Pembimbing
Prof. M. Sjaifuddin Noer, dr., Sp.B, Sp.BP-RE (K)
PENDAHULUAN
Laserasi canalikuli lakrimalis sering pada
laserasi eyelid
16% dari 180 px cedera eyelid (Herzum et al. )
4
ANATOMI
5
TRAUMA SACCUS DAN
DUCTUS NASOLACRIMALIS
Jarang terjadi
Evaluasi setelah 1-3 bulan pasca
trauma, setelah edema hilang
6
CEDERA NASOLACRIMALIS
Kerusakan pada sistem drainase lacrimal
Telecanthus
Displacement globe
Epiphora
Dacryocystitis
Edema
Ecchymoses
Lacerasi
Evaluasi lacrimal dan tendon canthal medial (traction test)
Pemeriksaan ocular
Penunjang :
Bone : sering disertai trauma NOE CT scan
Curiga benda asing CT Scan
9
Dye Test
Dye Test
Bubble Test
PRINSIP PENANGANAN
Reaproksimasi bagian distal dan proksimal
robekan canaliculus,
Menyokong canaliculus dan membiarkannya
sembuh,
Mengembalikan anatomi normal palpebra
13
ALAT
Loop
Mikroskop
Basic lacrimal set:
Punctal dilator
Bowman probes
Crawford intubation system
Spekulum nasal
Pigtail Probe
14
crawford intubation
15 bowman probes
Laserasi Canaliculi
Repair dalam 24-48 jam
Microsurgical :loop atau microscope
Konstriksi mukosa nasal :oxymethazoline
atau phenylephrine 0,25%
Intubasi bicanalicular : gold standard
16
Crawford Intubation
17
Repair Bicanalicular
18
Repair Bicanalicular
19
Repair Bicanalicular
Repair Monocanalicular
Tidak bisa digunakan pada laserasi
punctum dan avulsi cantus medial
21
Tube monocanalicular
Repair Monocanalicular
22
Pigtail probe
26
Dacryocystorhinostomy
PERAWATAN POST OP
Tidur setengah duduk
Kompres es
Dilarang menggosok(“mengucek”) mata
Pemberian tetes mata antibiotik-steroid
4x/hari selama 1 minggu
Antibiotik oral bila perlu
Silicone stent dilepas 4–5 minggu
28
KOMPLIKASI
Intraoperative: Jangka Panjang :
Perdarahan Pyogenic granuloma
Trauma canaliculus Keratoconjunctivitis
Kebocoran LCS Terlepasnya tube
Post operative:
Epifora
Perdarahan
Infeksi
Fistula
Prolapse stent
Hypertrophic scar
Tidak terbentuk drainase
29
KESIMPULAN
● Pemeriksaan seksamapenting
● Tentukan prioritas repair
● Repair primer lebih baik daripada sekunder
● Repair dapat ditundakondisi optimal
● Debridement yang baikpenting
● Reposisi jaringan kesejajaran anatomis
● Jangan membuang jaringan bila tidak perlu
30
REFERENSI
31
Terima kasih
LOGO
www.themegallery.com
32