Anda di halaman 1dari 20

Kelompok 2 TLM A18-2

Fitri Fidianti 061811021


Hesti Arfaizah 061811026
Hilda Salenda R 061811027
Kania Syahra 061811031
Khaerunnisa Aminah 061811032
Lili Hairani 061811036
1
Definisi
 Kromatografi di artikan sebagai teknik pemisahan campuran
berdasarkan perbedaan kecepatan perambatan komponen dalam
medium tertentu.
 Kromatografi lapis tipis merupakan salah satu analisis kualitatif dari
suatu sampel yang ingin dideteksi dengan memisahkan komponen-
komponen sampel berdasarkan perbedaan kepolaran. (Sudarmadji, 2007)

http://kromatografihplcgc.blogspot.com/2016/10/hplc-yuksek-basnc-sv-kromatografisi.html
2
Prinsip
Prinsipnya didasarkan atas partisi dan adsorpsi.

A ntara fase diam (adsorben) dan fase gerak (eluen),


komponen kimia bergerak naik mengikuti cairan
pengembang karena daya serap adsorben (silika gel)
terhadap komponen-komponen kimia tidak sama sehingga
komponen dapat bergerak dengan kecepatan yang berbeda-
beda berdasarkan tingkat kepolarannya dan hal inilah yang
menyebabkan terjadinya pemisahan. (Lipsy, P. 2010)
3
CARA KERJA KROMATOGRAFI LAPIS TIPIS
Fase diam akan menahan komponen campuran

fase gerak akan melarutkan zat komponen campuran

•Komponen yang mudah tertahan pada fase diam akan


tertinggal.
•Komponen yang mudah larut dalam fase gerak
akan bergerak lebih cepat.
4
Contoh KLT

https://www.youtube.com/watch?v=dtth
Sx6czh0
5
Fase Diam
Pelaksanaan kromatografi lapis tipis menggunakan sebuah lapis
tipis silika gel atau alumina yang seragam pada sebuah lempeng
gelas atau logam atau plastik yang keras.
6
Fase Gerak
fase gerak yang berperan penting pada proses elusi bagi larutan
umpan (feed) untuk melewati fase diam (adsorbent). Interaksi
antara adsorbent dengan eluent sangat menentukan terjadinya
pemisahan komponen.

http://kromatografihplcgc.blogspot.com/2016/10/hplc-yuksek-basnc-sv-kromatografisi.html
7

Perhitungan nilai Rf
 Nilai Rf untuk setiap warna dihitung dengan rumus
sebagai berikut:

Rf = jarak yang ditempuh oleh komponen


jarak yang ditempuh oleh pelarut.
8

Penotolan Pada Sampel


 Pemisahan pada kromatografi lapis tipis
yang optimal akan diperoleh hanya jika
menotolkan sampel dengan ukuran
bercak sekecil dan sesempit mungkin.
 jika sampel yang digunakan terlalu
banyak maka akan menurunkan resolusi.
 Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penotolan sampel secara otomatis lebih
dipilih daripada penotolan secara manual
terutama jika sampel yang akan https://www.topperlearning.com/doubts
ditotolkan lebih dari 15 μl. (Abdul,2003) -solutions/how-will-you-separate-dyes-
in-black-ink-using-chromatography-
explain-it-with-the-help-of-a-diagram-
spxgq7i55
9
Penotolan Otomatis
Diagram syring analitik dengan
kontrol mekanis.
1 = sampel;
2 = syring analitik;
3 = aksi kontrol mekanik;
4 = motor stepper;
5 = kontrol motor stepper;
6 = lempeng lapis tipis
(Rohman, 2006)
http://belajarkimia11.blogspot.com/2012/01/bah
an-dan-teknik-kromatografi-lapis.html
10
Deteksi Bercak
1. Pendarflour
Pendaran ini ditutupi pada posisi dimana bercak pada
kromatogram berada, meskipun bercak-bercak itu tidak tampak
berwarna jika dilihat dengan mata. Itu berarti bahwa jika disinarkan
sinar UV pada lempengan, akan timbul pendaran dari posisi yang
berbeda dengan posisi bercak-bercak. Bercak tampak sebagai bidang
kecil yang gelap.

2. Penunjukkan bercak secara kimia


Dalam beberapa kasus, dimungkinkan untuk membuat bercak-
bercak menjadi tampak dengan cara mereaksikannya dengan zat
kimia sehingga menghasilkan produk yang berwarna.
11
12
13
14

https://www.youtube.com/watch?v=-
HXwM1K6-jU
15
Kecepatan gerak senyawa-senyawa
tergantung pada :
 Bagaimana kelarutan senyawa dalam pelarut.
 Bagaimana senyawa melekat pada fase diam.

Noda-noda yang diperoleh biasanya


berekor disebabkan karena :
 Penotolan yang berulang-ulang dan letaknya tidak tepat
 Kandungan senyawa yang terlalu asam atau basa
 Lempeng yang tidak rata
16
Hal-Hal yang mempengaruhi
Kromatografi Lapis Tipis (KLT)
 Lempeng yang digunakan harus diaktifkan terlebih dahulu agar
pada proses elusi lempeng silica gel dapat menyerap dan berikatan
dengan sampel.
 Chamber harus dijenuhkan untuk menghilangkan uap air atau gas
lain yang mengisi fase penjerap yang akan menghalangi laju eluen.
 Pada saat penotolan, hendaknya sampel jangan terlalu pekat sebab
pemisahannya akan sulit sehingga didapat noda berekor.
 Penotolan harus tepat sehingga didapatkan jumlah noda yang baik.
 Eluen yang digunakan harus murni sehingga tidak menghasilkan
noda lain.
(Kealey ,2002)
17

Manfaat Kromatografi Lapis Tipis (KLT)


1. Pemeriksaan kualitatif dan kemurnian senyawa obat.
2. Pemeriksaan simplisia hewan dan tanaman.
3. Pemeriksaan komposisi dan komponen aktif sediaan obat.
4. Penentuan kualitatif masing-masing senyawa aktif dengan
campuran senyawa obat.
(Kantasubrata, 1993)
18
Daftar Pustaka
 Gandjar, Ibnu Gholib dan Abdul Rahman. 2008. Kimia
Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
 Lipsy, P. 2010. Thin Layer Chromatography Characterization
of the Active Ingredients in Excedrin and Anacin. USA:
Departement of Chemistry and Chemical Biology, Stevens
Institute of Technology.
 Kantasubrata, Julia. 1993. Warta Kimia Analitik Edisi Juli
1993. Situs Web Resmi Kimia Analitik : Pusat Penelitian
Kimia LIPI
 Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991. Pengantar
Kromatografi. Penerbit ITB. Bandung.
 Sudarmadji, S., dkk, 2007. Analisa Bahan Makanan dan
Pertanian. Penerbit Liberty: Yogyakarta.
 Kealey D dan Haines PJ. 2002. Instant Notes: Analytical
Chemistry. BIOS Scientific Publishers Limited. New York.
Sekian
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai