SADDAM FADHLI
1102011250
Pebimbing :
Dr. M. Tri Wahyu Pamungkas, M.Kes, Sp,S
Identitas pasien
Nama : Tn. B
Jenis kelamin : Laki – laki
Usia : 46 tahun
Alamat : Bakung Lor
Pekerjaan : Cleaning Service Sekolah
Agama : Islam
Status : Sudah menikah
Tanggal masuk : 25 Januari 2019
Tanggal pemeriksaan : 26 Januari 2019
Anamnesis
Keluhan utama : Nyeri kepala selama 2 minggu sebelum masuk rumah sakit
RCL + +
RCTL + +
Brudzinski I - -
Brudzunski II - -
Saraf kranial Kanan Kiri
N. I (olfactorius) - -
N. II (opticus)
RCL + +
N. III (oculomotorius)
Ptosis - -
RCL
RCTL + +
+ +
N. IV (troklearis) Baik Baik
N. V (trigeminus)
Mengunyah Simetris
Sensibilitas wajah Simetris
Reflek kornea Baik
N. X (vagus)
Menelan
+
Refleks muntah
+
N.XI (assesorius)
Menoleh
Baik Baik
Mengangkat bahu
Baik Baik
N. XII (hipoglosus)
Menjulurkan lidah
Tidak ada kelainan
Tremor
Tidak ada
Atrofi lidah
Tidak ada
Motorik Kanan Kiri
Kekuatan
Ekstremitas atas 5 5
Ekstremitas bawah 5 5
Refleks fisiologis
Biceps ++ ++
Triceps ++ ++
Patella ++ ++
Achilles ++ ++
Refleks patologis
Hoffman - -
Tromner - -
Babinski - -
Chaddok - -
Oppenhein - -
Gordon - -
Schifner - -
Gorda - -
Keseimbangan dan koordinasi
Hematokrit 45,9 % 40 - 52
26 Januari 2019
S : nyeri kepala (+) demam (-) mual (-) muntah (-)
O : GCS : E1V1M3, TD 160/90, nadi 80x/menit, suhu 37,1°C, respirasi 20x/menit,
Spo2 98%, kekuatan motorik 3/3/3/3, refleks fisiologis +1/+1/+1/+1, sensorik tidak
dapat dinilai, kaku kuduk (+)
Diagnosis
Diagnosis klinis : penurunan kesadaran
tidak didapatkan lateralisasi
kaku kuduk (+)
Diagnosis topis : hemisferium serebri dan meningens
Diagnosis etiologis : meningoensefalitis bakteri
PENATALAKSANAAN
• RL 20 tpm
• Inj. Antrain 3x1 amp
• Inj. Ranitidin 2x1 amp
• Ceftriaxone 2x1 gr
• Manitol 3x100 cc
• Dexa 3x1
PROGNOSIS
• Quo ad Vitam : dubia ad bonam
• Quo ad functionam : dubia ad bonam
• Quo ad sanationam : dubia ad bonam
Meningitis
Meningitis adalah suatu reaksi keradangan yang mengenai sebagian atau
seluruh selaput otak (meningen) yang ditandai dengan adanya sel darah putih dalam
cairan serebrospinal. Meningitis bakteri pada anak-anak masih sering dijumpai,
meskipun sudah ada kemoterapeutik, yang secara in vitro mampu membunuh
mikroorganisme-mikroorganisme penyebab infeksi tersebut.3 WHO (2003),
mendefinisikan anak-anak antara usia 0–14 tahun karena di usia inilah risiko
cenderung menjadi besar. Ini akibat infeksi dengan Haemophilus influenzae maupun
pneumococcus, karena anak-anak biasanya tidak kebal terhadap bakteri.
Berdasarkan perubahan yang terjadi pada cairan otak, meningitis dibagi
menjadi dua golongan yaitu meningitis serosa dan meningitis purulenta.16 Meningitis
serosa adalah radang selaput otak arakhnoid dan pia mater yang disertai cairan otak
yang jernih. Penyebab terseringnya adalah Mycobacterium tuberculosa. Penyebab
lain seperti virus, Toxoplasma gondhii, Ricketsia.
Anatomi dan Fisiologi Selaput Otak
Meningen (selaput otak) adalah selaput yang membungkus otak dan sumsum tulang
belakang, melindungi struktur saraf halus yang membawa pembuluh darah dan cairan sekresi
(cairan serebrospinalis), memperkecil benturan atau getaran yang terdiri dari tiga lapisan:
• Dura mater (lapisan luar) adalah selaput keras pembungkus otak yang berasal dari jaringan
ikat tebal dan kuat. Durameter pada tempat tertentu mengandung rongga yang mengalirkan
darah vena dari otak.
• Arakhnoid (lapisan tengah) merupakan selaput halus yang memisahkan dura mater dengan
pia mater membentuk sebuah kantong atau balon berisi cairan otak yang meliputi seluruh
susunan saraf sentral.
• Pia mater (lapisan sebelah dalam) merupakan selaput tipis yang terdapat pada permukaan
jaringan otak. Ruangan diantara arakhnoid dan pia mater disebut sub arakhnoid. Pada reaksi
radang, ruangan ini berisi sel radang. Disini mengalir cairan serebrospinalis dari otak ke
sumsum tulang belakang.
Patofisiologi Meningitis
Pemeriksaan Radiologis
a. Pada meningitis purulenta dilakukan foto kepala (periksa mastoid, sinus paranasal)
dan foto dada.
b. Pada meningitis serosa dilakukan foto dada, foto kepala, dan bila mungkin
dilakukan CT Scan.
Pengobatan Meningitis
Penderita diberikan pengobatan dengan pemberian antibiotik yang sesuai dengan jenis
penyebab meningitis, yaitu:
• Meningitis yang disebabkan pneumokok, meningokok : Ampisilin.
• Meningitis yang disebabkan Haemophilus influenza : Kombinasi ampisilin dan
kloramfenikol.
• Meningitis yang disebabkan enterobacteriaceae : Sefotaksim, campuran
trimetoprim dan sulfametoksazol.
• Meningitis yang disebabkan Staphylococcus aureus : Vankomisin, sefotaksim atau
setrifiakson.
• bila etiologi tidak diketahui : Ampisilin ditambah kloramfenikol (pada anak) dan
Ampisilin ditambah gentamisin (pada neonatus)
Komplikasi Meningitis
Penyakit-penyakit yang dapat terjadi akibat dari komplikasi meningitis antara lain: