Anda di halaman 1dari 24

JOURNAL

LONG-TERM TRENDS IN GLAUKOMA-RELATED BLINDNESS IN OLMSTED COUNTRY,


MINNESOTA
Pembimbing :
dr. Suyatno Sp.M

Oleh :
Jonathan Eko A S.Ked (J500100002)
Luluk Yuniar Rizka S.Ked (J500100108)
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2015
Abstrak

Keterbatasan
Pendahuluan
penelitian

Long-term Trends
in glaukoma-
related blindness
in olmsted
country,
Minnesota

Diskusi Metode

Hasil
Tujuan

• Untuk menentukan kecenderungan longitudinal pada


kemungkinan kebutaan akibat glaukoma sudut terbuka (OAG) di
Olmsted County, Minnesota, 1965-2009.
Waktu
Desain dan
peneletian tempat Minnesota 1
Studi berbasis penelitian
januari 1965
kohort,
dan 31
Retrospektif
desember 2000
Sampel • Semua warga Olmsted County, Minnesota
(usia ≥40 tahun) yang didiagnosis dengan

penelitian OAG antara 1 Januari 1965, dan 31


Desember 2000.

• Semua catatan medis yang tersedia dari


setiap insiden kasus OAG dilihat sampai
dengan 31 Desember 2009

Metode • Daftar untuk subjek yang didiagnosis pada


periode 1965-1980 dibandingkan dengan
daftar subjek yang didiagnosis pada
periode 1981-2000 dengan menggunakan
tes log-rank dan model regresi Poisson.
Hasil
Kemungkinan kebutaan berhubungan dengan
glaukoma minimal 1 mata pada 20 tahun
menurun dari 25,8% (95% confidence interval
[CI], 18,5-32,5) untuk subjek yang didiagnosis
pada 1965-1980 menjadi 13,5% (95% CI, 8,8-
17,9) untuk subjek yang didiagnosis pada 1981-
2000 (P = 0,01). Insiden populasi kebutaan
dalam waktu 10 tahun dari diagnosis menurun
dari 8,7 per 100 000 (95% CI, 5,9-11,5) untuk
subjek yang didiagnosis pada 1965-1980
menjadi 5,5 per 100 000 (95% CI, 3,9-7,2) untuk
subjek didiagnosis di 1981-2000 (P = 0,02). Usia
yang lebih tinggi pada diagnosis dikaitkan
dengan peningkatan risiko kebutaan (P <0,001).
Glaukoma merupakan penyebab utama kebutaan
ireversible di seluruh dunia.

60.5 juta orang terkena dampak glaukoma sudut terbuka


(OAG) dan glaukoma sudut tertutup pada tahun 2010,
meningkat hingga 79.6 juta pada tahun 2020, dan dari
jumlah ini 74% mengalami OAG.1

Glaukoma mempengaruhi lebih dari 2.7 juta orang pada


usia >40 tahun di negara amerika serikat, atau sekitar
19% dari populasi.2

Penyebab kebutaan nomor dua pada bangsa kulit hitam,


setelah katarak, dan penyebab kebutaan nomor tiga
pada kulit putih setelah degenerasi makula dan katarak.
3-5
perubahan
karakteristik dalam
Tapi, pengurangan
disk optik dan lapisan
Kriteria diagnosis TIO tetap menjadi
serat saraf retina, dan
glaukoma telah satu-satunya
ketergantungan pada
mengalami perubahan pengobatan untuk
penurunan tekanan
glaucoma
intraokular yang tinggi
(IOP).
METODE

penelitian pada seluruh penduduk Olmsted County, Minnesota, yang


baru didiagnosis dengan OAG antara tahun 1965 dan 2000 
Rochester Epidemiology Project (REP)

Data dari studi yang dilaporkan sebelumnya memeriksa kejadian


glaukoma dan kebutaan di Olmsted, penduduk Kabupaten
didiagnosis dengan OAG selama periode 1965-1980 difollow up
sampai 1995

Data yang baru dikumpulkan untuk subjek didiagnosis dengan OAG


selama periode 1981-2000, dipantau hingga akhir 2009.
Kriteria inklusi
• OAG sebagai primer
• exfoliasi glaukoma
• glaukoma pigmentasi
• terapi hipertensi okular (OHT).

Kriteria eklusi
• ada glaukoma sebelumnya
• glaukoma karena penyebab sekunder (misalnya,
neovascular, uveitic, bawaan, sudut tertutup)
• sudut tertutup
AMERICAN ACADEMY OF
OPHTHALMOLOGY PREFERRED PRACTICE
(1) kerusakan saraf optik
konsisten dengan glaukoma
(penyempitan fokus, atau
bentukan dari optik rim disc,
atau kelainan lokal dari lapisan
peripapiller serabut saraf
retina)

(2) bidang visual (VF)


mengalami kerusakan
konsisten dengan kerusakan
pada lapisan serat saraf retina
(nasal step, cacat bidang
arkuata, atau depresi
paracentral dalam kelompok
situs test).
usia saat diagnosis, jenis kelamin, tanggal inisiasi dan jenis terapi,
jenis OAG, ketajaman visual ( VA), TIO, hasil tes VF, dan
penampilan disc optik, ditinjau pada diagnosis awal dan selama
periode follow-up.

Kebutaan didefinisikan sebagai koreksi terbaik dari ketajaman


visual ≤20 / 200 yang diukur dengan Snellen atau penyempitan
lapang pandang sampai ≤20 °
KEMUNGKINAN KEBUTAAN BERKAITAN
DENGAN GLAUKOMA

Analisis Kaplan-Meier
digunakan untuk
memperkirakan 10-, 15-, dan
20-tahun kemungkinan
kumulatif kebutaan terkait
minimal 1 mata, serta di kedua
mata  pada kedua set data

kemungkinan kebutaan untuk


2 penelitian dibandingkan
dengan menggunakan uji log-
rank. Signifikansi P <0,05.
INSIDEN PENDUDUK DENGAN KEBUTAAN
BERKAITAN DENGAN GLAUKOMA

2 model untuk menghitung dan menilai


kecenderungan dalam insiden populasi kebutaan
akibat glaukoma.

pertama, kita menghitung kejadian populasi


tahunan OAG terkait kebutaan untuk dataset
baru (1981-2000) atas dasar pengembangan
kebutaan kapan saja selama periode follow up
dari penelitian (1981-2009).

kedua untuk menilai tren longitudinal pada


kejadian populasi kebutaanterkait glaukoma
didasarkan pada kejadian populasi kebutaan
pada setidaknya 1 mata dalam 10 tahun
diagnosis awal glaukom
HASIL
 Tabel 1
TABEL 2
KEMUNGKINAN KEBUTAAN BERKAITAN
DENGAN GLAUKOMA
INSIDEN POPULASI KEBUTAAN BERKAITAN
DENGAN GLAUKOMA
USIA DAN GENDER SEBAGAI FAKTOR RISIKO
KEMAJUAN UNTUK KEBUTAAN

Jenis kelamin bukanlah faktor risiko glaukoma


terkait kebutaan unilateral oleh kriteria VA atau
VF P = 0.49 dan 0,93, masing-masing), atau
kebutaan bilateral dengan VA atau VF (P = 0,24
dan 0,40, masing-masing) selama periode 1965-
2000 .

Namun, usia yang lebih tua saat diagnosis


adalah faktor risiko yang signifikan untuk
kebutaan unilateral dan bilateral, menggunakan
kriteria VA atau VF (P <0,001).
DISKUSI
kebutaan akibat glaukoma dalam
periode (1981-2000) konsisten dengan
hasil Broman et al, yang menggunakan
durasi follow up dan tingkat perubahan
rata-rata penyimpangan dalam
perimetry otomatis standar untuk
memperkirakan bahwa 15 % pasien
dengan OAG akan dinilai buta
setidaknya 1 mata dengan kriteria VF
dalam hidup mereka.

Hasil penelitian kami menunjukkan


bahwa kemungkinan 20-tahun
pengembangan menjadi kebutaan pada
setidaknya 1 mata telah menurun secara
signifikan dari masa studi sebelumnya
1965-1980, awalnya dilaporkan oleh
Hattenhauer et al,16 untuk masa studi
saat ini 1.981-2.000.
Kemungkinan alasan penurunan
kebutaan akibat OAG
• Pertama, perbaikan dalam teknik
manajemen glaukoma dari tahun 1965 –
2009
• kesadaran masyarakat yang lebih baik
terhadap glaukoma dapat menyebabkan
tingkat yang lebih tinggi diagnosis
glaukoma asimtomatik
KETERBATSAAN PENELITIAN

Penelitian
menggunakan
data rekam

90.8 % bangsa
kulit putih
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai