PSIKIATRI
OLEH :
Tessa Hijriani
PEMBIMBING:
dr. Andri Sudjatmoko, Sp.KJ
• Pemeriksaan
Pemeriksaan neurologi dan
internistik
PEMERIKSAAN STATUS MENTAL
Deskripsi Umum
Persepsi
Pengendalian
impuls
Gambaran penampilan : sehat, terlihat tua, terlihat muda, seperti anak, aneh.
Bekerjasama Bertahan
Bersahabat Merendahkan
Penuh perhatian Kebingungan
Tertarik Berlindung
Datar Bermusuhan
Menggoda Main-main
Menyenangkan Mengelak
Mood
Afek
Mood
Depersonalisasi : kondisi
patologis yang muncul sebagai
akibat dari perasaan subjektif Derealisasi: perasaan
dengan gambaran seseorang subyektif bahwa lingkungannya
mengalami atau merasakan diri menjadi asing, tidak nyata.
sendiri (tubuhnya) sebagai tidak
nyata.
• ARUS PIKIR
• ISI PIKIR
• BENTUK PIKIR
• ARUS
PIKIR
GANGGUAN ARUS PIKIR
Gangguan arus pikiran: yaitu tentang cara dan lajunya proses asosiasi dalam pemikiran, yang timbul dalam
berbagai jenis:
Logorea
• Banyak bicara, kata-kata
Benturan (blocking) dikeluarkan bertubi-tubi Pikiran melayang
tanpa kontrol, mungkin (“flight of ideas”)
coherent ataupun
incoherent.
Asosiasi bunyi (clang • mengucapkan perkataan yang mempunyai
association) persamaan bunyi
GANGGUAN
ARUS PIKIR • membentuk kata-kata baru yang tidak dipahami
Neologisme oleh umum, misalnya: “saya radiltu, semua
partimun”.
Tingkah laku
Waham
Waham Waham yang
somatic atau
keagamaan pengaruh dipengaruhi
hipokhondrik
oleh waham
Pikiran otistik : menandakan bahwa penyebab distorsi arus asosiasi ialah dari dalam pasien
itu sendiri dalam bentuk lamunan, fantasi, waham atau halusinasi.
Bentuk pikiran yang non-realistik: bentuk pikiran yang sama sekali tidak berdasarkan
kenyataan, umpamanya: menyelidiki sesuatu yang spektakuler/ revaolusioner bila ditemui;
mengambil kesimpulan yang aneh serta tidak masuk akal.
6. SENSORIUM DAN KOGNISI
Bagian sensorium dan kognisi dalam MSE mencoba menilai fungsi otak, termasuk inteligen,
kemampuan berpikir abstrak, dan tingkat tilikan diri dan pertimbangan.
Clouding atau obtunding of consciousness seringkali bukan merupakan status mental yang menetap.
Seorang pasien secara khas menunjukkan fluktuasi tingkat kesadaran terhadap lingkungan
sekelilingnya. Pasien yang mengalami perubahan kesadaran sering menunjukkan beberapa gangguan
orientasi, meskipun kebalikannya tak perlu benar.Beberapa istilah yang digunakan untuk
menggambarkan tingkat kesadaran pasien adalah berkabut (clouding), somnolen, stupor, koma,
letargi, atau waspada.
SENSORIUM DAN KOGNISI
Kesadaran
Pikiran abstrak
Bakat kreatif
Orientasi
Orientasi
ruang atau
orang
spasial
Orientasi waktu
Orientasi dan Daya Ingat
Proses pengelolaan informasi, meliputi perekaman-penyimpanan-dan pemanggilan kembali.
a) Amnesia
Ketidakmampuan untuk mengingat sebagian atau seluruh pengalaman masa lalu.
Amnesia anterograd:Apabila hilangnya memori terhadap pengalaman/informasi setelah titik waktu kejadian.
Amnesia retrograde: Hilangnya memori terhadap pengalaman/informasi sebelum titik waktu kejadian.
b) Paramnesia
Terjadinya distorsi ingatan dari informasi/pengalaman yang sesungguhnya.
Konfabulasi: Ingatan palsu yang muncul untuk mengisi kekosongan memori. Biasa terjadi pada orang dengan
demensia.
Déjà Vu: Suatu ingatan palsu terhadap pengalaman baru. Individu merasa sangat mengenali suatu situasi yang
sesungguhnya belum pernah dikenalnya.
Jamais Vu: Kebalikan dari Déjà vu, yaitu merasa asing terhadap situasi yang justru pernah dialaminya.
Orientasi dan daya ingat
Screen memory: Secara sadar menutupi ingatan akan pengalaman yang menyakitkan atau traumatis dengan
ingatan yang lebih dapat ditoleransi.
Letologika: Ketidakmampuan yang bersifat sementara dalam menemukan kata-kata yang tepat untuk
mendeskripsikan pengalamannya. Lazim terjadi pada proses penuaan atau pada stadium awal dari demensia.
Memori segera (immediate memory): Kemampuan mengingat peristiwa yang baru saja terjadi, yakni
rentang waktu beberapa detik sampai beberapa menit.
Memori baru (recent memory): Ingatan terhadap pengalaman/informasi yang terjadi dalam beberapa hari
terakhir.
Memori jangka menengah (recent post memory): Ingatan terhadap peristiwa yang terjadi selama
beberapa bulan yang lalu.
Memori jangka panjang: Ingatan terhadap peristiwa yang sudah lama terjadi (bertahun-tahun yang lalu).
Konsentrasi dan perhatian
Pasien mungkin tak dapat mengendalikan impuls karena sekunder terhadap gangguan psikotik dan
kognitif atau karena defek karakter kronik, sebagaimana diamati pada gangguan kepribadian.
8. DAYA NILAI DAN TILIKAN
Tilikan diri adalah tingkat kesadaran dan pemahaman pasien terhadap penyakitnya. Pasien mungkin
menunjukkan penyangkalan terhadap penyakitnya atau menunjukkan suatu tingkat kesadaran bahwa dia
sakit tetapi menyalahkan orang lain, atau faktor-faktor eksternal, atau bahkan faktor-faktor organik.
Mungkin mereka menyatakan bahwa mereka sakit tetapi menganggap penyakit itu berasal dari sesuatu
yang tak diketahui atau sesuatu yang misterius dalam diri mereka.
Daya nilai sosial:kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang
sesuai dalam situasi tersebut dengan memperhatikan kaidah sosial yang berlaku
dalam kehidupan sosial budayanya.
Uji daya nilai: kemampuan untuk menilai situasi secara benar dan bertindak yang
sesuai dalam situasi imajiner yang diberikan.
DAYA NILAI DAN TILIKAN
Derajat kesadaran dan penegrtian pasien tentang sakitnya :
2. Agak menyadari bahwa mereka sakit dan membutuhkan bantuan tapi dalam waktu bersamaan menyangkal penyakitnya
3. Sadar bahwa mereka sakit tapi melemparkan kesalahan pada orang lain, pada faktor eksternal, atau faktor organik.
4. Sadar bahwa penyakitnya disebabkan oleh sesuatu yang tak diketahui pada diri pasien.
5. Tilikan Intelektual : menerima bahwa pasien sakit dan bahwa gejala atau kegagalan dalam penyesuaian sosial disebabkan oleh
perasaan irasional atau gangguan tertentu dalam diri pasien sendiri tanpa menerapkan pengetahuan tersebut untuk pengalaman di
masa datang
6. Tilikan emosiaonal sesungguhnya : kesadaran emosional tentang motif dan perasaan dalam diri pasien dan orang lain yang penting
Sebagai contoh, jika pasien terbuka tentang penyalahgunaan substansi aktif yang signifikan
atau tentang keadaan yang pasien ketahui dapat menyebabkan kesusahan (misal masalah
dengan hukum), psikiater dapat menilai bahwa reliabilitas pasien baik.