Anda di halaman 1dari 31

Pengantar

Sejarah Peradaban Islam


Ruang Lingkup
 Dakwah Nabi Muhammad pada periode Makkah dan
periode Madinah.
 Kepemimpinan umat setelah Rasulullah SAW wafat.
 Perkembangan Islam periode klasik/zaman keemasan
(pada tahun 650 M – 1250 M).
 Perkembangan Islam pada abad pertengahan/zaman
kemunduran (1250 M – 1800 M).
 Perkembangan Islam pada masa modern /zaman
kebangkitan (1800-sekarang).
 Perkembangan Islam di Indonesia dan di dunia.
Bagian Kedua
Historiografi Islam
Apa itu sejarah
a. Sejarah dalam arti luas
sejarah adalah setiap peristiwa (kejadian).
Menurut pengertian ini, studi tentang
sejarah menyangkut alam atau sejarah
bumi.
b. Sejarah dalam arti sempit
sejarah harus dibedakan dari setiap
peristiwa alam yang dapat dijelaskan
berdasarkan sebab musababnya.
Asal-Usul Kata Sejarah
a. Sejarah menurut asal-asul katanya
 Kata sejarah berasal dari bahasa Arab, yaitu
syajaratun. Kata syajaratun mengandung arti
pohon. Makna kata pohon dihubungkan dengan
keturunan atau asal usul keluarga raja atau dinasti
tertentu. Apabila kita melihat gambaran silsilah
raja-raja atau dinasti, gambaran itu akan terlihat
seperti pohon yang terbalik. Cerita tentang silsilah
raja-raja dan dinasti ini merupakan elemen yang
utama dalam kisah sejarah pada masa awal.
Seiring dengan perkembangan jaman dan cerita
yang disajikan sebagai sejarah bukan hanya kisah
kehidupan istana saja tetapi juga kisah di luar
istana, tetapi sitilah yang digunakan tetap sejarah.
 Dalam khasanah bahasa Indonesia,
sejarah paling tidak mengandung tiga
pengertian. Pertama, sejarah adalah
silsilah atau asal-usul. Kedua, sejarah
adalah kejadian atau peristiwa yang
benar-benar terjadi pada masa lampau.
Ketiga, sejarah adalah ilmu, pengetahuan,
dan cerita pelajaran tentang kejadian atau
peristiwa yang benar-benar terjadi di masa
lampau.
 Kamus Indonesia-Inggris, kata "sejarah"
diterjemahkan sebagai history. Kata history
mengandung beberapa arti. Pertama, history
merupakan kumpulan peristiwa masa lalu.
Kedua, history merupakan rangkaian peristiwa
yang terjadi berturut-turut dari masa lalu sampai
masa sekarang dan bahkan sampai masa
depan. Ketiga, history merupakan suatu catatan
atau deskripsi naratif dari peristiwa-peristiwa
masa lalu. Keempat, history merupakan disiplin
ilmu yang mencatat dan menginterpretasikan
peristiwa-peristiwa masa lalu yang mencakup
manusia. Kelima, history merupakan semua
yang diingat tentang masa lalu dalam bentuk
tulisan.
Pengertian Sejarah Menurut Para Ahli

 Ibn Khaldun dalam karyanya al-Muqaddimah


yang menjadi pengantar dari Kitab al-'Ibar wa
Diwan al-Mubtada wa al-Khabar memberikan
definisi sejarah dari dua sisi. Menurutnya, pada
sisi eksternalnya, sejarah tidak lebih dari
penginformasian mengenai peperangan,
negara-negara dan masyarakat pada masa
silam. Tetapi pada sisi internalnya (batin)
sejarah merupakan observasi, analisis, dan
kajian secara cermat terhadap prinsip-prinsip
semesta dan sebab-sebab yang mendasarinya.
 Dalam pandangan Kuntowijoyo, sejarah berarti
sebuah rekonstruksi masa lalu. Menurutnya,
sejarah menyuguhkan fakta secara diakronis,
ideografis dan unik. Sejarah itu diakronis karena
sejarah memanjang dalam waktu. Sejarah akan
melihat segala sesuatu berdasarkan rentang
waktu. Ibarat meneliti sebuah pohon, sejarah
tertarik membicarakan asal bibit, kapan pohon
tumbuh, kapan pohon bercabang dan beranting,
dan kapan pohon berbuah. Sejarah bersifat
ideografis, karena sejarah bersifat
menggambarkan, memaparkan dan
menceritakan sesuatu
Tujuan
Sejarah Peradaban Islam
 Membangun kesadaran peserta didik tentang
pentingnya mempelajari landasan ajaran, nilai-nilai
dan norma-norma Islam yang telah dibangun oleh
Rasulullah saw dalam rangka mengembangkan
kebudayaan dan peradaban Islam.
 Membangun kesadaran peserta didik tentang
pentingnya waktu dan tempat yang merupakan
sebuah proses dari masa lampau, masa kini, dan
masa depan.
 Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami fakta
sejarah secara benar dengan didasarkan pada
pendekatan ilmiah.
Lanjutan..
 Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan
peserta didik terhadap peninggalan sejarah
Islam sebagai bukti peradaban umat Islam di
masa lampau.
 Mengembangkan kemampuan peserta didik
dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa
bersejarah (Islam), meneladani tokoh-tokoh
berprestasi, dan mengaitkannya dengan
fenomena sosial, budaya, politik, ekonomi,
iptek dan seni, dan lain-lain untuk
mengembangkan kebudayaan dan peradaban
Islam.
Sejarah dalam berbegai
perspektif
 Sejarah sebagai peristiwa :Sejarah sebagai
peristiwa melihat sejarah sebagaimana terjadinya (histoire
realite).
 Sejarah sebagai kisah: Menurut Huizinga, seorang
sejarawan asal Belanda, sejarah itu adalah 'kisah sesuatu
yang telah berlaku'. Sejarah sebagaimana dikisahkan
(histoire-recite) mencoba menangkap dan memahami sejarah
sebagaimana terjadinya (histoire realite).
 Sejarah sebagai ilmu: Sejarah sebagai ilmu positif
bermula dari anjuran Leopold von Ranke kepada para
sejarawan untuk menulis apa yang sesungguhnya terjadi.
 Sejarah sebagai seni: Akhirnya, sejarah juga dapat
dilihat sebagai seni. Hal ini disebabkan karena sebagaimana
seni, sejarah juga membutuhkan intuisi, emosi dan gaya
bahasa.
Penggolongan Sejarah
 Dilihat dari objek kajiannya,
sejarah bisa digolongkan
antara lain ke dalam sejarah
politik, sosial, sejarah
ekonomi, sejarah
kebudayaan, dan biografi.
1. Sejarah Politik
 Mulanya sejarah politik merupakan
sejarah kegiatan yang berhubungan
dengan masalah pemerintahan dan
kenegaraan. Tetapi kemudian sejarah
politik didefinisikan sebagai sejarah
kekuasaan. Redefinisi ini memperluas
ruang lingkup sejarah politik karena
kekuasaan pasti ada di mana-mana. Di
setiap institusi pasti ada sistem
kekuasaan.
2. Sejarah Sosial
 Aliran penulisan sejarah Annales di Perancis
yang dipelopori oleh Lucien Febvre dan March
Bloch mengawali generasi baru penulis sejarah
sosial. Sejarah sosial mempunyai ruang lingkup
yang luas dan beraneka ragam. Selain meneliti
masyarakat secara total dan global, tema-tema
seperti sejarah pada sebuah kelas sosial
sepanjang tetap merupakan sejarah pada
sebuah unit masyarakat dengan ruang lingkup
dan waktu tertentu, akan menjadi fokus dari
sejarah sosial. Selain itu, institusi sosial dan
fakta sosial juga menjadi bahan kajian dari
sejarah sosial.
3. Sejarah Ekonomi
 Sejarah ekonomi merupakan studi sejarah
tentang usaha-usaha manusia untuk
menyediakan barang dan jasa bagi
dirinya, institusi-institusi dan hubungan
antar manusia yang diakibatkan oleh
usaha tersebut, teknik-teknik dan cara
pandang yang berubah karena
perkembangan ekonomi serta
keberhasilan dan kegagalan mereka.
4. Sejarah Kebudayaan
 Burckhardt dan Huizinga adalah penulis klasik sejarah
kebudayaan. Burckhardt memperlihatkan bahwa sejarah
kebudayaan mendahului bermacam jenis penulisan
sejarah sesudahnya. Menurutnya, pendekatan sejarah
kebudayaan bersifat sinkronis, sistematis, dan tanpa
kesalahan kronologis. Sejarah kebudayaan bagi
Huizinga adalah studi tentang struktur yang dapat
melihat gejala-gejala yang mempunyai makna jelas
dalam dirinya. Setiap detail kebudayaan mempunyai
maknanya sendiri dan bukan semata-mata sebagai
ilustrasi dari konsep umum. Tugas sejarah kebudayaan
adalah mencari pola kehidupan, kesenian dan cara
berpikir bersama-sama dalam suatu zaman. Secara
bersama-sama artinya tidak terpisah satu sama lain.
Oleh karena itu perlu ada konsep sentral untuk
merangkai ketiganya.
5. Biografi
 Selain jenis-jenis sejarah ini, biografi juga
termasuk sejarah. Biografi sebagai catatan
tentang kehidupan seseorang merupakan
mozaik sejarah yang lebih luas. Dengan
biografi, lingkungan sosial politiknya dapat
dipahami. Contoh biografi ini dikisahkan
riwayat hidup R.M. Tirto Adhi Soerjo
dengan penuh catatan
pertanggungjawaban sumber dan
lampiran karya-karya fiksinya.
Penulisan Sejarah (Historiografi)

 Menurut cara
penyampaiannya, penulisan
sejarah dibedakan menjadi
dua, yaitu penulisan sejarah
naratif dan penulisan sejarah
strukturalis.
Penulisan Sejarah Naratif
 Penulisan sejarah naratif merupakan
penulisan sejarah dengan pendekatan
sejarah sebagai rekaman peristiwa dan
tindakan aktor sejarah secara individual
yang berlangsung dalam kurun waktu
tertentu. Sejarah naratif ditandai dengan
penggambaran pergumulan hidup
manusia yang berhadapan dengan
perjalanan nasibnya
Penulisan Sejarah Strukturalis
 Penulisan sejarah strukturalis sering juga
disebut sebagai sejarah sosial. Penulisan
sejarah dengan pendekatan ini memahami
sejarah sebagai rekaman peristiwa struktural
yang berupa proses dan corak perubahan
masyarakat, bangsa, dan dunia. Sejarah sosial
memberi perhatian kepada masalah bagaimana
masyarakat mempertahankan dirinya dan
mengatur hubungan antar sesamanya, serta
bagaimana masyarakat memecahkan masalah
yang dihadapinya.
Bagaimana Sejarah Islam
ditulis?
 Islam sangat menghargai sejarah, bahkan ayat-
ayat al-Quran yang merupakan kitab suci dan
komponen introduksi fundamental bagi doktrin
agama, mayoritas berisi kisah-kisah masa lalu,
baik tentang para nabi, umat-umat beriman,
kaum yang ingkar, bahkan penentang agama
macam Fir’aun, Hamman dan Jaluth. Wacana
keilmuan sejarah ini kemudian berkembang
pesat pasca kenabian dan menyebarnya Islam
ke negeri ‘Ajam (non-Arab). Ditambah lagi ketika
Islam bersentuhan dengan budaya intelektual
dari warisan Yunani, Byzantium dan Persia.
BENTUK-BENTUK DASAR
HISTORIOGRAFI ISLAM
1. Khabar
 Khabar biasa diartikan sebagai ‘laporan’,
‘kejadian’ atau ‘cerita’. Biasanya lebih
banyak berisi tentang cerita-cerita
peperangan dan kepahlawanan.
Karakteristikkhabar ditekankan dengan
garis sanad yang mendahului tiap-
tiap khabar, dan hal itu akan dihilangkan
bila menginginkan keringkasan khabar itu
atau sekedar menyingkirkan munculnya
kecermatan pengetahuan.
2. Analitik
 Analitik berasal dari kata dasar anno (tahun).
Historiografi dalam bentuk analitik merupakan
bentuk khusus penulisan sejarah dengan
menggunakan kronologis, yaitu pencantuman
kejadian tiap tahun. Biasanya dimulai dengan
kalimat “dalam tahun pertama” atau “ketika
masuk tahun kesembilan”. Penyajian dalam
bentuk ini sepenuhnya berkembang pada masa
al-Thabari (wafat 310 H). Karya sejarah
permulaan terbit pada dasawarsa pertama abad
ke-10 M dan diteruskan sampai tahun 915 M.
3. Catatan Dinasti
 Tidak ada penulisan sejarah di masa lalu yang dapat
lepas dari intervensi penguasa. Hampir seluruh catatan
sejarah adalah cerita tentang kekuasaan, kemenangan
perang dan kepahlawanan sang pendiri dinasti serta
anak cucunya. Bahkan banyak terdapat biografi-biografi
khusus yang menulis tentang raja-raja itu. Misalnya
karya al-Qudla’i yang berjudul ‘Uyun al-Ma’arif. Maka
tidak heran jika muncul adagium bahwa sesungguhnya
sejarah adalah milik penguasa. Rakyat kecil maupun
bawahan hanya menjadi footnote (catatan kaki) yang
kadang malah tidak tertulis sama sekali. Namun,
bagaimanapun, biografi dinasti dan penguasanya
merupakan sebuah bentuk dasar historiografi Islam.
4. Thabaqat
 Thabaqat berarti lapisan. Transisi masyarakat
dari satu lapisan atau kelas dalam penggantian
kronologis generasi mudah dilakukan.
Sebagaimana qarn yang mendahului
arti thabaqat, yang dalam penggunaannya
berarti generasi. Ahli-ahli leksikografi mencoba
menetapkan ukuran panjang yang pasti
dari thabaqat. Sebagian mereka menentukan
suatu lapisan generasi itu 20 tahun sedang
lainnya 40 tahun. Ada juga yang
berpendapat thabaqat itu 10 tahun.
5. Nasab
 Nasab adalah catatan silsilah keluarga.
Bagi orang Arab, menjaga jalur keturunan,
terutama bagi yang mempunyai nenek
moyang tokoh terhormat menyebabkan
mereka harus menuliskannya.
Keuntungan posisi dan status sosial
ekonomi kadang membuat orang
menyalahgunakan nasab ini. Nasab,
kemudian menjadi bentuk dasar bagi
historiografi Islam.
Pengaruh dari Luar Arab
 Pengaruh Yunani
Dalam bentuk analitik, historiografi Yunani
memberikan pengaruh besar. Kronik Yunani pada
periode itu ketika Islam datang menyajikan bentuk
historiografi analitik secara jelas melalui penulis
muslim kontemporer. Ketika itu Ioannes Malalas,
menggunakan struktur analitik sehubungan kekuasaan
kaisar-kaisar. Terdapat juga data-data tentang
sarjana-sarjana, filosof dan pemimpin gereja walaupun
pada saat yang sama mereka juga politikus.
 Pengaruh Persia
 Sebenarnya, bukti yang tersedia tentang bentuk historiografi
Persia abad tujuh masehi sangat kurang. Ketiadaan ini
menyebabkan kesulitan penentuan penggunaan bentuk
analitik dalam historiografinya. Banyak yang menganggap,
pendapat yang menekankan pengaruh Persia pada keaslian
histoiografi analitik Islam telah gugur. Namun kita masih dapat
melacak adanya pengaruh yang tidak kecil dalam
konsepsional penulisan sejarah Islam.
 Dalam contoh ini adalah penulisan sejarah Raja-raja.
Shiddiqie memberikan argumentasi dengan data masuknya
tradisi intelektual Persia dalam khazanah Islam. Bahkan buku
Persia berjudul Khuday-nama—yang merupakan kisah raja-
raja, dan dianggap menjadi buku patokan penulisan biografi
Arab—telah masuk dalam historiografi Arab satu abad
sebelum Ibn Mukhaffa (w. 139 H). Pengaruh Persia ini cukup
negatif. Banyak kisah dalam Khuday-nama yang memuat
mitos pribadi dan spekulasi pendeta, juga legenda-legenda
Avestik dan roman Iskandar bahkan cerita-cerita tradisi asli
Sasanian sering disepuh dengan epik dan retorika.
 Pengaruh Byzantium
Dalam konteks persentuhan dengan Byzantium,
lebih banyak berasal dari penganut agama Kristen
yang berbangsa Arab sehingga interaksi dengan
kaum muslimin cukup sering dan terjadi transfer
pengetahuan terhadap mereka. Peradaban
Byzantium yang Kristen itu cukup memperhatikan
penulisan sejarah, dan mereka cukup respek jika
literatur historiografi menempati posisi yang besar
dalam literatur Byzantium. Perlu disebutkan
bahwa Bibliotheca of Photius abad sepuluh
masehi, sebagian besar mencurahkan uraiannya
mengenai sejarah dari segala sisi.

Anda mungkin juga menyukai