WR WB
KELOMPOK 4
• DEWI APRILIANI
• TRIA OKTAVIANA RAHAJENG
• NURUL ABIBAH
• SAHRUL HARDIYANTO
• ARFI NUR ‘AFIFAH
CA MAMMAE
Pengertian Ca Mammae
• Kanker payudara merupakan tumor ganas yang
berasal dari sel-sel payudara. Kanker payudara dapat
berasal dari sel kelenjar penghasil susu (lobular),
saluran kelenjar dari lobular ke puting payudara
(duktus), dan jaringan penunjang payudara yang
mengelilingi lobular, duktus, pembuluh darah dan
pembuluh limfe, tetapi tidak termasuk kulit payudara
(American Cancer Society, 2014).
Etiologi
• Jenis kelamin • Obesitas
• Usia menarche • Konsumsi lemak
• Menopause • Radiasi
• Tidak Menyusui • Riwayat
keluarga
• Faktor reproduksi • Faktor Genetik
• Penggunaan hormone
• Umur
• Penyakit fibrokistik
Klasifikasi
1. Klasifikasi Patologik
a) Paget’s disease
merupakan bentuk kanker yang dalam taraf permulaan manifestasinya sebagai
eksema
menahun putting susu, yang biasanya merah dan menebal.
b) Kanker duktus laktiferus
Comedo carcinoma terdiri dari sel-sel kanker non papillary dan intraductal, sering
dengan
nekrosis sentral sehingga pada permukaan potongan terlihat seperti terisi kelenjar,
jarang sekali comedo carcinoma hanya pada saluran saja biasanya akan
mengadakan
infiltrasi kesekitarnya menjadi infiltrating comedo carcinoma.
c) Adeno carcinoma
d) Medullary carcinoma
Tumor ini biasanya sangat dalam di dalam kelenjar mammae, biasanya tidak seberapa
keras, dan kadang-kadang disertai kista dan mempunyai kapsul.
e) Kanker dari Lobulus
Kanker lobulus sering timbul sebagai carcinoma in situ dengan lobulus yang membesar.
Menurut Price & Lorraine (2006), pada sistim TNM dinilai tiga faktor utama yaitu "T" yaitu Tumor size
atau ukuran tumor, "N" yaitu Node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu Metastase atau
penyebaran jauh. Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
• Menurut Dalimartha (2004), kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak
menimbulkan keluhan. Penderita merasa sehat, tidak merasa nyeri, dan tidak
terganggu aktivitasnya. Keluhan baru timbul bila penyakitnya sudah lanjut.
Beberapa keluhannya antara lain:
• Teraba benjolan pada payudara.
• Bentuk dan ukuran payudara berubah, berbeda dari sebelumnya.
• Luka pada payudara sudah lama tidak sembuh walau diobati.
• Eksim pada puting susu dan sekitarnya.
• Keluar darah, nanah, atau cairan encer dari puting atau keluar air susu pada wanita
yang tidak sedang hamil atau tidak sedang menyusui.
• Puting susu tertarik kedalam.
• Kulit payudara mengerut seperti kulit jeruk (peau d’orange).
Diagnosis
• Triple assessment
yaitu anamnesis klinis lengkap, pemeriksaan
radiologi/imaging (ultrasonografi dan/atau mamografi)
dan pemeriksaan patologi (sitologi dan/atau histologi)
(MOH Malaysia, 2010).
• MRI (Magnetic Resonance Imaging)
• Pemeriksaan Patologi dengan sitologi biopsi aspirasi
jarum halus dan/atau core biopsy pada lesi yang
dicurigai ganas
• pemeriksaan histopatologi sebagai gold standard
Komplikasi
• Komplikasi utama dari cancer payudara adalah metastase
jaringan sekitarnya dan juga melalui saluran limfe dan pembuluh
darah ke organ-organ lain. Tempat yang sering untuk metastase
jauh adalah paru-paru, pleura, tulang dan hati. Metastase ke
tulang kemungkinan mengakibatkan fraktur patologis, nyeri
kronik dan hipercalsemia. Metastase ke paru-paru akan
mengalami gangguan ventilasi pada paru-paru dan metastase ke
otak mengalami gangguan persepsi sensori.
Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan labortorium
• Test diagnostik lain:
• a. Non invasive: Mamografi, Ro thorak, USG, MRI, PET
• b. Invasif
• 1) Biopsi, ada 2 macam tindakan menggunakan jarum dan 2 macam tindakan
pembedahan yaitu Aspirasi biopsy (FNAB) dengan aspirasi jarum halus , sifat
massa dibedakan antar kistik atau padat dan True cut / Care biopsy dilakukan
dengan perlengkapan stereotactic biopsy mamografi untuk memandu jarum
pada massa.
• 2) Incisi biopsy
• 3) Eksisi biopsy. Hasil biopsi dapat digunakan selama 36 jam untuk dilakukan
pemeriksaan histologik secara froxen section
Penatalaksanaan
Beberapa penatalaksanaan medis standar yang dapat dilakukan pada kanker
payudara:
1. Karsinoma in situ
• Lobular carcinoma in situ (LCIS) = LCIS merupakan kondisi prekanker,
sehingga terapi aktif belum direkomendasikan, tetapi diperlukan follow-up
aktif dengan pemeriksaan payudara dan mammografi rutin setiap tahun karena
karsinoma in situ dapat berkembang menjadi karsinoma invasif.
• Ductal carcinoma in situ (DCIS) = Penatalaksanaan dilakukan dengan Breast-
Conserving Surgery (BCS) atau lumpektomi dan bisa juga dengan mastektomi.
2. Karsinoma invasif
• Tindakan operasi
dengan lumpektomi yaitu mengangkat sebagian jaringan kanker dan
jaringan disekitarnya dari payudara atau mastektomi yaitu mengangkat
seluruh jaringan payudara dan limfonodi disekitarnya jika diperlukan
• Terapi radiasi
Radiasi dilakukan setelah operasi, apabila diberikan kemoterapi setelah
operasi, maka radiasi dilakukan setelah kemoterapi selesai. Radiasi
direkomendasikan jika tepi sayatan dekat/tidak bebas tumor, tumor berada
di sentral/medial, dan terdapat kelenjar getah bening positif lebih dari tiga.
• Terapi Radiasi
direkomendasikan untuk penderita kanker payudara invasif dengan
jenis kanker reseptor hormon (estrogen atau progesterone) positif
dengan aromatase inhibitor (anastrozole, lestrozole, exemestane) atau
tamoxifen selama minimal 5 tahun yang paling sering digunakan
untuk penderita yang belum menopause sehingga menghambat efek
estrogen.
• Kemoterapi
direkomendasikan untuk penderita kanker payudara dengan reseptor
hormon negatif atau sebagai kombinasi dengan terapi hormon untuk
penderita kanker dengan reseptor hormon positif.
ASUHAN KEPERAWATAN CA MAMMAE
A. PENGKAJIAN 6. Palpasi
1. Identitas. Meliputi data pasien dan 7. Riwayat Kesehatan Sekarang
data penanggung-jawab,
8. Riwayat Kesehatan Dahulu
2. Keluhan utama adanya benjolan pada
payudara, sejak kapan, riwayat 9. Riwayat Kesehatan Keluarga
penyakit 10. Pemeriksaan Fisik
3. Konsep diri 11. Pengkajian 11 Pola Fungsional
4. Pemeriksaan klinis Gordon
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan NOC : Status nutrisi NIC : Manajemen nutrisi
tubuh berhubungan dengan Nutritional Status: food and Fluid Intake Nutrition Management
Kriteria Hasil : a. Kaji adanya alergi makanan
pembedahan, mis; anoreksia
a. Adanya peningkatan berat badan sesuai b. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan
dengan tujuan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan
b. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi pasien.
badan c. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe
c. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi d. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein
d. Tidak ada tanda tanda malnutrisi dan vitamin C
e. Tidak terjadi penurunan berat badan yang e. Berikan substansi gula
berarti f. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi
serat untuk mencegah konstipasi
2. Nyeri akut berhubungan dengan NOC : Tingkat nyeri NIC : Manajemen nyeri
proses pembedahan a. Pain Level Pain Management
b. Pain control a. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
c. Comfort level termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
Kriteria Hasil : frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
a. Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab b. Observasi reaksi nonverbal dari
nyeri, mampu menggunakan tehnik ketidaknyamanan
nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, c. Gunakan teknik komunikasi terapeutik untuk
mencari bantuan) mengetahui pengalaman nyeri pasien
b. Melaporkan bahwa nyeri berkurang d. Kaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri
dengan menggunakan manajemen nyeri e. Evaluasi pengalaman nyeri masa lampau
c. Mampu mengenali nyeri (skala, f. Evaluasi bersama pasien dan tim kesehatan lain
intensitas, frekuensi dan tanda nyeri) tentang ketidakefektifan kontrol nyeri masa
d. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri lampau
berkurang
e. Tanda vital dalam rentang normal
3. Kerusakan integritas kulit NOC NIC
berhubungan dengan Tissue Integrity: Skin and Mucous Pressure Management
pengangkatan bedah jaringan Membranes a. Anjurkan pasien untuk menggunaka
Kriteria Hasil : pakaian yang longgar
a. Integritas kulit yang baik bisa b. Hindari kerutan padaa tempat tidur
dipertahankan (sensasi, c. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersi
elastisitas, temperatur, hidrasi, dan kering
pigmentasi) d. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien
b. Tidak ada luka/lesi pada kulit setiap dua jam sekali
c. Perfusi jaringan baik e. Monitor kulit akan adanya kemerahan
d. Menunjukkan pemahaman dalam f. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pad
proses perbaikan kulit dan mencegah derah yang tertekaN
terjadinya sedera berulang
e. Mampu melindungi kulit dan g. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien
mempertahankan kelembaban kulit h. Monitor status nutrisi pasien
dan perawatan alami
4. Ansietas berhubungan NOC : NIC :
dengan diagnosa, pengobatan, a. Anxiety control Anxiety Reduction (penurunan kecemasan)
dan prognosanya . b. Coping a. Gunakan pendekatan yang menenangkan
Kriteria Hasil : b. Nyatakan dengan jelas harapan terhadap
a. Klien mampu mengidentifikasi dan pelaku pasien
mengungkapkan gejala cemas c. Jelaskan semua prosedur dan apa yang
b. Mengidentifikasi, mengungkapkan dirasakan selama prosedur
dan menunjukkan tehnik untuk d. Temani pasien untuk memberikan
mengontol cemas keamanan dan mengurangi takut
c. Vital sign dalam batas normal e. Berikan informasi faktual mengenai
d. Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa diagnosis, tindakan prognosis
tubuh dan tingkat aktivitas f. Dorong keluarga untuk menemani anak
menunjukkan berkurangnya g. Lakukan back / neck rub
kecemasan h. Dengarkan dengan penuh perhatian
i. Identifikasi tingkat kecemasan
5. Kurang pengetahuan tentang NOC : NIC
penyakit, perawatan, pengobatan a. Kowlwdge : disease process Teaching : Dissease Process
kurang paparan terhadap b. Kowledge : health Behavior a. Kaji tingkat pengetahuan klien dan
informasi Kriteria Hasil : keluarga tentang proses penyakit
a. Pasien dan keluarga menyatakan b. Jelaskan tentang patofisiologi
pemahaman tentang penyakit, penyakit, tanda dan gejala serta
kondisi, prognosis dan program penyebabnya
pengobatan c. Sediakan informasi tentang
b. Pasien dan keluarga mampu kondisi klien
melaksanakan prosedur yang d. Berikan informasi tentang
dijelaskan secara benar perkembangan klien
c. Pasien dan keluarga mampu e. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
menjelaskan kembali apa yang mungkin diperlukan untuk mencegah
dijelaskan perawat/tim kesehatan komplikasi di masa yang akan datang dan
lainnya atau kontrol proses penyakit
f. Jelaskan alasan dilaksanakannya
6. Gangguan body image a. Klien tidak malu dengan keadaan a. Diskusikan dengan klien atau orang
berhubungan dengan dirinya. terdekat respon klien terhadap
kehilangan bagian dan fungsi b. Klien dapat menerima efek penyakitnya.
tubuh pembedahan. Rasional : membantu dalam memastikan
masalah untuk memulai proses
pemecahan masalah
a. Tinjau ulang efek pembedahan
Rasional : bimbingan antisipasi dapat
membantu pasien memulai proses
adaptasi.
a. Berikan dukungan emosi klien.
Rasional : klien bisa menerima keadaan
dirinya.
a. Anjurkan keluarga klien untuk selalu
mendampingi klien.
Rasional : klien dapat merasa masih ada
D. IMPLEMENTASI
• Implementasi dilakukan sesuai dengan intervensi yang telah
dibuat sebelumnya.
E. EVALUASI
• Evaluasi disesuaikan dengan kriteria evaluasi.
CA OVARIUM
Kanker ovarium adalah terjadinya pertumbuhan sel-sel tidak
lazim (kanker) pada satu atau dua bagian indung telur.
Kanker ovarium adalah kanker atau tumor ganas yang berasal dari
ovarium dengan berbagai tipe histologi, yang dapat mengenai
semua umur. Kanker ovarium merupakan tumor dengan
histiogenesis yang beraneka ragam, dapat berasal dari ketiga (3)
dermoblast (ektodermal, endodermal, mesodermal) dengan sifat-
sifat histiologis maupun biologis yang beraneka ragam (Smeltzer
& Bare, 2002).
B. Etiologi
• Hipotesis incessant ovulation, Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-
sel epitel ovarium untuk penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses
penyembuhan sel-sel epitel yang terganggu dapat menimbulkan proses transformasi
menjadi sel-sel tumor.
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Fathalla tahun 1972, yang menyatakan bahwa
pada saat ovulasi, terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium.
Obat-obat yang meningkatkan fertilitas seperti klomifen sitrat, yang diberikan secara oral,
Pemakaian terapi hormon pengganti pada masa menopause (menopausal hormon therapy =
MHT) dengan estrogen saja selama 10 tahun yang dapat meningkatkan risiko relative 2,2.
Sementara itu, jika masa pemakaian MHT selama 20 tahun atau lebih, risiko relatif meningkat
menjadi 3,2. Pemakaian MHT dengan estrogen yang kemudian diikuti dengan pemberian progestin,
ternyata masih menunjukkan meningkatnya risiko relatife menjadi 1,5. Oleh karena itu, MHT,
khususnya dengan estrogen saja, secara nyata meningkatkan risiko relatif terkena kanker ovarium.
Penggunaan bedak tabur langsung pada organ genital atau tissue pembersih bersifat
karsinogenik (menyebabkan kanker) terhadap ovarium. Selain itu, bedak tabur juga mengandung
Kanker yang berasal dari epitel permukaan merupakan golongan terbanyak dan
sebagian besar 85 % kanker ovarium berasal dari golongan ini. Lebih dari 80% kanker
ovarium epitel ditemukan pada wanita pascamenopause di mana pada usia 62 tahun adalah
usia kanker ovarium epitel paling sering ditemui.
Jenis-jenis kanker ovarium epitel permukaan:
a. Karsinoma Serosa
b. Karsinoma Musinosa
e. Tumor Brenner
Tumor ini diduga berasal dari folikel. Biasanya solid
dan berukuran 5-10 cm dan hampir bersifat jinak. Tumor ini
sering dijumpai insidentil pada waktu dilakukan histerektomi.
2. Kanker Berasal dari Sel Germinal Ovarium (Germ Cell )
Tumor ini lebih banyak pada wanita umur di bawah 30 tahun. Di
antaranya :
a. Disgerminoma
Adalah tumor ganas sel germinal yang paling sering ditemukan, ukuran
diameter 5-15 cm, berlobus-lobus, solid, potongan tumor berwarna abu-abu
putih sampai abu-abu cokelat dengan potongan mirip ikan tongkol. Kelompok
sel yang satu dengan yang lain dipisahkan oleh jaringan ikat tipis dengan
infiltrasi sel radang limfosit.
d. Teratokarsinoma
Sangat ganas, sering disertai sel germinal lain, AFP dan HCG
serum dapat positif.
3. Kanker Berasal dari Stroma Korda Seks Ovarium (Sex Cord
Stromal)
Tumor yang berasal dari sex cord stromal adalah tumor yang
tumbuh dari satu jenis.
a. Tumor Sel Granulosa-teka
Kira-kira 60% dari tumor ini terjangkit pada wanita post
menopause, selebihnya pada anak-anak dan dewasa. Tumor ini
dikenal juga sebagai feminizing tumor, memproduksi estrogen
yang membuat penderita “cepat menjadi wanita”.
b. Androblastoma
Tumor ini memproduksi hormon androgen yang dapat
merubah bentuk penderita menjadi kelaki-lakian atau disebut
juga masculinizing tumor. Penyakit ini jarang dijumpai.
c. Ginandroblatoma
Merupakan peralihan antara tumor sel granulosa dan
arrhenoblastoma dan sangat jarang.
d. Fibroma
Fibroma kadang-kadang sulit dibedakan dengan tekoma.
Sering disertai dengan asites dan hidrotoraks yang dikenal
sebagai sindroma Meigh.
Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation
International of Ginecologies and Obstetrician) 1987 adalah:
1. Stadium 1 : pertumbuhan terbatas pada ovarium
a. Stadium 1a: pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak asietas
yang berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul
utuh.
b. Stadium 1b: pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas,
berisi sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
c. Stadium 1c: tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor di
permukaan luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas
berisi sel ganas atau dengan bilasan peritoneum positif.
2. Stadium 2 : pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke
panggul.
a. Stadium 2a: perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba.
b. Stadium 2b: perluasan jaringan pelvis lainnya.
c. Stadium 2c: tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan
permukaan satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang
mengandung sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.
3. Stadium 3 : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di
peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas
dalam pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau
omentum.
a. Stadium 3a: tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah
bening negative tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara
mikroskopis terdapat adanya pertumbuhan (seeding) di permukaan
peritoneum abdominal.
b. Stadium 3b: tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant
di permukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter
melebihi 2 cm, dan kelenjar getah bening negative.
Insiden dan mortalitas kanker ovarium dalam 30 tahun belakangan tidak banyak
berubah. Insiden tertinggi di negara Amerika Utara, Skandinavia dan Eropa Utara
3. Distribusi Frekuensi Kanker Ovarium Berdasarkan Waktu
3. Terapi radiasi
4. Ultrasonografi (USG)
2. Efusi Pleura
Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfe
menuju pleura.
Komplikasi lain yang dapat disebabkan pengobatan adalah :
5. Pemeriksaan Penunjang
1. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis.
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan produksi darah
(anemia).
3. Ansietas berhubungan dengan stres akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya.
4. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan volume darah (anemia, tromositopeni,
kemoterapi.
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, terapi penyakit kanker (terapi
radiasi).
6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus gastrointestinal.
1. Nyeri akut berhubungan dengan penekanan perut bagian bawah akibat kanker metastasis
NOC : Kontrol Nyeri NIC : Managemen Nyeri
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penurunan produksi darah
(anemia)
NOC : Status Sirkulasi NIC : Managemen Sensasi Perifer
3. Ansietas berhubungan dengan stres akibat kurangnya pengetahuan tentang penyakit dan
penatalaksanaannya
NOC : Kontrol Ansietas NIC: Penurunan Kecemasan
4. Risiko perdarahan berhubungan dengan penurunan volume darah (anemia, tromositopeni,
kemoterapi)
NOC : Blood lose severity NIC : Bleeding precautions
5. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembedahan, terapi penyakit kanker (terapi radiasi)
NOC : Body Image NIC : Body Image enchancement
6. Konstipasi berhubungan dengan penurunan motilitas traktus gastrointestinal
NOC : Bowel elimination, Hydration NIC : Constipation/Impaction Management