perdarahan post partum DISUSUN OLEH 1. MELLINDA BUDIARTI 2. MIRA NURHASANAH 3. MUSTIKA 4. NAZMA ALFALAEL Pengertian
perdarahan pasca persalinan
didefinisikan kehilangan darah 500 cc dalam persalinan pervaginam atau 1000 cc dalam persalinan perabdominal. (Ramanathan G,Arulkumaran S ,2006) Jenis perdarahan 1. Perdarahan Postpartum Primer, atau Perdarahan Pasca Persalinan Segera Perdarahan pasca persalinan primer terjadi dalam 24 jam pertama. Penyebab utama perdarahan pasca persalinan primer adalah atonia uteri, retensio plasenta, sisa plasenta, robekan jalan lahir dan inversio uteri. Terbanyak dalam 2 jam pertama. 2. Perdarahan Persalinan Sekunder atau perdarahan pasca persalinan lambat Perdarahan pasca persalinan sekunder terjadi setelah 24 jam pertama. Perdarahan pasca persalinan sekunder sering diakibatkan oleh infeksi, penyusutan rahim yang tidak baik (subinvolusio uteri), atau sisa plasenta yang tertinggal. Faktor Yang Menyebabkan Post Partum 1. Grandemultipara 2. Jarak persalinan pendek kurang dari 2 tahun 3. Persalinan yang dilakukan dengan tindakan pertolongan kala uri sebelum waktunya, pertolongan persalinan oleh sukun, persalinan dengan tindakan paksa, persalinan dengan narkosa Diagnosis Pada setiap perdarahan post partum harus dicari apa penyebabnya secara ringkas membuat diagnosis adalah seperti bagan dihalaman berikut :
1. Palpasi uterus bagaimana kontraksi uterus dan tinggi fundus uteri
2. Memeriksa plasenta dan ketuban : apakah lengkap atau tidak
3. Lakukan eksplorasi kavum uteri untuk mencari :
a. Sisa plasenta dan ketuban
b. Robekan rahim
c. Plasenta suk senturiata
4. Inspekulo : untuk melihat robekan pada serviks, vagina dan varises yang pecah
Atonia uteri Tergantung pada banyaknya perdarahan dan derajat atonia uteri dibagi dalam: 1. Tahap I : Perdarahan yang tidak begitu banyak dapat diatasi dengan pemberian uterotonika, massa dan memasang gurita. 2. Tahap II : bila perdarahan belumterhenti dan bertambah banyak, selanjutnya berika infuse dan transfuse darah dan dapat diberikan : Manuver zongoweister Manuver fritch Kompresi Bimanual Kompresi Aorta Tamponade utero vaginal 3. Tahap III : bila semua usaha diatas tidak menolong juga maka usaha terakhir adalah menghilangkan sumber perdarahan, dapat ditempuh dengan 2 (dua) cara yaitu dengan meligasi arteri hipogastrika/histerektomi. Retensio plasenta Penanganan a) Retensio plasenta dengan perdarahan Segera lakukan manual plasenta b) Retensio plasenta tanpa perdarahan Pastikan keadaan umum Pasang infuse Beri tranfus Proteksi dengan antibiotic Mempersiapkan plasenta manual dengan keadaan pengaruh nakrosa c) Prosedur plasenta manual Perlukaan jalan lahir Penanganan 1. Perbaikan robekan tingkat I dan II Umumnya robekan tingkat I dapat sembuh sendiri tidak perlu di jahit 2. Jika robekan panjang dan dalam, periksa apakah robekan itu tingkat III dan IV: Masukkan jari tangan dengan memakai handscun ke dalam anus Identifikasi spingter Rasakan tonus dari spingter Ganti sarung tangan Jika spingter kena, lihat reparasi robekan tingkat III dan IV Jika spingter utuh lanjutkan reparasi Antisepsis di daerah robekan PENGERTIAN Rest Plasenta (Sisa Plasenta) Sisa plasenta dan ketuban yang masih tertinggal dalam rongga rahim dapat menimbulkan perdarahan postpartum dini atau perdarahan pospartum lambat (biasanya terjadi dalam 6 – 10 hari pasca persalinan). Pada perdarahan postpartum dini akibat sisa plasenta ditandai dengan perdarahan dari rongga rahim setelah plasenta lahir dan kontraksi rahim baik. Pada perdarahan postpartum lambat gejalanya sama dengan subinvolusi rahim, yaitu perdarahan yang berulang atau berlangsung terus dan berasal dari rongga rahim. Perdarahan akibat sisa plasenta jarang menimbulkan syok Penanganan pada kejadian Post Partum Sekunder 1. sisa plasenta dapat dikeluarkan secara manual. Kuretase harus dilakukan di rumah sakit dengan hati-hati karena dinding rahim relatif tipis dibandingkan dengan kuretase pada abortus. 2. Setelah selesai tindakan pengeluaran sisa plasenta, dilanjutkan dengan pemberian obat uterotonika melalui suntikan atau per oral. 3. Antibiotika dalam dosis pencegahan sebaiknya diberikan.