Anda di halaman 1dari 15

TUGAS MATA KULIAH KRITIK

ARSITEKTUR
KRITIK ARSITEKTUR

http://inopuppydyahedy.blogspot.com/2013
/10/kritik-arsitektur-jenis-jeniskritik-1.html

AR4151 Seminar Arsitektur – Sejarah, Teori


dan Kritik Arsitektur (Architecture Seminar –
Architectural History, Theory and Criticism)
• Kuliah ini berfungsi sebagai sarana bagi
mahasiswa untuk berpartisipasi aktif dalam
suatu forum (seminar) yang bersifat ilmiah
yang membicarakan berbagai topik dalam
arsitektur.
The lecture serves as a means for students to
actively participate in a forum (seminar) of
a scientific nature that discuss various topics
in architecture.
• AR4231 Kritik Arsitektur (Architectural
Criticism)
Mata kuliah ini membahas konsep dan prinsip
kritik arsitektur serta melatih mahasiswa
kemampuan melakukan kritik atas desain
bangunan dan lingkungan binaan.
This course discusses the concepts and
principles of architectural criticism, trains
students the ability to critique the design of
buildings and of the built-environment.
edy_sutomo
Selasa, 08 Oktober 2013
Jenis-Jenis Kritik ;

1. Kritik Normatif (Normative Criticism)


Hakikatnya kritik ini adanya keyakinan bahwa
di lingkungan dunia manapun bangunan dan
wilayah perkotaan selalu dibangun melalui
suatu model, pola, sandaran sebagai sebuah
prinsip. Norma juga berupa suatu yang tidak
konkrit dan bersifat umum dan hampir tidak
ada kaitannya dengan bangunan sebagai
sebuah benda konstruksi.
Kritik Normatif dibagi dalam beberapa metode, yaitu :
· Kritik Doktrinal (Doctrinal Criticsm) Norma yang
bersifat general, pernyataan yang tak terukur.
· Kritik Terukur (Measured Criticsm) Sekumpulan
dugaan yang mampu mendefinisikan bangunan
dengan baik secara kuantitatif.
· Kritik Tipical (Typical Criticism) Norma yang
didasarkan pada model yang digeneralisasi untuk
satu katagori bangunan yang spesifik.
· Kritik Sistematik (Systematic Criticism) Norma
penyusunan elemen-elemen yang saling berkaitan
untuk satu tujuan.
2. Kritik Interpretif (Interpretive Criticism) Kritikus
pada jenis ini dipandang sebagai pengamat yang
professional. Bentuk kritik cenderung subyektif dan
bersifat mempengaruhi pandangan orang lain agar
sejalan dengan pandangan kritikus tersebut. Dalam
penyajiannya menampilkan sesuatu yang baru atau
memandang sesuatu bangunan dari sudut pandang
lain.
Ada 2 teknik dalam menggunakan kritik ini, yaitu:
· Advocatory, Kritik dalam bentuk penghakiman dan
mencoba mengarahkan pada suatu topik yang dipandang
perlu. Namun bertentangan dalam hal itu kritikus juga
membantu melihat manfaat yang telah dihasilkan oleh arsitek
sehingga dapat membalikkan dari objek bangunan yang
sangat menjemukan menjadi bangunan yang mempersona.
· Evocative, Menggugah pemahaman intelektual atas makna
yang dikandung pada suatu bangunan. Sehingga kritik ini tidak
mengungkap suatu objek itu benar atau salah melainkan
pengungkapan pengalaman perasaan akan ruang. Metode ini
bisa disampaikan dalam bentuk naratif (tulisan) dan fotografis
(gambar).
MUSEUM SERANGGA
Sejarah Museum Serangga ( Taman Mini Indonesia Indah )
Pengurus Perhimpunan Kebun Binatang Seluruh Indonesia
(PKBSI) dan Museum Zoologicum Bogoriense (MZB) dengan
restu Ibu Tien Soeharto mendirikan Museum Serangga
dengan tujuan mengenalkan keanekaragaman khasanah
serangga serta merangsang keinginan dan kepedulian
masyarakat terhadap peran dan potensinya di alam.
Museum ini menempati areal seluas 500 m2 mengambil bentuk
tubuh belalang dan diresmikan oleh Presiden Soeharto
tanggal 20 April 1993. Pada tahun 1998, atas bantuan Dr.
Soedjarwo melalui Yayasan Sarana Wana Jaya, menambah
wahana baru berupa Taman Kupu beserta kebun pakan,
kandang penangkaran, dan laboratorium yang diharapkan
menjadi usaha penangkaran dan pelestarian kupu-kupu yang
dilindungi dan langka. Kemudian tahun 2004 bertambah lagi
sarana koleksi binatangnya selain serangga.
Jenis serangga dunia diperkirakan sekitar 16% ada di Indonesia.
Sebanyak 500 jenis, terdiri atas kupu-kupu (sekitar 250 jenis),
kumbang (sekitar 150 jenis), dan kelompok serangga yang lain
(sekitar 100 jenis) menjadi koleksi Museum Serangga dan
Taman Kupu (MSTK). Diorama-diorama yang dapat dilihat
meliputi pesona kumbang nusantara, peranan serangga tanah
dalam ekosistem dan pelestarian ekosistem, peta serangga
Indonesia, serangga-serangga perombak, peta kupu-kupu
Indonesia, kupu-kupu Bantimurung, dan serangga-serangga di
pekarangan, serta kotak-kotak koleksi yang menampilkan
kelompok serangga lain.
Selain koleksi serangga mati, juga mempunyai koleksi serangga
hidup yang dapat dilihat langsung oleh pengunjung, antara
lain kumbang tanduk, kumbang air, lebah madu, belalang
ranting, belalang daun, dan kumbang badak. Di dalam Taman
Kupu terdapat sekitar 20 jenis tanaman berbunga yang sering
dikunjungi kupu-kupu. Selain itu juga dipelihara beberapa
jenis binatang, antara lain tupai Sumatera, tupai Bali,
oppusum layang, kadal lidah biru, kancil, dan tarsius.
Laboratorium digunakan sebagai sarana penangkaran dan
terbuka bagi mahasiswa dan pelajar yang ingin belajar
bagaimana mengoleksi, membuat awetan serangga,
identifikasi, serta memelihara serangga hidup dan mati.
Museum juga menyediakan layanan untuk menambah
pengetahuan mengenai berbagai hal yang berhubungan
dengan serangga, misalnya bimbingan umum tentang
serangga dan kehidupannya, pemutaran film tentang
kehidupan serangga dan penjelasan di ruang audio visual,
bimbingan mengawetkan serangga, dan penangkaran
serangga (kupu, belalang ranting dan belalang daun), yang
dilengkapi dengan perpustakaan.
Museum fauna Indonesia “Komodo” adalah museum yang
bertemakan dunia satwa Indonesia dalam bentuk awetan.
Bangunan museum sangat unik karena ruang pameran
berbentuk Komodo, jenis reptile purba yang hidup di habitat
aslinya Pulau Komodo, Nusa Tenggara Timur. Museum ini
didirikan di atas lahan 10.120 m2 dengan luas bangunan 1.500
m2, dibangun mulai tanggal 1 Oktober 1975 sampai dengan 1
Juli 1976, dan diresmikan pada tanggal 20 April 1978 oleh
prsiden Soeharto. Museum Komodo sangat cocok untuk
pengunjung usia anak-anak dan pelajar guna melihat
kekayaan fauna Indonesia yang disajikan dalam bentuk diorama
yang menarik. Tak kurang dari 150 jenis binatang yang sudah
diawetkan, diperagakan dalam ruang-ruang kaca di gendung
berlantai dua tersebut. Pameran keanekaragaman fauna dari
kepulauan Nusantara ini disajikan berdasarkan kelompok
persebarannya, yakni dari daerah barat ke timur dan dari
pantai ke pegunungan. Dari barat ke timur menunjukan
persebaran hewan dari Sumatera sampai Papua, sedangkan
dari pantai ke pegunungan menunjukan habitatanya, yakni
tempat dimana satwa tersebut hidup.
Peragaan di lantai pertama, pengunjung akan diajak melihat
koleksi berbagai jenis binatang mamlia, serangga dan reptilian
lengkap dengan kondisi lingkungan alamnya. Binatang
mammalia yang dilindungi, ditampilkan untuk mengingatkan
apabila tidak dijaga dan dilestarikan akan segera punah,
antara lain: harimau, gajah dan beruang. Di dalam vitrin-vitrin
disajikan berbagai macam kupu-kupu yang terdapat di bagian
barat sampai dengan bagian timur. Berjenis-jenis keong dan
kerang, kepiting serta udang dipamerkan mewakili kekayaan
fauna laut. Di sudut lain juga dipamerkan binatang beruas
seperti kaki seribu, laba-laba dan kalajengking

Gambar ini merupakan view dari museum serangga yang diambil


pada sisi kiri museum. Museum ini terletak pada lahan seluas
500 m2, di dalam museum tidak hanya terdapat serangga
yang sudah diawetkan, terdapat juga serangga dan kupu-kupu
yang masih hidup yang dapat dilihat di belakang
museum yang merupakan taman hidup kupu-kupu.
• Gambar ini merupakan finishing dari fasade bangunan
museum air tawar yang terdapat jendela yang menyerupai
garis-garis pada bagian tubuh serangga di setiap sudut
bangunan.
Pada gambar diatas merupakan plafon ruang –ruang museum
serangga yang mengikuti pola grid dengan warna yang
bernuansa serangga

Terima Kasih
EDY SUTOMO
4TB 01/20308010
Tekhnik Arsitektur Gunadarma
(sumber blog Taman Mini Indonesia Indah)

Anda mungkin juga menyukai