Anda di halaman 1dari 22

DEFENISI

 Stroke atau cedera serebrovaskular(CVA),


adalah kehilangan fungsi otak yang diakibatkan oleh
berhentinya suplai darah ke bagian otak. (Brunner &
Suddarth)
 Stroke adalah gangguan neurologik mendadak
yang terjadi akibat pembatasan atau terhentinya
aliran darah melalui sistem suplai arteri otak.(Sylvia
A. Price)
ETIOLOGI

 Trombosis
 Embolisme serebral
 Iskemia
 Hemoragi serebral
MANIFESTASI KLINIS

 Tiba-tibamengalami kelemahan atau


kelumpuhan pada separuh badan
 Gangguan bicara dan bahasa
 Gangguan penglihatan
 Gangguan daya ingat
 Nyeri kepala
 Kesadaran menurun
 Gangguan fungsi otak
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

 Angiografi serebral
 Skan CT
 Pungsi lumbal
 MRI
KOMPLIKASI
 Hipoksiaserebral
 Penurunan aliran darah serebral
 Embolisme serebral .
PENATALAKSANAAN
 Pasien di tempatkan di posisi lateral atau semi
telungkup dengan kepala tempat tidur.
 Jantung di periksa untuk abnormalitas dalam ukuran
irama serta tanda gagal jantung kongestif .
 Diuretic untuk menurunkan edema serebral
 Antikougula untuk mencegah terjadinya atau
memberatnya trombosit atau embolisasi dari tempat
lain dalam system cardiovaskuler .
PENCEGAHAN
 Menurunkan tekanan darah
 Mencegah Diabetes
 Mengurangi kegemukan
 Rajin berolahraga.
 Mengubah gaya hidup
ASUHAN KEPERAWAN
 PENGKAJIAN
 AKTIVITAS/ISTIRAHAT
 SIRKULASI
 PERNAPASAN
 NYERI/KENYAMANAN
 MAKANAN/CAIRAN
 ELIMINASI
 INTEGRITAS EGO
 INTERAKSI SOSIAL
 KEAMANAN
DIAGNOSA

 Resiko peningkatan TIK b/d


penambahan isi otak sekunder
terhadap hipoksia, edema otak.
 Gangguan persepsi sensori b/d
perubahan hubungan dengan
penekanan pada saraf sensori.
 Gangguan perfusi jaringan otak b/d
perubahan serebral.
 Kerusakan mobilitas fisik b/d
kelemahan dan kelumpuahan.
INTERVENSI

Diagnosa 1 :
Resiko peningkatan TIK b/d penambahan isi otak
sekunder terhadap hipoksia, edema otak.
Goal : setelah dilakukan tindakan keperawatan
klien tidak mengalami peningkatan tekanan intra
kranial.
Objektif : tidak terdapat tanda peningkatan
tekanan intra kranial (TIK)
INTERVENSI RASIONAL
Pantau tanda dan gejala peningkatan TIK Deteksi dini peningkatan TIK .
 Tekanan darah
 Nadi
 Respirasi
 Keluahan sakit kepala hebat

Tinggikan kepala tempat tidur 15-30 Meninggikan kepala dapat membantu


derajat kecuali ada kontra indikasi . hindari drainage vena.
mengubah dengan cepat .
Berikan obat obatan sesuai dengan
pesanan :  Menurunkan tekanan darah.
 Anti hipertensi  Mencegah terjadinya trombosit.
 Anti koangulan.
Pertahankan lingkungan tenang ,sunyi dan Meningkatkan istirahat dan menurunkan
pencahayaan redup. rangsangan membantu menurunkan TIK.
DIAGNOSA 2
Gangguan persepsi sensori b/d perubahan
hubungan dengan penekanan pada saraf
sensori.
 Goal : klien dapat mempertahankan tingkat
kesadaran dan fungsi persepsi.
 Objektif : klien dapat menunjukan perilaku
untuk mengkompensasi terhadap perubahan
sensori.
INTERVENSI RASIONAL
Evaluasi adanya gangguan penglihatan catat Munculnya gangguan penglihatan dapat
adanya penurunan lapang pandang perubahan berdampak negative terhadap kemampuan pasien
ketajaman persepsi bidang horisontal /vertical untuk menerima lingkungan dan mempelajari
adanya diplopia pandangan ganda. kembali keterampilan motorik dan meningkatkan
resiko terjadinya cedera.
Ciptakan lingkungan yang sederhana pindahkan menurunkan / membatasi jumlah stimulasi
perabot yang membahayakan. penglihatan yang mungkin dapat menimbulkan
kebingungan terhadap interpretasi lingkungan
menurunkan resiko terjadinya kecelakaan.

Kaji kesadaran sensorik , seperti membedakan Penurunan kesadaran terhadat sensorik dan
panas /dingin, tajam/tumpul ,posisi bagian tubuh/ kerusakan perasaan berpengaruh buruk terhadap
otot rasa,persendian. keseimbangan /posisi tubuh dan kesesuaian dari
gerakan yang menggangu ambulasi
meningkatkan resiko terjadinya trauma.

Bicara dengan teman , perlahan , dengan Pasien mungkin mengalami keterbatasan dalam
menggunakan kalimat yang pendek . pertahankan rentang perhatian atau masalah pemahaman
kontak mata . .tindakan ini dapat membantu pasien untuk
berkomunikasi .
DIAGNOSA 3
 Gangguan perfusi jaringan otak b/d perubahan
serebral.
 Goal :
Mempertahankan tingkat kesadaran
biasanya/membaik, fungsi kongnitif, dan
motorik/sensori.
 Objektif :
Mendemonstrasikan status sirkulasi yang ditandai
dengan : Tekanan systole dan diastole dalam rentan
yang diharapkan .
INTERVENSI RASIONAL

Mandiri
Pantau/catat status neurologi sesering mungkin Mengetahui kecenderungan tingkat kesadaran
dan bandingkan dengan keadaan normalnya dan pontensial peningkatan TIK dan mengetahui
/standar . lokasi luas , dan kemajuan /resolusi kerusakan
SSP .
Frekuensi dan irama jantung ; auskultasi adanya Perubahan terutama adanya bardicardia dapat
murmur terjadi sebagai akibat adanya kerusakan otak .
distrimia dan mur mur mungkin mencerminkan
adanya penyakit jantung yang mungkin telah
menjadi pencetus CSV ( seperti stroke )

Catat perubahan dalam penglihatan ,seperti Gangguan penglihatan yang spesifik


adanya kebutaan, gangguan lapang mencerminkan daerah otak yang terkena ,
padang/kedalaman persepsi mengidinkasikan keamanan yang yang harus
mendapat perhatian dan menpengaruhi
intervensi yang akan di lakukan.
Letakan kepala dengan posisi agak ditinggikan Menurunkan tekanan arteri dengan
dan dalam posisi anatomis (netral) meningkatkan drainase dan meningkatkan
sirkulasi /penrfusi serebral .
Diagnosa 4 :
Kerusakan mobilitas fisik b/d kelemahan dan
kelumpuahan.
 Goal :
klien mampu melaksanakan aktivitas fisik sesuai
dengan kemampuannya.
 Objektif :
Tidak terjadi kontraktur sendi
Klien menunjukan tindakan untuk meningkatkan
mobilitas.
INTERVENSI RASIONAL

Ubah posisi klien tiap 2 jam Menurunkan resiko terjadinya iskemia jaringan
akibat sirkulasi darah yang jelek pada daerah
yang tertekan.
Ajarkan klien untuk melakukan latihan gerak Gerakan aktif memberikan massa, tonus dan
aktif pada ekstremitas yang tidak sakit. kekuatan otot serta memperbaiki fungsi jantung
dan pernafasan.
Berikan papan kaki pada ekstremitas dalam Otot volunter akan kehilangan tonus dan
posisi fungsional kekuatannya biala tidak dilatih untuk digerakan.

Gunakan penyangga lengan ketika pasien Selama paralisis flaksid pengunaan penyagga
‘berada dalam posisi tegak , sesuai indikasi. dapat menurunkan risiko terjadinya subluksasio
lengan dan “ sindrom bahu lengan’’.

Tinggikan tangan dan kepala . Meningkatkan aliran balik vena dan membantu
mmencegah terbentuknya edema.
EVALUASI

1. Peningkatan TIK teratasi


2. Persepsi sensori teratasi
3. Perfusi jaringan adekuat
4. Kerusakan mobilitas fisik teratasi

Anda mungkin juga menyukai