Anda di halaman 1dari 19

+

Diagnosis dan Tatalaksana Caput


Succedaneum pada Bayi
Trias Adam
102016130
+
Skenario 11

 Bayi dengan usia kehamilan 40 minggu lahir via vacum dari


seorang ibu yang menderita DM gestasional dengan berat
badan lahir 4000g
+
Rumusan Masalah

 Bayi dengan usia kehamilan 40 minggu, lahir via vacum, ibu


mederita DM. BBl 4000g
+
Mind Map

Anamnesis
Manifestasi Klinis
Pemeriksaan Fisik

Patogenesis RM Pemeriksaan
Penunjang

Etiologi
Differential
Diagnose
Epidemiologi
+
Gestational Diabetes
Dampak pregestational diabetes Pertubuhan janin berubah
Makrosomia
 Wanita hamil yang menderita diabetes
gestasional cenderung menderita diabetes
tipe 2 yang sebelumnya tidak terdiagnosis
sebelumnya
Hiperglikemia maternal hiperinsulinemia janin
 Wanita hamil dikatakan mengalami diabetes
pertumbuhan somatik
ketika kadar glukosa yang
plasma berlebihan
> 200mg dgn atau makrosomia.
gejala 3P dengan kadar glukosa puasa
melebihi 125 mg / dL
+
Anamnesis

 Identitas pasien : Bayi 2 hari

 RPS: Konjungtiva mata kiri tampak pucat kemerahan,


ditemukan benjolan lunak  10cm yang melampaui sutura
kranialis

 Riwayat Persalinan : Lahir via Vacum, BBL : 4000 gram, Bayi


menangis spontan, aktif, bentuk kepala tidak simetris

 Riwayat Kehamilan: Ibu DM, usia kehamilan 40 minggu


+
Pemeriksaan Fisik

 Pemeriksaan tanda-tanda vital, kemudian inspeksi,


palpasi, perkusi dan auskultasi.

 Pemeriksaan dilakukan dari head to toe.

 Penilaian terhadap adaptasi neonatus dilakukan


dengan cara menghitung nilai apgar

 Pemeriksaan fisik didapatkan bahwa anak aktif,


menangis spontan, bentuk kepala tidak
simetris,terdapat benjolan lunak sebesar 10 cm
melampaui sutura kranialis, dan terdapat bercak
kemerahan pada konjungtiva pada occuli sinistra.
+
Pemeriksaan Penunjang

 Tes laboratorium (pemeriksaan darah lengkap dan kadar


bilirubin)

 Pemeriksaan radioloogi diperlukan jika ada tanda-tanda


fraktur pada tengkorak
+
Difrential Diagnosis
1.Cephalohematoma
Cephalhematoma merupakan pengumpulan cairan sanguinous
di ruang subperiosteal antara periosteum calvarial dan
calvarium bertulang.

Secara klinis cephalhematoma terdapat


lesi massa yang keras dan tegang yang
tidak melewati garis sutura karena
dibatasi oleh periosteum.

Cephalohematoma ini lebih sering


terjadi pada primigravida, makrosomia
janin, persalinan dengan bantuan
instrumen, dan persalinan yang lama
dan / atau sulit.
+
Subgleal Hemorraghe
 Sembilan puluh persen kasus terjadi akibat alat vakum yang
dipasang pada kepala bayi saat proses kelahiran

 Karena kombinasi gaya tekan dan tarik eksternal pada kepala


bayi

 Karena gangguan koagulasi (defisiensi vitamin K)

 Adanya massa yang berfluktuasi pada kulit kepala (terutama


pada daerah oksipital).

 Subgaleal hematoma dapat berkembang selama 24 jam


pertama dan biasanya sembuh setelah 2 hingga 3 minggu.

 Pembengkakan dapat mengaburkan fontanel dan melewati


garis sutura
+
Caput Succedaneum

 Caput succedaneum paling sering terlihat pada bagian


presentasi tengkorak bayi selama persalinan pervaginam.
Hal ini diakibatkan oleh pembengkakan terbentuk dari
tekanan tinggi yang diberikan pada kepala bayi selama
persalinan oleh dinding vagina dan rahim sebagai kepala
melewati serviks yang menyempit jika hal ini
berkepanjangan menyebabkan cairan serosanguineous
bocor dari jaringan subkutan ke area di atas periosteum kulit
kepala dan lapisan periosteum dengan resultan edema dan /
atau memar.
+
Working Diagnosis

 Berdasarkan anamnesis pemeriksan fisik dan pemeriksaan


penunjang yang ada maka dalam scenario ini pasien dapat
diagnosa mengalami perdarahan eksternal yaitu Caput
succedaneum
+
Faktor Resiko

 diklasifikasikan ke dalam tiga kategori besar:

1. faktor janin

2. mekanisme persalinan,

3. faktor ibu
+
Etiologi

 Caput succedaneum merupakan penumpukan cairan


serosanguineous, subkutan, dan ekstraperiosteal dengan
batas yang tidak jelas

Kelainan ini disebabkan oleh tekanan bagian


terbawah janin saat melawan dilatasi serviks.
+
Epidemiologi

 Caput succedaneum merupakan istilah yang mengacu pada


edema hemoragik yang sangat biasanya dijumpai setelah
persalinan pervaginam. Prevalensi yang dilaporkan adalah
antara 1,8% dan 33,6% dari semua kelahiran vagina, dengan
faktor risiko yang paling umum adalah nuliparitas ibu dan
penggunaan persalinan vakum.
+
Gejala Klinis

 Pembengkakan lunak yang melebar melewati garis sutura,


caput succedaneum susah dibedakan dengan
cephalohematoma jika cephalohematoma bersifat bilateral
+
Patofisiologi

 Faktor Resiko Tekanan keras pada kepala bendungan sirkulasi


kapiler dan limfe + sertai pengeluaran cairan tubuh ke jaringan
ekstravakuler

 Benjolan pada caput berisi cairan serum dan sedikit bercampur dengan
darah, benjolan tersebut dapat terjadi sebagai akibat tumpang tindihnya
(molage) tulang kepala di daerah sutura pada saat proses kelahiran, pada
umumnya molase ini di temukan pada sutura sagitalis.
+
Tatalaksana dan prognosis

 Terapi hanya berupa observasi. Caput succedaneum


biasanya tidak menimbulkan komplikasi dan akan
menghilang beberapa hari setelah kelahiran prognosis baik
+
Kesimpulan

 Berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan penunjang pasien sesuai dengan kasus yang
ada pada skenario bayi ini mengalami caput succedenum
dimana caput succedenum ini Caput succedaneum ini tidak
diperlukan perawatan karena bisa hilang secara spontan
dalam beberapa hari setelah kelahiran

Anda mungkin juga menyukai