Anda di halaman 1dari 11

PETA KONSEP

Laelasari, M. Pd.
Peta konsep atau peta
pembelajaran
 metode mempelajari konsep yang
ditemukan oleh Tony Buzan.
 cara dinamik untuk menangkap
butir-butir pokok informasi yang
signifikan.
Hal-hal yang harus diperhatikan
 Sudut pandang ilmiah, peta konsep dapat ditampilkan
dan berperan sebagai dasar pengembangan teori, atau
sebagai dasar untuk membuat generalisasi atau inferensi.

 Sudut pandang seni, peta konsep dapat ditampilkan dan


berperan untuk membuat pembaca menjadi senang karena
keindahan tampilan kerangka pikir yang dituangkan dalam
peta konsep.
Konsep ini didasarkan pada cara kerja otak kita
menyimpan informasi. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa otak kita tidak menyimpan
informasi dalam kotak-kotak sel saraf yang
terjejer rapi melainkan dikumpulkan pada sel-sel
saraf yang berbercabang-cabang yang apabila
dilihat sekilas akan tampak seperti cabang-cabang
pohon.
Cara kerja Peta Pikiran adalah menuliskan tema utama sebagai
titik sentral / tengah dan memikirkan cabang-cabang atau
tema-tema turunan yang keluar dari titik tengah tersebut dan
mencari hubungan antara tema turunan. Itu berarti setiap kali
kita mempelajari sesuatu hal maka fokus kita diarahkan pada
apakah tema utamanya, poin-poin penting dari tema yang
utama yang sedang kita pelajari, pengembangan dari setiap
poin penting tersebut dan mencari hubungan antara setiap
poin. Dengan cara ini maka kita bisa mendapatkan gambaran
hal-hal apa saja yang telah kita ketahui dan area mana saja
yang masih belum dikuasai dengan baik.
Beberapa hal penting dalam membuat
peta pikiran ada dibawah ini, yaitu:
1. Pastikan tema utama terletak ditengah-tengah
2. Dari tema utama, akan muncul tema-tema
turunan yang masih berkaitan dengan tema utama
3. Cari hubungan antara setiap tema dan tandai
dengan garis, warna atau simbol
4. Gunakan huruf besar
5. Buat peta pikiran di kertas polos dan hilangkan
proses edit
6. Sisakan ruangan untuk penambahan tema
Peta konsep digunakan untuk menyatakan hubungan yang
bermakna antar konsep-konsep yang terbentuk
menjadi proposisi.

Seseorang hanya bisa mengembangkan Peta Konsep jika


pemahaman terhadap konsep-konsep yang akan dipetakan sudah
benar.

Pemahaman yang kurang tepat mengenai sebuah konsep, akan


menyebabkan peta yang tidak logis, sehingga sulit dipahami.

Proposisi yang muncul menjadi tidak jelas, sehingga Ia harus bisa


memahami konsep yang umum, dan yang kurang umum, untuk
bisa membuat struktur pengetahuan yang jelas.
Dengan bantuan Peta Konsep yang dapat
memecahkan sebuah masalah yang kompleks ke
dalam sub-bagian yang lebih kecil, kemudian
bagian tersebut akan dipecah lagi sampai ke
ujung-ujungnya (Divide and Conquer). Dengan
melihat peta konsep orang dapat melihat dengan
kecepatan penyerapan masing-masing untuk
memahami suatu masalah yang kompleks.

Anda mungkin juga menyukai