Pada tikus I dengan BB 96 gr, diberikan aquadest dengan volume pemberian
0,891 ml pada awal sebelum diberikan aquadest volume udem pada kaki tikus 1,5 cm, kemudian setelah diberikan aquadest pada menit ke-0 volume udem naik menjadi 2,1 cm, pada menit ke-15 naik lagi menjadi 2,4 cm, pada menit ke-30 dan 45 menurun menjadi 2,3 cm dan 2,2 dan pada menit ke-60 volume volume udem naik kembali menjadi 2,6 cm. Pada tikus II dengan BB 110 gr, diberikan Na-diklofenak dengan volume pemberian sebanyak 0, 891 ml pada awal sebelum diberikan Na-diklofenak volume udem pada kaki tikus 1,4 cm, kemudian setelah diberikan Na- diklofenak pada menit ke-0 volume udem 1,9 cm, pada menit ke-15 dan 30 volume udem naik menjadi 2,3 cm dan 2,7 cm, pada menit ke 45 dan 60 volume udem menurun menjadi 1,9 cm dan 1,6 cm. Lanjutan..... Pada tikus III dengan BB 103 gr, diberikan infus rimpang temu putih 5% dengan volume pemberian 1, 29 ml, pada awal sebelum diberikan infus rimpang temu putih volume udem pada kaki tikus 1,3 cm kemudian pada menit ke-0 setelah diberikan infus rimpang temu putih, volume udem pada kaki tikus 1,8 cm, pada menit ke 15 volume udem menurun manjadi 1,6 cm, pada menit ke-30 volume udem naik kembali manjadi 2 cm, pada menit ke 45 volume udem menurun manjadi 1,5 cm dan pada menit ke-60 volume udem naik menjadi 1,5 cm. Pada tikus IV dengan BB 119 gr, diberikan infus rimpang temu putih 10% dengan volume pemberian 1, 49 ml, pada awal sebelum diberikan infus rimpang temu putih volume pada kaki udem 1,6 cm kemudian pada menit ke- 0 setelah diberikan infus rimpang temu putih volume udem pada kaki tikus 1,6 cm pada menit ke 15 dan 30 volume udem naik menjadi 1,8 cm dan 1,9 cm, pada menit ke 45 volume udem menurun 1,5 cm dan pada menit ke-60 volume udem naik menjadi 2,3 cm. Lanjutan.... Pada tikus v dengan BB 116 gr, diberikan infus rimpang temu putih 20% dengan volume pemberian 1, 45 ml pada awal sebelum diberikan infus rimpang temu putih volume udem pada kaki tikus 2cm, kemudian pada menit ke-0 dan 15 setelah diberikan infus rimpang temu putih volume udem pada kaki tikus 2,4 cm dan 2,5 cm, pada menit ke 30 dan 45 volume udem menurun menjadi 2,2 cm dan 1,5 cm dan pada menit ke 60 volume udem naik menjadi 2,7 cm. Pada tikus I, II dan Iv sudah terlihat onset mulai dari menit ke 45 yang ditandai dengan volume udem kaki tikus yang mengecil, kemudian pada menit ke 60 volume udem semakin kecil yang artinya obat semakin bereaksi, pada tikus III terdapat onset mulai menit ke 15 yang ditandai dengan volume udem pada kaki tikus mengecil dan pada menit ke 30 volume udem naik kembali, hal ini disebabkan karena ketika memasukkan obat secara oral, mengakibatkan tikus 3 muntah. Sedangkan pada tikus v didapatkan onset pada menit ke 30 dan 45, dan pada menit ke 60 volume udem naik kembali hal ini disebabkan karena kesalahan dalam memasukkan sediaan, dari percobaan di atas persen efektifitas infus rimpang temu putih konsentrasi 5% sudah mampu menyamai persen efektifitas Na-diklofenak Pada tikus I volume udem terus bertambah dengan diberikan aquadest karena aquadest tidak memiliki khasiat sebagai antiinflamasi, pada tikus II setelah diamati selama 60 menit volumenya hampir sama dengan volume awal karena diberikan Na-diklofenak, yang memang mempunyai efek antiinflamasi sehingga dapat disimpulkan memiliki efek terapi yang sesuai, dan pada tikus III, IV dan V yang diberikan infus rimpang temu putih terlihat adanya pengecilan volume udem pada ukuran semula. Hal ini menunjukkan efek terapi yang diberikan dari infus rimpang temu putih sebagai antiinflamasi