Pembimbing:
Keadaan Umum
Baik, kompos mentis (GCS: E4V5M6)
Tanda vital
Tekanan darah : 120/85 mmHg
Nadi : 88 kali / menit
Respirasi : 16 kali / menit
Suhu : Afebris
Resume
Pasien laki - laki berusia 69 tahun datang ke Poliklinik Mata RS
POLRI, Tn. S datang ke Poliklinik Mata RS POLRI dengan
keluhan penglihatan mata semakin buram sejak 2 bulan yang
lalu. Saat pertama kali serangan pasien mengeluhkan kedua
mata kabur dan mata tidak merah.
Tekanan intra Okuler pasien mencapai 21,9 mmHg dan
didiagnosis suspek Glaukoma Kronik Sudut Terbuka setelah
dilakukan pemeriksaan funduskopi, slit lamp, serta tekanan
intra okuler.
Pada pemeriksaan fisik ditemukan tanda – tanda vital dalam
keadaan batas normal (tekanan darah 120 / 85 mmHg, nadi 88
x / menit, laju nafas 16 x / menit, dan suhu afebris).
Diagnosa Banding :
Uveitis
Retinopati
Katarak
Penatalaksanaan
Initial Planning
o Diagnostik
•Funduskopi untuk melihat bagian posterior mata
pasien
•Pemeriksaan Kampimetri/Perimetri
oTerapi
Glaucon tablet 3x1
Aspartan 1 x 1
C.Timolol 0,5 % eye drop 1x1 ODS
C.Polynel eye drop 4x1
Saran :
oPemeriksaan Gonioskopi
oPemeriksaan Lapang Pandang Kampimetri/
Perimetri
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad Cosmetican : dubia ad bonam
o Monitor
Monitor TIO pasien dalam kontrol ulang 3 hari kedepan
Monitor penyakit DM apakah terkontrol atau tidak
Pemeriksaan funduskopi ulang
o Edukasi
•Menjelaskan tentang penyakit pasien, faktor resiko,
pengobatan dan rencana terapi pilihan
•Menjelaskan tentang tindakan operasi yang dapat
dilakukan
Follow up
S : Mata dirasakan masih sedikit kabur
O: TIO : OD 8/7.5 = 15.6 mmHg
OS 9/7.5 = 13.1 mmHg
TIO Palpasi digital : ODS = N/P
Lapang pandang dalam batas normal
Visus OD = 6/8.5 OS= 6/6
P: C. Polynel 3 X 1
C. Timolol O,5 % 1 X 1
Glaucon Tablet 3 X 1
Kontrol rutin
Prognosis
Ad vitam : dubia ad bonam
Ad sanam : dubia ad malam
Ad fungsionam : dubia ad bonam
Ad Cosmetican : dubia ad bonam
Tinjauan
Pustaka
Anatomi
Glaukoma
Definisi
Glaukoma berasal dari kata Yunani glaukos yang
berarti hijau kebiruan, yang memberikan kesan
warna tersebut pada pupil penderita glaukoma.
Kelainan mata glaukoma ditandai dengan
meningkatnya tekanan bola mata, atrofi papil saraf
optik, dan menciutnya lapang pandang.
Definisi
Klasifikasi Glaukoma
Glaukoma primer
o Glaukoma primer sudut tertutup (sempit)
Fase prodormal
Fase akut
o Glaukoma primer sudut terbuka (glaukoma
kronis)
Glaukoma sekunder
Glaukoma kongenital
Glaukoma Absolut
Glaukoma sudut tertutup
Glaukoma sudut tertutup adalah glaukoma primer yang ditandai
dengan sudut bilik mata depan yang tertutup, bersifat bilateral dan
herediter.
Diagnosis
• Tonometri Palpasi
• Tonometer Schiotz
• Funduskopi
Pemeriksaan • Tonografi
Fisik • Gonioskopi
o Tonometer Palpasi
interpretasikan >>
T.N yang berarti tekanan normal,
T n+1 untuk tekanan yang agak tinggi,
T n-1 untuk tekanan yang agak rendah.
o Tonometer Schiotz
Funduskopi
• Funduskopi
Oftalmoskopi
• Contoh Interpretasi :
• Papil : Batas Tegas,
• C/D ratio 09 : 1
• Cupping (+) nasalisasi (+),
temporal rim menghilang,
• A/V 2/3
GONIOSKOPI
• Gonioskopi >> menilai lebar sempitnya sudut
bilik mata depan.
• Gonioskopi dapat membedakan jenis glaukoma
• perlekatan iris bagian perifer kedepan
(peripheral anterior sinechiae)
Pada stadium awal >> penderita tidak akan menyadari adanya kerusakan
lapang pandang (tidak mempengaruhi ketajaman penglihatan sentral)
Pada tahap yang sudah lanjut, seluruh lapangan
pandang rusak dengan tajam penglihatan sentral masih normal sehingga
penderita seolah-olah melihat melalui suatu teropong (tunnel vision).
Tatalaksana
• Prinsip mengurangi produksi humor akuos
dan meningkatkan sekresi dari humor akuos
sehingga dapat menurunkan tekanan
intraokuler.
Glaukoma akut
Pembedahan Filtrasi
– Indikasi : fase akut (kongestif)
– Trepanasi Elliot
– Trabekulektomi
Glaukoma Kronis
o Miotik :
• Pilokarpin 2-4%, 3-6 kali 1 tetes sehari meningkatkan pengeluaran
air mata –outflow
• Eserin ¼-1 %, 3-6 kali 1 tetes sehari meningkatkan pengeluaran air
mata –outflow
o Simpatomimetik
• Epinefrin 0,5-2%, 1-2 kali 1 tetes sehari menghambat produksi
humor aquos
Beta –blocker
Timolol maleate 0,25-0,50%, 1-2 kali tetes sehari menghambat
produksi humor aquos
Carbonic anhidrase inhibitor
Asetazolamid 250 mg, 4 x 1 tablet (menghambat produksi humor
aquos)
Pembedahan
Tindakan operasi dilakukan berdasarkan indikasi yaitu :
• Tekanan intraokuler tidak dapat dipertahankan di bwah 22
mmHg
• Lapangan pandang terus mengecil
• Tidak mampu lagi untuk beli obat
• Tidak tersedia obat-obat yang diperlukan
Laser Trabeculoplasty
Prognosis
• Tanpa pengobatan kebutaan total.
• Apabila obat tetes anti glaukoma dapat
mengontrol tekanan intraokular pada mata
yang belum mengalami kerusakan
glaukomatosa luas prognosis baik
Thank You