Anda di halaman 1dari 32

Oleh

Betha Egih Riestiano

Pembimbing
Prof. M. Sjaifuddin Noer, dr., Sp.B, Sp.BP-RE (K)
PENDAHULUAN
 Laserasi canalikuli lakrimalis sering pada
laserasi eyelid
 16% dari 180 px cedera eyelid (Herzum et al. )

 36% dari 66 px cedera eyelid (Naik et al)

 Sendul et al (2014)42 pasien (7,55%) dari 556


laserasi eyelid, usia rata2(26th), rasio gender
(laki-laki: perempuan=5,3:1), paling sering (KLL
kendaraan bermotor)
ANATOMI

4
ANATOMI

5
TRAUMA SACCUS DAN
DUCTUS NASOLACRIMALIS

 Jarang terjadi
 Evaluasi setelah 1-3 bulan pasca
trauma, setelah edema hilang

6
CEDERA NASOLACRIMALIS
 Kerusakan pada sistem drainase lacrimal
 Telecanthus
 Displacement globe
 Epiphora
 Dacryocystitis

 Anamnesis MOI (tumpul/tajam, kekuatan cedera, benda


asing(anak-anak))
 Abrasi, laserasi irregular dan avulsi parsial seringtrauma
tumpul daripada trauma tajam
 Cedera kepala / cervikal, fraktur maksilofacial, blowout
fracture, trauma okuli dan ruptur bola mataperhatian
 Evaluasi
7 trauma lainnyastabilisasi sesuai ATLS
CEDERA NASOLACRIMALIS
PEMERIKSAAN
Klinis :
 Soft tissue:

 Edema
 Ecchymoses
 Lacerasi
 Evaluasi lacrimal dan tendon canthal medial (traction test)
 Pemeriksaan ocular

Penunjang :
 Bone : sering disertai trauma NOE CT scan
 Curiga benda asing CT Scan
9
Dye Test
Dye Test
Bubble Test
PRINSIP PENANGANAN
 Reaproksimasi bagian distal dan proksimal
robekan canaliculus,
 Menyokong canaliculus dan membiarkannya
sembuh,
 Mengembalikan anatomi normal palpebra

13
ALAT
 Loop
 Mikroskop
 Basic lacrimal set:
 Punctal dilator
 Bowman probes
 Crawford intubation system
 Spekulum nasal
 Pigtail Probe

14
crawford intubation

15 bowman probes
Laserasi Canaliculi
 Repair dalam 24-48 jam
 Microsurgical :loop atau microscope
 Konstriksi mukosa nasal :oxymethazoline
atau phenylephrine 0,25%
 Intubasi bicanalicular : gold standard

16
Crawford Intubation
17
Repair Bicanalicular

18
Repair Bicanalicular

19
Repair Bicanalicular
Repair Monocanalicular
Tidak bisa digunakan pada laserasi
punctum dan avulsi cantus medial

21

Tube monocanalicular
Repair Monocanalicular

22
Pigtail probe

• Digunakan pada trauma


canaliculus yang berat, dimana
canaliculus sulit ditemukan
• 10% anomali sistem kanalikulus
(hati-hati)
• Nylon 3.0  stent, nylon 6.0
jahit laserasi
• Pertahankan stent 3-4 minggu
(epitelialisasi)
(Smiths
23
JW, Aston SJ, 2013)
Pigtail Probe
“Single Stitch”

Dengan Nylon 8.0


PENANGANAN
 Pemasangan silicone tube pada punctum sampai
saccus dan ductus nasolacrimalis tidak boleh
dipaksakan

 Obstruksi persistent system nasolacrimal


Dacryocystorhinostomy (6 bulan post trauma)

26
Dacryocystorhinostomy
PERAWATAN POST OP
 Tidur setengah duduk
 Kompres es
 Dilarang menggosok(“mengucek”) mata
 Pemberian tetes mata antibiotik-steroid
4x/hari selama 1 minggu
 Antibiotik oral bila perlu
 Silicone stent dilepas 4–5 minggu

28
KOMPLIKASI
 Intraoperative:  Jangka Panjang :
Perdarahan Pyogenic granuloma
Trauma canaliculus Keratoconjunctivitis
Kebocoran LCS Terlepasnya tube
 Post operative:
Epifora
Perdarahan
Infeksi
Fistula
Prolapse stent
Hypertrophic scar
Tidak terbentuk drainase

29
KESIMPULAN
● Pemeriksaan seksamapenting
● Tentukan prioritas repair
● Repair primer lebih baik daripada sekunder
● Repair dapat ditundakondisi optimal
● Debridement yang baikpenting
● Reposisi jaringan kesejajaran anatomis
● Jangan membuang jaringan bila tidak perlu

30
REFERENSI

1. Leatherbarrow B. The management of eyelid and


lacrimal trauma. In Oculoplastic Surgery.London,
2011: 2nd Ed. p : 531-546
2. Della Rocca DA. Nasolacrimal System Injury . In
Atlas of Lacrimal Surgery. Berlin, 2007, p : 91-101.
3. Illif N T. The Lacrimal Outflow System. In Soft
Tissue Surgery in Craniofacial Region. USA, 2007,
p: 130-2.

31
Terima kasih

LOGO
www.themegallery.com
32

Anda mungkin juga menyukai