Anda di halaman 1dari 56

DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


PUSAT PENELITIAN DAN PENEGEMBANGAN JALAN DAN JEMBATAN
JALAN A.H. NASUTION NO.264 KOTAK POS NO.2 UJUNGBERUNG TILP 022 7802251
FAX 7602726 BANDUNG 40294
Jenis-jenisAspal
Jenis-jenis Aspal

AspalAlam
Aspal Alam AspalBuatan
Aspal Buatan

AspalKeras
Aspal Keras AspalEmulsi
Aspal Emulsi
CATIONIC
CATIONIC
AspalCair
Cair ANIONIC
ANIONIC
KelasPenetrasi
Kelas Penetrasi Aspal
NONIONIC
NON IONIC

KelasViskositas
Kelas Viskositas RC
RC
KelasKinerja
Kelas Kinerja MC
MC
SC
SC
KARAKTERISTIK ASPAL YANG DIINGINKAN

Aspal harus homogen


Aspal tidak peka terhadap perubahan temperatur
Aspal harus bersifat fleksibel
Aspal aman saat pengerjaan
Aspal tidak cepat tua.
Aspal mempunyai kelekatan yang baik.
Aspal mudah dikerjakan.
Aspal harus sesuai dengan kebutuhan daerah setempat.
Aspal harus dapat mengisi rongga ant agregat.
Aspal memberikan kinerja yang baik pada campuran
Tabel Cadangan Aspal Alam Dunia

No. Negara Perkiraan Cadangan Aspal Alam


(ton)

1. Indonesia (P. 300.000.000 (sebagian)


Buton)

2. Asiatic 35.000.000
3. Trinidad 30.000.000
4. Swis 10.000.000
5. Perancis 7.000.000
6. Bosnia 7.000.000
MANFAAT MENGGUNAKAN ASBUTON

Dapat mengantisipasi kemungkinan menurunnya


produksi aspal minyak dalam negeri di masa yang
akan datang

Dapat digunakan sebagai bahan tambah untuk


meningkatkan mutu aspal produk dalam negeri.
Lokasi Asbuton
Kabungka

Lokasi Asbuton
Lawele
Tabel Deposit Asbuton di Beberapa
Daerah Singkapan di Pulau Buton

Daerah Perkiraan Kadar


No. Singkapan Deposit Bitumen
Asbuton (ton) (%)

1. Waisiu 100.000 ± 35

2. Kabungka 60.000.000 15 – 35

3. Winto 3.200.000 25 – 35

4. Wariti 600.000 ± 30

5. Lawele 100.000.00 15 - 30
0
Produk-produk Asbuton

Mix Mix
Mix
Mix
ISU UTAMA
pada
pekerjaan peraspalan:

• Kebutuhan Aspal Nasional yang tidak


dapat dipenuhi pemasok dalam negeri
• Tidak tercapainya umur rencana, akibat
kerusakan dini (deformasi dan retak)
Deformasi plastis
pada lapisan beraspal
Deformasi keriting
Retak akibat aging
retak
UNSUR ASBUTON

ASPAL

ASBUTON
MINERAL
PRODUKSI ASPAL&ASBUTON TAHUN
2001/2002

• ASPAL KERAS:
Kebutuhan per tahun : 1,200.000 ton
Dipenuhi Pertamina: 600.000 ton
Impor : 600.000 ton
• ASBUTON:
Diproduksi : 50.000 ton setara 10.000 ton
aspal
Diproyeksikan : 2 juta ton setara 400.000 ton
aspal
DEPOSIT ASPAL DUNIA

Tabel Deposit Aspal alam dunia


No. Negara Perkiraan deposit Aspal alam (ton)
1. Indonesia 677.000.000
2. Asiatic 35.000.000
3. Canada (Trinidad Lake Asphalt) 30.000.000
4. Swiss 10.000.000
5. Perancis 7.000.000
6. Bosnia 7.000.000
Sumber: Dep Kimpraswil,1999 dan Dep.Pertambangan & Energi Sultra,1997
DEPOSIT ASBUTON
Total: 677,248 juta ton
• Kabungka : 60 juta ton
• Lawele : 210,284 juta ton
• Enrege:174,725 juta ton
• Ulala : 47,089 juta ton
• Siantopina: 181,25 juta ton
• Waesiu : 0,1 juta ton
• Winto 3,2 juta ton
• Winil: 0,6 juta ton
JENIS ASBUTON
YANG TELAH DIPRODUKSI
• Asbuton konvensional (B13 – B20), 12.5 mm
• Asbuton halus (B20), 4.75 mm
• Asbuton mikro (B25), 2,35 mm
• Buton Rock Asphalt (B20), 1.18 mm
• Buton Granular Asphalt (B25), 1.18 mm
• Asbuton mastik
• Asbuton hasil ekstraksi/refined (B60-B90))
• Asbuton tepung
HASIL UJI FISIK ASPAL ASBUTON
Tabel Hasil uji fisik aspal Asbuton dari Kabungka dan Lawele
Jenis pengujian Hasil Uji
Asbuton Dari Asbuton dari
Kabungka Lawele padat
Kadar aspal,% 20 30,08
Penetrasi, 25 oC,100 gr, 5 detik,0,1 mm 4 36
Titik lembek, oC 101 59
Daktilitas, 25oC, 5cm/menit, cm < 140 >140
Kelarutan dalam C2HCL3, % - 99,6
Titik Nyala, oC - 198
Berat Jenis 1,046 1,037
Penurunan berat (TFOT), 163oC, 5 jam - 0,31
Penetrasi setelah TFOT, % asli - 94
Titik Lembek setelah TFOT, oC - 62
Daktilitas setelah TFOT, cm - >140
HASIL UJI KIMIA ASPAL ASBUTON
Tabel Hasil uji kimia aspal Asbuton dari Kabungka dan Lawele
Jenis pengujian Hasil Uji
Asbuton Dari Asbuton dari
Kabungka Lawele padat
Nitrogen (N),% 29,04 30,08
Acidafins (A1), % 9,33 6,60
Acidafins (A2), % 12,98 8,43
Parafin (P), % 11,23 8,86
Parameter Maltene 1,50 2,06
Nitrogen/Parafin, N/P 2,41 3,28
Kandungan Asphaltene, % 39,45 46,92
HASIL UJI GRADASI MINERAL
ASBUTON

Ukuran Saringan Lolos saringan (%)


inci mm Asbuton dari Asbuton dari
kabungka Lawele
No.8 2,38 100 100
No.30 0,595 100 99,1
No.50 0,297 100 89,1
No.100 0,148 95,6 49,3
No.200 0,074 4,5 32,2
HASIL UJI KIMIA MINERAL ASBUTON

Hasil uji kimia mineral


Senyawa Asbuton dari Asbuton dari Lawele
kabungka
CaCO3 86,66 72,90
MgCO3 1,43 1,28
CaSO4 1,11 1,94
CaS 0,36 0,52
H2O 0,99 2,94
SiO2 5,64 17,06
Al2O3 + Fe2O3 1,52 2,31
Residu 0,96 1,05
KENDALA PENGGUNAAN ASBUTON
1. KONDISI DAN MUTU ASBUTON
 Variasi Kadar bitumen Asbuton
 Ukuran butir Asbuton terlalu besar
 Jenis dan kondisi bahan peremaja
 Asbuton yang tercemar
 Kadar air Asbuton terlalu tinggi

2. TEKNOLOGI TIDAK TEPAT


 Spesifikasi yang belum siap
 Teknik Pencampuran yang salah
 Alat Pencampur yang tidak tepat
 Penempatan Campuran Asbuton tidak sesuai
dengan lalu-lintas yang melewatinya.
Teknik Pemasokkan Asbuton yang
tidak tepat

Asbuton

Mengakibatkan:
• Butir Asbuton mengendap di dasar ketel
• Kadar Asbuton dalam campuran menjadi semu
• Kemungkinan menjadi ekses aspal
• Pada lapisan terjadi bleeding
USAHA PERBAIKAN:
• Pengaktifan teknisi dan alat laboratorium sehingga mutu
asbuton lebih terjamin
• Mempersiapkan Asbuton dalam ukuran butir halus dan
kadar air yang rendah dengan cara masinal
• Melakukan packaging asbuton, sehingga mutunya lebih
baik dan seragam
• Mempersiapkan armada angkutan yang memadai dan
murah sehingga harga satuan dapat bersaing
• Mempersiapkan spesifikasi yang tepat
• Mempersiapkan sumber daya manusia yang handal untuk
menghasilkan konstruksi yang lebih handal dengan
menggunakan Asbuton
N S P M TERKAIT
• Konsep spesifikasi Asbuton
Campuran panas Dep.
Kimpraswil, 2001
• Seksi 6.3 Campuran Beraspal,
Spesifikasi Buku III, 2003,
Departemen Kimpraswil
• Departemen Kimpraswil,
Pedoman Perencanaan Beraspal
Panas dengan Pendekatan
Kepadatan Mutlak, 2001
MENGGUNAKAN ASBUTON
HASIL PABRIK

DAPAT DIJAMIN:
• Kehomogenan produk
• Mutu produk
• Kesinambungan pelayanan
pasar
• Memudahkan saat
pencampuran
LEBIH TAHAN DEFORMASI
Campuran beraspal dengan Aspal B yang
memiliki Dynamic Stability lebih tinggi, lebih
tahan terhadap deformasi dibandingkan
campuran beraspal dengan aspal A

Campuran Dynamic Stability (DS)


Deformasi / alur (mm)

dA1 Beraspal A 42 x (t 2 -t1 )


dA2 DS=
(d2 -d1 )
dB1
dB2
Campuran Rate of Deformation
Beraspal B (RD)

t1 = 45 t2 = 60
(d1 - d2 )
RD =
Waktu (menit) t 2 - t1
29
KEUNTUNGAN EKONOMI
PENGGUNAAN ASBUTON

Dengan umur rencana yang sama


• Tebal lapisan lebih tipis
dibandingkan tanpa Asbuton
• Harga satuan konstruksi lebih
murah dibandingkan tanpa
Abuton
Manfaat lainnya
• Penghematan Devisa Negara
• Memberikan lapangan kerja
KELEBIHAN ASBUTON
Pada Konstruksi Perkerasan Jalan

• Lebih tahan terhadap deformasi (amblas)


• Lebih tahan terhadap retak
• Lebih tahan terhadap temperatur tinggi
• Lebih tahan dilalui lalu-lintas berat
Produk-produk Aspal Minyak
SIFAT -SIFAT ASPAL

1. Sifat-sifat kimia aspal


- Aspalten
- Malten (resin, arumated, saturated)

2. Sifat-sifat fisik aspal


- Durabilitas (penetrasi, titik lembek, dan
daktilitas)
- Adesi dan kohesi
- Kepekaan terhadap perubahan temperatur
- Pengerasan dan penuaan

33
Kepekaan Terhadap
Temperatur
20  500 A
PI 
50 A - 1
log(800) log(pen pada 25oC)
A=
titik lembek - 25oC

Dari persamaan diatas terlihat bahwa makin tinggi


nilai titik lembek makin tinggi nilai PI sehingga
resiko deformasi makin kecil.

Mengurangi resiko deformasi dengan menaikkan nilai


titik lembek atau PI tidak kontradiksi dengan resiko
retak, bahkan resiko retak pun akan turun (Gbr
berikutnya), namun kotradiksi dengan kemudahan
pelaksanaan (workability)
KECEPATAN PENUAAN ASPAL (SHELL, 1995)
Jenis Spesifikasi Aspal Keras
• Spesifikasi berdasarkan tingkat
kekerasan aspal (penetration graded)
• Spesifikasi kelas kekentalan (viscosity
graded)
• Spesifikasi kelas kinerja (performance
graded)
Spesifikasi berdasarkan kelas kinerja adalah
spesifikasi dimana parameter fisik aspal yang
diukur adalah yang berhubungan langsung
dengan kinerja lapangan. Pada spesifikasi ini
batasan kriteria yang disyaratkan tetap untuk
semua grade tetapi temperatur berbeda
Pendekatan hubungan antara nilai2 pada
kelas penetrasi (penetration grades) dengan
kelas kinerja (performance grades):

• PG = - 59.197 + 2.376 TL
• PG = 72.516 - 0.168 Pen (25oC)
• PG = 64.929 + 10.674 PI
Hubungan grade aspal vs kedalaman alur
JENIS ASPAL KERAS YANG BIASA
DIGUNAKAN DI INDONESIA
• Pen 40 (penetrasi 40 – 50)
• Pen 60 (penetrasi 60 – 79)
• Pen 80 (penetrasi 80 – 100)

Untuk mengurangi resiko deformasi :


• Gunakan aspal dengan nilai penetrasi
rendah
• Gunakan aspal dengan nilai titik lembek
yang tinggi
• Gunakan aspal dengan PI yang tinggi
• Diberikan bahan tambah yang dapat
menurunkan nilai penetrasi,
Gbr 1. Log Penetrasi vs
Temperatur

Resiko B (pen tinggi)


Deformasi Log Penetrasi

A (pen rendah)

Resiko
Retak

15oC 25oC 65oC


Temperatur

Pada PI yang sama


Gbr 2. Log Penetrasi vs
Temperatur

Resiko
Deformasi Log Penetrasi D (PI rendah)

C (PI tinggi)

Resiko
Retak

15oC 25oC 65oC


Temperatur

Pada Pen Sama


Keamanan Saat Pelaksanaan

Persyaratan titik nyala aspal baik


pada spesifikasi tingkat kekerasan
aspal maupun kelas kinerja adalah
mencegah bahaya kebakaran.

Pemanasan aspal pada saat


pelaksanaan harus lebih rendah
dari titik nyala
Kemudahan Saat Pelaksanaan
Untuk kemudahan penghamparan kekentalan
ditentukan sebesar 170 ± 20 centistoke,
sedangkan untuk pemadatan 280 ± 30
centistoke
Pada spesifikasi tingkat kekerasan aspal:
Kemudahan pelaksanaan dilihat dari
• nilai penetrasi (makin rendah penetrasi,
usaha pemanasan makin besar)
• titik lembek
• PI aspal (PI tinggi memerlukan usaha
pemanasan lebih besar)
Pada spesifikasi kelas kinerja:
Kekentalan pada 135oC tidak lebih dari 300
centistoke
Tabel Komposisi Perkiraan Aspal Cutback
Jenis Aspal cutback Kelas Aspal Pen 60/70 Premium
(% berat) (% berat)
RC 30 64 36
70 76 24
250 82 18
800 89 11
3000 91 9
Jenis Aspal cutback Kelas Aspal Pen 60/70 Minyak Tanah
(% berat) (% berat)
MC 30 64 36
70 72 28
250 80 20
800 85 15
3000 90 10
Jenis Aspal cutback Kelas Aspal Pen 60/70 Minyak Tanah
(% berat) (% berat)
SC 70 60 40
250 70 30
800 84 16
3000 88 12
Tabel Persyaratan Asbuton Butir

Sifat-sifat Asbuton Metoda Satuan Tipe Tipe Tipe Tipe Tipe


Pengujian 5/20 15/20 15/25 20/25 30/25
Kadar bitumen asbuton SNI 03-3640-94 % 18-22 18-22 23-27 23-27 23-27
Ukuran butir asbuton butir
- Lolos Saringan No. 4 (4,75 mm), SNI 03-1968-90 % 100 100
- Lolos Saringan No. 8 (2,36 mm), SNI 03-1968-90 % 100 100 100 Min. Min.
95 95
- Lolos Saringan No. 16 (1,18 mm), SNI 03-1968-90 % Min. Min. Min. 95 Min. Min.
95 95 75 75
Kadar air, % SNI 06-2490-91 % Maks. Maks. Maks. 2 Maks. Maks.
2 2 2 2
Penetrasi bitumen pada 25 oC, SNI 06-2456-91 0,1 mm ≤ 10 10 – 10 – 18 19 - 22 28 –
100 g, 5 detik. 18 32
Tabel Spesifikasi Asbuton Murni

No. Jenis Pengujian Metode Persyaratan


1. Penetrasi, 25 oC; 100 gr; 5 dctik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991 40 - 60
2. Titik Lembek, oC SNI 06-2434-1991 Min. 55
3. Titik Nyala, oC SNI 06-2433-1991 Min. 225
4. Daktilitas; 25 oC, cm SNI 06-2432-1991 Min. 100
5. Berat jenis SNI 06-2441-1991 Min. 1,0
6 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen; % berat RSNI M-04-2004 Min. 99
7. Penurunan Berat (dengan TFOT), %berat SNI 06-2440-1991 Max. 1
8 Penetrasi setelah penurunan berat, % asli SNI 06-2456-1991 Min. 65
9 Daktilitas setelah penurunan berat, cm SNI 06-2432-1991 Min. 50
Tabel Spesifikasi Aspal yang Dimodifikasi Asbuton

No. Jenis Pengujian Metode Persyaratan


1. Penetrasi, 25 ‘C; 100 gr; 5 dctik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991 40 - 60
2. Titik Lembek, °C SNI 06-2434-1991 Min. 55
3. Titik Nyala, °C SNI 06-2433-1991 Min. 225
4. Daktilitas; 25 °C, cm SNI 06-2432-1991 Min. 50
5. Berat jenis SNI 06-2441-1991 Min. 1,0
6. Kelarutan dalam Trichlor Ethylen, % berat RSNI M-04-2004 Min. 90
7. Penurunan Berat (dengan TFOT), % berat SNI 06-2440-1991 Max. 2
8. Penetrasi setelah kehilangan berat, % asli SNI 06-2456-1991 Min. 55
9. Daktilitas setelah TFOT, cm SNI 06-2432-1991 Min. 50
10 Mineral Lolos Saringan No. 100, % * SNI 03-1968-1990 Min. 90
Tabel Spesifikasi Aspal Minyak Pen 60/70
No. Jenis Pengujian Metode Persyaratan
1. Penetrasi, 25 oC; 100 gr; 5 detik; 0,1 mm SNI 06-2456-1991 60 - 79
2. Titik Lembek, oC SNI 06-2434-1991 48 - 58
3. Titik Nyala, oC SNI 06-2433-1991 Min. 200
4. Daktilitas 25 oC, cm SNI 06-2432-1991 Min. 100
5. Berat jenis SNI 06-2441-1991 Min. 1,0
6 Kelarutan dalam Trichlor Ethylen, %berat RSNI M -04-2004 Min. 99
7. Penurunan Berat (dengan TFOT), % berat SNI 06-2440-1991 Max. 0,8
8. Penetrasi setelah penurunan berat, % asli SNI 06-2456-1991 Min. 54
9. Daktilitas setelah penurunan berat, cm SNI 06-2432-1991 Min. 50
10. Uji noda aspal SNI 03-6885-2002 Negatif
- Standar Naptha
- Naptha Xylene
- Hephtane Xylene
11. Kadar paraffin, % SNI 03-3639-2002 Maks. 2
Tabel Spesifikasi Aspal Cair Penguapan Cepat

NO. JENIS PENGUJIAN RC-70 RC-250 RC-800 RC-3000


Min Mak Min Mak MIn Mak Min Mak
1. Kekentalan Kinematik 60 0C (cSt) 70 140 250 500 800 1600 3000 6000
2. Titik Nyala (TOC) 0C - - 27 - 27 - 27 -
3. Kadar air (%) - 0,2 - 0,2 - 0,2 - 0,2
4. Penyulingan, sulingan pada temperatur:
190 0C (%) 10 - - - - - - -
225 0C (%) 50 - 35 - 15 - - -
260 0C (%) 70 - 60 - 45 - 25 -
315 0C (%) 85 - 80 - 75 - 70 -
sisa penyulingan pada temperatur
360 0C (%) 55 - 65 - 75 - 80 -
5. Pengujian residu penyulingan
Kekentalan absolut 60 0C (Poise) 600 2400 600 2400 600 2400 600 2400
Tabel Spesifikasi Aspal Cair Penguapan Sedang

No. JENIS PENGUJIAN MC-30 MC-70 MC-250 MC-800 MC-3000


Min Mak Min Mak Min Mak Min Mak Min Mak
1. Kekentalan Kinematik 60 0C (cSt) 20 60 70 140 250 500 800 1600 3000 6000
2. Titik Nyala (TOC) 0C 38 - 38 - 66 - 66 - 66 -
3. Kadar air (%) - 0,2 - 0,2 - 0,2 - 0,2 - 0,2
4. Penyulingan, sulingan pada temperatur:
225 0C - 25 0 20 0 10 - - - -
260 0C 40 70 20 60 15 55 0 35 0 15
315 0C 75 93 05 90 60 87 45 80 15 75
sisa penyulingan pada temperatur
360 0C (%) 50 - 55 - 67 - 75 - 80 -
5. Pengujian residu penyulingan
Kekentalan absolut 60 0C (Poise) 300 120 300 120 300 120 300 1200 300 1200
0 0 0
Penetrasi pada 25 0C (0,1 mm) 20 250 120 250 120 250 120 250 120 250
Tabel Spesifikasi Aspal Emulsi
Tipe Mantap Cepat Mantap Sedang
No. Kelas RS - 1 RS - 2 HFRS - 2 MS - 1 MS - 2 MS - 2h
Jenis Pengujian min mak min mak min mak min mak min mak min mak
A. Pengujian Aspal Emulsi
1. Viskositas SF pada 25 0C, detik 20 100 - - - - 20 100 100 - 100 -
2. Viskositas SF pada 50 0C, detik - - 75 400 75 400 - - - - - -
3. Stabilitas setelah penyimpanan - 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - 1
24 jam, %
4. Pemisahan, 35 ml, 0,02 N CaCl2, 60 - 60 - 60 - - - - - - -
%
5. Daya tahan terhadap air : 60 - 60 - 60 - - - - - - -
a. Lapisan batuan kering (%) - - - - - - Baik baik Baik
b. lapisan batuan kering, Cukup Cukup Cukup
Setelah semprotan air (%)
c. Lapisan batuan basah (%) Cukup Cukup Cukup
d. Lapisan batuan basah, Cukup Cukup Cukup
Setelah semprotan air (%)
6. Uji campuran semen (%) - - - - - - - - - - - -
7. Analisa sringan (%) - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10
8. Sisa penyulingan (%) 55 - 63 - 63 - 55 - 65 - 65 -
9. Destilat minyak (%) volume - - - - - - - - - - - -
emulsi
B. Pengujian Sisa Penyulingan
1. Penetrasi pada 25 0C (0,1 mm) 100 200 100 200 100 200 100 200 100 200 40 90
2. Daktilitas 5 cm/menit (cm) 40 - 40 - 40 - 40 - 40 - 40 -
3. Kelarutan dlm 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 -
trechloroethilene,%
4. Uji apung 60 0C (detik) - - - - 120 - - - - - - -
0
Tabel Spesifikasi Aspal Emulsi (lanjutan)
Tipe Mantap Sedang Mantap Lambat
No. Kelas HFMS-1 HFMS-2 HFMS-2h HFMS-2s SS-1 SS-1h
Jenis Pengujian min mak min mak min mak min mak min mak min mak
A. PENG. ASPAL EMULSI
1. Viskositas SF pada 25 0C, detik 20 100 100 - 100 - 50 - 20 100 20 100
2. Viskositas SF pada 50 0C, detik - - - - - - - - - - - -
3. Stabilitas setelah penyimpanan - 1a) - 1 a) - 1 a) - 1 a) - 1 a) - 1 a)
24 jam, %
4. Pemisahan, 35 ml, 0,02 N CaCl2,% - - - - - - - - - - - -
5. Daya tahan terhadap air : - - - - - - - - - - - -
a. Lapisan batuan kering (%) - - - - - - Baik baik Baik
b. lapisan batuan kering, Cukup Cukup Cukup
Setelah semprotan air (%)
c. Lapisan batuan basah (%) Cukup Cukup Cukup
d. Lapisan batuan basah, Cukup Cukup Cukup
Setelah semprotan air (%)
6. Uji campuran semen (%) - - - - - - - - 2,0 - 2,0 -
7. Analisa sringan (%) - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10
a) a) a) a) a) a)

8. Sisa penyulingan (%) 55 - 65 - 65 - 65 - 57 - 57 -


9. Destilat minyak (%) volume emulsi - - - - - - - - - - - -
B. PENG.SISA PENYULINGAN
1. Peng. Residu penyulingan
Penetrasi pada 25 0C (0,1 mm) 100 200 100 200 40 90 100 200 200 - 40 90
Daktilitas 5 cm/menit (cm) 40 - 40 - 40 - 40 - 40 - 40 -
Kelarutan dalam trichloroethylene 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 -
(% berat)
Uji apung 60 0C (detik) 1200 - 1200 - 1200 - 1200 - - - - -
Tabel Spesifikasi Aspal Emulsi Ktionik
PENGIKATAN SEDANG PENGIKATAN LAMBAT
PENGIKATAN CEPAT
NO. SIFAT-SIFAT (CRS-1) (CRS-2) (CMS-2) (CMS-2h) (CSS-1) (CSS-1h)
Min Mak Min Mak Min Mak Min Mak Min Mak Min Mak
1. Kekentalan pada 250C (detik) - - - - - - - - 20 100 20 100
Kekentalan pada 500C (detik) 20 100 100 400 50 450 50 450 - - - -
2. Pengendapan 1 hari (%) - 1 - 1 - 1 - 1 - 1 - 1
Pengendapan 5 hari (%) - 5 - 5 - 5 - 5 - 5 - 5
3. Pemisahan 35 ml 0,8 (%)
Sodium dioctylsufosuccinate 40 - 40 - - - - - - - - -
4. Daya tahan terhadap air :
a. Lapisan batuan kering (%) - - - - 80 100 80 100 - - - -
b. lapisan batuan kering, - - - - 60 80 60 80 - - - -
Setelah semprotan air (%)
c. Lapisan batuan basah (%) - - - - 60 80 60 80 - - - -
d. Lapisan batuan basah, - - - - 60 80 60 80 - - - -
Setelah semprotan air (%)
5. Muatan listrik positif positif positif positif positif Positif
6. Hasil uji camp. semen (%) - - - - - - - - - 20 - 20
7. Analisa saringan (%) - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10 - 0,10
8. Penyulingan :
a. sisa destilasi (%) 60 - 65 - 65 - 65 - 57 - 57 -
b. kadar minyak (%) - 3 - 3 - 12 - 12 - - - -
9. Residu penyulingan :
a. Penetrasi pada 250C, 100 g, 100 250 100 250 100 250 40 90 100 250 40 90
5 detik
b. Daktilitas pd 250C, 5cm/min 40 - 40 - 40 - 40 - 40 - 40 -
c. Kelarutan terhadap trichloro- 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 - 97,5 -
ethiyene (TCE) (% berat)
PENGUJIAN ASPAL SECARA CEPAT
(QUICK TEST)

- Berdasarkan perubahan berat jenis


- Berdasarkan kekerasan (tekan)
- Buih pada saat pemanasan
- Kehomogenan partikel dalam aspal
Tabel Spesifikasi Peremaja Hangat (PH-1000)
Jenis Pengujian Metode Persyaratan
Pengujian PH-1000
Viskositas: AASHTO T-72 800 – 1600
- Pada 60 C, (cSt) atau AASHTO T-72 100 -200
- Pada 82,2 C (detik)
Kelarutan dalam TCE, (%) SNI 06-2438-91 Min. 99
Titik nyala, (C) SNI 06-2433-91 Min. 180
Berat Jenis, SNI 06-2441-91 Min. 0,95
Penurunan Berat TFOT, (% SNI 06-2440-91 Maks. 5
thd awal)
Kadar Parafin Lilin, (%) SNI 03-3639-94 Maks. 2

Anda mungkin juga menyukai