Anda di halaman 1dari 16

NO NAMA NIM

1. RIKY RAKHMAN SK116050

2. RISKA MAULITA SK116051

3. SEKAR ELLA PRADITA SK116052

4. SITI EKA YANTI SK116053

5. SHANDY PRADIPTA A SK116054


DEFINISI
Stress adalah bentuk ketegangan dari fisik,
psikis, emosi maupun mental. Bentuk
ketegangan ini mempengaruhi kinerja
keseharian seseorang. Bahkan stress dapat
membuat produktivitas menurun, rasa sakit dan
gangguan-gangguan mental.
LANJUTAN...
Dalam kondisi stress, tubuh memproduksi
Hormonekortisol yang menguras habis mineral dan
vitamin B di dalam tubuh. Hal ini berarti
perlindungan yang lebih sedikit untuk sel otak
sehingga kekebalan tubuh pun menjadi melemah
(Priyoto, 2014) dalam jurnal Merita. Sapitri, Wilpi
Inda. Sukandar, Irawati. (2016). Hubungan Tingkat
Stress Dan Pola Konsumsi Dengan Kejadian Gastritis
Di Puskesmas Pakuan Baru Jambi. Bandung : STIKES
BAITULRRAHIM JAMBI, jurnal Akademik
PENYEBAB
Stresor psikososial adalah setiap keadaan
atau peristiwa yang menyebabkan perubahan
dalam keidupan, sehingga orang itu terpaksa
mengadakan adaptasi atau mampu
mengulanginya, sehingga timbulah keluhan-
keluhan kejiwaan antara lain depresi. Pada
umumnya jenis stressor psikososial dapat
digolongkan menjadi berikut :
1. Perkawinan : misalnya pertengkaran, perpisahan,
perceraian, kematian salah satu pasangan,
ketidaksetiaan dan lain sebagainya. Stressoor ini dapat
menyebabkan seseorang jatuh dalam depresi dan
kecemasan

2. Masalah Orangtua : tidak punya anak, kebanyakan


anak, kenakalan anak, anak sakit, hubungan yang tidak
baik dengan mertua, ipar, besan dan lain sebagainya
merupakan sumber stress yang pada gilirannya
seseorang dapat jatuh dalam depresi dan kecemasan
TANDA GEJALA STRESS

Gejala Gejala
Gejala fisik
perilaku emosional
TINGKATAN STRESS
Stress Tingkat I
• Semangat besar
• Penglihatan tajam tidak sebagaimana biasanya.
• Energi dan gugup berlebihan, kemampuan
menyelesaikan pekerjaan lebih dari biasanya.
• Tahapan ini biasanya menyenangkan dan orang
lalu bertambah semangat, tapi tanpa disadarai
bahwa sebenarnya cadangan energinya sedang
menipis.
Stress tingkat II, Dalam tahapan ini dampak stress
yang menyenangkan mulai menghilang dan timbul
keluhan-keluhan dikarenakan cadangan energi tidak
lagi cukup sepanjang hari. Keluhan-keluhan yang
sering dikemukakan sebagai berikut :
• Merasa letih sewaktu bangun pagi
• Mersa lelah sesudah makan siang
• Merasa lelah sepanjang sore hari
• Perasaan tidak bisa santai
Stress Tingkat III, pada tahapan ini keluhan
keletihan semakin tampak disertai dengan gejala-
gejala :
• Gangguan usus lebih terasa (sakit perut, mulas,
sering ingin ke belakang)
• Otot-otot terasa lebih tegang.
• Perasaan tegang yang semakin meningkat.
• Gangguan tidur (suka tidur, sering terbangun
malam dan sukar tidur kembali, atau bangun
terlalu pagi).
Stress Tingkat IV, Tahapan ini sudah menunjukkan
keadaan yang lebih buruk yang ditandai dengan ciri-
ciri sebagai berikut :
• Untuk bisa bertahan sepanjang hari terasa sangt
sulit.
• Kegiatan-kegiatan yang semula menyenangkan
kini terasa sulit
• Kehilangan kemampuan untuk menanggapi
situasi, pergaulan sosial, dan kegitan-kegiatan
rutin lainnya terasa berat.
Stress Tingkat V, Tahapan ini merupakan keadaan
yang lebih mendalam dari tahapan IV diatas, yaitu :
• Keletihan yng mendalm (physical and psychologicl
exhaustion).
• Untuk pekerjaan-pekerjaan yang sederhana saja
terasa kurang mampu.
• Ganggun sistem pencernaan (sakit maag dan
usus) lebih sering, sukar buang air besar atau
sebalinya feses cair dan sering kebelakang.
• Perasaan takut yang semakin menjadi, mirip
panik.
Stress Tingkat VI, Tahapan ini merupakan tahapan puncak
yang merupakan keadaan gawat darurat. Tidak jarang
penderit dalam tahapan ini dibawa ke ICCU. Gejala-gejala
pada tahapan ini cukup mengerikan.
• Debar jantung terasa amat keras, hal ini disebabkan zat
adrenalin yang dikeluarkan, karena stress tersebut
cukup tinggi dalam peredaran darah.
• Nafas sesak, mengap-mengap.
• Badan gemetar, tubuh dingin, keringt bercucuran.
• Tenaga untuk hal-hal yang ringan sekalipun tidak kuasa
lagi, pingsan atau collaps.
PENATALAKSANAAN

Upaya Upaya
Sendiri Sekeliling
INTERVENSI
Intervensi ini diambil dari jurnal keperawatan
Harlimah. Nurachmah, Elly. Gayatrio, Dewi.
Penurunan Stres Fisik dan Psikososial Melalui
Meditasi pada Lansia dengan Hipertensi Primer.
Yogyakarta : POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA,
SLEMAN. Latihan meditasi dapat menduplikasi
perubahan fisiologis. Meditasi telah berhasil
digunakan dalam perawatan dan pencegahan
tekanan darah tinggi (hipertensi), penyakit jantung,
dan stroke. Telah terbukti pula bahwa meditasi
dapat mengurangi pikiran yang obsesif, kecemasan
(stres), depresi dan permusuhan.
Penelitian ini telah mengidentifikasi penurunan stres
fisik dan psikososial pada kelompok yang melakukan
meditasi dibanding dengan yang tidak melakukan
meditasi. Hasil penelitian ini merekomendasikan agar
perawat lebih memahami berbagai terapi komplementer
termasuk meditasi. Terapi komplementer ini akan
mengoptimalkan hasil dari terapi konvensional tanpa
menimbulkan efek yang merugikan, khususnya pada
kelompok lansia yang rentan mengalami masalah
kesehatan. Pengelola panti werdha juga sebaiknya
memahami tentang meditasi sehingga dapat
memfasilitasi lansia dengan hipertensi primer untuk
melakukannya secara teratur
SUMBER
• Abul Muhith. 2015. Pendidikan Keperawatan Jiwa. Yogyakarta : Andi Offset
• Dalami, Ernawati. 2009. Asuhan Keperawatan Jiwa dengan Masalah
Psikososial. Jakarta : Trans Info Media
• Merita. Sapitri, Wilpi Inda. Sukandar, Irawati. 2016 . Hubungan Tingkat
Stress Dan Pola Konsumsi Dengan Kejadian Gastritis Di Puskesmas Pakuan
Baru Jambi. Bandung : STIKES BAITULRRAHIM JAMBI, jurnal Akademik
• Harlimah. Nurachmah, Elly. Gayatrio, Dewi. Penurunan Stres Fisik dan
Psikososial Melalui Meditasi pada Lansia dengan Hipertensi Primer.
Yogyakarta : POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA, SLEMAN
• Haryanti. Aini, Faridah. Puji Purwaningsih. 2010. Hubungan Antara Beban
Kerja dan Stres Kerja Perawat IGD. Semarang : STIKES NGUDI WALUYO
SEMARANG
• Suwartika, Ira. Agus Nurdin, Edi Rahmadi. 2014. Analisa Faktor yang
berhubungan dengan tingkat stress akademika mahasiswa reguler
program studi D III Keperawatan Cirebon. Cirebon : Politeknik Kesehatan
Tasikmalaya

Anda mungkin juga menyukai