Anda di halaman 1dari 17

PENAFSIRAN DALAM HUKUM

TATA NEGARA
Disusun Oleh Kelompok 4
 Penafsiran merupakan kegiatan yang sangat
penting dalam hukum dan ilmu hukum,
penafsiran merupakan metode untuk
memahami makna yang terkandung dalam
teks teks hukum untuk dipakai dalam
menyelesaikan kasus-kasus atau mengambil
keputusan atas hal-hal yang dihadapi secara
konkrit. Di samping itu, dalam bidang hukum
tata negara, penafsiran dalam hal ini judicial
interpretation (penafsiran oleh hakim), juga
dapat berfungsi sebagai metode perubahan
konstitusi dalam arti menambah, mengurangi,
atau memperbaiki makna yang terdapat
dalam suatu teks undang-undang dasar.
Teori Penafsiran Menurut Arief Sidharta
 Teori penafsiran letterlijk atau harfiah (what does the word mean?)
 Teori penafsiran gramatikal atau interpretasi bahasa (what does it
linguistically mean?)
 Teori penafsiran historis (what is historical background of the
formulation of a texy)
 Teori penafsiran sosiologis (what does social context of the event to
be legally judged)
 Teori penafsiran sosio-historis (what does the social context behind
the formulation of the text)
 Teori penafsiran filosofis (what is philosophical thought behind the
ideas formulated in the text
 Teori penafsiran teologis (what does the articles would like to
achieve by the formulated text)
 Teori penafsiran holistik
 Teori penafsiran holistik tematis-sistematis (what is the theme of the
articles systematically according to the grouping of the formulation)
Metode Penafsiran
Teori penafsiran Metode Penafsiran
literlijk atau harfiah Gramatikal (bahasa)

 Memfokuskan pada  Menekankan pada


arti atau makna kata makna teks yang di
 Merupakan dalamnya kaidah
penafsiran yang hukum dinyatakan
pertama ditempuh
atau usaha
permulaan untuk
menafsirkan
Metode Penafsiran Metode Penafsiran
Restriktif Ekstensif

 Menurut Pitlo dan  Menurut Pitlo dan


Sudikno, membatasi Sudikno, hasil
penafsiran sesuai penafsiran ini melebihi
dengan kata yang hasil penafsiran
maknanya sudah gramatikal.
tertentu  Merupakan kebalikan
dari penalaran metode
restriktif.
 Penafsiran restriktif
bersifat membatasi,
sedangkan penafsiran
ekstensif bersifat
memperluas,
Metode Penafsiran Metode Penafsiran
Otentik Sistematik

 Menurut Utrecht,  Menafsirkan menurut


merupakan sistem yang ada
penafsiran sesuai dalam hukum itu
dengan tafsir yang sendiri
dinyatakan oleh
pembuat undang-
undang (legislator)
dalam undang-
undang itu sendiri.
Metode Penafsiran
Sejarah Undang- Metode Penafsiran Historis
Undang dalam Arti Luas

 Bedasarkan pada  Metode penafsiran ini


makna historis yang untuk mencari dan
terkandung dalam menemukan makna
perumusan undang- historis suatu
pengertian normatif
undang itu sendiri
dalam undang-undang,
penafsir juga harus
merujuk pendapat-
pendapat pakar dari
masa lampau.
 Termasuk merujuk pada
hukum-hukum masa
lalu yang relevan.
Metode Penafsiran Metode Penafsiran
Sosio-Historis Sosiologis

 Berkenan dengan  Berdasarkan pada


persoalan what does the penafsiran yang
social context behind the
bersifat sosiologis.
formulation of the text.
 Berbeda dari penafsiran
 Konteks sosial ketika
historis, dalam suatu naskah
penafsiran sosio-historis dirumuskan dapat
ini dipertimbangkan pula dijadikan perhatian
berbagai konteks untuk menafsirkan
perkembangan naskah.
masyarakat yang
melahirkan norma yang
hendak ditafsirkan itu
dengan seksama.
Metode Penafsiran Metode Penafsiran
Teleologis Holistik
 Berpusat pada  Mengaitkan penafsiran
persoalan, apa tujuan suatu naskah hukum
yang hendak dicapai dengan konteks
oleh norma hukum yang keseluruhan jiwa dari
ditentukan. naskah hukum tersebut
 Penafsiran ini difokuskan  Sehingga kandungan
pada penguraian atau makna yang diatur di
formulasi kaidah-kaidah
dalamnya tidak dapat
hukum menurut tujuan
dipahami pasal demi
dan jangkauannya
pasal, melainkan harus
dimengerti sebagai
satu kesatuan yang
menyeluruh (holistik).
Metode Penafsiran Metode Penafsiran
Tematis-Sistematis Antisipatif atau Futuristik

 Disini yang menjadi  Merujuk pada suatu


pusat perhatian rancangan undang-
adalah what be the undang yang sudah
substantive theme of mendapat
the articles persetujuan
formulated, or how bersama, tetapi
to understand the belum disahkan
substantive theme of secara formil
the articles
systematically
according to the
grouping of the
formulation
Metode Penafsiran Metode Penafsiran
Evolutif-Dinamis Komparatif

 Istilah ini digunakan  Pitlo dan Sudikno


oleh Visser't Hoft mengartikan
karena metode penafsiran ini
penafsiran evolutif- sebagai kegiatan
dinamis ini dilakukan menafsirkan dengan
karena adanya cara
perubahan membandingkan
pandangan dalam dengan berbagai
dinamika kehidupan sistem hukum
masyarakat.
Teori Penafsiran Metode Penafsiran
Filosofis Interdisipliner

 Berfokus pada aspek  Menurut Pitlo dan


filosofis yang Sudikno,
terkandung dalam menggunakan logika
norma hukum yang penafsiran dengan
hendak ditafsirkan. menggunakan
bantuan banyak
cabang ilmu
pengetahuan,
banyak cabang ilmu
hukum itu sendiri,
ataupun dari banyak
metode penafsiran.
Metode Penafsiran Metode Penafsiran Kreatif
Multidisipliner (Creative Interpretation)

 Berbeda dari metode  Menurut Dworkin,


interdisiplin interpretasi kreatif
dapat digunakan, tetapi
 Cukup menggunakan hanya terhadap kasus-
satu cabang ilmu di kasus dari interpretasi
luar ilmu hukum. conversational.
 Penafsiran ini dimaksud
untuk mengungkap
maksud penyusun atau
maksud dalam tulisan.
Metode Penafsiran Metode Penafsiran
Artistik Konstruktif

 Upaya untuk  Menurut Dworkin,


memahami suatu dapat dilakukan
maksud dilakukan dengan tiga tahap.
melalui pemaknaan 1. Tahap pra-penafsiran
ungkapan kesadaran 2. Tahap interpretasi
mental 3. Setelah tahap
 Dalam hal ini, penafsiran, penafsir
maksudnya selalu menyesuaikan
lebih kompleks dan pendiriannya
problematikal. tentang praktik
sebenarnya atau
menyelesaikan.
Metode Penafsiran
Konversasional

 Penafsiran ini menandai


makna dalam
menjelaskan motif-motif
dan maksud mengenai
makna yang dirasakan
pembicara dan
menyimpulkan sebagai
pernyataan tentang
maksud pembicara
dalam mengatakan apa
yang dia perbuat.
Hermeneutika Hukum
 Hermeneutika atau  Ilmu hukum adalah sebuah
eksemplar Hermeneutik in
metode memahami optima forma, yang
atau metode diaplikasikan pada aspek
interpretasi kehidupan bermasyarakat.
dilakukan terhadap  Sebab dalam menerapkan
Ilmu Hukum ketika
teks secara holistik menghadapi kasus hukum,
dalam bingkai maka kegiatan interpretasi
keterkaitan antara tidak hanya dilakukan
teks konteks, dan terhadap teks yuridis,
tetapi juga terhadap
kontekstaulisasi kenyataan yang
menyebabkan munculnya
masalah hukum itu sendiri.
 Titik tolak hermeneutika adalah  Kegiatan penafsiran
kehidupan manusiawi produk merupakan aktivitas yang
budayanya, termasuk teks- inheren terdapat dalam
teks hukum yang dihasilkan keseluruhan sistem
olehnya. bekerjanya hukum dan ilmu
 Tujuan hermeneutika hukum itu hukum itu sendiri.
adalah untuk menempatkan
perbedaan kontemporer
 Akan tetapi dalam
tentang penafsiran atau perkembangannya sejak
interpretasi hukum di dalam zaman dahulu sampai
rangka hermeneutika pada sekarang, ilmu hukum juga
umumnya. belum juga berusaha
 Ilmu hukum kontemporer memberikan tempat yang
sebenarnya telah membawa khusus pada kegiatan
dalam dirinya sendiri interpretasi itu sebagai pusat
kelemahan-kelemahan yang perhatian yang utama.
bersifat bawaan.

Anda mungkin juga menyukai