Anda di halaman 1dari 22

Contract Drafting/Reviewing

Arief Ferdian S.Psi., CHRM, CHRA, CRP, CComBen


081391369669 – ariefferdian9@yahoo.com

1
Apakah Kontrak?
 The Meeting of Minds..
 Sifatnya harus saling menguntungkan atau
tidak ada yang dirugikan.
 Lisan vs Tertulis
 Saksi?
 Meterai?

2
Dasar Hukum
 KUHPer 1338: azas kebebasan berkontrak
/ pacta sunct servanda
 KUHPer 1320: syarat syah perjanjian
Syarat Sifat
Sepakat
Subyektif
Cakap
Ada Obyek
Obyektif
Causa Halal

 Al Quran 2: 282: kewajiban berkontrak

3
Jenis Penulisan Kontrak
 Akta Notarial:
◦ Alat bukti yang kuat krn dibuat Notaris
◦ Isi dan para pihak diketahui Notaris
◦ Akte asli disimpan Notaris
 Akta Bawah Tangan:
◦ Dicatatkan di Notaris (wehrmarking)
 Isi diluar tanggung-jawab Notaris
 Salinan disimpan Notaris
◦ Tidak dicatatkan ke Notaris

4
Jenis Kontrak Bisnis
 Persh vs kontraktor/mitra:
◦ Perjanjian Pemborongan hingga Engineering Procurement
Construction Contract atau EPC Contract.
◦ Joint Operation vs Joint Venture
◦ BOO, BOT, TAA, License Agreement
 Persh vs Pemasok: Supply Agreement
 Persh vs Distributor/Reseller:
◦ Distributor / reseller / sales reps agreement
 Persh vs konsumen: cicilan / leasing
 Persh vs pemegang saham:
◦ hutang subordinasi
◦ Shareholder Agreement
 Persh vs kreditur pemberi pinjaman:
◦ Facility Agreement atau Credit Agreement.
◦ Syndicated Facility Agreement, Convertible Bond Agreement, Put
Option Agreement, Middle Term Note Agreement.
5
Langkah Penyusunan Kontrak
 Kenali siapa saja yang terlibat
 Pahami maksud dari kontrak
 Pahami istilah, aturan dan kebiasaan yang
berlaku di industri yang akan dituliskan
 Buat skenario ‘What if’ yang diikuti dengan ‘if
– then’.
 Jangan mulai pekerjaan sebelum ada
kontraknya
 Jangan malu untuk bertanya dan minta tolong

6
Anatomi Kontrak
 Judul
 Komparisi
 Premises / Covenant
 Isi (syarat & ketentuan)
 Penutup

7
Judul Kontrak
 Menjelaskan secara singkat isi dan pihak yang terlibat dalam
kontrak
 Sebaiknya memiliki penomoran yang mempunyai arti.
 Contoh:
PERJANJIAN KERJASAMA
untuk
PEKERJAAN JOB PERTAMINA– MEDCO
OPERATION & MAINTENANCE TOMORI
antara
PT CATUR ELANG PERKASA
dan
PT. TONSCO INTERNATIONAL

Nomor: 017/CEP-PKS/IV/2015

8
Komparisi
 Menunjukkan Pihak yang terlibat dalam perjanjian
 Contoh:
Sentot E Baskoro yang bertindak untuk dan atas nama PT. Cendana Teknika
Utama sebuah Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris
Faisal A. Waber, S.H. Nomor 8 tanggal 12 Agustus 1998, disahkan oleh Menteri
Kehakiman Republik Indonesia melalui keputusan Nomor C2-25.363
HT.01.01-TH.98. tanggal 16 Nopember 1998 berkedudukan di Ruko Permata
Griya Shanta NR – 24, Kota Malang, dan dalam perbuatan hukum ini diwakili
dengan kuasa direksi oleh Sentot E Baskoro selaku Jakarta Liason Officer,
oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama PT. Cendana Teknika
Utama, selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut “PIHAK PERTAMA”.

Honda Jakarta Center yang bertindak untuk dan atas nama PT. Imora Motor
sebuah Perseroan Terbatas yang didirikan berdasarkan Akta Notaris R M
Soerojo, S.H. Nomor 8 tanggal 5 Mei 1953, disahkan oleh Menteri Kehakiman
Republik Indonesia melalui keputusan Nomor J.A 5/97/22 tanggal 14
November 1953 berkedudukan di Jalan Pangeran Jayakarta no.50, Jakarta
10730, dan dalam perbuatan hukum ini diwakili oleh Hendra Kustiawan
selaku Direktur, oleh karenanya sah bertindak untuk dan atas nama PT. Imora
Motor, selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut “PIHAK KEDUA”

9
Premises / Covenant
 Sebab terjadinya perjanjian, Contoh:

CEP dan TI, selanjutnya secara bersama-sama disebut sebagai Para Pihak dan secara
sendiri-sendiri disebut Pihak, sebelumnya menerangkan hal-hal sebagai berikut :

Bahwa CEP telah memenangkan tender dan kontrak dengan JOB Pertamina – Medco E &
P Tomori, Sulawesi, (yang selanjutnya dalam PERJANJIAN ini disebut “PEMBERI
KERJA”) dalam pekerjaan “JOB Pertamina – Medco Tomori Operation &
Maintenance” (untuk selanjutnya disebut “Proyek”) ini.
Bahwa CEP membutuhkan mitra kerjasama untuk pendanaan Proyek ini dan TI
mempunyai kemampuan finansial dan peralatan serta perangkat pendukung yang dapat
digunakan dalam Proyek.
Bahwa Para Pihak sepakat untuk membentuk suatu Kerja Sama bagi hasil, dengan tujuan
untuk melaksanakan Proyek hingga selesai dengan nama “Kerjasama”.
Bahwa Para Pihak sepakat dengan pembagian bagi hasil atas Kerjasama ini akan dihitung
berdasarkan Keuntungan Proyek yang akan ditetapkan bersama oleh kedua belah
Pihak untuk setiap Working Order yang diterbitkan oleh Pemberi Kerja.

Bahwa berdasarkan hal-hal tersebut, Para Pihak sepakat untuk membuat dan
menandatangani Perjanjian Kerjasama (untuk selanjutnya disebut “Perjanjian” atau
“Kerjasama”), ini dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
……

10
Isi Kontrak
 Berisi definisi istilah, jangka waktu, syarat,
ketentuan, pembayaran, kualitas, wan
prestasi, denda, kerahasiaan, penyelesaian
perselisihan, dll.

11
Penutup
Hal-hal lain yang belum diatur, contoh:

 Hal-hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini


akan dibicarakan lebih lanjut dan diputuskan bersama atas
persetujuan Para Pihak dalam suatu addendum yang menjadi
bagian tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.
 Perjanjian ini berlaku dan mengikat pula bagi Pihak lain yang
menggantikan kedudukan salah satu Pihak.
 Para Pihak mengkesampingkan ketentuan Pasal 1266 dan
1267 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata sepanjang
mengenai pengakhiran Perjanjian.
 Perjanjian Kerjasama ini dibuat rangkap 2 (dua) ditanda
tangani di atas kertas bermeterai secukupnya, serta mempunyai
kekuatan hukum yang sama dan diperuntukkan bagi masing-
masing Pihak.
 Demikian Kerjasama ini ditanda tangani pada hari dan tanggal
yang telah disebutkan pada halaman pertama perjanjian ini.
12
Berakhirnya Kontrak
Pasal 1381 KUHPerdata menjelaskan beberapa alasan yang
dapat mengakhiri suatu perjanjian, yakni:
 Pembayaran;
 Penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpanan
atau penitipan;
 Pembaharuan utang (novasi);
 Perjumpaan utang atau kompensasi;
 Percampuran utang;
 Pembebasan utang;
 Musnahnya barang yang terutang;
 Kebatalan atau pembatalan;
 Berlakunya suatu syarat batal, yang diatur dalam Bab I
KUHPerdata; dan
 Lewatnya waktu

13
Wanprestasi
 Tidak melakukan sama sekali hal yang
diminta
 Melakukan namun tidak tepat waktu
 Melakukan tidak sesuai dengan yang
diminta
 Melakukan sesuatu yuang seharusnya tidak
dilakukan

14
Bentuk Khusus Wanprestasi
 Dalam suatu perjanjian jual beli, salah satu
kewajiban Penjual menanggung adanya cacat
tersembunyi, jika ini tidak terpenuhi berarti
prestasi tidak terlaksana.
 Cacat tersembunyi = wanprestasi khusus
 Akibat Wanprestasi bentuk khusus:
◦ Actio redhibitoria: Barang dan uang
kembali
◦ Actio quantiminoris: Barang tetap dibeli,
tetapi ada pengurangan harga
15
Ganti Rugi
 Karena wanprestasi (Pasal 124 KUHpdt s/d
Pasal 1252 KUHPer)
 Karena perbuatan melawan hukum (PMH):
suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan
kepada orang yang telah menimbulkan
kesalahan kepada pihak yang dirugikannya,
ganti rugi ini timbul karena adanya kesalahan
bukan karena adanya perjanjian.

16
Ganti Rugi Wanprestasi
 Adalah suatu bentuk ganti rugi yang dibebankan kepada debitur yang tidak
memenuhi isi perjanjian yang telah dibuat antara Kreditur dengan Debitur
misalnya, A berjanji akan mengirimkan barang kepada B pada tanggal 10 Januari
2016, akan tetapi pada tanggal yang ditentukan, A belum juga mengirim barang
kepada B, supaya B dapat menuntut ganti rugi karena keterlambatan tersebut,
maka B harus memberi peringatan (somasi) kepada A, minimal tiga kali.
 Beberapa ganti kerugian yang dapat dituntut oleh Kreditur kepada Debitur
diantaranya:
◦ Kerugian yang telah dideritanya, yaitu berupa penggantian biaya-biaya dan
kerugian.
◦ Keuntungan yang sedianya akan diperoleh (Pasal 1246 KUHpdt), ini
ditujukan kepada bunga-bunga.
 Biaya: ongkos yang telah dikeluarkan oleh Kreditur untuk mengurus objek
perjanjian.
 Kerugian: berkurangnya harta kekayaan yang disebabkan adanya kerusakan
atau kerugian.
 Bunga: keuntungan yang akan dinikmati oleh kreditur.
 Penggantian biaya-biaya, kerugian dan bunga itu harus merupakan akibat
langsung dari wanpestasi dan dapat diduga pada saat sebelum terjadinya
perjanjian.
17
Perbuatan Melawan Hukum
 Perbuatan Melawan Hukum (onrechtmatige daad) dalam
konteks perdata Pasal 1365 KUHPer:
“Tiap perbuatan melanggar hukum, yang membawa kerugian
kepada orang lain, mewajibkan orang yang karena salahnya
menerbitkan kerugian itu, mengganti kerugian tersebut.”

Suatu perbuatan dapat dikualifisikan sebagai melawan hukum,


jika memenuhi salah satu dari syarat:
 Bertentangan dengan kewajiban hukum si pelaku
 Bertentangan dengan hak subjektif orang lain
 Bertentangan dengan kesusilaan
 Bertentangan dengan kepatutan, ketelitian dan kehati-hatian.

18
Force Majeure / Keadaan Kahar
 Force majeure (overmacht atau Keadaan Kahar) adalah klausul yang biasa
dicantumkan dalam pembuatan kontrak dengan maksud melindungi pihak-
pihak dari sebab-sebab yang berada di luar kontrol para pihak dan tidak
bisa dihindari dengan melakukan tindakan yang sewajarnya. Terbagi
menjadi Force Majeure:
◦ Absolut: debitur sama sekali tidak dapat memenuhi perutangannya
kepada kreditur, oleh karena adanya gempa bumi, banjir bandang, dan
adanya lahar.
◦ Relatif: debitur masih mungkin untuk melaksanakan prestasinya, tetapi
butuh usaha yang besar yang tidak seimbang atau menggunakan
kekuatan jiwa yang di luar kemampuan manusia atau kemungkinan
tertimpa bahaya kerugian yang sangat besar.
 Akibat force majeure ini dapat berakibat hukum:
◦ Debitur tidak perlu membayar ganti rugi (Pasal 1244 KUHPerdata),
◦ Beban resiko tidak berubah, terutama pada force majeure yang
sementara,
◦ Kreditur tidak berhak atas pemenuhan prestasi, tetapi sekaligus demi
hukum bebas dari kewajibannya untuk menyerahkan kontra prestasi
(kecuali hak barang pd Pasal 1460 KUHPerdata).
19
Penyelesaian Sengketa
 Litigasi melalui Pengadilan Negeri yang
ditunjuk Para Pihak:
◦ Biaya murah tapi tidak dapat diprediksi
◦ Lama dan berlarut-larut
◦ Distorsi yang tinggi
 Non-litigasi: melalui mediator atau
arbitrase:
◦ Cepat (maksimum 60 hari)
◦ Final and binding
◦ Biaya besar namun terukur
20
Klausul Eksonerasi
 Klausul Eksonerasi (pengecualian) ini pada suatu
perjanjian kredit bank, mencantumkan syarat sepihak.
Contoh: kalusula yang menyatakan bahwa Bank
sewaktu-waktu diperkenankan untuk mengubah
(menaikan/menurunkan) suku bunga pinjaman (kredit)
yang diterima oleh Debitur, tanpa pemberitahuan atau
persetujuan dari debitur terlebih dahulu.
 klausula eksonerasi ini membuat bank diposisikan
lebih tinggi daripada nasabah. Untuk menghindari
konflik atau perselisihan dalam pembuatan suatu
perjanjian, posisi setiap pihak harus seimbang sehingga
potensi timbulnya sengketa di kemudian hari dapat
diminimalkan.

21
Contoh Kasus
 Suatu kompleks perumahan hendak
melakukan outsource akan tenaga satpam
yang selama ini mereka kelola.
 Diskusikan apa saja yang perlu
dimasukkan ke dalam perjanjian tsb.
 Buatlah tinjauan (review) atas draft kontrak
yang diajukan oleh pihak pengelola
outsource ini (lampiran 1)

22

Anda mungkin juga menyukai