Anda di halaman 1dari 26

SHORT CASE

ABSES HEPAR
Eunike Hosalien Fanggidae, S.Ked
Pembimbing : dr. Jean Pello, Sp.B

SMF/BAGIAN ILMU BEDAH


RSUD Prof. W.Z. JOHANNES KUPANG
FAKUTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2019
ANATOMI
ANATOMI
DEFINISI
Abses hati
Abses hati adalah rongga patologis yang timbul dalam jaringan hati
yang disebabkan oleh karena infeksi bakteri, parasite, jamur, maupun
neksrosis steril yang bersumber dari system gastrointestinal yang
ditandai dengan adanya proses supurasi dengan pembentukan pus
yang terdiri dari jaringan hati nekrotik, sel sel inflamasi atau sel darah
didalam parenkim hati.
KLASIFIKASI
Abses Abses Hati Enterobacteriaceae,microa
erophilic streptococci,
Hati anaerobic streptococci,
Piogenik klebsiella pneumonia,
bacteroides fusobacterium,
staphylococcus aureus,
(AHP) salmonella typhi

Entamoeba
Abses Hati Histolytica
Amebik
(AHA)
EPIDEMIOLOGI

AHP AHA
• Tersebar di seluruh dunia, daerah tropis • Didapatkan secara endemik
dengan hygiene buruk • Infeksi amuba ekstraintestinal terbanyak
• 80% dari semua abses hati • 21 kasus/100.000 penduduk
• Pria > Wanita • Di Indonesia 5-15% pasien/tahun
• Usia >30 tahun • Laki-laki 3-10x >>
• Insiden terbanyak 20-60thn (dewasa
muda)
ETIOPATOGENESIS
AHP AHA

• Hepatobilier (kolelitiasis, • Entamoeba Histolytica


kolangitis, Ca kandung keluar sebagai trofozoit
empedu) atau bentuk kista 
• Sistem portal (Divertikulitis, menjadi trofozoit di kolon
sepsis pasca bedah, invasi mukosa  ulkus
Apendisitis, Ca gaster, Ca flask shaped  menuju
colon) hati, dapat menyebabkan
• Arterial (endocarditis, sepsis abses pada paru dan
vaskuler, infeksi THT dan gigi otak
• Trauma (Trauma abdomen
terbuka)
• Patologi organ abdomen
berdekatan (kolesistitis akut,
perforasi gastroduodenal dan
kolon)
• Kriptogenik (idiopatik)
Pemeriksaan
Fisik
Pemeriksaan
Anamnesis Penunjang

Diagnosa
ANAMNESIS
AHP AHA

• Demam naik turun (dapat>38,5C) • Periode laten antara infeksi


+menggigil intestinal & infeksi hati
• Malaise, Mual muntah, ↓BB, ↓nafsu berlangsung beberapa minggu
makan,anoreksia, nyeri kepala, • Diawali demam intermitten (tidak
arthralgia, Ketegangan perut > 38,5C),berkeringat
• Nyeri perut QKA berkurang bila • , ↓BB , Gejala colitis  diare,
pasien berbaring ke kanan, pasien mucus hingga darah pada feses
berjalan membungkuk ke depan • Nyeri perut terlokalisir QKA
• Ikterus > 50% kasus kadang menjalar ke pundak
• BAB seperti dempul,BAK warna hingga scapula, bila lobus
gelap kanan epigastrium
• Ikterus  jarang terjadi, bila ada
maka prognosis buruk
PEMERIKSAAN FISIK
AHP AHA

• Biasanya lebih berat dari • ↑ suhu tubuh <10hari (<38,5


AHA C)
• ↑ suhu tubuh • Ikterus jarang terjadi
• Ikterus • Hepatomegaly
• Hepatomegaly dengan nyeri • Nyeri tekan perut kanan
tekan atas, dapat menjalar dengan
• Nyeri tekan perut kanan atas batuk atau inspirasi dalam
• Tanda efusi pleura • Massa kuadran kanan atas
• Kronik  asites + tanda abdomen
hipertensi portal • Friction rub di hati
PEMERIKSAAN PENUNJANG
AHP AHA

• DL :Leukositosis, shift to the • Leukosit antara 5.000-30.000


left (Leu > 10.000 mmᵌ) • Anemia ringan-sedang
• LED meningkat, anemia • ↑ alkali fosfatase
ringan • Faal hati tidak ditemukan kelainan
spesifik
• ↑ alkali fosfatase, enzim • Tes Serologis : ELISA
transaminase, & serum &Hemaglutinasi indirek, cellulose
bilirubin, ↓ albumin serum, acetate precipitin,
• PT memanjang counterimmunoelectrophoresis,
antibody immunofluorescent &
• Serologis  menyingkirkan rapid agglutination test
DD • PCR  deteksi DNA amuba ELISA
• Kultur darah • Kultur feses amuba pada 75%
kasus
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thorax
Foto polos abdomen
USG abdomenpem.awal & untuk aspirasi cairan pus pada AHP
Angiografi : daerah avascular
CT- Scan abdomen
MRI Abdomen
DIAGNOSIS BANDING

Hepatoma

Kolesistitis

Tuberkulosis Hati

Aktinomikosis Hati
TATA LAKSANA
AHP AHA

• Pencegahan dengan mengatasi • Metronidazole (sebelum aspirasi 3x750


penyakit bilierakut & infeksi abdomen mg PO atau secara iv selama 7-10
• Tirah baring, diet tinggi kalori&protein hari)
• Antibiotika spectrum luas atau sesuai • Amebisid luminal
hasil kultur kuman • Iodonquinol 3x650mg  20 hari
• Drainase terbuka cairan abses • Dilaxanide furoat 3x500mg 10
• Surgical drainage Hari
• Aminosidin  25-35 mg/kg BB
setiap hari dalam dosis terbagi tiga
selam 7-10 hari
• Aspirasi cairan abses
KOMPLIKASI
• Empiema Paru
• Efusi Pleura atau Pericardium
• Trombosis vena portal
AHP • Ruptur ke dalam pericardium atau thoraks
• Terbentuk fistel abdomen
• Sepsis
• Metastatic septic endopthalmitis
• Koinfeksi dengan infeksi bakteri
• Kegagalan multiorgan
AHA
• Ruptur kedalam peritoneum, rongga thorax, pericardium
• Lain-lain dapat sama dengan komplikasi AHP
PROGNOSIS
1. Antibiotika sesuai + drainase  angka kematian 10-16
2. AHP unilokular di lobus kanan hepar prognosis lebih baik (angka harapan hidup
90%) daripada AHP multiple terutama bila mengenai tract. Billier
3. AHA lobus kiri >> kemungkinan rupture ke peritoneum, prognosis buruk jika
terlambat diagnosis dan penanganan.
IDENTITAS
Nama : Tn. YB
Usia : 38 tahun
Sex : Laki - Laki
MR : 513317
MRS : 22/05/2019
HISTORY
Main Complain: Nyeri pada seluruh daerah perut sejak 4 hari SMRS
History: Pasien merupakan rujukan RS Leona dengan diagnose Abses Hepar. Masuk rumah
sakit dengan keluhan nyeri pada seluruh daerah perut sejak 4 hari SMRS, nyeri dirasakan
seperti tertusuk- tusuk dan penuh sesak yang kemudian muncul hilang timbul tanpa adanya
pemicu. Keluhan tersebut disertai kencang-kencang, keras, dan panas pada seluruh bagian
perut yang terjadi sejak 3 hari SMRS. Pasien mengeluhkan apabila perut sudah terasa
kencang, maka nyeri akan semakin bertambah. Selain itu pasien juga mengeluhkan demam
hilang timbul sejak 4 hari lalu yang membaik setelah minum paracetamol. Pasien juga
mengeluhkan napasnya mulai terasa sesak apabila perut pasien mulai kencang, serta
mengalami penurunan BB sejak pasien sakit. Pasien tidak BAB sejak tanggal 20 mei 2019,
keluhan mual muntah disangkal. BAB terakhir 2 hari SMRS, kotoran berwarna pucat, BAK (+)
berwarna kecoklatan. Pasien sempat memeriksakan diri ke RS Leona pada tanggal 19 namun
karena dari hasil pemeriksaan dikatakan tidak ada kelainan yang berarti makan pasien
dipulangkan, namun karena keluhan semakin memburuk pasien memeriksakan diri kembali ke
RS Kartini keesokan harinya.
Past Medical History : Paracetamol, antasida
Patients Habits : Pasien memiliki kebiasaan konsumsi alkohol 2-3x seminggu, konsumsi kopi 2
gelas sehari dan juga rokok
STATUS PRESENT
Keadaan umum: tampak sakit sedang
Kesadaran : Compos Mentis
Tanda Vital :
BP : 120/80
RR : 20 x/menit
Pulse: 100 x/menit
T: 36,5 C
Kepala : normocephal
Kulit : ikteric
Mata : pupil isokor (+/+), Konjugtiva anemis(-/-), sklera ikterik(+/+)
Telinga : ottorea (-/-)
Hidung : rhinnorea (-/-)
Thorax : pengembangan dada simetris, Vesicular (+/+), rochi (-/-), whezing (-/-).
S1S2 tunggal, murmur (-), gallop (-).
Abdomen
Inspeksi : tampak cembung, distensi (+)
Auskultasi : Bising usus (+) kesan menurun
Palpasi : nyeri tekan (+) pada seluruh bagian perut terutama pada regio
hipocondriac dextra , hepar teraba membesar.
Perkusi : Timpani, liver span 13 cm pada garis mid klavikula dekstra

Extremity : Edema (-), CRT<2”


PEMERIKSAAN PENUNJANG
Lab 22.05.19 (RSU) Lab 20.05.19 GDS : 133 mg/dl
Hb : 13.1 gr/dL (RS Kartini)
Faal Hepar
Urine (Makroskopik):
RBC : 4,12 x 10^6/uL SGOT : 139 U/L
Protein (+1)
Hct : 35.1 %
Urobilin (+1) SGPT : 50 U/L
WBC : 8.76 x 10^3/UL Bilirubin (+1)
Neutrofil : 93,3% Eritrosit (+1)
Urine (Makroskopik): USG Abdomen (RS
PLT : 216 x 10^3/uL
Leukosit : 3-4/lp
Kartini) :
BUN/Cr : 52/2.18 mg/Dl
Eritrosit : 10-12/lp Multiple abcess DD/
Natrium : 129 mmol/L Metastase
Epitel : PENUH
CT SCAN ABDOMEN (DENGAN KONTRAS)
KESAN
1. Hepatomegaly ec. Multiple kista hepar DD cystic hepatic metastase dengan
gambaran : lesi kistik multiple ukuran bervariasi dengan ukuran terkecil 0,7cm
dan terbesar 5,4 cm di lobus kanan kiri hepar yang pada pemberian kontras tak
tampak abnormal kontras enchance.
2. Ascites.
3. Efusi pleura kanan kiri.
ASSEMENT
Abses Hepar
PLANNING
Medikamentosa :
Antibiotik : Metronidazole 3x 500mg + kombinasi ceftriaxone 2X1 gr IV  bisa
sampai 4 mgg
Analgetik : Ketorolac 3x 30mg IV
Non- Medika mentosa :
Aspirasi atau drainage abses perkutan  bila gagal maka laparatomi
TERIMA
KASIH

Anda mungkin juga menyukai