Anda di halaman 1dari 25

CASE CONFERENSE

Kasus Menarik Diri:


Isolasi Sosial Pada Tn.B

Disusun Oleh:
1. Adhe Puspita Ningrum
2. Agustinus John
3. Annisa Larasati
4. Desi Nur Ekawati
5. Eltia Hardyanti
6. Teti Mudiawati
Epidemiologi
Menurut WHO menyatakan ada 1 dari 4 orang di
dunia mengalami masalah mental, diperkirakan ada
sekitar 450 juta orang di dunia yang mengalami
gangguan kesehatan jiwa. Berdasarkan (Depkes,
2007), ada 1,74 juta orang mengalami gangguan
mental emosional. Sedangkan 4 % dari jumlah
tersebut terlambat berobat dan tidak tertangani
akibat kurangnya layanan untuk penyakit kejiwaan
ini, krisis ekonomi dunia yang semakin berat
mendorong jumlah penderita gangguan jiwa di
dunia dan Indonesia diperkirakan ada sekitar 50 juta
atau 25 % dari jumlah penduduk Indonesia
mengalami gangguan jiwa
Pengertian
Menarik diri (Isolasi sosial) adalah keadaan
seorang individu yang mengalami
penurunan atau bahkan sama sekali tidak
mampu berinteraksi dengan orang lain di
sekitarnya. Pasien merasa ditolak, tidak
diterima, kesepian dan tidak mampu
membina hubungan yang berarti dengan
orang lain disekitarnya
Etiologi
Menurut Fitria (2009)
 Faktor tumbuh kembang
 Faktor komunikasi dalam keluarga
 Faktor sosial budaya
 Faktor biologi
Manefestasi Klinik
Menurut Dermawan D dan Rusdi (2013) Gejala
Subjektif
1) Klien menceritakan perasaan kesepian atau
ditolak oleh orang lain
2) Klien merasa tidak aman berada dengan orang
lain
3) Respon verbal kurang atau singkat
4) Klien merasa bosan dan lambat menghabiskan
waktu
5) Klien tidak mampu berkonsentrasi dan membuat
keputusan
6) Klien tidak yakin dapat melangsungkan hidup
7) Klien merasa ditolak
Cont ..
 Gejala Objektif
1) Klien banyak diam dan tidak mau bicara
2) Tidak mengikuti kegiatan
3) Banyak berdiam diri di kamar
4) Klien menyendiri dan tidak mau berinteraksi dengan
orang yang terdekat
5) Kontak mata kurang
6) Ekpresi wajah kurang berseri
7) Tidak merawat diri dan tidak memperhatikan
kebersihan diri
8) Tidak atau kurang sadar terhadap lingkungan
sekitarnya
9) Aktifitas menurun
10) Rendah diri
Pengkajian
Pasien Tn.B no rekam medis 21-34-59 usia 31
tahun jenis kelamin laki-laki masuk keruang dukuh
tanggal 04 Maret 2019 dengan alasan masuk klien
berbicara sendiri, klien tertawa sendiri, klien sulit
diatur, klien gelisah.
Saat dilakukan pengkajian pada tanggal 05
Maret 2019 selama klien dirawat diruangan klien
hanya berdiam diri dipojokan ruangan melihat ke
arah luar jendela, klien tidak bersosialisasi dengan
pasien lain. Klien terlihat lebih sering menyendiri,
kontak mata kurang, saat interaksi klien tampak
membisu dan nada bicaranya pelan, mengatakan
sering melihat suster ngesot pada malam hari
sebanyak 2-3 kali dan mengatakan kesal, sedih dan
kepada teman-temanya di panti karena klien sering
dipukuli emosi klien tidak stabil
Cont …
Data Konsep Diri:
Klien mengatakan bagian tubuh yang disukai adalah
wajah. Klien mengetahui bahwa dirinya adalah seorang
laki-laki, belum menikah, kedua orang tuanya telah
meninggal dan saat ini hanya tinggal kakanya di rumah.
Klien hanya bergaul dengan teman-teman di Panti,
melakukan aktivitas sehari-hari dengan temannya di
Panti. Klien mengatakan tidak ada peran yang bisa
dilakukan disini. Klien mengatakan kakaknya tidak
memperdulikannya dan mengatakan dirinya tidak berarti
apa apa.
Diagnosa Keperawatan
Analisa Data
No. Data Masalah
1. DS : - (klien diam) Gangguan Persepsi Sensori:
DO : Klien tampak: Halusinasi penglihatan

 Mulut komat-kamit
 Kurang kooperatif
 Tenang
 Verbal terbatas
 Ekspresi labil (senyum sendiri, tertawa sendiri)
2. DS : - Isolasi sosial : Menarik diri
DO: Klien tampak:
Klien selalu menunduk menghindari kontak mata.
Selalu senderan di pojok ruangan
Verbal terbatas
Kurang kooperatif
Menolak berhubungan dengan orang lain
Tidak sadar terhadap lingkungan sekitar
Tidak ingin berlama-lama saat diajak berinteraksi
Cont …
No. Data Masalah
3. DS: Klien mengatakan bahwa pernah berkelahi dengan Resiko Perilaku Kekerasan
teman di panti
DO: Klien Tampak:
Emosi labil
Mudah tersinggung
Nada ketus
Sering tiba-tiba teriak tidak jelas
Melotot-melotot sendiri
2. DS: klien diam Harga Diri Rendah
DO:
klien menunduk saat diajak bicara
Kontak mata (-)
tidak ada aktivitas
kakanya tidak perduli dengan dirinya
Pohon Masalah
Diagnosa Keperawatan
 Gangguan Sensori Persepsi: Halusinasi
Pendengaran
 Isolasi Sosial
 Harga Diri Rendah
Pembahasan
Pengkajian
Dari perbandingan data menurut teori dan data yang ditemukan
pada klien tidak muncul adanya kesenjangan. Menurut Fitria
(2009) mengatakan bahwa Faktor sosial budaya dapat
mempengaruhi hubungan sosialnya. Hal ini dialami oleh Tn. B
dibuktikan dengan klien mengatakan sering dipukuli oleh teman
dipanti dan klien terlihat kesal saat bercerita. Selain itu tanda
dan gejala Menurut Dermawan D dan Rusdi (2013) ditemukan
hasil data objektif dan subjektif yang terlihat pada Tn B yaitu
tampak selalu menunduk menghindari kontak mata, selalu
sendirian disudut ruangan, verbal terbatas, kurang kooperatif,
lebih banyak diam, menolak berhubungan dengan orang lain,
tidak sadar terhadap lingkungan sekitar.
Diagnosa Keperawatan
Masalah utama/core problem adalah menarik diri: isolasi
sosial, dari isolasi sosial ini dapat menyebabkan gangguan
persepsi sensori : halusinasi penglihatan dan pendengaran.
Tidak terdapat adanya kesenjangan antara pohon masalah
menurut teori yang di dapatkan penulis dengan data klien
Tn. B yang didapatkan di ruangan. Masalah yang dapat
ditemukan juga dengan Tn.B adalah Risiko perilaku
kekerasan yang ditandai dengan klien mengatakan saya
pernah menjadi korban pemukulan dipanti dan harga diri
rendah.
Tindakan Keperawatan
Berdasarkan masalah utama pada Tn.B yaitu dengan
masalah isolasi sosial. Tindakan keperawatan yang dilakukan
pada tanggal 05 Maret 2019- 07 Maret 2019. Tindakan yang
dilakukan yaitu strategi pelaksaan sp 1
1. interaksi dengan bina hubungan saling percaya dengan
klien untuk mengidentifikasi isolasi sosial yang dialami
klien
2. Melakukan kontrak waktu dengan klien selama 10 menit
di R. Dukuh.
3. Menjelaskan kepada klien cara berkenalan diantaranya
 Mengidentifikasi penyebab isolasi sosial : siapa yang
serumah, siapa yang dekat, yang tidak dekat dan apa
sebabnya
 Menjelaskan keuntungan, kerugian punya teman dan
bercakap-cakap,
 Melatih cara berkenalan
 Masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
berkenalan. Kemudian memberikan reirforcement
kepada
Cont …
Respon Tn. B belum mampu melakukan cara
berkenalan. Melakukan evaluasi terhadap Tn. B
tentang perasaannya setelah latihan cara
berkenalan. Memasukan latihan menghardik
halusinasi dalam jadwal kegiatan harian klien. Klien
belum mampu mengidentifikasi penyebab isolasi
sosial : siapa yang serumah, siapa yang dekat, yang
tidak dekat dan apa sebabnya, menjelaskan
keuntungan dan kerugian punya teman serta
bercakap-cakap, melatih cara berkenalan,
masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
berkenalan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
Menarik Diri: Isolasi Sosial belum teratasi , memotivasi
klien untuk melatih cara berkenalan .
Evaluasi
Cont …
Hasil evaluasi setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3 hari di ruang dukuh dengan
diagnosa keperewatan isolasi sosial klien masih
belum mampu mengidentifikasi penyebab isolasi
sosial : siapa yang serumah, siapa yang dekat, yang
tidak dekat dan apa sebabnya, menjelaskan
keuntungan dan kerugian punya teman serta
bercakap-cakap, melatih cara berkenalan,
masukkan pada jadwal kegiatan untuk latihan
berkenalan. Sehingga dapat dikatakan bahwa
Menarik Diri: Isolasi Sosial belum teratasi tindakan
selanjutnya memotivasi klien untuk melakukan cara
berkenalan dan mengulang SP 1 .
Kesimpulan
Setelah melakukan asuhan keperawatan selama 3 hari
pada Tn. B dengan Isolasi Sosial di Ruangan Dukuh
RSKD Duren Sawit, maka pada bab ini penulis dapat
menarik kesimpulan dan saran sebagai berikut :
 Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. B
dengan Isolasi Sosial
 Penulis mampu menentukan masalah keperawatan
pada Tn. B dengan Isolasi Sosial
 Penulis mampu membuat diagnosa keperawatan
pada Tn.B dengan Isolasi Sosial
 Penulis mampu membuat intervensi atau rencana
keperawatan pada Tn.B dengan Isolasi Sosial
 Penulis mampu membuat implementasi atau
tindakan keperawatan pada Tn.B dengan Isolasi
Sosial
 Penulis mampu mengevaluasi asuhan keperawatan
Tn.B pada dengan Isolasi Sosial
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai