Anda di halaman 1dari 40

Bukti Audit

By madani
TUJUAN, BUKTI, DAN PROSEDUR
AUDIT

 Tujuan Audit
 Asersi
Manajemen dan
Tujuan Audit
 Tipe Bukti Audit
 Prosedur Audit
 Situasi Audit
yang Mengandung
Risiko Besar
Bukti Audit
Standar Pekerjaan lapangan ke-3 :
Bukti audit kompeten yang cukup harus
diperoleh melalui inspeksi, pengamatan,
permintaan keterangan dan konfirmasi
sebagai dasar memadai untuk menyatakan
pendapat atas laporan keuangan auditan
(SPAP, 2001).
Bukti Audit
Segala informasi yang mendukung angka-angka
atau informasi lain yang disajikan dalam laporan
keuangan, yang dapat digunakan oleh auditor
sbg dasar yang layak untuk menyatakan
pendapatnya.
Terdiri dari:
 Data akuntansi (Catatan akuntansi).
 Informasi penguat (corroboratong information).
TIPE BUKTI AUDIT
Bukti
Dokumenter
Pengendalian
Intern
Bukti Perbandingan
Fisik dan Ratio

Tipe Data Tipe Informasi


Akuntansi Penguat

Bukti dari Bukti


Spesialis Lisan
Catatan
Akuntansi Perhitungan
Catatan Akuntansi
Terdiri dari :
 Jurnal
 Buku besar & buku pembantu
 Worksheet
 rekonsiliasi
 Disclosure
Data (catatan) akuntansi belum merupakan bukti
yg cukup sbg dasar untuk memberikan opini
audit.
Bukti Audit Penguat
 Bukti audit penguat meliputi baik informasi tertulis
maupun elektronik, seperti cek; catatan electronic
fund transfers; faktur; surat kontrak; notulen rapat;
konfirmasi dan representasi tertulis dari pihak yang
mengetahui.
 Bukti ini diperoleh auditor melalui permintaan
keterangan, pengamatan, inspeksi dan pemeriksaan
fisik; serta informasi lain yang dikembangkan oleh
atau tersedia bagi auditor yang memungkinkannya
menarik kesimpulan berdasarkan alasan yang kuat.
Berbagai Keputusan Bukti Audit
Keputusan utama auditor adalah menentukan jenis
dan jumlah bukti audit yang tepat untuk dikumpulkan
agar dapat memberikan keyakinan yang memadai.
Empat sub keputusan auditor :
1. Prosedur-prosedur audit apa yang akan digunakan

2. Ukuran sampel sebesar apakah yang akan dipilih


untuk prosedur tertentu
3. Item-item manakah yang akan dipilh dari populasi

4. Kapankah berbagai prosedur itu akan dilakukan


Prosedur Audit
Metode atau teknik yang digunakan auditor untuk mengumpulkan
dan mengevaluasi kecukupan dan kompetensi bahan pembuktian.

Pengamatan Permintaan
(Observation) Keterangan
(enquiry)
Inspeksi
Konfirmasi

Computer-
asisted Audit PROSEDUR Penelusuran
Techniques AUDIT (tracing)

Pelaksanaan Pemeriksaan Bukti


Pendukung
Ulang (reperforming)
(vouching)

Penghitungan
Scanning (counting)
Contoh Prosedur Audit
 Analytical procedures (prosedur analitis)
Penghitungan rasio-rasio.
 Tracing
Penelusuran informasi, misal dari neraca ke
neraca saldo ke buku besar, ke jurnal.
 Vouching
Pemeriksaan dokumen pendukung.
…lanjutan
 Inspecting (inspeksi)
Pemeriksaan terinci & langsung atas dokumen
& fisik.
 Counting
Penghitungan atas fisik.
 Observing (observasi)
Pengamatan secara langsung atas pelaksanaan
kegiatan.
…lanjutan
 Inquiring
Permintaan keterangan ke klien.
 Confirming (konfirmasi)
Permintaan penegasan dari pihak ketiga.
 Reperforming
Pelaksanaan penghitungan ulang (matematis).
 Computer-assisted audit techniques
Teknik audit dgn menggunakan komputer
(menggunakan computer-audit software).
Ukuran Sampel
 Keputusan untuk memilih seberapa banyak
item yang akan diuji haruslah dibuat auditor
untuk masing-masing prosedur yang ada.
 Ukuran sampel bagi setiap prosedur tersebut
kemungkinan besar akan berbeda antara satu
penugasan audit dengan penugasan audit yang
lain
Item-item yang dipilih
Setelah ukuran sampel ditentukan, maka auditor
menentukan item-item mana yang akan diuji.
Misal : sampel piutang klien yang akan diuji ada
100 sampel, maka auditor dapat menentukan dari
100 sampel tersebut, apakah 60%nya yang diuji
untuk sampel dengan range yang paling tinggi,
30% yang menengah dan 10% yang kecil.
Pemilihan waktu yang tepat (kapan
prosedur tersebut dilakukan)

Pertimbangannya :
 Berapa lama jk waktu untuk menyelesaikan

proses audit
 Kapan audit harus diselesaikan agar sesuai

dengan kebutuhan audit


Pertimbangan Bukti Audit

Faktor yang mempengaruhi :


Sifat bukti audit serta pertimbangan biaya untuk
melaksanakan audit menyebabkan tidaklah
mungkin bagi auditor untuk memperoleh
keyakinan mutlak bahwa opini yang dipilihnya
sudah benar.
…lanjutan
Pertimbangan persuasivitas bukti audit :
 Kecukupan bukti audit (sufficiency of audit

evidence).
Cukup atau tidaknya jumlah bukti audit.
 Kompetensi bukti audit (competency of audit

evidence)
Berkaitan dengan kualitas bukti audit dalam
memberikan keyakinan yang memadai bagi auditor.
 Efek gabungan
Kecukupan Bukti Audit
 Audit yang dilakukan auditor independen bertujuan
untuk memperoleh bukti audit kompeten yang cukup
untuk dipakai sebagai dasar memadai dalam
merumuskan pendapatnya.
 Jumlah dan jenis bukti audit yang dibutuhkan oleh
auditor untuk mendukung pendapatnya memerlukan
pertimbangan profesional auditor setelah mempelajari
dengan teliti keadaan yang dihadapinya.
Cukup atau Tidaknya BUKTI AUDIT

Mempertimbangkan:

Materialitas dan Risiko

Faktor Ekonomi Cost and Benefit

Ukuran dan Karakteristik Populasi


Materialitas dan Risiko
 Saldo akun semakin besar,
maka jumlah bukti audit yang
diperlukan semakin banyak.
 Risiko salah saji suatu akun
semakin besar, maka jumlah
bukti audit semakin banyak.
=> SPI buruk maka risiko lebih besar.
Faktor Ekonomi (Waktu dan Biaya)
 Auditor bekerja dalam batas-batas pertimbangan
ekonomi; agar secara ekonomi bermanfaat,
pendapatnya harus dirumuskan dalam jangka waktu
yang pantas dan dengan biaya yang masuk akal.
 Auditor harus memutuskan, sekali lagi dengan
menggunakan pertimbangan profesionalnya, apakah
bukti audit yang tersedia baginya dengan batasan
waktu dan biaya, cukup memadai untuk
membenarkan pernyataan pendapatnya.
Ukuran dan Karakteristik Populasi
 Semakin besar populasi, maka jumlah bukti
audit semakin banyak.
 Populasi yang homogen membutuhkan jumlah
bukti audit lebih kecil daripada populasi yang
heterogen.
Kompetensi Bukti Audit
 Kompetensi bukti audit berkaitan dengan
prosedur-prosedur audit yang terseleksi.
 Tingkat kompetensi tidak dapat ditingkatkan
dengan cara memperbesar sampel, tetapi dapat
ditingkatkan dengan memilih prosedur audit
yang mengandung tingkat kualitas yang lebih
tinggi.
7 Karakteristik Kompetensi Bukti Audit
1. Relevansi
bukti audit harus relevan dengan tujuan audit
2. Independensi penyedia bukti (sumber bukti)
Bukti dari pihak ekternal lebih dapat dipercaya
daripada bukti internal.
3. Efektivitas pengendalian intern
jika SPI klien efektif, maka bukti audit yang
diperoleh lebih dapat dipercaya dari pada yang
SPInya lemah.
4. Pemahaman langsung auditor
Bukti audit yang langsung diperoleh auditor lebih
kompeten dari pada informasi yang diperoleh secara
tidak langsung.
…lanjutan
5. Kualifikasi individu yang menyediakan informasi
Walaupun sumber informasi itu independen, jika
individu yang memberikan informasi itu tidak
punya kualifikasi, maka bukti auditnya juga tidak
kompeten.
6. Tingkat objektivitas
Bukti yang bersifat objektif (dapat dibuktikan)
dianggap lebih reliabel (kompeten) daripada yang
bersifat subjektif
7. Ketepatan waktu
bukti audit untuk membuktikan akun-akun pada
neraca akan lebih dekat dikumpulkan pada masa-
masa yang dekat dengan tanggal neraca
Efek Gabungan
Persuasivitas bukti audit hanya dapat dievaluasi
setelah mempertimbangkan kombinasi antara
kompetensi dan kecukupan, termasuk pengaruh
dari berbagai faktor yang mempengaruhi
kompetensi dan kecukupan.
Persuasivitas dan Biaya
 Keputusan tentang bukti audit pada suatu
proses audit harus mempertimbangkan
persuasivitas dan biaya
 Terkadang faktor biaya berpengaruh terhadap
persuasivitas bukti audit
 Tujuan auditor adalah memperoleh sejumlah
bukti audit yang kompeten dengan biaya yang
rendah.
Tipe Bukti Audit
1. Physical evidence
2. Evidence obtain through confirmation
3. Documentary evidence
4. Mathematical evidence
5. Analytical evidence
6. Hearsay evidence
Physical Evidence
 Segala sesuatu yang bisa dihitung, dipelihara,
diobservasi atau diinspeksi
 Mendukung tujuan eksistensi atau keberadaan
 Contoh : bukti phisik yang diperoleh dari kas
opname, observasi dari perhitungan phisik
persediaan, pemeriksaan phisik surat berharga
dan inventarisasi aktiva tetap
Confirmation Evidence
 Diperolehnya mengenai eksistensi,
kepemilikan atau penilaian langsung dari pihak
ketiga diluar klien
 Contoh : jawaban konfirmasi piutang, utang,
barang konsinyasi, surat berharga yang
disimpan Biro Administrasi Efek, konfirmasi
dari penasehat hukum klien
Documentary Evidence
 Catatan akuntansi dan seluruh dokumen pendukung
transaksi
 Berkaitan dengan asersi manajemen mengenai
completeness dan eksistensi, audit trail yang
memungkinkan auditor melakukan tracer dan
vouching atas transaksi dan kejadian dari dokumen ke
buku besar, dan sebaliknya
 Contoh : faktur pembelian, copy faktur penjualan,
journal voucher, general ledger dan sub ledger
Mathematical Evidence
Perhitungan, perhitungan kembali (misalnya
footing, cross footing dan extension dari rincian
persediaan, perhitungan dan alokasi beban
penyusutan, perhitungan beban bunga, laba/rugi
penarikan aktiva tetap, PPh dan accruals) dan
rekonsiliasi (pemeriksaan rekonsiliasi bank,
rekonsiliasi saldo piutang usaha dan hutang
menurut buku besar dan sub buku besar,
rekonsiliasi inter company account)
Analytical Evidence
 Diperoleh melalui penelaahan analitis terhadap
informasi keuangan klien dengan membandingkan
rasio-rasio keuangan untuk tahun audit dengan tahun
sebelumnya, maupun antara rasio perusahaan dengan
rata-rata industri dan perusahaan pesaing.
 Fokus auditor adalah pada perubahan-perubahan yang
signifikan dari rasio-rasio tersebut.
 Dilakukan pada waktu membuat perencanaan audit,
sebelum melakukan substantive test dan pada akhir
pekerjaan lapangan (audit field work).
Analitical Evidence
 Tujuan melakukan prosedur analitis :
1. Memahami industri dan bisnis klien sebagai
bagian dari perencanaan audit
2. Menilai kemampuan going concern
3. Menunjukkan munculnya kemungkinan
kesalahan penyajian dalam laporan keuangan
4. Mengurangi ujian audit rinci
…lanjutan
Prosedur analitis bisa dilakukan dalam bentuk :
1. Trend (horizontal) Analysis
 membandingkan angka laporan keuangan tahun
berjalan dengan tahun sebelumnya dan
menyelidiki kenaikan/penurunan yang signifikan
baik dalam jumlah rupiah maupun persentase
2. Common Size (Vertical) Analysis
3. Ratio Analysis, misalnya menghitung rasio likuiditas,
rasio profitabilitas, rasio leverage dan rasio
manajemen aset
Hearsay (Oral) Evidence
 Bukti dalam bentuk jawaban lisan dari klien
atas pertanyaan yang diajukan auditor
 Contoh : pertanyaan auditor mengenai
pengendalian intern, ada tidaknya contingent
liabilities, persediaan yang bergerak lambat
atau rusak, kejadian penting sesudah tanggal
neraca
Hubungan Prosedur Audit dengan
Tipe Bukti Audit
…lanjutan
Kompetensi Jenis-jenis bukti audit
Tujuh jenis bukti audit memiliki potensi baik
dari sisi relevansi maupun ketepatan waktu ,
tergantung pada sumber dari bukti audit itu dan
kapan saat bukti audit itu diperoleh.
Lihat tabel 7-4 untuk melihat kompetensi bukti-
bukti audit tersebut ditinjau dari 5 kriteria
kompetensi.
Biaya atas jenis-jenis bukti audit
 Dua jenis bukti audit yang paling mahal adalah
pengujian fisik dan konfirmasi
 Bukti yang biayanya moderat adalah
dokumentasi dan prosedur analitis
 Tiga jenis bukti audit yang paling murah
adalah observasi, wawancara dan hitung uji

Anda mungkin juga menyukai