Anda di halaman 1dari 18

ANDAL Pelabuhan Kuala

Langsa
 Muhammad Fitra 161111012
 Irsyad Briantama Reza 161111025
 Fisher Inco Rande 161111038
 Lalu M Bustami Wijaya P 161111056
 Agnes Setyaningrum 161117032
Dokumen ANDAL

 Pendahuluan yang berisi maksud dan tujuan khusus dilaksanakannya rencana kegiatan
perbaikan pelabuhan Kuala Langsa- Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.
 Uraian tentang kesesuaian rencana kegiatan perbaikan pelabuhan Kuala Langsa – NAD
dikaitkan dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Langsa, kebijakan
pembangunan pelabuhan dan peraturan perundang-undangan yang terkait;
 Deskripsi kegiatan perbaikan pelabuhan Kuala Langsa yang berisi rencana usaha
dan/atau kegiatan yang diusulkan;
 Kondisi rona lingkungan awal di wilayah studi, dalam hal ini adalah rona setelah tsunami
dan dibandingkan dengan rona sebelum tsunami;
 Kajian dampak lingkungan akibat kegiatan perbaikan pelabuhan Kuala Langsa –NAD
yang mencakup seluruh isu penting dan dampak hipotetik yang tercantum di dalam Bab
IV dari dokumen KA-ANDAL;
 Arahan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
Maksud dan Tujuan Perbaikan
Pelabuhan Kuala Langsa
 Rehabilitasi dan rekonstruksi dan pengemmbangan di Provinsi Nanggroe
Aceh Darussalam dan Kepulauan Nias Provinsi Sumatera Utara pasca
bencana gempa dan tsunami.
*Uraian tentang kesesuaian rencana kegiatan perbaikan pelabuhan Kuala Langsa – NAD dikaitkan
dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Langsa, kebijakan pembangunan pelabuhan
dan peraturan perundang-undangan yang terkait*

 Pelabuhan Kuala Langsa termasuk pelabuhan dengan status diusahakan oleh


PT Pelindo
 Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 308 Tahun 2005 maka
dibentuk Tim Teknis AMDAL Khusus untuk melaksanakan proses pelingkupan
atau penyusunan dokumen Kerangka Acuan ANDAL bagi setiap rencana
kegiatan wajib AMDAL yang terkait dengan pembangunan rehabilitasi dan
rekonstruksi di Aceh pasca bencana gempa dan tsunami.
 Surat Perintah Tugas Ka. Bapedalda Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam Nomor
090/196/2006 tanggal 20 Desember 2006, menugaskan Tim Teknis untuk
melakukan pelingkupan terhadap kegiatan perbaikan dan pembangunan
pelabuhan Kuala Langsa yang terdiri dari ahli yang berasal dari praktisi,
akademisi, birokrasi, ahli dari Kementerian Lingkungan Hidup, ahli dari Badan
Pengendalian Dampak Lingkungan Propinsi NAD dan ahli dari Bapedalda Kota
Langsa.
Rencana Usaha

1. Perbaikan dan pembangunan gedung pelabuhan serta sistem bangunan


lainnya
 Pembangunan kembali Pelabuhan Kuala Langsa yang segera dilaksanakan
hanya mencakup kawasan seluas 15 ha. Kawasan jalan akses dari arah
daratan ke pintu masuk pelabuhan tidak termasuk dalam kegiatan yang
segera dilaksanakan.
 Jalan permanen yang ada harus segera diperbaiki dan dibangun pada lahan
pelabuhan yang sah dengan struktur yang stabil dan perlindungan yang
memadai. Tanpa jalan akses permanen serta sistem jalan di pelabuhan yang
ada termasuk:
 Persyaratan Kepelabuhanan sebagai persyaratan-persyaratan Fasilitas Dasar
Pokok, Fasilitas Fungsional dan Fasilitas Penunjang, maka fungsi Pelabuhan
Kuala Langsa sulit untuk memenuhi persyaratan pelabuhan Komersial yang
sedang direncanakan.
Lay out rencana pengembangan Pelabuhan Kuala Langsa menjadi
pelabuhan regional terpadu dengan didukung oleh kawasan
pengembangan industri di sekitarnya.
2. Survei batimetri untuk memetakan kawasan perairan
Peta batimetri untuk menentukan kedalaman yang memenuhi kedalaman draft kapal
sebesar 9 m ( sedangkan yang ada sekarang hanya ± 5 m ).

3. Pengerukan kolam pelabuhan


Dalam dokumen UNDP (2006) panjang Dermaga dengan Tiiang pancang baja dengan
panjang 75 m dan lebar 20 meter; yaitu yang direncanakan sesuai dengan kedalaman
Draft kapal sebesar 9 m.

4. Pengerukan alur pelayaran untuk penyeberangan


Pengerukan alur pelayaran dilaksanakan termasuk sebagai prasarana bagi Pelabuhan
Penyeberangan sekitar Perairan Pelabuhan yang mengelilingi sisi dalam Pelabuhan
Kuala Langsa yang dikeruk sampai kedalaman Draft Kapal 9,0 meter. Material kerukan
dari pembukaan alur akses pelayaran Penyeberangan ini akan digunakan untuk
mereklamasi sebagian kawasan darat pelabuhan.

5. Jalan akses ke pelabuhan


Hutan Mangrove disekitar area pelabuhan Kuala Langsa yang berada dalam status
Area Konservasi yang perlu dipertahankan secara Berkelanjutan atau Sustainable
Development.
6. Pembangunan Sarana –Prasarana
Berupa Fasilitas Dasar Pokok, Fungsional dan Penunjang Kepelabuhanan Kuala
Langsa perlu dipenuhi, yang merupakan persyaratan Kepelabuhanan, seperti:
Lampu Suar dan Pengarah ke Pelabuhan; Gudang, Kantor Pelabuhan,
Keamanan, Bea Cukai serta persyaratan lainnya yang layak ada di Pelabuhan
Komersial.

7. Perbaikan Dermaga Ro-Ro


Disesuaikan dengan persysratan yang ada sebagaimana dapat dilihat dalam
persyaratannya sebagai Dermaga RO-RO.

8. Pembangunan dan Perbaikan Dermaga Ferry atau Penyeberangan


Dermaga Ferry atau Penyeberangan memerlukan berthing dolphin. Berthing
dolphin perlu disesuaikan dengan persyaratan yang ada yang selayaknya
ada.pada Ferry agar dapat berfungsi melayani kapal-kapal.
9. Reklamasi
 Reklamasi sebagian kawasan darat memanfaatkan material hasil kerukan dari
pembukaan alur masuk.
 Sebagaimana telah disebutkan diatas bahwa Pengerukan alur pelayaran untuk
memenuhi Draft kapal 9 m , ada kawasan darat pelabuhan yang perlu
direklamasi dengan memanfaatkan bahan hasil kerukan dari pendalaman alur
akses pelayaran.

10.Pembangunan sarana –prasarana penunjang lainnya


 Pelabuhan Kuala Langsa dapat memberikan pelayanan paripurna jika
prasarana penunjangnyanya dibangun. Prasarana penunjang mencakup lahan
parkir (dipilah sesuai jenis kendaraan), drainase kawasan, pintu masuk
pelabuhan, jembatan timbang, sarana Ibadah, Koperasi karyawan dan lain-lain.
Kondisi Rona Lingkungan
Pasca Tsunami pelabuhan Kuala Langsa relative tidak mengalami kerusakan
berarti, dapat dilihat perbandingan sebelum dan sesudah Tsunami
Dampak Sesudah Tsunami
Merubah bentang alam
Kerusakan infrastruktur
Musnahnya tanaman pelindung pantai
Pencemaran air tanah
Kajian Dampak Lingkungan
1. Isu lingkungan
 Perubahan bathimetri (topografi/kedalaman laut) sekitar pelabuhan Kuala Langsa ditinjau dari keadaan sebelum
tsunami dan setelah tsunami untuk melihat perubahan kedalaman yang terjadi
 Telaahan secara mendalam kondisi sedimentasi disekitar muara pelabuhan, kaitkan dengan kondisi pasang surut, arus
dan gelombang. Baik sebelum tsunami maupun kondisi setelah tsunami. Kajian agar mempertimbangkan rencana
pendalaman kolam pelabuhan dengan Draft kapal 7 m dari pada studi terdahulu menjadi 9 m yang direncanakan
(lampirkan hasil pengukuran kedalaman)
 Uraikan bahwa konstruksi Dermaga aman dari ganguan laut (terjangan gelombang, kedalaman perairan, operasional
kapal, sedimentasi) kaitkan dengan elevasi Chart Datum yang baru dengan kestabilan struktur
 Kaji rencana pembuatan alur pelayaran dengan persyaratan draft kapal 9 m di kolam pelabuhan dikaitkan dengan
rutinitas pelayaran yang akan melewati alur tersebut. Kaji dampak pembukaan alur akses pelayaran terhadap pola
arus, sedimentasi, kestabilan struktur Dermaga dan kestabilan lereng daratan disebelah laut akses tersebut.
 Kaji potensi abrasi di pantai sekitar Dermaga yang dimungkinkan timbul karena aktifitas gelombang dan aktifitas kapal
yang menyebabkan pengikisan garis pantai sekitar dan klarifikasikan apakah kegiatan menimbulkan dampak penting
dalam bentuk abrasi disepanjang Dermaga dan pantai disebelah kolam pelabuhan.
 Kaji pengalokasian jalur hijau disepanjang sisi laut lepas untuk mengurangi terpaan material pasir oleh angin. Jalur ini
juga dapat menambah estetika kawasan pelabuhan
 Rencana pengelolaan limbah baik limbah padat maupun limbah cair dari aktivitas pelabuhan dan terminal sesuai
dengan peraturan yang berlaku. Outlet pembuangan ke badan air harus memperhatikan keberlanjutan ekosistem
pantai sekitar terutama mangrove , pemukiman, asset masyarakat yang ada.
 Kaji dan prediksikan penurunan kualitas air baik kekeruhan/ peningkatan TSS yang diakibatkan pada saat kontruksi dan
juga yang diakibatkan ceceran oli/minyak maupun limbah domestik kapal pada saat aktivitas pelabuhan serta
dampaknya terhadap biota perairan
 Kaji peningkatan timbulnya limbah domestik dari aktifitas terminal dan limbah domestik dari kapal komersial dan ferry
/penyeberangan.
2. Isu Transportasi
 Pastikan bench mark yang digunakan sudah dikalibrasi kembali terhadap chart
datum (CD)
 Kaji kondisi akses jalan ke pelabuhan baik secara teknis (kemampuan jalan
menampung beban kendaraan yang lewat, dan tinggi Dermaga yang
melindungi dari gelombang) maupun keabsahan lahan
 Kaji peningkatan volume arus lalu lintas perairan dan lalu lintas daratan
 Kaji rute transportasi khususnya jalur-jalur yang digunakan untuk pengangkutan
bahan dari lokasi sumber bahan galian ke lokasi pembangunan Pelabuhan Kuala
Langsa. Uraikan (antara lain kepadatan lalu lintas, kebisingan, tingkat kecelakaan
lalu lintas, kerusakan jalan, pencemaran udara maupun keabsahan lahan)
terhadap kondisi dan pengguna jalan yang dilalui termasuk pemukiman
disepanjang rute jalan yang dilalui pada saat kontruksi maupun pasca konstruksi.

Kaji perencanaan terminal transit antar moda dengan memperhatikan sejarah
bahwa sejak lama sekali di kawasan Kuala Langsa sudah ada himpunan
pengusaha transportasi umum atau perlu didirikan untuk memenuhi hal ini
 Diskripsikan standar operasi manajemen lalu lintas pelayaran untuk keselamatan
pelayaran.
4. Pengelolaan Kawasan Pelabuhan
 Rencanakan sistem navigasi yang menjamin keamanan dan keselamatan
pelayaran
 Standar operasi manajemen lalulintas perairan diperlukan untuk keamanan dan
keselamatan pelayaran.
 Kaji ketentuan-ketentuan pelayaran dan berkoordinasi dengan Panglima Laut
Kota Banda Aceh. Hasil kajian dimasukan kedalam Standar operasi pada butir 2

5. Isu Kesehatan Masyarakat


 Kaji potensi perubahan kesehatan lingkungan pelabuhan akibat pengaruh dari
pencemaran buangan limbah padat dan limbah cair. Gunakan data yang
bersumber dari masyarakat sekitar, Puskesmas dan/atau kantor Dinas Kesehatan
Kota Langsa.
6. Isu Sosial Ekonomi Budaya
 Kaji tanggapan dan persepsi masyarakat atas pembangunan perbaikan
pelabuhan Kuala Langsa – NAD melalui kegiatan sosialisasi rencana kegiatan
perbaikan pelabuhan Kuala Langsa kepada masyarakat sekitarnya
 Kaji dan uraikan potensi timbulnya konflik sosial akibat kesenjangan
pendapatan, kesempatan kerja dan persaingan usaha antara penduduk lokal
dan pendatang,
 Prediksikan perubahan pendapatan masyarakat akibat terbukanya
kesempatan kerja dan peluang usaha dikawasan pelabuhan dalam kaitan
peningkatan PAD
 Rencanakan penggunaan tenaga kerja dengan memprioritaskan tenaga kerja
lokal
 Uraikan rencana penegakan kamtibmas dikawasan pelabuhan
 Kaji potensi program pemberdayaan masyarakat (Comunity Development)
agar masyarakat tidak bergantung dengan adanya kegiatan pelabuhan.
7. Isu Tata Ruang dan lahan
 Kaji perubahan tata ruang wilayah setelah tsunami dikaitkan dengan
pembangunan kembali pelabuhan, kajian disesuaikan dengan rencana detail
tata ruang Kota

Langsa Pasca tsunami yang melingkupi penggunaan lahan dan ruang di
kawasan rehabilitasi pelabuhan
 Kaji aspek kebersihan dan sanitasi kawasan dikaitkan dengan peningkatan
pelayanan, kenyaman dan keindahan.
 Diskripsikan kondisi bentang alam lokasi pelabuhan sebelum terjadinya tsunami
dan pasca tsunami sebelum perbaikan pelabuhan
 Uraikan penataan kawasan darat pelabuhan (layout rehabilitasi pelabuhan)
untuk menciptakan ketertiban dan kepastian hukum bagi para penguna
pelabuhan dengan memperhatikan estetika kawasan pelabuhan
 Kaji status lahan kawasan pelabuhan dan jalan akses setelah pasca tsunami
dengan berkoordinasi instansi terkait (BPN Kota Langsa, Bagian Tata
Pemerintahan Kota Langsa, Dinas Prasarana Jalan dan SDA Kota Langsa, Dinas
Tata kota dan Pemukiman Kota Langsa)
Batas Wilayah Studi

 Batas Proyek
Batas proyek difokuskan ke rencanan kegiatan perbaikan dan
pembangunan, kemudian areal pengambilan material termasuk rute
transportasinya. Luas lahan untuk pengembangan Pelabuhan ialah 15 Ha
termasuk daerah lingkungan kerja perlabuhan.
 Batas Ekologis
Batas ekologis rencana perbaikan dan pembangunan pelabuhan ialah di
DAS Kuala Langsa.
 Batas Administrasi
Batas administrasi difokkuskkan kepada kecamatan Langsa Barat dan
Kecamatan lalin yang dianggap relevan di Kota Langsa yaitu mengacu pada
RTRW kota yang relevan.
Batas Wilayah Studi

 Batas Sosial
Btas social difokuskan pada pemukiman di kecamatan Langsa Barat yang
meliputi desa-desa dei kecatan tersebut.
Sekian dan Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai