Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 1

1. ABIE SOFYAN ARIEF


2. ACH. RIDHO ISLAMI
3. ARON KENID KEVIN
4. BIMA RAMADHANI
KONSEP KESELAMATAN PENERBANGAN
Ini mungkin memiliki konotasi yang berbeda, seperti:
1. kebebasan dari bahaya atau risiko, yaitu faktor-faktor yang
menyebabkan atau cenderung menyebabkan kerusakan.
2. sikap terhadap tindakan dan kondisi yang tidak aman oleh
karyawan (mencerminkan budaya perusahaan yang "aman").
3. sejauh mana risiko yang melekat dalam penerbangan "dapat
diterima".
4. proses identifikasi bahaya dan manajemen risiko dan,
5. pengendalian kehilangan yang tidak disengaja (orang dan properti,
dan kerusakan lingkungan).
Apakah Keselamatan Penerbangan?
KEAMANAN DAN KESELAMATAN
 Keamanan semakin dipandang sebagai manajemen
risiko. Dengan demikian, untuk keperluan manual SMS
ICAO (Doc 9859), keselamatan dianggap memiliki arti
sebagai berikut:
 Keselamatan adalah keadaan di mana risiko bahaya
terhadap orang atau kerusakan properti berkurang
hingga, dan dipertahankan pada atau di bawah, tingkat
yang dapat diterima melalui proses identifikasi bahaya
dan manajemen risiko yang berkelanjutan.
7 UNSUR KRITIS Dalam Keselamatan Penerbangan:

1. Legislasi dan Regulasi yang Tidak Memadai.


2. Sumber daya pengawas: Perekrutan, Kualifikasi, Pelatihan, Retensi.
3. Administrasi: Tidak dibiayai secara memadai, Tidak mandiri.
4. Alat kerja pengawas: bahan panduan, Prosedur SMS (Sistem Manajemen
Keselamatan), dengan dua konsep utama.
5. Pertama, konsep keselamatan yang diprogram, yang diterapkan oleh
Negara.
6. Kedua, konsep sistem manajemen keselamatan yang diterapkan oleh
operator pesawat, organisasi pemeliharaan, penyedia layanan lalu lintas
udara dan operator aerodrome.
7. Pagar bandara, Bahaya Burung, intrusi, ancaman kehidupan liar,
pembuangan.
KOMPONEN KESELAMATAN PENERBANGAN
 Manusia (human resources) sebagai pelaku dalam seluruh
kegiatan transportasi udara, yaitu: awak cockpit, awak
kabin, Air Traffic Controller/ATC, awak perawatan
pesawat, teknisi, dll.
 Pesawat udara yang merupakan sarana
pebisnis/penumpang melakukan kegiatan transportasi
udara.
 Prasarana transportasi udara yang digunakan pebisnis/
penumpang sebagai tempat untuk melakukan segala
kegiatan angkutan udara, seperti: ruang tunggu, landasan
pacu/runway, menara pengawas/tower, hanggar, tempat
parkir pesawat/ appron, dll.
Komponen (lanjutan)
 Lingkungan organisasional, sebagai internal sistem
transportasi udara yang lebih melihat kepada
kebijakan-kebijakan lembaga dalam mengatur sistem
transportasi udara. Seluruh kebijakan lembaga sangat
berpengaruh pada kinerja dan prestasi operator dalam
melaksanakan kebijakan pemerintah tentang
keselamatan penerbangan dan menekan angka
kecelakaan dan/atau insiden pesawat udara.
 Peraturan perundang-undangan, sebagai perangkat
lunak yang berfungsi untuk mengatur sistem
transportasi udara pada umumnya dan keselamatan
penerbangan pada khususnya.
PERKEMBANGAN INDUSTRI
 Deregulasi industri penerbangan;
 Pertumbuhan dalam industri penerbangan yang sangat
pesat;
 Kompleksitas penggunaan ruang udara global;
 Teknologi pesawat udara yang semakin canggih.

Tempo Dulu : Sistem umumnya Reaktif & Generik


Masa Depan: Sistem harus Proaktif & Customized
REGULASI
NASIONAL & INTERNASIONAL

 UNDANG-UNDANG NO. 1 TAHUN 2009 TENTANG


PENERBANGAN;
 PERATURAN PEMERINTAH NO. 3 TAHUN 2001 TENTANG
KEAMANAN DAN KESELAMATAN PENERBANGAN;
 KONVENSI CHICAGO 1944 & ANNEXES
SUMBER & DASAR HUKUM
NEGARA ANGGOTA ICAO

KONVENSI
ANNEXES
UU NO. 1/2009
DOC
MANUAL

PP
KM
SKEP

OPERASIONAL
Regulator/Operator/Other
Sistem yang Dikembangkan Oleh Regulator

 Sertifikasi personil;
 Rancang bangun pesawat udara;
 Operator/perusahaan penerbangan.

Umumnya generik : One Size Fits All

FLY CRASH FIX FLY


Upaya Peningkatan Keselamatan Penerbangan Dari
ICAO
 Proaktif
Melakukan pendekatan yang menekankan pada pencegahan, dengan cara
mengidentifikasi bahaya dan mengambil tindakan-tindakan yang
mengurangi resiko sebelum peristiwa yang berpotensi resiko terjadi dan
membahayakan kinerja keselamatan
 Sistematis
Kegiatan-kegiatan manajemen keselamatan bersesuaian dengan rencana
yang telah ditentukan sebelumnya, dan diterapkan dengan cara yang
konsisten dan menyeluruh di tubuh organisasi.
 Eksplisit
Semua kegiatan manajemen keselamatan harus didokumentasikan, mudah
dilihat dan dilaksanakan secara terpisah dari kegiatan manajemen yang lain.
Upaya Peningkatan Keselamatan Penerbangan
 Melakukan koordinasi administratif dan integrasi program
keselamatan nasional secara menyeluruh.
 Memonitor performa fungsi-fungsi keselamatan nasional.
 Adanya peraturan/program untuk investigasi kecelakaan dan
insiden.
 Menempatkan personil yang mengerti tentang resiko pada seluruh
fungsi pengaturan dan pengawasan.
 Adanya program promosi keselamatan secara aktif maupun pasif
untuk membantu operator mendapat informasi yang lebih luas.
 Adanya pemantauan program keselamatan secara nasional.
 Melakukan audit keselamatan secara regular untuk mengetahui
terlaksananya program keselamatan pada semua operator.
Persyaratan SMS (ICAO Per Nov 2006)
 Operations & Airworthiness - Annex 6
 Air Traffic Services - Annex II
 Aerodrome Operation - Annex 14

Panduan ICAO Doc- 9859


ICAO Safety Management Manual (SMM)
OPERATOR SAFETY MANAGEMENT SYSTEM
(SMS)

Is an organized approach to managing safety, including the


necessary organizational structures, accountabilities, policies
and procedures.

(ICAO Safety Management Manual/Doc-9859)


Paradigma baru; Keselamatan sebagai core business, proaktif,
customized untuk setiap operator.
Safety is Everybody's Responsibility
Thank you!

28

Anda mungkin juga menyukai