Anda di halaman 1dari 15

LISONOPRIL,BISOPROLOL,

SPIRONOLACTONE,dan FUROSEMIDE

SYIFA SYAHIRAH
1608260088
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK
LISONOPRIL
Golongan Ace Inhibitor
• Angiotensin converting enzyme inhibitor (acei) menghambat secara
kompetitif pembentukan angiotensin II dari prekursor angiotensin I yang
inaktif, yang terdapat pada darah, pembuluh darah, ginjal, jantung,
kelenjar adrenal dan otak.
• Angiotensin II merupakan vaso‐konstriktor kuat yang memacu
pengelepasan aldosteron dan aktivitas simpatis sentral dan perifer.
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

FARMAKOKINETIK
Diabsorpsi dengan baik pada pemberian oral dengan bioavailabilitas 70-75%.
Pemberian bersama makanan akan mengurangi absorpsi sekitar 30%, oleh
karena itu obat ini harus diberikan 1 jam sebelum makan. Sebagian besar ace-
inhibitor mengalami metabolisme di hati, kecuali lisinopril yang tidak di
metabolisme. Eliminasi umumnya melalui ginjal, kecuali fosinopril yang
mengalami eliminasi di ginjal dan bilier (farmakologi & terapi FKUI,2012)
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

FARMAKODINAMIK
• Ace-inhibitor menghambat perubahan A I menjadi A II sehingga terjadi
vasodilatasi dan penurunan sekresi aldosteron. Selain itu degradasi
bradikinin juga di hambat sehingga kadar bradikinin dalam darah meningkat
dan berperan dalam efek vasodilatasi ace-inhibitor.
• Vasodilatasi secara langsung akan menurunkan tekanan darah, sedangkan
berkurangnya aldosteron akan menyebabkan ekskresi air dan natrium dan
resistensikalium.
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

• Akibatnya terjadi ekskresi air dan natrium,sedangkan kalium mengalami


retensi sehingga ada terjadinya hiperkalemia terutama pada gangguan
fungsiginjal. Di ginjal ace-inhibitor menyebabkan vasodilatasi arteri renalis
sehingga meningkatkan aliran darah ginjal dan secara umum akan
memperbaiki laju filtrasi glomerulus(farmakologi & terapi FKUI,2012)
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

EFEK SAMPING
• Hipotensi : dapat terjadi pada awal pemberian ace-inhibitor
• Batuk kering : paling sering terjadi terutama padawanita,terjadi pada malam
hari. Dapat terjadi segera atau setelah beberapa lama pengobatan.
• Hiperkalemia : dapat terjadi pada pasien dengan gangguanfungsi ginjal.
• Edema angioneurotik : terjadi pada 0,1-0,2% pasien
berupa pembengkakan di hidung,bibir, tenggorokan, laring dansumbatan
jalan napas yang bisa berakibat fatal.
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

EFEK SAMPING
• Gagal ginjal akut : hal ini disebabkan dominasi efek ace-inhibitor pada
arteriol eferen yang menyebabkan tekananfiltrasi glomerulus semakin
rendah sehingga filtrasiglomerulus semakin berkuang.
• Proteinuria : jarang terjadi, secara umum ace-inhibitor diindikasikan untuk
mengurangi proteinuria, karena obat ini bersifat renoprotektif pada berbagai
kelainan ginjal.
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

BISOPROLOL
GOLONGAN BETA BLOCKER
Beta blocker memblok beta‐adrenoseptor. Reseptor ini diklasifikasikan menjadi reseptor
beta‐1 dan beta‐2. Reseptor beta‐1 terutama terdapat pada jantung sedangkan reseptor
beta‐2 banyak ditemukan di paru‐paru, pembuluh darah perifer, dan otot lurik. Reseptor
beta‐2 juga dapat ditemukan di jantung, sedangkan reseptor beta‐1 juga dapat dijumpai
pada ginjal. Reseptor beta juga dapat ditemukan di otak.
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

• Terapi menggunakan beta‐blocker akan mengantagonis semua efek tersebut sehingga


terjadi penurunan tekanan darah.
• Beta‐blocker diekskresikan lewat hati atau ginjal tergantung sifat kelarutan obat dalam
air atau lipid. Obat‐obat yang diekskresikan melalui hati biasanya harus diberikan
beberapa kali dalam sehari sedangkan yang diekskresikan melalui ginjal biasanya
mempunyai waktu paruh yang lebih lama sehingga dapat diberikan sekali dalam sehari.
• Beta‐blocker tidak boleh dihentikan mendadak melainkan harus secara bertahap,
terutama pada pasien dengan angina, karena dapat terjadi fenomena rebound.
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

EFEK SAMPING EFEK SAMPING


• Bradikardia • Mimpi buruk kadang dialami, terutama
pada penggunaan beta‐blocker yang
• Gangguan kontraktil miokard
larut lipid seperti propanolol.
• Tangan‐kaki terasa dingin karena
• Impotensi juga dapat terjadi.
vasokonstriksi akibat blokade reseptor
beta‐2 pada otot polos pembuluh darah • Beta‐blockers non‐selektif juga
perifer. menyebabkan peningkatan kadar
trigilserida serum dan penurunan hdl.
• Hipoglikemia
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

SPIRONOLACTONE,dan FUROSEMIDE
 GOLONGAN DIURETK TIAZID
Diuretik tiazid adalah diuretic dengan potensi menengah yang menurunkan tekanan
darah dengan cara menghambat reabsorpsi sodium pada daerah awal tubulus distal
ginjal, meningkatkan ekskresi sodium dan volume urin.
Tiazid juga mempunyai efek vasodilatasi langsung pada arteriol, sehingga dapat
mempertahankan efek antihipertensi lebih lama. Tiazid diabsorpsi baik pada
pemberian oral, terdistribusi luas dan dimetabolisme di hati.
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

• Efek diuretik tiazid terjadi dalam waktu 1‐2 jam setelah pemberian dan
bertahan sampai 12‐24 jam, sehingga obat ini cukup diberikan sekali sehari.
• Efek antihipertensi terjadi pada dosis rendah dan peningkatan dosis tidak
memberikan manfaat pada tekanan darah, walaupun diuresis meningkat
pada dosis tinggi.
• Efek tiazid pada tubulus ginjal tergantung pada tingkat ekskresinya, oleh
karena itu tiazid kurang bermanfaat untuk pasien dengan gangguan fungsi
ginjal.
FARMAKOKINETIK DAN FARMAKODINAMIK

 EFEK SAMPING
• Peningkatan eksresi urin oleh diuretik tiazid dapat mengakibatkan hipokalemia,
hipo‐ natriemi, dan hipomagnesiemi.
• Hiperkalsemia dapat terjadi karena penurunan ekskresi kalsium. Diuretik tiazid juga
dapat mengganggu toleransi glukosa (resisten terhadap insulin) yang
mengakibatkan peningkatan resiko diabetes mellitus tipe 2.
• Efek samping yang umum lainnya adalah hiperlipidemia, menyebabkan peningkatan
LDL dan trigliserida dan penurunan HDL. 25% pria yang mendapat diuretic tiazid
mengalami impotensi, tetapi efek ini akan hilang jika pemberian tiazid dihentikan.
1. HTTP://WWW.DRUGS.COM/DRUG-INTERACTIONS/LISINOPRIL-WITH-VALSARTAN1476-0-2288-
0.HTML TATRO,DS.(2009).
2. DRUG INTERACTION FACTS.© 2009 BY WOLTERS KLUWER HEALTH, INC.
3. BRITISH NATIONAL FORMULARY (52). LONDON: BRITISH MEDICAL ASSOCIATION AND ROYAL
PHARMACEUTICAL SOCIETY OF GREAT BRITAIN; 2006

Anda mungkin juga menyukai