Anda di halaman 1dari 15

A S K E P P E N ATA L A KS AN A A N PA S I E N

ARV
D A N P E R A N P E R AW AT
D A L A M M E N I N G K ATA N A D H E R E N C E

KELOMPOK 1
APA ITU HIV/AIDS? DAN APA PENATALAKSANAAN
UNTUK PENDERITA HIV/AIDS?

Human Immunodeficiency Virus (HIV) yaitu sejenis


virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh
manusia. Akibatnya sistem kekebalan tubuh menjadi
lemah dan penderita mudah terkena berbagai
penyakit, kondisi ini disebut AIDS atau Acquired
Immuno Deficiency Syndrome (Ardhiyanti, 2015).

Menurut Nursalam (2007), penatalaksanaan


terapi yang biasa digunakan untuk HIV/AIDS
yaitu terapi Anti Retro viral (ARV).
DATA P E N G G U N A A RV
Di Kota Makassar pada
tahun 2018 saat ini
jumlah ODHA yang
mengakses pengobatan
Anti Retro Viral (ARV)
sebanyak 2.584 orang
Menurut World Health
Organization (WHO) :
sudah ditangani
dengan layanan
antiretroviral sudah digunakan pengobatan Care
pada 46% pasien HIV di Support and Treatment
Di Indonesia :
berbagai negara. (CST/PDP).
Penggunaan ARV tersebut berdasarkan data
telah berhasil menurunkan Kementerian Kesehatan
angka kematian terkait Republik Indonesia
HIV/AIDS dari 1,5 juta pada (2018) per Oktober,
tahun 2010 menjadi 1,1 juta terdapat 305 ribu ODHA
pada tahun 2015. di Indonesia. Dari jumlah
itu, 107 ribu orang
selama ini mengakses
obat ARV. Terapi yang
diperlukan untuk
menekan replikasi virus
secara maksimal adalah
90%-95%
Nama Generik Nama Nama Lain

KONSEP Dagang

PENATALAKSANAAN Zidovudine Retrovir AZT,ZCV

PASIEN DENGAN HIV: Didanosine Videx Ddi


ARV tidak menyembuhkan Zalzitabine Hivid ddC, dideokxycytidine
pasien HIV, tapi bisa
memperbaiki kualitas hidup Stavudine Zerit d4t
dan usia harapan hidup Lamivudine Epivir 3TC
penderita HIV/AIDS Zidovudine/lamivudine Combivir Kombinasi AZT dan
memperbaiki kualitas
3TC
hidup.
Abacavir Ziagen ABC
Zidovu dine/lamivudine/abacavir Trizivir Kombinasi AZT, 3TC
Menurunkan morbiditas
dan abacavir
dan mortalitas
Tenofavir Viread Bis-poc PMPA

Menghentikan replikasi HIV

mengurangi terjadi infeksi


oportunistik

Memulihkan sistem imun.


AS U H AN K E P E R AWATAN PAD A PAS I E N ARV

PENGKAJIAN • Riwayat Kesehatan Sekarang


• Identitas Pasien Pasien mengatakan mudah lelah, berkurangnya
toleransi terhadap aktivitas biasanya, sulit tidur,
• Meliputi: Nama lengkap, umur, jenis kelamin, merasa tidak berdaya, putus asa, tidak berguna,
agama, suku/bangsa, alamat, nomor regestrasi rasa bersalah, kehilangan kontrol diri, depresi,
dan diagnosa medis. nyeri panggul, rasa terbakar saat miksi, diare
intermitten, terus-menerus yang disertai/tanpa
• Status Kesehatan kram abdominal, tidak nafsu makan, mual/muntah,
rasa sakit/tidak nyaman pada bagian oral, nyeri
• Alasan MRS retrosternal saat menelan, pusing, sakit kepala,
Keluhan Utama: Pasien mengeluhkan badan tidak mampu mengingat sesuatu, konsentrasi
menurun, tidak merasakan perubahan
terasa lemas, sakit kepala, susah tidur, diare.
posisi/getaran, kekuatan otot menurun, ketajaman
• Riwayat Kesehatan penglihatan menurun, kesemutan pada
ekstremitas, nyeri, sakit, dan rasa terbakar pada
Riwayat Kesehatan Dahulu: kaki, nyeri dada pleuritis, nafas pendek, sering
Pasien memiliki riwayat melakukan pengobatan batuk berulang, sering demam berulang,
berkeringat malam, takut mengungkapkan pada
ARV sebelumnya atau tidak dan efek samping orang lain dan takut ditolak lingkungan, merasa
yang ditimbulkan jika pernah menjalani terapi kesepian/isolasi, menurunnya libido dan terlalu
pengobatan ARV. Pasien memiliki riwayat sakit untuk melakukan hubungan seksual.
melakukan hubungan seksual dengan pasangan • Riwayat Kesehatan Keluarga:
yang positif mengidap HIV/AIDS, pasangan Riwayat HIV/AIDS pada keluarga, kehamilan
seksual multiple, aktivitas seksual yang tidak keluarga dengan HIV/AIDS, keluarga pengguna
terlindung, seks anal, homoseksual, pemakai obat- obatobatan terlarang.
Tanda: perubahan pada interaksi keluarga/orang
terdekat. Aktivitas yang tak terorganisasi.
• Aktivitas / Istirahat • Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Mudah lelah,intoleran activity,progresi Gejala : Nyeri umum / local, rasa terbakar, sakit
malaise,perubahan pola tidur. kepala,nyeri dada pleuritis.
Tanda : Kelemahan otot, menurunnya massa otot, respon Tanda : Bengkak sendi, nyeri kelenjar,nyeri
fisiologi aktifitas ( Perubahan TD, frekuensi Jantung dan tekan,penurunan rentan gerak, pincang.
pernafasan ). • Keamanan
• Makanan / Cairan Gejala : Riwayat jatuh, terbakar, pingsan,luka,
Gejala : Anoreksia, mual muntah, disfagia transfuse darah, penyakit defisiensi imun, demam
berulang, berkeringat malam.
Tanda : Turgor kulit buruk, lesi rongga mulut, kesehatan
gigi dan gusi yang buruk, edema. Tanda : Perubahan integritas kulit,luka perianal /
abses, timbulnya nodul, pelebaran kelenjar limfe,
• Interaksi sosial: perasaan terisolasi/ditolak
menurunya kekuatan umum, tekanan umum.
Perubahan pada interaksi keluarga/orang terdekat, • Interaksi Sosial
aktivitas yang tak terorganisasi, perobahan penyusunan
tujuan. Gejala : Masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,
isolasi, kesepian, adanya trauma AIDS
Gejala: masalah yang ditimbulkan oleh diagnosis,
misalnya kehilangan kerabat/orang terdekat, teman, Tanda : Perubahan interkasi
pendukung rasa takut untuk mengungkapkannya pada • Penyuluhan / pembelajaran
orang lain, takut akan penolakan/kehilangan pendapatan.
Gejala : Kegagalan dalam perawatan, prilaku seks
Isolasi, teman dekat ataupun pasangan yang meninggal beresiko tinggi, penyalahgunaan obat-obatan IV,
karena AIDS. Mempertanyakan kemampuan untuk tetap merokok, alkoholik.
mandiri, tidak mampu membuat rencana.
DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Hipovolemia
Definisi: penurunan volume cairan intravascular, interstisial, dan/ intraseluler
2. Defisit nutrisi
Definisi: Asupan nutrisi tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan metabolisme.
3. Gangguan pola tidur
Definisi: Gangguan kualitas dan kuantitas waktu tidur akibat faktor eksternal
4. Ansietas
Definisi: Kondisi emosi dan pengalaman subyektif individu terhadap objek yang tidak jelas dan spesifik
akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk menghadapi ancaman
DIAGNOSA KEPERAWATAN : GANGGUAN POLA TIDUR

DEFINISI:

GANGGUAN KUALITAS DAN KUANTITAS WAKTU TIDUR AKIBAT FAKTOR EKSTERNAL


Teraputik:
1.Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan, suhu,
Kriteria Hasil : matras, dan tempat tidur)
1. Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari 2.Batasi waktu tidur siang, jika perlu

2. Pola tidur, kualitas dalam batas normal 3.Fasilitsi menghilangkan stress sebelum tidur
4.Tetapkan jadwal tidur rutin
3. Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
5.Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis. pijat,
4. Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang pengaturan posisi, terapi akupresur)
meningkatkan tidur
6.Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/ tidakan untuk
Observasi: menunjang siklus tidur-terjaga
1.Identifikasi pola aktifitas dan tidur Edukasi:
2.Identifikasi factor pengganggu tidur (fisik/psikologis) 1.Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit

3.Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu 2.. Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
tidur (mis. kopi, the, alcohol, makan mendekati waktu 3.Anjurkan menghindari/ minuman yang mengganggu tidur
tidue, minum banyak air sebelum tidur) 4.Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung
4.Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi supresor terdap tidur REM
5.Ajarkan faktor0faktor yang berkontribusi terhadap gangguan
pola tidur (mis. psikologis, gaya hidup, sering berubah sift
bekerja)
6.Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmakologi
lainnya
D I A G N O S A K E P E R A W ATA N : H I P O V O L E M I A

D E F I N I S I : P E N U R U N A N V O L U M E C A I R A N I N T R AVA S C U L A R , I N T E R S T I S I A L , D A N / I N T R A S E L U L E R

Tujuan dan kreteria hasil Terapeutik:


1.Keseimbangan elektrolit dan asam basa; 1.Hitung kebutuhan cairan
keseimbangan elektrolit dan non elektrolit dalam 2.Berikan posisi modified trendelenburg
kompartemen intrasel dan ekstrasel tubuh
3.Berikan asupan cairan oral
2.Hidrasi; keadekuatan cairan yang adekuat dalam
kompartemen intrasel dan ekstrasel tubuh Edukasi:
3.Status nutrisi: asupan makanan dan cairan; 1.Anjurkan memperbanyak asupan cairan oral
jumlah makanan dan cairan yang masuk kedalam 2.Anjurkan menghindari perubahan posisi
tubuh selama periode 24 jam mendadak
Observasi: Kolaborasi:
1.Periksa tanda dan gejala hipovolemia (mis. 1.Kolaborasi pemberian cairan IV isotonis (mis.
Frekuensi nadi meningkat, nadi teraba lemah, NaCL, RL)
tekanan darah menurun, tekanan nadi menyempit,
turgor kulit menurun, membrane mukosa kering, 2.Kolaborasi pemberian cairan IV Hipotonis (mis.
volume urin menurun, hemotkrit meningkat, haus, glukosa 2,5 %, NaCL 0,4%)
lemah) 3.Kolaborasi pemberian cairan koloid (mis.
2.Monitor intake output cairan albumin, plasmanate)
4.Kolaborasi pemberian produk darah
DIAGNOSA KEPERAWATAN : DEFISIT NUTRISI

DEFINISI: ASUPAN NUTRISI TIDAK CUKUP UNTUK MEMENUHI KEBUTUHAN METABOLISME

Tujuan dan kreteria hasil Terapeutik:


1.Selera makan; keinginan untuk makan ketika 1.Lakukan oral hygine sebelum makan, jika perlu
dalam keadaan sakit atau sedang menjalani 2.Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis. piramida
pengubatan makanan)
2.Perawatan diri: makan; kemampuan untuk 3.Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
mempersiapkan dan mengingesti makanan dan cairan 4.Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
secara mandiri dengan atau tanpa alat bantu 5.Berikan suplemen makanan, jika perlu
3.Berat badan: masa tubuh; tingkat kesesuaian berat 6.Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastric
badan, otot, dan lemak dengan tinggi badan, rangka jika asupan oral dapat ditoleransi
tubuh, jenis kelamin dan usia. Edukasi:
Observasi: 1.Anjurkan posisi duduk, jika mampu
2.Ajarkan diet yang diprogramkan
1.Identifikasi status nutrisi
Kolaborasi:
2.Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
1.Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis.
3.Identifiikasi perlunya penggunaan selang nasogastric priode nyeri, antlemetik), jika perlu
4.Monitor asupan makanan 2.Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu
5.Monitor berat badan
6.Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
D I A G N O S A K E P E R A W ATA N : G A N G G U A N P O L A T I D U R

DEFINISI:
G A N G G U A N K U A L I TA S D A N K U A N T I TA S W A K T U T I D U R A K I B A T F A K T O R E K S T E R N A L

Teraputik:
Kriteria Hasil :
1.Modifikasi lingkungan (mis. pencahayaan, kebisingan, suhu,
1.Jumlah jam tidur dalam batas normal 6-8 jam/hari
matras, dan tempat tidur)
2.Pola tidur, kualitas dalam batas normal
2.Batasi waktu tidur siang, jika perlu
3.Perasaan segar sesudah tidur atau istirahat
3.Fasilitsi menghilangkan stress sebelum tidur
4.Mampu mengidentifikasikan hal-hal yang meningkatkan
tidur 4.Tetapkan jadwal tidur rutin

Observasi: 5.Lakukan prosedur untuk meningkatkan kenyamanan (mis. pijat,


pengaturan posisi, terapi akupresur)
1.Identifikasi pola aktifitas dan tidur
6.Sesuaikan jadwal pemberian obat dan/ tidakan untuk menunjang
2.Identifikasi factor pengganggu tidur (fisik/psikologis) siklus tidur-terjaga
3.Identifikasi makanan dan minuman yang mengganggu
Edukasi:
tidur (mis. kopi, the, alcohol, makan mendekati waktu
tidue, minum banyak air sebelum tidur) 1.Jelaskan pentingnya tidur cukup selama sakit
4.Identifikasi obat tidur yang dikonsumsi 2.Anjurkan menepati kebiasaan waktu tidur
3.Anjurkan menghindari/ minuman yang mengganggu tidur
4.Anjurkan penggunaan obat tidur yang tidak mengandung supresor
terdap tidur REM
5.Ajarkan faktor0faktor yang berkontribusi terhadap gangguan pola
tidur (mis. psikologis, gaya hidup, sering berubah sift bekerja)
6.Ajarkan relaksasi otot autogenic atau cara nonfarmakologi lainnya
Artinya:
“Setiap penyakit pasti memiliki obat. Bila sebuah obat sesuai dengan penyakitnya maka dia akan sembuh dengan
seizin Allah SWT” (HR. Muslim).
Dari hadis di atas, perawat harus menyakinkan kepada pasien bahwa sekecil apapun kesembuhan, pasien harus tetap
patuh terhadap pengobatan yang dijalaninya. Pasien perlu diberikan ketenangan dan keyakinan untuk berobat.

Peran perawat dalam hal ini adalah meningkatkan dan mengajarkan kepada pasien untuk selalu berfikiran positif
terhadap semua cobaan yang dialaminya. Dibalik semua cobaan yang di alami pasien, pasti ada maksud dari Sang
Pencipta. Pasien harus di fasilitasi untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta dengan jalan melakukan
ibadah secara terus menerus. Sehingga pasien diharapkan memperoleh suatu ketenangan selama sakit.
PERAN PERAWAT DALAM MENINGKATKAN
ADHERENCE
Peran perawat merupakan tingkah laku yang
Adherence atau patuh adalah kepatuhan pasien sejauh
diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang
mana perilaku pasien sesuai dengan ketentuan yang
sesuai dengan kedudukan dalam sistem, dimana
diberikan oleh profesional kesehatan.
dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
Kepatuhan atau adherence pada terapi adalah sesuatu
profesi perawatan maupun dari luar profesi
keadaan dimana pasien mematuhi pengobatannya atas
keperawatan yang bersifat konstan
dasar kesadaran sendiri, Hal ini diharapkan akan lebih
(Ramadhanianto, 2016).
meningkatkan kepatuhan minum obat. Adherence atau
kepatuhan harus selalu dipantau dan dievaluasi secara
teratur pada setiap kunjungan.

Menurut Setyoadi, T.E. (2012), faktor-faktor yang mempengaruhi atau faktor prediksi kepatuhan

Fasilitas Hubungan
pasien- Paduan
layanan
tenaga terapi ARV
kesehatan Karakteristik
kesehatan
penyakit
Karakteristik
penyerta
Pasien
PROSES PEMBERIAN INFORMASI, KONSELING DAN DUKUNGAN
K E PAT U H A N H A R U S D I L A K U K A N O L E H P R AWAT. T I G A L A N G K A H YA N G
H A R U S D I L A K U K A N U N T U K M E N I N G K AT K A N K E PAT U H A N A N TA R A L A I N :

Langkah 2:
Konseling
perorangan

Langkah 1:
Memberikan
informasi
Langkah 3: Mencari
penyelesaian masalah
praktis dan membuat
rencana
Terapi
S E L A I N M E M AT U H I P E R AT U R A N A R T, D I P E R L U K A N J U G A A D A N YA M O N I T O R I N G YA N G
D I L A K U K A N O L E H P I H A K YA N G B E R W E N A N G ( P E R A W AT, K O N S E L O R D A N D O K T E R ) ATA U
P I H A K YA N G B E R H U B U N G A N D E N G A N O D H A L A I N N YA . U PAYA M O N I T O R I N G T E R D I R I ATA S :

1. Monitoring berkala :
• Monitoring kepatuhan (adherence) yang harus didiskusikan pada setiap kunjungan.
• Monitoring efek samping ART, yang terdiri atas pertanyaan langsung, pemeriksaan klinis dan tes
laboratorium.
• Monitoring keberhasilan ART. Monitoring ini berupa indikastor klinis, misalnya berat badan yang
meningkat, jumlah CD4 dan viral load.
2. Monitoring klinis. Monitoring klinis dilakukan agar didapatkan riwayat penyakit yang jelas dan
dilakukan pemeriksaan klinis yang teratur.
3. Monitoring efektivitas ARV dinilai efektif bila :
• Menurunnya/menghilangnya gejala.
• Meningkatkan berat badan. Pemeriksaan laboratorium dasar
Hitung darah dan hitung jenis (Hb,
• Menurunnya lesi kaposi.
leukosit, dan TLC-total limfosit count tiap
• Meningkatkan TLC. 3 bulan dan pada awal pemakaian ARV).
SGOT dan SGPT

Anda mungkin juga menyukai