Anda di halaman 1dari 30

PENGUKURAN POLA

BERJALAN

Hj. Hasbiah
Berjalan .... ?
 Berjalan adalah berpindahnya tubuh dari satu
titik ke titik berikunya dengan cara
menggunakan kedua tungkai (bipedal : posisi
tubuh selalu tegak selama proses berlangsung).

 Rangkaian gerakan tungkai yang berulang


untuk menggerakkan tubuh ke depan
sementara secara simultan terjadi
pemeliharaan stabilitas saat menumpuh.
siklus berjalan ....?
 Siklus berjalan keadaan saat satu kaki menyentuh
tanah dan berakhir saat kaki yang sama
menyentuh tanah kembali.
 Aktifitas yang terjaadi antara waktu tumit dari
salah satu extremitas menyentuh lantai dan ketika
kaki yang sama menyentuh lantai lagi.
 Aktifitas yang terjadi antara heel strike tungkai
kanan dan heel strike tungkai kanan lagi.
 Satu siklus berjalan dimulai dari heel strike,
sampai tungkai yang sama heel strike berikutnya.
Fase berjalan ...?
 Fase menapak (stance phase)
 Fase mengayun (swing fhase)
 Fase dua kaki di lantai (double support fhase)
Fase menapak (stand
fhase)
 60% dari fase berjalan
 Heel strike / heel on
 Foot flat
 Mid stance
 Heel off
 Toe off
Gerakan pada fase menumpuh
 Ektensi sendi panggul (hip)
 geseran ke arah horisontal – lateral pada pelvis
dan trunk
 Fleksi lutut sekitar 15 pada awal heel strike,
dilanjutkan dengan ekstensi dan fleksi lagi
sebelum toe off.
Fase menumpuh
Fase mengayun (swing
fhase)
 40 % dari fase berjalan
 Toe off
 Midd swing
 Heel strike
 (accelaration, mid swing, decelaration)
Gerakan pada fase
mengayun
 Fleksi lutut diawali dengan ekstensi hip
 Lateral pelvic tilting ke arah bawah pada saat
toe off
 Fleksi hip
 Rotasi pelvic ke depan saat tungkai terayun
 Ekstensi lutut dan dorsalfleksi ankle dengan
cepat sesaat sebelum heel strike.
Fase mengayun
Koordinasi fase menapak dan
fase mengayun
 Ketika satu tungkai mengalami stance, maka
tungkai lainnya mengalami swing.
 Pada saat tungkai di depan mengalami heel
strike, maka tungkai yang di belakang
mengalami heel off, hal ini dalam keadaan
double limb support.
 Pada saat tungkai di depan mengalami foot
flat, maka tungkai yang di belakang
mengalami heel off yang lebih besar dan
masuk ke dalam fre swing.
 Pada saat tungkai di depan mengalami mid stance, maka
tungkai di belakang mengalami initial swing dan mid
swing.
 Tungkai yang mengalami initial swing – mid swing akan
bergerak mengayun ke depan sehingga menjadi tungkai
di depan, sedangkan tungkai yang mengalami mid stance
akan menjadi tungkai di belakang.
 Tungkai yang di depan mengalami terminal swing, maka
tungkai yang di belakang akan masuk ke terminal stance.
 Tungkai yang di belakang mengalami terminal stance,
maka tungkai yang di depan akan mengalami heel strike.
Fase fase berjalan
Initial contact / heel strike
 Calcaneus tulang
pertama yang
menyentuh landasan.
 Terjadi posisi double
stance
 Sendi panggul
aproksimasi 30 fleksi
 Lutut extensi penuh.
 Pergelangangan kaki
membentuk sudut
netral 90.
Loading respon (foot flat)
 Kontak sepenuhnya dengan
landasan.
 Beban berat badan terjadi di
posterior ankle joint.
 Kontraksi eksentrik dari otot anterior
ankle merespon plantar fleksi
sehingga kaki kontak dengan lantai.
 Knee fleksi 15 dengan kontrol
quadriceps yg berkontraksi ecara
eccentrik.
 Hip tetap fleksi 30.
 Pelvis distabilisasi pada bidang
prontal oleh m.
Gluteusmedius,minimus, tensor
fascia latae untuk mencegah
terjadinya fleksi trunk.
Mid stance
 Soleus dan gastroc
berkontraksi secara
eccentric untuk
menstabilkan tibia.
 Lutut bergerak ke arah
extensi saat tubuh
berayun di atas kaki
yang stabil.
 Hip bergerak ke arah
extensi sampai posisi
netral.

Terminal stance (heel off)
 Ankle terkunci pada
posisi dorsifleksi
kecil, metatarsophlg
extensi 30.
 Knee tetap ekstensi.
 Hip tetap extensi.
Pre swing (toe off)
 Kaki berada pada
posisi akan
meninggalkan
landasan untuk
melakukan periode
mengayun.
 Ankle dalam posisi 20
plantarfleksi.
 Double support
berlangsung.
Initial swing (accelaration)
 Dimulai pada saat
telapak kaki mulai
diangkat dari
landasan.
 Hip dan knee bergerak
fleksi.
 Ankle posisi setengah
dorsifleksi.
 Kaki kontralateral
bersiap untuk mid
stance.
Mid swing
 Dimulai dari akhir
initial swing dan
dilanjutkan sampai
kaki mengayun maju
berada di depan
anggota badan
sebelum mengenai
landasan.
Terminal swing (deccelaratioon)
 Fase ini merupakan
akhir dari satu siklus
berjalan.
 Tungkai akan
mengayun ke depan
sampai menyentuh
lantai.
 Posisi kaki berada
kembali di depan
anggota badan (posisi
awal siklus berjalan).
Perhitungan Interval siklus
berjalan
 Stride legth adalah jarak antara kedua jejak kaki, pada
kaki yang sama (Pada pria dewasa antara 140 – 156,5
cm)
 Stride duration adalah waktu yang dibutuhkan untuk
mengukur stride legth.
 Step length adalah jarak antara dua jejak kaki, baik dari
kanan ke kiri atau sebaliknya (rata-rata 68 – 78 cm).
 Step duration adalah waktu yang dibutuhkan dari heel
strike kaki yang satu ke heel strike kaki yang lain.
 Cadence adalah jumlah steps permenit (112-116
permenit).
Beberapa kelainan pola berjalan

 Gait hemiplegia
 Gait diplegia
 Gait neuropatik
 Gait miopati (gait wadding)
 Gait parkisonian
 Gait choreiform
 Gait ataxia
 Gait sensorik.
Gait hemiplegia
 Pasien berdiri dengan kelemahan unilateral
pada sisi yg terkena, lengan tertekuk, adduksi
dan internal rotasi.
 Knee ekstensi,plantar fleksi dan jari kaki fleksi.
 Ketika berjalan terjadi penguncian lengan pada
satu sisi dan menyeret kaki yang terkena
dengan bentuk setengah lingkaran
(sircumduction).
 Stroke.
Gait diplegia
 Pasien berjalan dengan basis langkah yang
sempit, menyeret kedua kaki dan akan
menggesek jari-jari kakinya saat melangkah.
 Gangguan otot-otot adduktor panggul yang
dapat menyebabkan terjadinya pola berjalan
menggunting.
 Cerebral palsy.
Gait neuropatik
 Pada pasien drop foot.
 Upaya untuk mengangkat kaki lebih tinggi
selama berjalan sehingga kaki tidak menyeret
di lantai
 Secara unilateral karena kelumpuhan saraf
peroneal dan radikulopati L5.
 Secara bilateral neuropaty perifer, sclerosis
amyotropic lateral.
Gait miopati
 Terjadi karena kelemahan otot panggul.
 Kelemahan pada satu sisi akan menyebabkan
penurunan panggul pada satu sisi saat berjalan
(trendelenburg sign).
 Kelemahan bilateral, pasien akan mengalami
panggul yang jatuh pada kedua sisi selama
berjalan.
Gait parkinsonian
 Pasien akan mengalami kekakuan dan
bradikinesia.
 Pasien membungkuk dengan kepala dan leher
ke depan, fleksi lutut, eextremitas atas fleksi
tetapi jari-jari extensi.
 Pasien berjalan lambat dengan langkah kecil
(marche a petis pas).
 Pasien kecenderungan tanpa sadar melangkah
cepat (pestination).
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai