Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Anggota Keompok 3 :
1. Asil Khusna Azizah (03)
2. Dewi Yulia Pratiwi (06)
3. Istianah (11)
4. Khoirunnisa Kurnia Putri (12)
5. Nur Sangadah (17)
XII Akuntansi 4
2018/2019
Menganalisis
dan Mengevaluasi Makna
Q.S. Luqman Ayat 13-14
Isi Kandungan
Q.S. Luqman Ayat 13-14
Menyembah
Allah swt.
sebagai Ungkapan
Rasa Syukur Kaitan antara Beribadah dan Bersyukur
kepada Allah Swt. dalam
Q.S. Luqman ayat 13-14
Menganalisis
dan Mengevaluasi Makna Q.S.
Luqman Ayat 13-14
Makna Q.S. Luqman ayat 13-14
Isi Kandungan
Q.S. Luqman Ayat 13-14
Dalam Q.S. Luqman ayat 13-14
menginformasikan atau berisi tentang wasiat
Luqman kepada anaknya:
1.
Perintah menyembah Allah tanpa menyekutukan-
Nya
2.
3.
Definisi Ibadah
Ibadah
Secara istilah berarti mengesakan dan mengagungkan
Allah sepenuhnya serta menghindarkan diri dan
menundukann jiwa kepada-Nya (makna berdekatan)
Kesimpulan:
Ibadah merupakan bentuk penyembahan manusia kepada Allah Swt dengan
upaya pendekatan kepada -Nya, melakukan segala yang diperintahkan-Nya
dan meninggalkan segala yang dilarang-Nya, serta melakukan hal yang
diizinkan-Nya.
Hakikat dan Makna Ibadah
1.
Karena memang hakikat diciptakannya manusia adalah untuk
beribadah dan memurnikan ketaatan Allah. (QS. Az Zariyat ayat
56).
Definisi ibadah disini jangan terlalu sempit, tetapi harus imbang.
Maksudnya adalah ibadah bukan hanya ibadah saja, tetapi segala
aktivitas manusia dalam kehidupan sehari hari bisa terhitung
sebagai ibadah jika dilakukan atas dasar dorongan agama, bekerja
untuk pemenuhan nafkah keluarga.
2.
Sebagai tanda syukur kepada-Nya atas segala nikmat yang tak
terhingga besarnya dan tak terhitung jumlahnya.
3. Manusia wajib beribadah karena merupakan konsekuensi dari
janji sumpah setia kepada Allah saat berada dalam alam rahim
(kandungan QS. Al araf 172)
Ibadah Ghairu
Ibadah Mahdhah
Mahdhah
Ibadah Mahdhah
a.
Melaksanakan wâjibât (perkara-perkara yang diwajibkan) dan mandûbât
(perkara-perkara yang dianjurkan) yang asalnya tidak masuk ibadah, dengan
niat mencari wajah Allah.
Misalnya:
1. Mengeluarkan harta untuk keperluan diri sendiri, seperti makan, minum, dan
sebagainya, dengan niat menguatkan badan dalam melaksanakan ketaatan
kepada Allâh.
2. Berbakti kepada orang tua dengan niat melaksanakan perintah Allâh.
3 Memberi nafkah kepada anak dan istri dengan niat melaksanakan perintah
Allâh Subhanahu wa Ta’ala .
4. Mendidik anak dan membiayai sekolahnya dengan niat agar mereka bisa
beribadah kepada Allâh dengan baik.
5. Menikah dengan niat menjaga kehormatan diri sehingga tidak terjatuh ke
dalam zina.
6. Memberi pinjaman hutang dengan niat menolong dan mencarai pahala Allâh.
7. Memberi hadiah kepada orang dengan niat mencari wajah Allâh.
8. Memuliakan tamu dengan niat melaksanakan perintah Allâh.
9. Memberi tumpangan kepada seorang yang tua agar sampai ke tempat tujuannya
dengan niat mencari wajah Allâh.
b.
a.
Makna Berbuat Baik Kpd Kedua Orang Tua
Berbakti kepada orang tua adalah Berbuat baik terhadap
orang tua (birrul walidain) memberi kebaikan atau
berkhidmat kepada keduanya serta mentaati perintahnya
(kecuali yang ma'siat) dan mendoa'kannya apabila keduanya
telah wafat.
b.
Hukum Berbuat Baik Kpd Ortu
Berbuat baik kepada kedua orang tua hukumnya wajib, baik
waktu kita masih kecil, remaja atau sudah menikah dan
sudah mempunyai anak bahkan saat kita sudah mempunyai
cucu. Ketika kedua orang tua kita masih muda atau sudah
lanjut usianya bahkan pikun kita tetap wajib berbakti
kepada keduanya. Bahkan lebih ditekankan lagi apabila
kedua orang tua sudah tua dan lemah
Sebagaimana firman Allah Swt. dalam Q.S. Al-Isra' ayat 23 dan 24:
Pertama :
Keadaaan usia lanjut adalah keadaan dimana keduanya
membutuhkan perlakuan yang lebih baik karena keadaannya pada
saat itu sangat lemah. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
َ ضى َرب َُّك أَالَّ تَ ْعبُدُوا ِإآل ِإيَّاهُ َوبِ ْال َوا ِلدَي ِْ ِ ِإ ْح
سانًا َ ََوق
"Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai
berumur lanjut (dalam pemeliharaanmu), maka sekali-kali janganlah
kamu mengatakan kepada keduanya perkataan 'ah' dan janganlah
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan
yang mulia." (Al-Isra`: 23).
Ke Dua :
Rendah hati terhadap keduanya. Allah swt. berfirman :
Ke Tiga :
Mendoakan keduanya; baik semasa hidupnya ataupun sesudah
meninggalnya. Allah Subhanahu Wata’ala berfirman :
“Ya Tuhanku, ampunilah aku, ibu bapakku, dan siapapun yang memasuki
rumahku dengan beriman dan semua orang yang beriman laki-laki dan
perempuan . Dan janganlah Engkau tambahkan bagi orang-orang yang
zalim itu selain kehancuran.”
Ke Enam :
Melunasi hutangnya dan melaksanakan wasiatnya, selama tidak
bertentangan dengan syari'at. Rasulullah sallallahu ‘alaihi wasallam
membenarkan ucapan seorang wanita yang berpendapat bahwa
hutang ibunya wajib dilunasi, dan Rasulullah sallallahu ‘alaihi
wasallam menambahkan bahwa hutang kepada Allah Subhanahu
Wata’ala berupa puasa nadzar, lebih berhak untuk dilunasi.
Ke Tujuh :
Menyambung tali kekerabatan mereka berdua, seperti paman dan
bibi dari kedua belah pihak, kakek dan nenek dari kedua belah
pihak.
Ke Delapan :
Memuliakan teman-teman mereka berdua. Rasulullah sallallahu
‘alaihi wasallam memuliakan teman-teman istrinya tercinta Khadijah
radhiallahu ‘anha, maka kita muliakan pula teman-teman istri kita.
Dan teman-teman orang tua kita lebih berhak kita muliakan, karena
di dalamnya ada penghormatan kepada orang tua kita.
d.
Hikmah Berbuat Baik kepada Orang Tua
Q.S. Saba : 13
Artinya :
“Para jin itu membuat untuk Sulaiman apa yang dikehendakinya
dari gedung-gedung yang Tinggi dan patung-patung dan piring-
piring yang (besarnya) seperti kolam dan periuk yang tetap
(berada di atas tungku). Bekerjalah Hai keluarga Daud untuk
bersyukur (kepada Allah). dan sedikit sekali dari hamba-hambaKu
yang berterima kasih ”. (QS. Saba: 13).
Ayat ini tergolong surah Makkiyah yang tidak ditemukan asbab
al-Nuzul,
ayat ini menjelaskan bahwa Allah menyebut-nyebut apa yang
pernah Dia anugrahkan kepada Sulaiman as,. Yaitu mereka
melaksanakan perintah Sulaiman as untuk membuat istana-
istana yang megah dan patung-patung yang beragam tembaga,
kaca dan pualam. Juga piring-piring besar yang cukup untuk
sepuluh orang dan tetap pada tempatnya, tidak beripndah
tempat. Allah berkata kepada mereka “agar mensyukuri-Nya
atas segala nikmat yang telah Dia limpahkan kepada kalian”.
Cara Bersyukur Kepada Allah
Yaitu bentuk syukur yang diucapkan dengan lisan, baik kepada Allâh,
juga kepada sesama manusia. Syukur lisan kepada Allâh antara lain
kita mengucapkan kalimat al-Hamdulillah. Ibnu Abbas menyebutkan
al-Hamdulillah adalah kalimat syukur, jika hamba menyebut al-
Hamdulillah, Allâh Swt berfirman, Syakaranî ‘Abdî. Pada kesempatan
lain Ia mengatakan al-Hamdu adalah al-Syukru dan al-Iqrâru
bini’amihi wa hidâyatihi. Dan Jalaludin al-Suyuthi (I:30) mengutif
riwayat Ibnu Jarir dan al-Hâkim, menyebutkan hadits Nabi Saw,
“Rasulullah Saw bersabda, apabila kalian mengucapkan “al-
Hamdulillahi Rabbil ‘Alamin” dengan demikian engkau telah bersyukur
kepada Allâh dan Dia akan menambah ni’mat-Nya” Dan syukur lisan
kepada sesama manusia dilakukan dengan mengucapkan kata-kata
pujian, kata yang baik (al-Madhu-Al-Tsana`u) terhadap orang yang
berbuat ihsan (baik), sebagai ungkapan rasa syukur
(Al-Maraghi, I:29)
c. Syukr sâiri al-Jawârih (Syukur semua anggota badan)
2.
Menemukan ketenangan batin dan kedamaian hati dalam
menjalani semua aktivitas sehari-hari karena kerelaannya
dalam menyikapi pemberian Allah Swt.
3.
Terhindar dari siksa api neraka, karena telah menjdi hamba
yang tahu diri dengan selalu bersyukur atas karunia Allah Swt.
Sebagaimana yang dijanjikan-Nya dalam Q.S. Ibrahim ayat 7.
PERTANYAAN
1. Sebutkan contoh cara bersyukur dalam
kehidupan sehari hari? (Alinda K. 02)
2. Jelaskan mengapa hakikat ibadah
sebagai cinta? (Intan S. 09)
3. Sebutkan kiat kiat untuk pelajar agar
selalu bersyukur dalam menghadapi
segala hal? (Luthfiah F. 14)