kewenangannya atau di rujuk Ke
tingkat pelayanan yang lebih tinggi
• Rumus :
Jumlah neonatus dgn komplikasi yg tertangani sesuai X 100 %
standar
15% X sasaran bayi dalam satu tahun
Neonatus dengan komplikasi :
Neonatus yang mengalami : Asfiksia, ikterus,
hipotermia, tetanus neonatorum, infeksi/sepsis,
trauma lahir, BBLR (bayi berat lahir rendah < 2500 gr
), sindroma gangguan pernapasan, kelainan
kongenital
Masuk dalam klasifikasi kuning dan merah
dengan pemeriksaan algoritme MTBM pada saat
kunjungan neonatal
- infeksi bakteri lokal
- diare dehidrasi ringan/sedang
- ikterus
- berat badan rendah menurut umur dan/atau
masalah pemberian ASI.
Cakupan Kunjungan Bayi
• Cakupan kunjungan bayi adalah cakupan bayi post neonatal
(29 hari-11 bulan) yang memperoleh pelayanan kesehatan
sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, dan perawat yang
memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali
disatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
• Indikator ini mengukur kemampuan manajemen program KIA
dalam melindungi bayi sehingga kesehatannya terjamin
melalui penyediaan pelayanan kesehatan.
• Rumus :
Jumlah bayi post neonatal memperoleh pelayanan
kesehatan sesuai standar disatu wilayah kerja pd kurun
waktu satu tahun
K By = x 100%
Jumlah seluruh sasaran bayi disatu wilayah dalam kurun
waktu satu tahun
Pelayanan Kesehatan bayi meliputi :
Pemberian imunisasi dasar (BCG, DPT/ HB1-3, Polio 1-4,
Campak)
Stimulasi Deteksi Intervensi Dini Tumbuh Kembang
(SDIDTK) bayi
Pemberian Vitamin A bayi
Penyuluhan perawatan kesehatan bayi (ASI eksklusif, dll)
Pembilang
Jumlah PKM yang melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik kelas 7 SMP/MTs dan 10
SMA/SMK/MA di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.
Penyebut
Jumlah seluruh PKM di satu wilayah dalam kurun waktu satu tahun yang sama.
Satuan ukuran
Persentase (%)
Sumber data
SIMPUS LB 4
PUSKESMAS YANG MELAKSANAKAN PENJARINGAN KES
PESERTA DIDIK KELAS 1
Puskesmas yang melaksanakan penjaringan kesehatan pada Peserta Didik kelas 1 Sekolah
Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) di wilayah kerja puskesmas tersebut minimal
pemeriksaan status gizi (Tinggi Badan, Berat Badan), pemeriksaan gigi, tajam
penglihatan dan tajam pendengaran
Peserta didik yg ditemukan mempunyai penyakit/gangguan/kelainan ditangani/dirujuk
ke puskesmas atau rumah sakit
Pelaksanaan penjaringan kesehatan diupayakan dilakukan kepada seluruh sekolah dasar/
madrasah ibtidaiyah pada peserta didik kelas I
Pelaksanaan penjaringan kesehatan dilaksanakan di sekolah atau di puskesmas mulai
awal tahun ajaran sampai tahun ajaran tersebut berakhir
Pada saat melaksanakan penjaringan kesehatan juga dapat dilakukan pemeriksaan
intelegensia, kespro, kesehatan mental, dan pelayanan kesehatan lainnya seperti
penyuluhan, pemberian tablet besi, pemberian obat cacing, BIAS dan lainnya
Cara Menghitung
Presentase PKM
Jumlah PKM yang melaksanakan penjaringan siswa kls 1 SD/MI di
melaksanakan
suatu wilayah dalam 1 tahun
penjaringan = x 100%
kesehatan peserta Jumlah seluruh PKM di satu wilayah dalam kurun
didik kelas 1 waktu satu tahun yang sama
Pembilang
Jumlah PKM yag melaksanakan penjaringan kesehatan peserta didik kelas 1 di satu
SD/MI di satu wilayah kerja pada kurun waktu satu tahun.
Penyebut
Jumlah seluruh PKM di satu wilayah dalam kurun waktu satu tahun yang sama.
Satuan ukuran
Persentase (%)
Sumber data
SIMPUS LB 4
PUSKESMAS YANG MENYELENGGARAKAN
KEGIATAN KESEHATAN REMAJA
DO :
Puskesmas yang menyelenggarakan kesehatan remaja memenuhi kriteria:
Cara Perhitungan
1. Pembilang :
Jumlah puskesmas memenuhi kriteria menyelenggarakan kegiatan Kesehatan
Remaja di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun
2. Penyebut :
Jumlah seluruh puskesmas di suatu wilayah kerja dalam 1 tahun yang sama
3. Ukuran/Konstanta :
Persentase (%)
4. Sumber data:
SIMPUS LB 4
Puskesmas yang melaksanakan pelayanan kesehatan
Neonatal Esensial sesuai standar
Sumber Data
1) Buku KIA,
2) Register Kohort Bayi,
3) Formulir Bayi Baru Lahir
4) Formulir MTBM
Persentase puskesmas yang melaksanakan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK)
A. Definisi Operasional
1) Persentase puskesmas yang melaksanakan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang (SDIDTK) adalah Puskesmas yang memberi pelayanan
SDIDTK pada Balita dan Anak Pra sekolah sesuai standar di suatu wilayah kerja
dalam 1 tahun.
2) Balita adalah anak usia 0 – 59 bulan.
3) Anak Pra sekolah adalah anak usia 60 - 72 bulan.
3) Pelayanan SDIDTK pada Balita dan Anak Pra sekolah sesuai standar adalah
pelayanan Stimulasi Deteksi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 2 kali pertahun.
4) Dalam melaksanakan SDIDTK, Puskesmas melaksanakan jejaring dengan
institusi yang melakukan pelayanan anak usia dini seperti TK/RA, Kelompok
Bermain, Tempat Penitipan Anak dan Satuan PAUD sejenis.
5) Pelayanan Stimulasi Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK)
dilakukan menggunakan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) yang
meliputi motorik kasar, motorik halus, bicara dan bahasa serta sosialisasi dan
kemandirian; Tes Daya Dengar (TDD); Tes Daya Lihat (TDL).
5) Jika ada keluhan atau kecurigaan pada perilaku anak, maka
dilakukan pemeriksaan untuk gangguan mental emosional, autisme
serta gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktifitas.
Intervensi dini dilakukan bila ditemukan penyimpangan atau
gangguan perkembangan. Jika setelah dilakukan intervensi dini tidak
ada perbaikan, maka dilakukan rujukan kepada tenaga kesehatan
yang lebih memiliki kompetensi atau ke fasilitas kesehatan rujukan.
Rujukan dilakukan secara berjenjang.
SDM yang melaksanakan SDIDTK selain tenaga kesehatan adalah
Pendidik TK/RA, Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak dan
Satuan PAUD sejenis yang telah dilatih SDIDTK.
Bila pelaksana SDIDTK non tenaga kesehatan menemukan
penyimpangan, segera dirujuk ke tenaga kesehatan.
B. Jenis Pelayanan
Jenis pelayanan kesehatan sesuai standar adalah Pelayanan Stimulasi
Deteksi Dini Tumbuh Kembang (SDIDTK) 2 kali pertahun (setiap 6
bulan)
C. Sumber Data
1) Laporan Puskesmas,
2) Buku KIA,
3) Register Kohort Bayi,
4) Register Kohort Anak Balita dan Pra Sekolah
5) Formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak,
6) Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP)
D. Rujukan
1) Pedoman Pelaksaanaan Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Anak ditingkat pelayanan kesehatan dasar
2) Instrumen Stimulasi, Deteksi dan Intervensi Dini Tumbuh Kembang
Anak
3) Buku Kesehatan Ibu dan Anak
4) Pedoman Penanganan Kasus Rujukan Kelainan Tumbuh Kembang
Balita
E. SDM
1) Tenaga kesehatan : Bidan, Perawat dan Dokter
2) Ahli gizi
3) Pendidik TK/RA, Kelompok Bermain, Tempat Penitipan Anak dan
Satuan PAUD sejenis yang sudah dilatih SDIDK
Indikator ini mengukur kesiapan puskesmas dan
jejaringnya yang mampu melaksanakan SDIDTK
ditinjau dari ketersediaan SDM, Skrining Kit SDIDTK,
KPSP & formulir Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak
Persentase
puskesmas yang Jumlah puskesmas yang melaksanakan pelayanan SDIDTK
melaksanakan sesuai standar dalam 1 tahun
Stimulasi Deteksi = X 100%
dan Intervensi Dini
Tumbuh Kembang Jumlah seluruh puskesmas dalam 1 tahun
(SDIDTK)
KABUPATEN/KOTA YANG MEMILIKI MINIMAL 4 PUSKESMAS
MELAKUKAN PELAYANAN TATALAKSANA KASUS KEKERASAN
TERHADAP ANAK (KTA)
Cakupan SDIDTK: